Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Prurigo ialah erupsi makulopular kronik dan rekurens. Terdapat

berbagai macam prurigo, yang tersering terlihat ialah prurigo Hebra. Disusul

oleh prurigo nodularis. Sedangkan yang lain jarang dijumpai. Istilah prurigo

menunjuk pada suatu lesi kulit sangat gatal yang sampai kini belum

diketahui penyebab pastinya. Penyakit ini biasanya dianggap sebagai salah

satu penyakit kulit yang paling gatal dan lesinya dapat diikuti dengan

timbulnya penebalan dan hiperpigmentasi pada kulit tersebut.1

Prurigo Hebra adalah penyakit kulit kronis yang sebagian besar

mempengaruhi anak-anak muda usia 5 hingga 18 tahun dan bahkan untuk

orang-orang usia di atas 40 tahun. Hal ini dikemukan oleh Ferdinand von

Hebra (1816-1841) di Wina, Austria. Manifestasi klinis nya berupa gatal,

papula prurigo, hiperpigmentasi dan kulit hiperkeratosis, sangat

menghambat aktivitas pasien dan mengurangi estetika. Di Indonesia, kasus

Prurigo Hebra sangat umum dijumpai.1

Diagnosis sangat mudah ditentukan berdasarkan morfologi kulit,

terutama karakteristik papula prurigo pada ekstremitas ekstensor dan wajah,

yang kadang-kadang dapat meluas hingga ke bokong dan perut, dengan

distribusi simetris.2

1
Lesi akut Prurigo Hebra muncul sebagai papula berbentuk kubah pada

basis eritematosa dengan vesikel kecil di atasnya, ketika pecah diikuti oleh

erosi dan krusta. Tahap kronis menunjukkan hiperpigmentasi kulit dan

hiperkeratosis dengan likenifikasi.2

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Prurigo Hebra

Prurigo Hebra adalah reaksi kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak.

Kelainan kulit terdiri atas papul-papul miliar berbentuk kubah yang sangat

gatal dan lebih mudah diraba daripada dilihat. Tempat terutama di daereah

ekstremitas bagian ekstensor.1

2.2 Epidemiologi

Sering terdapat pada keadaan sosio-ekonomi dan higiene yang rendah.

Umumnya terdapat pada anak. Penderita wanita lebih banyak daripada laki-

laki. Di Eropa dan Amerika penyakit ini jarang di temukan.1

2.3 Etiologi dan Patogenesis

Penyebabnya yang pasti belum diketahui.Umumnya ada saudara

yang juga menderita penyakit ini,karena itu ada yang menganggap penyakit

ini herediter.

Sebagian ahli berpendapat bahwa kulit penderita peka terhadap

gigitan serangga,misalnya nyamuk.Mungkin antigen atau toksin yang ada

dalam ludah serangga menyebabkan alergi.Disamping itu juga terdapat

beberapa faktor yang berperan,antara lain : suhu,investasi parasit (misalnya

Ascaris dan Oxyuris). Juga infeksi fokal misalnya tonsil atau saluran

3
cerna,endokrin,alergi makanan.Pendapat lain mengatakan penyakit ini

didasari faktor atopi.1

2.4 Patofisiologi

Hingga saat ini, mekanisme penyakit prurigo hebra belum sepenuhnya

dipahami. Gambaran immunohistopatologi mengungkapkan banyak sel

inflamasi terdiri sel T, sel CD4+, sel CD8+ , sel T supresi, sel LC dan HLA-

DR-pengekspresi APC. Namun jumlah sel pada lesi awal dan akhir tidak

berbeda secara statistik, kecuali sel CD4+, ditemukan jumlah

yang signifikan lebih besar pada gambaran immunohistopatologi prurigo

Hebra lesi awal. Sel CD4+ secara signifikan lebih dominan dibandingkan

sel CD8 +. Eosinofil ditemukan dalam jumlah besar, tidak bergantung pada

keberadaan sel mast, sel plasma, basofil dan sel B. Kehadiran eosinofil

mungkin berkorelasi dengan dominasi sel CD4 +’. Jumlah sel LC berada

dalam batas normal. Korelasi antara sel T dan APC sangatlah kuat,

menunjukkan bahwa pasien prurigo Hebra selalu terpapar faktor

eksternal terutama gigitan serangga. Pada kasus-kasus yang berat terdapat

korelasi antara HLA-AIO dan hipereosinofil pada lesi kulit. Mengingat

temuan immunohistopatologi tersebut diasumsikan bahwa mekanisme

prurigo Hebra adalah campuran antara reaksi hipersensitivitas tipe-IV dan

tipe-I.3

4
2.5 Faktor Resiko

Lebih banyak pada daerah yang beriklim panas. Faktor pencetus infeksi

kronis dan keganasan, kekurangan makan protein dan kalori. Kebersihan

atau higiene yang kurang berpengaruh dalam timbulnya penyakit. Faktor

keturunan pada beberapa kasus ditemukan. Faktor hormonal ikut berperan

dalam menimbulkan penyakit.5

2.6 Manifestasi Klinik

Sering dimulai pada anak berusia diatas 1 tahun. Kelainan yang khas

adalah adanya papul-papul miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih

mudah diraba daripada dilihat. Garukan menimbulkan erosi, ekskoriasi,

krusta, hiperpigmentasi dan likenifikasi. Jika telah kronik, tampak kulit

yang sakit lebih gelap kecoklatan dan berlikenifikasi.

Tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor dan simetris, dapat

meluas ke bokong dan perut, muka dapat pula terkena.3 Biasanya bagian

distal lengan dan tungkai lebih parah daripada bagian proksimal. Tungkai

lebih parah daripada lengan. KGB regional biasanya membesar, tidak nyeri,

tidak bersupurasi, pada perabaan teraba lebih lunak. Pembesaran tersebut

disebut bubo prurigo.

Bila penyakitnya ringan disebut prurigo mitis, hanya terbatas di

ekstremitas bagian ekstensor dan sembuh sebelum akil balik. Jika penyakit

lebih berat disebut prurigo feroks (agria), lokasi lesi lebih luas dan berlanjut

hingga dewasa.1

5
Gambar. 1 Gejala Prurigo Hebra.

2.7 Diagnosis

Diagnosis prurigo hebra tidak terlalu sulit. Penyakit ini mudah dikenali

oleh lokasi spesifik : permukaan ekstensor ekstremitas bawah dan atas,

wajah, bokong dan perut. Pasien umumnya mengeluh gatal gatal yang berat.

Manifestasi terbatas pada kulit, muncul sebagai lesi polimorfik seperti

eritema dan papula berbentuk kubah dengan vesikel kecil di atasnya.

Vesikel segera pecah setalah digaruk dan lesi menjadi terkikis dan

ekskoriasi.4

Gambar 2 Prurigo Hebra pada orang dewasa.

6
Agen hipersensitivitas, seperti kutu di tempat tidur, semut, nyamuk dan

obat-obatan tertentu dan makanan, serta kebersihan yang buruk dan gizi

buruk, diklaim sebagai faktor-faktor yang memicu atau mempengaruhi

perkembangan penyakit.2

Ada 2 jenis prurigo hebra:

1. Prurigo mitis

(bersifat ringan) : biasa pada anak-anak sampai dewasa muda. Lokasi

pada bagian ekstensor ekstremitas,dahi dan abdomen. Efloresensi berupa

papul-papul berwarna merah (urtikaria papular),selanjutnya menjadi

runcing dan timbul vesikel, ekskoriasi, serta likenifikasi. Efloresensi

bersifat multiformis dan gatal, akibat garukan timbul jaringan parut dan

penebalan kulit.5

2. Prurigo feroks

(bersifat berat) : efloresensi lebih banyak, papul-papul lebih besar, keras

menonjol diatas permukaan kulit, hiperpigmentasi dan likenifikasi

tampak lebih luas dan menonjol. Lokasi lebih luas sampai belakang

telinga, dan sekitar pusar.selalu disertai adenopatia (prurigo bubo).5

7
Gambar. 3 Prurigo Hebra pada gigitan serangga.3

2.8 Histopatologi

Gambaran histopatologi tidak khas, sering ditemukan akantosis,

hiperkeratosis, edema pada epidermis bagian bawah,dan dermis bagian atas.

Pada papul yang masih baru terdapat pelebaran pembuluh darah, infiltrasi

ringan sel radang sekitar papul dan dermis bagian atas. Bila telah kronik,

infiltrat kronis ditemukan di sekitar pembuluh darah serta deposit pigmen di

bagian basal.1

2.9 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah untuk mencari penyebab secara imunologik

b. Pemeriksaan tinja untuk mencari infeksi cacing/parasit.

c. Pemeriksaan radiografi untuk mencari infeksi tuberkulosis paru.

d. Imunofluoresen darah mencari proses-proses alergi.

