Anda di halaman 1dari 9

TERMS OF REFERENCE

STUDI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL


PEMBANGUNAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH
DI KABUPATEN BANYUASIN

Pemerintah Kabupaten Banyuasin


Provinsi Sumatera Selatan
Tahun Anggaran 2012-2013
TOR Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

TERMS OF REFERENCE
STUDI DAN PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH
DI KABUPATEN BANYUASIN

I. Latar Belakang

Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu Kabupaten yang relatif masih baru
di Propinsi Sumatera Selatan. Dengan demikian kabupaten ini terus berbenah termasuk
penyediaan fasilitas umum yang diperlukan. Salah satu permasalahan yang
memerlukan penanganan serius adalah permasalahan sampah, karena sampah setiap
hari pasti dihasilkan dari aktifitas manusia maupun alam. Sampah akan selalu ada
selama masih adanya hidup dan kehidupan. Umumnya sampah dipandang sebagai sisa
dari aktivitas manusia dan keberadaannya akan mengganggu estetika lingkungan
sehingga sampah harus dikelola.
Laju pertumbuhan sampah akan terus meningkat, tidak saja seiring dengan laju
pertumbuhan penduduk akan tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola hidup
masyarakat itu sendiri. Sementara itu kapasitas penanganan sampah yang dilakukan
oleh Pemerintah belum sejajar bahkan cenderung semakin jauh dengan laju timbunan
sampah tersebut. Oleh karena itu tidak heran apabila akan terjadi ketimpangan yang
semakin lebar antara kapasitas pelayanan dengan kebutuhan pelayanan.
Sumber permasalahan pengelolaan sampah yang umumnya dihadapi
Pemerintah Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia antara lain :
a. Peningkatan jumlah penduduk. Volume sampah meningkat seiring
meningkatnya jumlah penduduk.
b. Sarana, prasarana dan sistem pengelolaan sampah terbatas atau tidak memadai.
Pada umumnya pengelolaan sampah memerlukan biaya tinggi, terutama untuk
armada pengangkutan sampah, pengadaan lahan Tempat Pembuangan Sampah
Akhir (TPA)
c. Keterbatasan lahan untuk pembangunan TPA
d. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah karena
anggapan dan perilaku masyarakat bahwa timbulan sampah adalah urusan
Pemerintah Daerah
e. Penerapan peraturan persampahan belum maksimal
f. Kelembagaan non formal untuk mengelola sampah belum diakui.

Indikasi akibat ketimpangan antara volume timbulan sampah dengan kapasitas


pelayanan adalah :
a. Adanya tumpukan sampah di pinggir ruas-ruas jalan dalam kota sehingga
sangat mengganggu kondisi lingkungan sekitarnya.
b. Adanya tumpukan sampah yang dibuang ke badan sungai dan selokan sehingga
tersumbatnya sungai dan menyebabkan banjir.
c. Pencemaran lingkungan di TPA akibat pengelolaan TPA yang belum maksimal
sehingga menyebabkan pencemaran udara (bau, asap), pencemaran air dan
pencemaran tanah (leachate dari sampah)

2
TOR Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Berkenaan dengan hal di atas, dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa
pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk mengusahakan pelestarian kemampuan
lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang
berkelanjutan, terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana, dilaksanakan
dengan kebijaksanaan terpadu dan menyeluruh serta memperhitungkan kebutuhan
generasi sekarang dan mendatang. Dengan demikian dalam pembangunan TPA harus
dipikirkan tentang pengelolaan lingkungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2012, bahwa pembangunam TPA dengan luas > 10 ha
atau kapasitas total > 10.000 ton maka diperlukan adanya studi AMDAL (analisis
mengenai dampak lingkungan hidup)

II. Tujuan Studi AMDAL

Tujuan dilakukannya studi AMDAL pembangunan TPA yaitu untuk mengetahui hal-
hal sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan rencana kegiatan pembangunan TPA


terhadap komponen lingkungan (fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya
dan kesehatan masyarakat).

2. Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak


penting akibat tahapan kegiatan pembangunan TPA tersebut.

3. Memprakirakan dan mengevaluasi dampak besar dan penting yang ditimbulkan


oleh tahapan kegiatan pembangunan TPA terhadap komponen lingkungan.

