Anda di halaman 1dari 10

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT KHUSUS MATA

PROVINSI SUMATERA SELATAN


NOMOR :
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN SECOND OPINION (PENDAPAT KEDUA) DI RUMAH
SAKIT KHUSUS MATA PROVINSI SUMATERA SELATAN :

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan pada Rumah Sakit Khusus


Mata Provinsi Sumatera Selatan, dipandang perlu
memberlakukan Panduan Second Opinion (Pendapat Kedua)
b. bahwa pemberlakuan Second Opinion (Pendapat Kedua) tersebut
perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur Utama.
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan
Pertama : MEMBERLAKUKAN PANDUAN SECOND OPINION
(PENDAPAT KEDUA) PADA RUMAH SAKIT KHUSUS
MATA PROVINSI SUMATERA SELATAN, DENGAN
RINCIAN SEBAGAIMANA DOKUMEN TERLAMPIR;
Kedua : Panduan tersebut diatas dipergunakan sebagai acuan dalam
melakukan tugas pokok dan fungsi pelayanan pada Rumah sakit
Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Direktur Utama,
BAB 1
DEFINISI

A. Hak atas second opinion adalah : Hak pasien yang dapat digunakan jika pasien ingin
meyakinkan dirinya akan kebenaran diagnose dan tindakan dokter pertama yang telah
ditemuinya, jika ternyata second opinion dari dokter lain ini berbeda, pasien bisa
membicarakannya dengan dokter pertama atau mencari pendapat ketiga.

B. Opini Medis adalah : Pendapat, pikiran, atau pendirian dari seorang dokter atau ahli
medis terhadap suatu diagnosa, terapi dan rekomendasi medis lain terhadap penyakit
seseorang.

C. Pendapat Kedua adalah : Pendapat dari dokter selain yang pertama sekali memeriksa
pasien. Tujuannya adalah untuk mendapatkan perspektif yang berbeda. Dokter kedua bisa
merupakan dokter yang mempunyai keahlian yang sma dengan dokter yang pertama, atau
bisa juga pasien mengajukan permintaan second opinion kepada dokter yang memiliki
keahlian yang berbeda sesuai dengan kebutuhan atau pertimbangan penyakit yang
diderita pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP

Second opinion diatur dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
bagian empat pasal 32 poin H tentang hak pasien disebutkan bahwa, “Setiap pasien memiliki hak
meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat
Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit”.

Second opinion dapat terjadi di :

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi kamar Bedah

Petugas Penanggung Jawab

1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)

2. Perawat penanggung Jawab pelayanan (PPJP)

Semua petugas yang bekerja di Rumah Sakit harus memahami bahwa semua pasien memiliki
kesempatan untuk mendapatkan second opinion mengenai kesehatannya dan semua petugas
memiliki peran untuk memberikan arahan untuk mendapatkan second opinion.

Second opinion dapat diberikan dalam kondisi :

1. Pasien setuju dengan dokter pertama, tetapi ingin mendapatkan kepastian.

2. Pasien merasa pendapat dokter pertama tidak jelas, membingungkan atau kurang
meyakinkan

3. Pasien merasa diagnosis yang diterimanya tidak cocok dengan keluhan yang dirasakan
sehingga meragukannya.

4. Pasien merasa bahwa penyebab gejala tidak ditemukan atau tidak sepenuhnya tergali.

5. Pasien disarankan untuk pembedahan, tetapi pasien merasa terapi non bedah masih
mungkin dapat dilakukan.

6. Pasien diberi beberapa saran pengobatan tetapi pasien kesulitan untuk memilih.

7. Pasien telah lama menjalani perawatan tetapi kondisi pasien tidak kunjung membaik.
8. Dokter mengatakan bahwa kondisi pasien baik-baik saja, tetapi pasien tidak merasakan
demikian.

