Air Air
Air Air
Putrifeready@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PDAM Tirta Kepri dalam
Penyediaan Air Bersih di Kota Tanjungpinang. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrument dalam
penelitian ini adalah peneliti itu sendiri yang didasari pada indikator pengukuran
kinerja sektor publik menurut Mahsun (2016). Terdiri dari enam indikator,
kelompok masukkan (input), kelompok proses, kelompok keluaran (output),
kelompok hasil (outcome), kelompok manfaat (benefit), kelompok dampak
(impact). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah kinerja PDAM Tirta Kepri
sudah cukup baik dari tahun-tahun sebelumnya, berdasarkan analisis pembahasan,
dapat diidentifikasi permasalahan yang menjadi penghambat, yaitu dari kelompok
masukan terkait sumber daya air baku (catchment area) dan kelompok hasil terkait
distribusi air. Peneliti memberikan saran agar kinerja dari para pelaksana
senantiasa dapat ditingkatkan lagi, namun Pemerintah Provinsi Kepri dalam hal
ini harus memberi perhatian lebih terkait kontinuitas keberadaan air baku dan
pendistribusiannya.
1
A. PENDAHULUAN
Air bersih adalah salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia di
setiap daerah. oleh karenanya air bersih mutlak tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai. Sektor air minum memiliki funsi penting dalam
dasarnya.
Mengacu pada PP Nomor 122 Tahun 2015, maka sistem penyediaan air
dilakukan oleh penyelenggara SPAM yang salah satunya adalah PDAM. Yang
sejatinya mengemban tugas dan kewajiban untuk mengelola air minum bagi
Tanjungpinang. Berdasarkan data PDAM Tirta Kepri tahun 2018, dapat diketahui,
keluhan pelanggan pada tahun 2017 dengan angka 4.757, angka ini cenderung
fluktuatif dari tahun 2015 dan 2016, kebocoran yang menginjak angka 42% pada
tahun 2017 dan hal ini juga diikuti dengan lajunya pertumbuhan penduduk yang
2
Hal ini menuntut kinerja PDAM Tirta Kepri yang optimal agar ketersedian
organisasi sektor publik yang unik, PDAM Tirta Kepri ini memerlukan ukuran
kinerja yang lebih luas, tidak dilakukan hanya dengan tingkat laba, efisiensi atau
hanya pada ukuran finansial saja. Menurut Mahsun (2016:31-32) dalam bukunya
yang berjudul Pengukuran Kinerja Sektor Publik bahwa ada 6 indikator yang
B. METODELOGI PENELITIAN
penulis gunakan: Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber dan Jenis Data,
Informen, Teknik dan alat pengumpul Data dan Teknik Analisis Data.
1. Jenis Penelitian
yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai data yang ada di lapangan yang
difokuskan pada kinerja PDAM Tirta Kepri dalam penyediaan air bersih di Kota
Tanjungpinang.
3
2. Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian ini difokuskan pada Perusahaan Daerah Air Minum
3. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer
yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung di lapangan yaitu :
Tirta Kepri yang juga sebagai objek penelitian. Dan data sekunder berupa data
sebagai berikut:
a. Observasi
(Tanjungpinang).
b. Wawancara
pertanyaan. Alat yang dipakai berupa daftar pertanyaan sebagai pedoman untuk
4
tanya jawab secara langsung mengenai permasalahan yang telah disusun terlebih
c. Dokumentasi
C. PEMBAHASAN
mengukur jumlah sumber daya seperti sumber daya manusia, anggaran, sarana
melaksanakan kegiatan.
penguasaan pekerjaanya, hal ini dibuktikan dengan rekrutmen dan seleksi yang
5
saja tapi betul-betul menguasai tugas dan fungsinya. Karena pihak pelaksana
dapat diketahui bahwa ketersediaan sumber daya anggaran PDAM Tirta Kepri
masih sangat terbatas, anggaran yang ada saat ini dimaksimalkan untuk
meningkatkan perbaikan yang telah ada seperti peremajaan pipa-pipa kecil dan
pada tahun 2018, PDAM Tirta Kepri mendapatkan suntikan dana dari Pemerintah
Provinsi sebesar Rp. 87 miliar untuk pembangunan waduk kawal dan pada tahun
2017, PDAM Tirta Kepri mendapatkan hibah non tunai sebesar Rp. 22.33 miliar.
Modal dalam bentuk saham bagi Pemerintah Provinsi sebagai pemilik PDAM
Panduan Kualitas Visual Infrastruktur Bidang Cipta Karya (Prasarana dan Sarana
Air Minum) yang disusun oleh Kementrian PUPR, Direktorat Jendral Cipta Karya
serta hasil wawancara dengan informan terkait. Dapat diketahui bahwa sistem
penyediaan air minum dari unit air baku yang berupa sarana dan prasarana
pengambilan dan atau penyedia air baku dan unit produksi yang berupa sarana dan
6
prasarana untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik dan
kesimpulan bahwa sumber air baku yang ada di Kota Tanjungpinang kondisinya
dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 berdasarkan ketinggian air waduk
yang ada tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat dan tidak mungkin
untuk dilakukan perluasan lagi mengingat kondisi geografis yang ada, apabila
Hal ini juga diikuti dengan lajunya peningkatan penduduk yang tidak
dapat dikejar oleh sumber air baku yang mengakibatkan kebutuhan dan
ketersedian tidak seimbang. Bukan hanya itu, kondisi catchment area atau hutang
lindung menjadi sorotan utama yang sangat penting mengingat hutan lindung di
sekitar waduk yang rusak menjadi faktor yang sangat berbahaya untuk
pembangunan waduk, hal ini sudah sering diajukan dan tertuang dalam rencana
jangka menengah PDAM Tirta Kepri yang sekarang dalam tahap pengerjaan.
