Etiologi PPP
Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan postpartum yang terjadi dalam
24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri.
Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan postpartum yang terjadi
setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh
infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal.
Faktor risiko PPP dapat ada saat sebelum kehamilan, saat kehamilan, dan saat
persalinan. Faktor risiko sebelum kehamilan meliputi usia, indeks massa tubuh, dan
riwayat perdarahan postpartum. Faktor risiko selama kehamilan meliputi usia,
indeks massa tubuh, riwayat perdarahan postpartum, kehamilan ganda, plasenta
previa, preeklampsia, dan penggunaan antibiotik. Sedangkan untuk faktor risiko
saat persalinan meliputi plasenta previa anterior, plasenta previa mayor,
peningkatan suhu tubuh >37⁰, korioamnionitis, dan retensio plasenta.
Source :
Briley A, Seed PT, Tydeman G, Ballard H, Waterstone M, Sandall J, et al. 2014.
Reporting errors, incidence and risk factors for postpartum haemorrhage and
progression to severe PPH: a prospective observational study. BJOG An
International Journal of Obstetrics and Gynaecology.
2. Etiologi atonia
Faktor predisposisinya:
a) Regangan rahim berlebihan yang diakibatkan kehamilan gemeli, polihidramnion,
atau bayi terlalu besar.
b) Kehamilan grande multipara
c) Kelelahan persalinan lama
d) Ibu dengan anemis atau menderita penyakit menahun
e) Infeksi intra uterin
f) Mioma uteri
g) Ada riwayat atonia uteri
Source :
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Meonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002. hal : M-28,M-29.
3. Diagnosis atonia
Setelah bayi dan plasenta lahir, ternyata perdarahan masih aktif dan banyak,
bergumpal dan pada saat dipalpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat
atau lebih dengan kontraksi yang lembek. Perlu diperhatikan bahwa pada saat
atonia uteri terdiagnosis, maka pada saat itu juga masih ada darah sebanyak 500-
1000 cc yang sudah keluar dari pembuluh darah, tetapi masih terperangkap dalam
uterus dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah pengganti.
Source :
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Meonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002. hal : M-28,M-29.