Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN SKABIES

MATERI

oleh

Reza Ramadhana Tahta Firmansyah

NIM 142310101036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER

2016
Latar Belakang

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)


Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran
sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis.
Penyakit skabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah menular dari
manusia ke manusia, dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Skabies mudah
menyebar baik secara langsung atau melalui sentuhan langsung dengan penderita
maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir
yang pernah dipergunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat
tungau sarcoptesnya. Skabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti
disela-sela jari, siku, selangkangan. Skabies identik dengan penyakit anak pondok
pesantren, penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terajaga, sanitasi
yang buruk, kurang gizi dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat
sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada
suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus
dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada
komunitas yang terserang skabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara
individual maka akan mudah tertular kembali penyakit skabies (Yosefw, 2007).

Cara Penularan

1. Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak


tak langsung. Yang paling sering adalah kontak langsung yang saling
bersentuhan atau dapat pula melalui alat-alat seperti tempat tidur, handuk, dan
pakaian.

2. Penularan skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat


tidur yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang
menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasiltas-fasilitas
kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas.
3. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan
lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama
disatu tempat yang relative sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki
oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat keterlibatan
penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang,
kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan
terutama masalah penyediaan air bersih.

Tanda dan Gejala Scabies

1. Gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini
lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam


sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang


bewarna putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-
rata panjang satu cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau
vesikel.

4. Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum


korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan,
siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame (wanita),
umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah.

5. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik dapat


ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
6. warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul
disela-sela jari, siku, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul
gelembung berair pada kulit.

Perawatan Scabies

1. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman, parasit hewani
dan lain-lain. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalah
Skabies ( Juanda, 2000). Sabun dan air adalah hal yang penting untuk
mempertahankan kebersihan kulit. Mandi yang baik adalah :

1). Satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis.

2). Bagi yang terlibat dalam kegiatan olah raga atau pekerjaan lain
yang mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera
mandi setelah selesai kegiatan tersebut.

3). Gunakan sabun yang lembut. Germicidal atau sabun antiseptik


tidak dianjurkan untuk mandi sehari-hari.

4). Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi
tidak bersih, sekresi normal dari anus dan genitalia akan
menyebabkan iritasi dan infeksi.

5). Bersihkan badan dengan air setelah memakai sabun dan handuk
yang sama dengan orang lain (Webhealthcenter, 2006).

2. Menjaga kebersihan kakinya dengan selalu memakai sepatu dan kaus kaki
yang kering agar terhindar dari penyakit kulit skabies, karena sarkoptis
skabie selalu hidup pada tempat-tempat yang lembab dan tertutup
(Webhealthcenter, 2006).
3. Salah satu penyebab dari kejadian skabies adalah pakaian yang kurang
bersih dan saling bertukar-tukar pakaian dengan teman satu kamar. Hal
itulah yang tidak diperhatikan serius oleh pimpinan pondok pesantren dan
santri itu sendiri. Para santri dapat menghindari penyakit skabies dengan
menjaga kebersihan pakaiannya. Dengan rajin mencuci dan menjemur
pakaian sampai kering dibawah terik matahari. Dan jangan menggunakan
pakaian yang belum kering atau lembab. Biasakan mencuci sedikit tapi
sering (Emier, 2007)

4. Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh


dimandikan. Sehingga skabies sangat mudah berkembang pada tempat
disela-sela tubuh karena tidak dibersihkan. Padahal jika rajin mandi
kemungkinan besar skabies akan susah berkembang ditubuh manusia.
Seharusnya jika sebagian budaya tidak membolehkan mandi bagi orang
yang sakit maka dapat dibersihkan dengan cara mengelap bagian tubuh
dengan handuk yang basah. Terutama pada tempat-tempat yang mudah
dihinggapi skabies.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, (2007). Cegah dan Hilangkan Penyakit ‘Khas’ Pesantren.


Dibuka pada website http://suhelmi.wordpress.com/2007/10/23/cegah-dan-
hilangkan- penyakit-khas-pesantren/

Djuanda, A. dkk. (1998). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi


Kelima. Jakarta: FK UI.

Emier,(2007).Scabiess.websitehttp://emier86.blogspot.com/2007/10/s
cabies.html

Webhealthcenter. (2006). Personal Hygiene. Dibuka pada website


http://www. webhealthcenter.com, diakses 06 juni 2016

Anda mungkin juga menyukai