Anda di halaman 1dari 7

109

Jurnal Pharmascience, Vol. 04, No.01, Februari 2017, hal: 109 - 115
ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
http://jps.unlam.ac.id/
Research Article

Karakterisasi Mikroemulsi Minyak Nilam


(Pogostemon cablin Benth.) Dengan Pembawa Virgin
Coconut Oil (VCO), Polisorbat 80, dan Sorbitol
* Silvi Putri Irawati, Dina Rahmawanty, Mia Fitriana

Program Studi Farmasi, FMPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru


*Email : dinarahmawanty@gmail.com

ABSTRAK

Minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.) mengandung patchouli alcohol yang


berpotensi sebagai antioksidan. Pembuatan mikroemulsi dapat membantu minyak
nilam menembus lapisan kulit untuk menghindari kerutan pada kulit. Mikroemulsi
terdiri dari surfaktan, kosurfaktan, minyak dan air. Polisorbat 80 digunakan sebagai
surfaktan yang apabila dikombinasikan dengan VCO akan membentuk ukuran globul
mikroemulsi yang kecil. Sorbitol sebagai kosurfaktan untuk membantu menurunkan
tegangan antarmuka. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan konsentrasi Virgin
Coconut Oil (VCO), polisorbat 80 dan sorbitol yang dapat diformulasikan sebagai
sediaan mikroemulsi minyak nilam yang memenuhi karaketristik fisik yang baik.
Karakterisasi dilakukan dengan pengujian organoleptis, ukuran partikel, tipe emulsi,
bobot jenis, pH, viskositas dan uji stabilitas mekanik dengan sentrifugasi. Hasil
pengamatan menunjukkan formula mikroemulsi yang optimum adalah F1 dengan
komponen 1,96%b/b VCO, 15,68%b/b polisorbat 80, dan 1,96%b/b sorbitol.
Mikroemulsi minyak nilam secara organoleptis tidak berwarna, beraroma nilam dan
transparan. Ukuran partikel yang diperoleh yaitu 4,691±0,08 µm, tipe mikroemulsi
adalah tipe M/A, bobot jenis sebesar 1,0278±0,0004, nilai pH yaitu 7,273±0,015 dan nilai
viskositas adalah 15cPs. Hasil uji sentrifugasi menunjukkan sediaan mikroemulsi
transparan dan tidak terjadi pemisahan fase. Kesimpulannya adalah konsentrasi VCO,
polisorbat 80 dan sorbitol pada F1 dapat diformulasikan sediaan mikroemulsi yang
memenuhi sifat fisik yang baik.

Kata kunci: minyak nilam, mikroemulsi, VCO, polisorbat 80, sorbitol

ABSTRACT

Patchouli oil (Pogostemon cablin Benth.) containing patchouli alcohol that has
potential antioxidant effect. Patchouli oil have to be formulated in microemulsion dosage
forms to increase the stability and to help its penetration through human skin.
Microemulsion consisting of surfactant, co-surfactant, oil and water. Polysorbate 80 was
used as surfactant, the combine of polysorbate 80 and VCO can produce smaller
microemulsion globule. Sorbitol was used as co-surfactant to help decrease interfacial
tension. The purpose of this study was to assign the concentration of Virgin Coconut Oil

Volume 03, Nomor 02 (2016) Jurnal Pharmascience


110

(VCO), polysorbate 80 and sorbitol that could be processed as microemulsion of patchouli


oil which had the best characteristic. The microemulsion characterization were includes
organoleptic test, particle size measurement, specific gravity, type of emulsion, pH,
viscosity and mechanical stability with centrifugation test. The results of observations
showed that optimum formula was F1 with 1.96%w/w VCO, 15.68%w/w polysorbate 80,
and 1.96%w/w sorbitol. This formula had clear, colorless organoleptic, and aromatic
patchouli oil. The average particle size was 4.691±0.08 µm, the type of microemulsion was
o/w, the specific gravity was 1,0278±0,0004, pH 7,273±0,015 and theviscosity was 15cPs.
The microemulsion was stable with centrifugation test. The conclusion of this study was
the microemulsion could be made by F1 formula.