9. Dokter merekomendasikan pasien pengobatan yang menurut pasien tidak diperlukan.

10. Dokter mengatakan kepada pasien bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk
penyakit yang dideritanya.

11. Pasien merasa dokter tersebut kurang mengikuti perkembangan ilmu dan keahliannya.

12. Dokter pertama menyarankan untuk meminta pendapat kedua dari dokter lain.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Hak pasien atas pendapat kedua (second opinion)

Rumah Sakit mengedepankan dua cara pasien memperoleh second opinion :

1. Pasien tidak memerlukan izin dokter pertama

Pendapat kedua adalah hak pasien, kemungkinan paien tidak akan meminta izin dari
dokter pertama untuk mendapatkannya. Pasien berhak untuk mendapatkan informasi
yang lengkap tentang penyakit yang dideritanya, pilihan pengobatan, resiko, efek
samping, dan tingkat keberhasilannya. Dalam pertemuan yang singkat kadang-kadang
pasien merasa pendapat dokter pertama tidak dapat meyakinkan pasien tersebut. Selain
itu tidak ada dokter yang dapat mengetahui segalanya atau membuat keputusan yang
tepat setiap saat.

2. Perlunya second opinion inisiatif dari dokter pertama

Pendapat kedua merupakan pembanding dari pendapat dokter pertama, sehingga dengan
crosscheck semacam ini keterangan mengenai penyakit pasien menjadi lebih akurat.
Akurasi tersebut dibutuhkan untuk menentukan langkah-langkah medic selanjutnya yang
lebih tepat. Pendapat kedua bukan merupakan inisiatif pasien (bukan pasien yang
meminta untuk diadakannya second opinion tersebut). Pendapat kedua merupakan
inisiatif dokter pertama, sehingga dari sisi pasien memperoleh pendapat kedua
merupakan suatu hak sedangkan dari sisi dokter merupakan suatu kewajiban. Tanpa
diminta, seorang dokter harus memberikan pendapat kedua itu kepadanya.
B. Penerapan Di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan

Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan mendukung dan memfasilitasi
pasien dan keluarganya untuk berperan serta dalam proses perawatan termasuk
memperoleh hak second opinion (pendapat kedua) dari dokter lain, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar rumah sakit, sesuai dengan kewenangan pasien untuk
menentukan pilihannya.

1. Second Opinion yang berasal dari dalam Rs Khusus Mata Provinsi Sumatera
Selatan

Setelah mendapat inisiatif atau saran dari dokter pertama untuk meminta second
opinion (pendapat kedua) dari dokter lain yang berasal dari Rumah Sakit Khusus
Mata Provinsi Sumatera Selatan. Petugas rumah sakit memfasilitasi pertemuan pasien
yang bersangkutan dengan dokter lain untuk meminta second opinion bagi pasien
tersebut dengan membawa semua berkas pemeriksaan pasien, pertemuan tersebut bisa
dihadiri oleh keluarga pasien dan penanggungjawabnya. Semua hasil dari pendapat
kedua tersebut harus didokumentasikan kedalam rekam medis pasien.

2. Second Opinion yang berasal dari luar Rs Khusus Mata Provinsi Sumatera
Selatan

Apabila pasien menginginkan second opinion (pendapat kedua) dari dokter lain yang
berasal dari luar rumah sakit, selama pasien tersebut masih menjadi tanggung jawab
rumah sakit (pasien tersebut masih pasien rawat inap) maka petugas rumah sakit
bertanggung jawab untuk memfasilitasi pertemuan antara pasien, penanggung
jawabnya dengan dokter kedua yang berasal dari luar rumah sakit dengan membawa
rekam medis pasien dan semua berkas hasil pemeriksaan pasien. Apabila pasien
tersebut sudah bukan tanggung jawab rumah sakit dan pasien ingin mendapatkan
second opinion secara mandiri, maka petugas rekam medis dapat memberikan resume
medis pasien.
Di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan Hak Pasien Untuk
Mendapatkan Second Opinion Adalah :

1. Pilihan dokter yang memberikan second opinion

Dokter yang akan memberikan second opinion sebaiknya independen, yaitu dokter
tersebut tidak dipengaruhi oleh pendapat dokter yang pertama. Pihak rumah sakit
memfasilitasi hal tersebut, semua diserahkan kepada pasien untuk menetukan pilihan
setelah dokter yang pertama memberikan pendapatnya terhadap diagnose penyakit
yang dideritanya, artinya second opinion yang akan didapat bisa berasal dari rumah
sakit yang sama atau rumah sakit yang berbeda. Rumah sakit pendidikan dan rumah
sakit rujukan biasanya merupakan tempat yang baik untuk mendapatkan second
opinion, karena mereka lebih mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini.