e. Tes tusuk berbagai alergen, parasit usus dan serangga (kutu busuk,

nyamuk). 5

8
Gambar 4. Tes tusuk

2.10 Diagnosis Banding

Sebagai diagnosis banding adalah skabies, gigitan serangga, dermatitis

herpetiformis. Pada skabies, gatal terutama pada malam hari.orang-

orang yang berdekatan juga terkena. Ditemukan lesi papulo-vesikel pada

sela-sela jari, pergelangan tangan. Kelainan kulit berupa banyak vesikel dan

papul pada lipatan-lipatan kulit. Pada gigitan serangga, biasanya pada

bagian tengah lesi, tampak ekskoriasi dikelilingi daerah yang eritema dan

edema. Pada dermatitis herpetiformis selalu disertai gatal, efloresensi

berupa papul atau vesikel dan ada kecenderungan berkelompok.1,6

2.11 Penatalaksanaan

Dengan menghindari hal-hal yang berkaitan dengan prurigo,yaitu

menghindari gigitan nyamuk atau serangga, mencari dan mengobati infeksi

fokal, memperbaiki higiene perseorangan maupun lingkungan. Pengobatan

berupa simtomatik yaitu mengurangi gatal dengan pemberian sedativa.

Contoh pengobatan topikal ialah dengan sulfur 5-10% dapat diberi dalam

9
bentuk bedak kocok atau salep. Untuk mengurangi gatal dapat diberikan

mentol 0,25-1% atau kamper 2-3%. Bila terdapat infeksi sekunder diberikan

antibiotik topikal. Kadang dapat diberi steroid topikal bila kelainan tidak

begitu luas.2

Penatalaksanaan pada penyakit prurigo hebra dapat dilakukan dengan 2

cara yaitu umum dan khusus.

Penatalaksanaan secara umum :

1. Menghindari gigitan nyamuk atau serangga

2. Mencari dan mengobati infeksi fokal

3. Memperbaiki higienis perseorangan maupun lingkungan.1

Penatalaksanaan secara khusus :

Karena penyebabnya belum diketahui, maka tidak ada pengobatan

yang cepat dan tepat.

Pengobatan hanya berupa simptomatik, yaitu :

1. Pengobatan topikal

 Sulfur 5-10 % dapat diberi dalam bentuk bedak kocok atau salep. Untuk

mengurangi gatal dapat diberikan mentol 0,25–1 % atau kamper 2-3 %

 Kortikosteroid krim/salep sangat menolong untuk mencegah atau

menghilangkan cacat jaringan atau parut, bila kelainan tidak begitu luas.2

2. Pengobatan sistemik

 Anti histamin, untuk mengurangi gatal seperti :

 Klorfeniramin dosisnya:

Dewasa: 4 mg tiap 4-8 jam sekali, maksimum 24 mg / 24 jam.

10
Anak usia 2-5 tahun : 1 mg (1/4 tablet) tiap 4-6 jam sekali

Anak usia 6-12 tahun: 2 mg (1/2 tablet) tiap 4-6 jam sekali.

 Siproheptadin dosisnya: 4 mg / tablet.

Dewasa : Dosisnya tidak boleh lebih dari 0,5 mg/kgBB/hari. Dosis

maksimum nya: 4-20 mg / hari. Disarankan agar pemberian dimulai

dengan dosis 1 tablet 3x sehari dan disesuaikan dengan respon pasien.

 Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder.1

2.12 Komplikasi

Jaringan parut ringan, terutama pada wajah, dan hipopigmentasi

mungkin hasil dari ekskoriasi terkait dengan prurigo Hebra.6

2.13 Prognosis

Sebagian besar akan sembuh spontan pada usia akil balik.1

11
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Prurigo Hebra adalah gangguan kulit inflamasi kronis yang ditandai

dengan pruritus berat dan papula dan nodul dengan ekskoriasi dan ulserasi

akibat garukan. Prurigo hebra digambarkan sebagai reaksi alergi yang

disebabkan oleh gigitan serangga, karakteristik usia biasanya pada anak-

anak, sulit dikontrol, namun dapat sembuh dengan sendirinya.

Penyakit ini biasanya dianggap sebagai salah satu penyakit kulit yang

paling gatal dan lesinya dapat diikuti dengan timbulnya penebalan dan

hiperpigmentasi pada kulit tersebut. Prurigo hebra sering terjadi pada sosial

ekonomi dan higiene yang rendah.

Penyebab pasti prurigo hebra belum diketahui. Ada yang berpendapat

sebagai penyakit herediter. Pendapat lain mengatakan penyakit ini didasari

faktor atopi. Umumnya ditemukan papula pruriginous dan vesikula dengan

lokasi di lengan, perut, daerah lumbal, bokong, paha dan kaki, dimana

mempengaruhi sebagian besar anak-anak, usia dua hingga sepuluh tahun.

Dengan menghindari hal-hal yang berkaitan dengan prurigo,yaitu

menghindari gigitan nyamuk atau serangga, mencari dan mengobati infeksi

fokal, memperbaiki higiene perseorangan maupun lingkungan. Pengobatan

berupa simtomatik yaitu mengurangi gatal dengan pemberian sedativa.

12
13

Anda mungkin juga menyukai