Pembanguan waduk ini terkesan lama karena dalam pembangunan waduk ada
7
2. Kelompok Proses
informan terkait, dapat diketahui bahwa kelompok proses pengolahan air baku
menjadi air bersih sudah sesuai dengan standart PP No. 122 tahun 2015 tentang
pelanggan, dalam proses dan produk memberikan rasa aman dan kepastian
waduk untuk menjaga kualitas air yang diolah selain itu PDAM juga melakukan
(BTKL) Batam demi menjaga kualitas air yang ada sesuai dengan PERMENKES
Tabel 4.1
Target dan Realisasi Produksi Air PDAM Tirta Kepri
Tahun 2015-1017
2015 2016 2017
Target (M3) Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
(M3) (M3) (M3) (M3) (M3)
6.434,640 6.686.275 5.596,764 7.286.291 6.048.000 7.986.998
baik, hal ini dapat dilihat dari target dan realisasi produksi air tahun 2015-2017
yang meningkat. Hal ini pun dapat terjadi karena produksi air yang sudah 24 jam,
8
karena ditahun sebelumnya produksi air menggunakan penjadwalan, hal tersebut
Tabel 4.2
Jumlah Air Terjual
Tahun 2015-2017
2015 2016 2017
(M3) (M3) (M3)
3.598.665 3.811.542 4.115.209
Sumber : PDAM Tirta Kepri, 2018
terkait, serta data yang diperoleh dari PDAM Tirta Kepri, dapat diketahui bahwa
kuantitas air berdasarkan data jumlah air terjual sudah mengalami peningkatan,
ada peningkatan dari tahun sebelumnya dan cukup untuk kebutuhan sehari-hari,
tapi dengan catatan air hidup rutin, begitu juga dengan kualitas air sudah cukup
baik dari tahun sebelumnya, hal ini sejalan dengan pengoperasian laboratorium
jumlah air terjual yang tidak mencapai 100% yang menjadi penghambat dalam
distribusi air diakibatkan karena banyaknya jaringan pipa tua yang rentan bocor,
kesadaran dan partisipasi masyarakat masih kurang, sosialisasi PDAM Tirta Kepri
9
E. Kelompok Manfaat (Benefit)
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Terlayani dan Jumlah Penduduk Wilayah Pelayanan
Tahun 2015-2017
Uraian 2015 2016 2017
Jumlah penduduk terlayani 83.902 113.802 117.362
Jumlah penduduk wilayah pelayanan 275.525 282.444 295.224
Sumber : PDAM Tirta Kepri, 2018
diketahui bahwa kinerja PDAM dalam penyediaan air bersih sudah mulai
dimulai dari tahun 2015 sampai dengan 2017, hal ini juga tertuang dalam laporan
kinerja tahun 2017 Dinas PUPR, pada point lima tentang target kinerja SKPD
air bersih tahun 2017 adalah 95,52% (53.536 (KK)) dari target yang ditetapkan
91,50%, hal tersebut juga dibenarkan oleh PDAM, program yang diberi nama
Peningkatan Cakupan Pelayanan Air Minum ini direalisasikan pada 4 titik lokasi,
Putro, Hang Lekir, Kota Piring dan Jl. Mustafa batu 12.
bahwa dampak yang dihasilkan tidak terlalu signifikan atau dapat diakatakan
stagnan, karena tren pemakain air dari tahun 2015-2018 tidak mengalami
peningkatan. Berdasarkan data produksi air meningkat diikuti dengan jumlah air
sumber daya air tidak dapat mengejar lajunya jumlah penduduk, sehinggan
10
ketersediaan dengan kebutuhan tidak seimbang. Ditambah lagi kebocoran air yang
cukup besar, sehingga tren pemakan air stagnan dan tidak mengalami peningkatan
konsumsi air.
D. HASIL
kinerja PDAM Tirta Kepri dalam penyediaan air bersih di Kota Tanjungpinang,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa kinerja PDAM Tirta Kepri sudah dapat
berhasil mencapai semua misi perusahaan yang ada. Peningkatan kinerja PDAM
sebagai berikut :
b. Proses pengolahan air baku menjadi air bersih sesuai dengan standart
PERMENKES 416/KES/PER/1990.
11
a. Catchment area atau hutan lindung disekitar waduk yang rusak, yang
kemarau.
b. Proses pendirian waduk yang sangat lama, dan belum menjadi urgensi
yang kecil.
c. Kebocoran air yang masih tinggi, hal ini disebabkan oleh pipa-pipa tua yang
sudah rapuh dan kesadaran serta partisipasi masyarakat yang kurang. Sejalan
E. DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Dokumen :
Peraturan Perundang-undangan :
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
12
Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum
13