Keywords: patchouli oil, microemulsions, VCO, polysorbate 80, sorbitol

I. PENDAHULUAN antioksidan berasal dari tanaman nilam


Masalah kulit yang umum terjadi (Pogostemon cablin Benth.). Minyak
pada wanita salah satunya adalah penuaan nilam mengandung patchouli alcohol. Uji
dini. Penuaan merupakan proses hilangnya kualitatif antioksidan dengan DPPH
secara perlahan-lahan kemampuan menunjukkan minyak atsiri dari tanaman
jaringan untuk memperbaiki diri serta nilam berpotensi sebagai antioksidan
mempertahankan struktur dan fungsi (Halimah & Zetra, 2011).
normalnya sehingga tidak dapat bertahan Penggunaan langsung minyak nilam
terhadap infeksi dan kerusakan yang sebagai antioksidan kurang stabil dengan
diderita. Faktor pemicunya adalah adanya udara dan cahaya karena mudah
senyawa radikal bebas (Baitariza et al, menguap. Minyak nilam perlu
2014). Radikal bebas dapat merusak diformulasikan dalam bentuk sediaan yang
kolagen dan elastin. Jaringan tersebut akan sesuai. Salah satu sistem penghantaran
menjadi rusak akibat paparan radikal obat (Drug Delivery System) yang bisa
bebas, terutama pada daerah wajah yang digunakan adalah bentuk sediaan
mengakibatkan lekukan kulit dan kerutan mikroemulsi. Sistem ini merupakan suatu
yang diakibatkan paparan radikal bebas emulsi dengan ukuran globul yang sangat
(Goldman & Klatz, 2007). kecil, yaitu sekitar 0,5-10 µm yang dengan
Antioksidan merupakan manfaat ukuran tersebut globul dapat terpenetrasi
bahan alam yang dapat diambil sebagai baik hingga menembus epidermis (Martin
penghambat radikal bebas yang dapat et al, 2008).
digunakan untuk mencegah penuaan dini Mikroemulsi merupakan suatu sistem
(Angela, 2012). Salah satu tanaman dispersi yang dikembangkan dari sediaan
Indonesia yang berpotensi sebagai emulsi. Mikroemulsi memiliki beberapa

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


111

keuntungan yaitu stabil secara B. Cara Kerja


termodinamikal, viskositas rendah, dan 1. Pembuatan Mikroemulsi Minyak
Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
preparasi mudah (Yuwanti et al, 2011).
Optimasi formula mikroemulsi
Komponen dasar pembuatan sediaan
minyak nilam dapat dilihat pada tabel I di
mikroemulsi pada penelitian ini adalah
bawah ini.
Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai fase
Tabel I. Formula Mikroemulsi Minyak
minyak, polisorbat 80 sebagai surfaktan, Nilam (Pogostemon cablin
dan sorbitol sebagai kosurfaktan. Benth.)
Konsentrasi (%b/b)
Bahan
F1 F2
VCO 1,96 4,17
II. METODE Polisorbat 80 15,68 14,83
A. Alat dan Bahan penelitian Sorbitol 1,96 1,84
Minyak nilam 0,40 0,40
Alat-alat yang digunakan adalah Akuades ad 100 ad 100

alat-alat gelas (Iwaki Pyrex), magnetic


Formula yang menghasilkan sifat
stirrer, hot plate stirrer (Stuart CB 302),
fisik lebih baik akan ditambahkan bahan
mikroskop binokular listrik (Olympus),
tambahan yang diantaranya adalah BHT
timbangan analitik (Ohauss Pioneer
sebagai antioksidan, dan propilen glikol
PA123), mikroburet (Iwaki Pyrex),
sebagai humektan serta pengawet. Proses
piknometer (Iwaki Pyrex), viskometer
pembuatan mikroemulsi M/A dilakukan
Brookfieldtipe LV, pH-meter (Jenway),
dengan melarutkan minyak nilam dan
sentrifugator (Himac CT ISRE), kaca
BHT dalam Virgin Coconut Oil (VCO)
objek, kaca penutup, flakon, statif, kaca
dan diaduk menggunakan magnetic stirrer
arloji, spatula, pipet tetes, pipet ukur,
selama 10 menit dengan kecepatan 250
propipet dan vial.
rpm. Campuran tersebut ditambahkan
Bahan yang digunakan, yaitu
polisorbat 80 dan sorbitol. Campuran yang
akuades, aluminium foil, butyl hidroksi
telah homogen ditambahkan akuades
toluene (BHT) (Brataco), metilen biru
sedikit demi sedikit dan ditambahkan
(Merck), minyak nilam (Pogostemon
propilen glikol hingga campuran homogen
cablin Benth.) (PT. Djasula Wangi),
(Andriyani, 2014).
polisorbat 80 (Brataco), propilen glikol
(Brataco), sorbitol (Brataco), dan Virgin
2. Karakterisasi Sediaan Mikroemulsi
Coconut Oil (VCO) (PT. Bagoes).
Minyak Nilam (Pogostemon cablin
Benth.)
Karakterisasi mikroemulsi meliputi
pengujian organoleptis, penentuan ukuran