4. Menetapkan arahan rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana


pemantauan lingkungan (RPL) dari kegiatan pembangunan TPA.

III. Ruang Lingkup Kegiatan Studi AMDAL

Ruang lingkup kegiatan studi AMDAL meliputi hal-hal sebagai berikut :


1. Persiapan Studi
2. Sosialisasi AMDAL
3. Survai Pendahuluan/pengumpulan data sekunder
4. Penyusunan Draft Kerangka Acuan (KA)
5. Penyerahan Draft KA ke Komisi AMDAL
6. Presentasi Kerangka Acuan (KA)
7. Perbaikan Draft Kerangka Acuan (KA)
8. Penyerahan Laporan Akhir Kerangka Acuan (KA)
9. Survai Lapangan (fisik, kimia, biologi, sosekbudkesmas)
10. Analisis Laboratorium

3
TOR Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

11. Pengolahan dan Analisis Data


12. Penyusunan Draft ANDAL, RKL, RPL
13. Penyerahan Draft ANDAL, RKL, RPL ke Komisi AMDAL
14. Presentasi ANDAL, RKL, RPL
15. Perbaikan Draft ANDAL, RKL, RPL
16. Pengesahan laporan akhir ANDAL, RKL, RPL
17. Penyerahan dokumen ANDAL, RKL, RPL ke Pemrakarsa

IV. Keluaran Studi AMDAL

Mengacu pada tata cara dan prosedur pelaksanaan studi AMDAL, maka sebagai
Keluaran dari seluruh rangkaian tahapan studi adalah sebagai berikut :

1. Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)


2. Laporan Hasil Studi / Dokumen ANDAL
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
5. Seluruh dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL harus disyahkan
dengan surat keputusan Bupati melalui Bapedalda Kabupaten sesuai peraturan
yang berlaku.

V. Kerangka Pemecahan Masalah

1. Berbagai dampak yang mungkin terjadi dan timbul akibat kegiatan


pembangunan TPA terhadap komponen lingkungan (fisik-kimia, biologi, sosial,
ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat) dapat diidentifikasi, diprakirakan
dan dievaluasi serta dibuatkan rencana pengelolaan dan pemantauannya
melalui studi AMDAL yang dilakukan dengan mengumpulkan data awal baik
data primer maupun data sekunder sebelum proyek melakukan kegiatannya.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 08 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan AMDAL, kemudian dipertegas lagi oleh
Peraturan Menteri Negara Lingkuangan Hidup No 5 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, maka pembangunan TPA dengan luas
di atas 10 ha atau kapasitas total lebih dari 10.000 ton diwajibkan untuk
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

VI. Pendekatan Studi

Pendekatan yang digunakan dalam rangka pelaksanaan studi AMDAL adalah


mengikuti prosedur teknis ilmiah, sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No 08 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan AMDAL tentang Pedoman Penyusunan AMDAL sebagai berikut :

4
TOR Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

1). Mengidentifikasi dampak secara sistematis untuk menghindari terabaikannya


suatu dampak penting.

2). Melakukan pengumpulan data/informasi yang relevan dengan masalah studi


dan menganalisisnya.

3). Melibatkan para pakar dari berbagai disiplin ilmu agar identifikasi, prakiraan
dan evaluasi dampak penting dapat dilaksanakan secara ilmiah.

4). Melakukan pembahasan secara deskriptif dan analitis yang mendalam agar
hasilnya dapat dipakai/dipergunakan secara terpadu dan efektif.

5). Menggambarkan dinamika dan persebaran dampak penting secara geografis


untuk mengetahui prilaku, keterkaitan antar dampak dan tempat terjadinya
dampak, sehingga memudahkan pelaksanaan.

6). Mengingat keterbatasan waktu, biaya dan teknologi maka dalam pelaksanaan
studi ANDAL perlu dilakukan pelingkupan untuk menentukan prioritas dampak
penting yang diprakirakan timbul sebagai akibat kegiatan TPA. Kegiatan
pelingkupan perlu dilakukan untuk memudahkan proses identifikasi dampak
besar dan penting.