2. Pendapat kedua tidak sama rujukan

Ketika dokter pertama yang meminta anda kedokter yang lebih spesialis, maka itu
adalah rujukan, bukan pendapat kedua. Misalnya dokter spesialis penyakit dalam
merujuk pasien spesialis penyakit jantung untuk penanganan selanjutnya.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. SPO (Standar Prosedur Operasional) Second Opinion


2. Dokumen Rekam Medis
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SECOND OPINION (PENDAPAT
KEDUA)
RUMAH SAKIT
No Document NO REVISI : HALAMAN 1
KHUSUS MATA
:
MASYARAKAT
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA
SELATAN

Jln. Kol. H. Burlian KM. 6 Palembang. Telp & Fax (0711)


5612838

Email : rs.matapalembang@yahoo.co.id Website : rsmata-


sumsel.co.id

Tanggal Ditetapkan
Terbit
Direktur RS. Khusus Mata
Masyarakat

Sumatera Selatan
STANDART PROSEDUR

OPERASIONAL

SECOND OPINION (PENDAPAT


KEDUA)
Dr. dr. Anang Tribowo, Sp M (K)

NIP. 19610101 198812 1 002

PENGERTIAN Prosedur ini menjelaskan tentang bagaimana rumah sakit berperan dalam
membantu pasien untuk mencari second opinion (pendapat kedua) baik dari dokter
yang ada didalam maupun diluar dimana dia dirawat / melakukan pengobatan.

1. Sebagai acuan langkah-langkah bagi petugas Rumah Sakit dalam membantu


memfasilitasi pasien untuk mendapat second opinion (pendapat kedua) dari
TUJUAN dokter yang ada didalam maupun diluar rumah sakit.
2. Agar pasien dan keluarga menjadi lebih jelas sebelum memutuskan untuk
menyetujui atau menolak tindakan medis yang akan diberikan.

1. Sesuai keputusan direktur RS Khusus Mata Masyarakat nomor:


tentang Hak Pasien dan Keluarga.
KEBIJAKAN 2. Sesuai keputusan direktur RS Khusus Mata Masyarakat nomor:
Tentang Pemberlakuan Panduan Second Opinion
1. Pasien akan diberikan penjelasan oleh perawat siapa yang akan merawat
pasien.
2. Pasien setelah diperiksa harus dijelaskan prosedur dan metode dari tindakan
yang akan pasien lakukan.
3. Berikan informasi secara lengkap dan jelas kepada pasien dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pasien tentang kondisi kesehatan, diagnose penyakit,
rencana perawatan dan pengobatan pasien.
4. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang masih
meragukan baik tentang penyakitnya maupun rencana tindakan medis yang
akan diberikan tanpa paksaan dan tanpa rasa takut.
5. Kaji kembali pasien apakah sudah yakin dengan apa-apa dijelaskan kembali
oleh tim medis rumah sakit.
6. Apabila pasien menginginkan second opinion, rumah sakit memberikan hak
tersebut tanpa menimbulkan adanya rasa takut dari pasien.
7. Ketika pasien merasa belum yakin dan perlu waktu (menunda tindakan medis
PROSEDUR untuk dirinya), tenaga medis rumah sakit menghormati hak pasien tersebut, dan
mencatat penundaan itu di rekam medis pasien.
8. Tanyakan kembali apakah pendapat kedua dari tenaga medis/dokter lain yang
dimaksud berasal dari dokter dari dalam rumah sakit maupun dari luar rumah
sakit.
9. Apabila pendapat kedua/dokter lain berasal dari dalam rumah sakit, petugas
memfasilitasi pertemuan dengan dokter yang dimaksud dengan membawa
semua hasil pemeriksaan rekam medis pasien.
10. Apabila pendapat kedua harus dari tenaga medis / dokter yang berada dari luar
rumah sakit. Petugas memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya
untuk meminta konsultasi kepada dokter lain yang dimaksud dengan membawa
semua hasil pemeriksaan pasien, hal ini berlaku apabila pasien masih
menjalani perawatan di rumah sakit sehingga masih menjadi tanggung jawab
rumah sakit untuk membantu pelayanan kesehatan yang diberikan.
11. Hasil dari konsultasi dari dokter lain tercatat semua didalam rekam medis
pasien.
UNSUR 1. Instalasi Rawat jalan
2. Instalasi Rawat Inap
TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Lasik
5. Instalasi Rekam Medik

Anda mungkin juga menyukai