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


112

partikel, tipe emulsi, pengukuran bobot maka didapatkan persentase VCO,


jenis, pH, viskositas, dan uji stabilitas polisorbat 80 dan sorbitol yang dipilih
dengan uji sentrifugasi. adalah F1. Formula F1 dipilih karena
memiliki ukuran partikel yang lebih kecil
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data dibandingkan dengan F2 dan memasuki
Data dari karakterisasi organoleptis rentang 0,5-10 µm yaitu 5,1 ± 2,25 µm.
(kejernihan, bau, warna) dianalisis secara Formula F1 menunjukkan kejernihan
deskriptif. Data karakterisasi ukuran secara visual sedangkan pada F2
partikel, bobot jenis, viskositas dan pH menghasilkan sediaan mikroemulsi yang
menggunakan analisis data statistik. opalescent setelah penambahan 0,4%
minyak nilam. Hasil optimasi formula
III. HASIL DAN PEMBAHASAN mikroemulsi dengan penambahan 0,4%
A. Pembuatan Mikroemulsi Minyak minyak nilam pada F1 dan F2 yang dapat
Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
dilanjutkan untuk dilakukan pembuatan
Optimasi formula dengan
sediaan mikroemulsi adalah F1.
penambahan minyak nilam dilakukan
Penambahan zat tambahan propilen
untuk melihat perubahan ukuran partikel
glikol berfungsi sebagai pengawet pada
dan kejernihan pada sediaan mikroemulsi
sediaan karena dapat meningkatkan
setelah ditambahkan minyak nilam sebagai
aktivitas antimikroba dan sebagai
zat aktif. Hasil dari formula mikroemulsi
pelembab (humectant) pada kulit untuk
dengan penambahan minyak nilam sebesar
mencegah hilangnya kadar air sediaan saat
0,4% dapat dilihat pada Tabel II.
dioleskan pada permukaan kulit (Rowe et
Tabel II. Formula Mikroemulsi dengan
Penambahan 0,4% Minyak al, 2009). Butylated hidroksitoulena
Nilam
(BHT) berfungsi sebagai antioksidan pada
Konsentrasi (%b/b)
Bahan
F1 F2 sediaan untuk mencegah ketengikan yang
VCO 1,96 4,17
Polisorbat 80 15,68 14,83 dapat membuat sediaan mikroemulsi
Sorbitol 1,96 1,84
Minyak nilam 0,40 0,40
menjadi berbau tengik (Rowe et al, 2009).
Akuades ad 100 ad 100 Konsentrasi minyak nilam yang digunakan
Evaluasi:
Ukuran Partikel 5,1 ± 2,25 9,4 ± 3,99 merupakan konsentrasi sebagai
(µm) ± SD
Keterangan Transparan Opalescent antioksidan (Hussain et al, 2011).
Konsentrasi propilen glikol sebesar
Berdasarkan hasil ukuran partikel 15%b/b adalah konsentrasi yang dapat
dan kejernihan sediaan mikroemulsi digunakan sebagai pengawet pada sediaan
dengan penambahan 0,4% minyak nilam mikroemulsi dan humectant sebagai

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


113

pelembab untuk kulit. Konsentrasi BHT Hasil penentuan ukuran partikel sediaan
yang digunakan sebesar 0,01%b/b mikroemulsi diperoleh ukuran partikel
merupakan konsentrasi yang dapat rata-rata sebesar 4,691 ± 0,08 µm yang
digunakan sebagai antioksidan pada telah memasuki rentang ukuran partikel
sediaan mikroemulsi (Rowe et al, 2009). yaitu 0,5-10 mikrometer (Martin et al,
Formula mikroemulsi minyak nilam dapat 2008). Ukuran partikel yang diperoleh
dilihat pada Tabel 3. kecil karena rasio konsentrasi yang
Tabel III. Formula Mikroemulsi Minyak digunakan pada formula mikroemulsi
Nilam (Pogostemon cablin
minyak nilam tepat. Selain itu, menurut
Benth.)
Bahan Fungsi Konsentrasi Andriyani (2014) penggunaan polisorbat
(%b/b)
80 yang dikombinasikan dengan Virgin
Minyak Zat aktif 0,4
nilam Coconut Oil (VCO) akan mampu
Virgin Fase 1,96 membentuk ukuran globul mikroemulsi
Coconut Minyak
Oil (VCO) yang kecil.
Polisorbat Surfaktan 15,68
80
Sorbitol Kosurfaktan 1,96 3. Pemeriksaan Tipe Emulsi
Propilen Pengawet 15 Hasil pemeriksaan tipe emulsi dari
Glikol dan
humektan sediaan mikroemulsi minyak nilam
BHT Antioksidan 0,01 menunjukkan mikroemulsi minyak nilam
Air Fase air ad 100
memiliki tipe emulsi minyak dalam air
(M/A). Mikroemulsi bertipe M/A
B. Hasil Karakterisasi Sediaan
Mikroemulsi Minyak Nilam ditunjukkan dengan meratanya warna biru
(Pogostemon cablin Benth.) yang homogen dari penambahan metilen
1. Uji Organoleptis (warna, aroma,
biru pada fase luar mikroemulsi.
kejernihan)
Hasil identifikasi warna
menunjukkan tidak berwarna. Identifikasi 4. Pengukuran Bobot Jenis
aroma sediaan mikroemulsi menghasilkan Hasil rata-rata bobot jenis
aroma minyak nilam yang sebagai zat aktif mikroemulsi adalah 1,0278 ± 0,0004. Nilai
pada sediaan. Identifikasi kejernihan rata-rata bobot jenis mikroemulsi minyak
sediaan mikroemulsi menunjukkan sediaan nilam yang didapat mendekati bobot jenis
mikroemulsi transparan. air yang jika nilai bobot jenisnya kecil atau
2. Penentuan Ukuran Partikel mendekati air maka kerapatannya juga
Penentuan ukuran partikel kecil sehingga sediaan mudah untuk
menggunakan metode mikroskopi optik. dituang.