VII. Mekanisme Pelaksanaan Studi AMDAL

1. Mengacu pada tata cara dan prosedur pelaksanaan studi AMDAL, maka
sebagai tahap awal dari seluruh rangkaian tahapan studi, dilaksanakan
penyusunan Kerangka Acuan Andal (KA-ANDAL). Setelah dokumen KA-
ANDAl diselesaikan, selanjutnya akan dinilai dan dievaluasi oleh Komisi
Teknis AMDAL Daerah (Kabupaten) dalam suatu forum presentasi. Hasil
penilaian dan evaluasi Komisi AMDAL Daerah atas dokumen KA-ANDAL
adalah berupa rekomendasi untuk dapat dilaksanakan studi yang lebih
mendalam atas interaksi kegiatan proyek dengan komponen lingkungan, yaitu
studi ANDAL. Hasil studi ANDAL dituangkan dalam suatu dokumen yang
disebut dokumen ANDAL. Berdasarkan hasil studi yang dituangkan dalam
Dokumen ANDAL tersebut selanjutnya disusun Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

2. Selanjutnya setelah dokumen ANDAL, RKL, dan RPL selesai disusun, maka
akan dilakukan penilaian dan evaluasi oleh Komisi Teknis AMDAL Daerah
(Kabupaten) dalam suatu forum presentasi dokumen ANDAL, RKL dan RPL.
Hasil penilaian Komisi Teknis AMDAL Daerah (Kabupaten) akan digunakan
untuk memberikan persetujuan/rekomendasi kegiatan proyek TPA tersebut
untuk dapat dilanjutkan, sekaligus sebagai pegangan dan jaminan bagi pihak
pemrakarsa atas kelancaran proyek yang dilaksanakan.
VIII. Lokasi dan Waktu Studi

5
TOR Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Studi AMDAL kegiatan TPA dilaksanakan pada wilayah studi yang ditunjuk yaitu
di Kabupaten Banyuasin

IX. Komponen Lingkungan Yang Akan Diteliti

Penelitian terhadap komponen lingkungan terbatas pada komponen dan atau


parameter lingkungan yang terkena dampak proyek tersebut. Dengan demikian,
penelitian akan lebih terpusat dan lebih mendalam agar lebih memudahkan
pemantauan lingkungan dikemudian hari. Selain itu, penelitian komponen
lingkungan juga dimaksudkan untuk mendukung kebutuhan analisis rona
lingkungan. Komponen lingkungan yang akan diteliti meliputi:

1. Komponen Fisik-Kimia
a. Iklim
Parameter iklim mikro yang perlu diketahui antara lain suhu udara,
kelembaban, curah hujan, jumlah hari hujan, arah dan kecepatan angina
(tergantung ketersediaan data) minimal curah hujan.
b. Fisiografi
Topografi bentuk lahan (morfologi), dan struktur geologi, demikian juga
jenis tanah, struktur dan tekstur tanah serta kesuburan tanah.
c. Hidrologi
- Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah
- Fluktuasi dan potensi air sungai
- Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk berbagai
keperluan konsumsi
- Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air sungai dan rawa (kalau ada)
- Kualitas air tanah.
d. Ruang, lahan dan tanah
- Inventarisasi tata guna tanah pada saat rencana kegiatan, diajukan
kemungkinan potensinya di masa datang, di sekitar lokasi rencana
kegiatan

- Rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang, rencana tata guna


lahan dan sumberdaya alam lainnya yang secara resmi atau belum
disusun oleh pemerintah setempat, baik di tingkat kabupaten atau
potensi di lokasi rencana kegiatan dan sekitarnya.

6
TOR Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

- Kemungkinan adanya konflik atau pembatasan yang timbul antara


rencana tata guna tanah dan sumberdaya alam lainnya yang sekarang
berlaku dengan adanya pemilikan/penentuan lokasi dari kegiatan.

2. Komponen Biologi

a. Vegetasi
Komponen vegetasi yang diamati meliputi komposisi jenis, struktur tegakan
dan keanekaragaman jenis vegetasi. Pengumpulan data dilakukan dengan
pembuatan petak ukur tiap tingkat pertumbuhan dan atau pembuatan transek
pengamatan.

b. Fauna/Satwa Darat
Komponen fauna/satwa yang dikaji dalam studi AMDAL TPA ini meliputi
kekayaan jenis dan kelimpahan jenis dari kelompok mamalia, reptil, amphibi
dan aves. Metode pengamatan dilakukan dengan cara observasi, wawancara
dan analisis di lapangan.

c. Biota Air
Pengamatan terhadap biota air dilakukan terhadap parameter Benthos,
Plankton dan Nekton. Metode pengumpulan dilakukan dengan pengamatan
langsung di lapangan untuk analisis Benthos dan Plankton di laboratorium,
dan wawancara dengan masyarakat khususnya untuk parameter Nekton.

3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


Pengamatan terhadap parameter sosekbud dilakukan dengan cara pengamatan
langsung di lapangan dan dengan wawancara terstruktur terhadap responden
terpilih. Parameter yang dikaji antara lain meliputi :
a. Kependudukan atau demografi (jumlah dan persebaran penduduk)
b. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
c. Tingkat Pendapatan Masyarakat (data otentik)
d. Persepsi Masyarakat (data otentik)

4. Komponen Kesehatan Masyarakat


Pengumpulan data untuk parameter kesehatan masyarakat dilakukan dengan cara
wawancara dengan masyarakat, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan.
Parameter yang dikaji antara lain meliputi : prevelensi penyakit, potensi
kecelakaan lalu lintas, keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan.

X. Metode Prakiraan Dampak Besar dan Penting

Prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan dua metode


pendekatan, yaitu pendekatan formal dan non formal sebagai berikut :
1. Metode Perhitungan Matematik dan Penggunaan Rumus Empiris
2. Metode Analogi (Pembandingan dengan Kegiatan Sejenis)

7
TOR Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

3. Metode Penilaian Para Ahli (Professional Judgement)

Hasil prakiraan dampak penting ini selanjutnya diolah ke dalam skala kualitas
lingkungan berdasarkan kriteria standar kualitas lingkungan yang telah
ditetapkan. Skala kualitas lingkungan juga diberikan pada zona lingkungan awal
sehingga dengan membandingkan skala kualitas lingkungan awal dan skala
kualitas lingkungan pada setiap tahap (hasil prakiraan) daapt diketahui perubahan
kualitas lingkungan.

Skala kualitas lingkungan dibedakan menjadi lima kelas, yaitu :


- Skala 1 = Kualitas lingkungan sangat buruk
- Skala 2 = Kualitas lingkungan buruk
- Skala 3 = Kualitas lingkungan sedang
- Skala 4 = Kualitas lingkungan baik
- Skala 5 = Kualitas lingkungan sangat baik

XI. Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting

Evaluasi dampak dimaksudkan sebagai upaya untuk mengevaluasi arah,


kecenderungan dan tingkat kepentingan dampak lingkungan yang akan terjadi
dalam ruang dan waktu tertentu secara holistik sebagai akibat adanya aktivitas dari
sistem pembangunan TPA.

Tolok ukur yang digunakan untuk mengambil keputusan apakah dampak tersebut
penting atau tidak penting dengan berpedoman pada ukuran dampak penting
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan sebagai berikut :
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Pengambilan keputusan akhir evaluasi dampak besar dan penting perlu ditetapkan
setelah dievaluasi berdasarkan 6 kriteria dampak penting. Dampak yang
berdasarkan hasil evaluasinya bernilai penting akan dilakukan pengelolaan dan
pemantauan sehingga masuk ke dalam daftar dampak yang dikelola dalam RKL
dan masuk dalam daftar dampak yang dipantau dalam RPL.

XII. Pelaksana Studi AMDAL

Tenaga ahli yang digunakan, harus memiliki sertifikat AMDAL A atau B atau ahli
dibidangnya dan terdiri dari :

8
TOR Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

1. Ahli Tanah dan Lahan pengalaman minimal 5 tahun


2. Ahli Hidrologi pengalaman minimal 5 tahun
3. Ahli Biologi pengalaman minimal 5 tahun
4. Ahli Kimia/ Limbah pengalaman minimal 5 tahun
5. Ahli Sosekbud pengalaman minimal 5 tahun
6. Ahli Lingkungan pengalaman minimal 5 tahun
7. Ahli Teknik Sipil pengalaman minimal 5 tahun
8. Ahli Tata Ruang pengalaman minimal 5 tahun
9. Ahli Kesmas pengalaman minimal 5 tahun

Anda mungkin juga menyukai