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


114

5. Uji pH selama 5 jam. Hasil pengujian sentrifugasi


Nilai rata-rata pH sediaan menunjukkan bahwa sediaan mikroemulsi
mikroemulsi adalah 7,273 ± 0,015 yang cukup stabil, tetap jernih dan tidak terjadi
sudah sesuai dengan pH sediaan topikal pemisahan fase atau terbentuk endapan.
yaitu pada kisaran pH 4,5-8,0 (Liony,
2014). IV. KESIMPULAN
Konsentrasi Virgin Coconut Oil
6. Pengukuran Viskositas dan Penentuan (VCO) sebesar 1,96%b/b, polisorbat 80
Sifat Alir
sebesar 15,68%b/b dan sorbitol sebesar
1,96%b/b dapat diformulasikan sebagai
sediaan mikroemulsi minyak nilam dan
memenuhi karakteristik formula
mikroemulsi yaitu meliputi organoleptis,
penentuan ukuran partikel, tipe emulsi,
bobot jenis, pH, viskositas dan stabil
dengan uji sentrifugasi.

Gambar 1. Penentuan Sifat Alir DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, R. 2014. Formulasi Sediaan


Nilai viskositas sediaan Topikal Mikroemulsi Allantoin dan
Uji Difusi Perkutan SecaraIn Vitro.
mikroemulsi minyak nilam sebesar 15 cPs
Tesis Program Studi Farmasi ITB.
dengan nomor spindel 1 pada kecepatan 60 Bandung.
Angela, L. F. T. 2012. Aktivitas
rpm. Berdasarkan rheogram hubungan
Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel
shearing stress dan rate of shear Anti-Aging yang Mengandung
Ekstrak Air Kentang Kuning
menunjukkan sediaan mikroemulsi minyak
(Solanum tuberosum L.). Skripsi
nilam memiliki sifat alir pseudoplastis Program EkstensiDepartemen
Farmasi FMIPA-UI. Depok.
tiksotropi yang mendekati sifat aliran
Baitariza, A., S.T. Darijanto, J.S. Pamudji
newton. & I. Fidrianny. 2014. Formulasi
Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Beras
Hitam (Oryza sativa L.) dan
7. Uji Stabilitas Mekanik dengan Uji Evaluasi Efektivitasnya sebagai
Sentrifugasi Antikerut. IJPST1: 18-25.
Cara pengujian stabilitas Goldman, R & R. Klatz. 2007. The New
Anti-Aging Revolution. Malaysia:
mikroemulsi dengan uji sentrifugasi
Printmate Sdn. Bhd. 19-25.
dilakukan pada kecepatan 3800 rpm Halimah, D.P.P & Y. Zetra. 2011. Minyak
Atsiri dari Tanaman Nilam

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


115

(pogostemon cablin benth.) melalui Difusi Franz dan Metode Tape


Metode Fermentasi dan Stripping. Skripsi FMIPA-UI.
Hidrodistilasi serta Uji Depok.
Bioaktivitasnya. Fakultas Yuwanti, S., S. Raharjo, P. Hastuti&
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Supriyadi. 2011. Formulasi
Alam Institut Teknologi Sepuluh Mikroemulsi Minyak dalam Air
Nopember. (O/W) yang Stabil Menggunakan
Hussain, A.I., F. Anwar, T. Iqbal & I.A. Kombinasi Tiga Surfaktan Non
Bhatti. 2011. Antioxidant Attributes Ionik dengan Nilai HLB Rendah,
of four lamiaceae Essential Oils. Tinggi dan Sedang. Agritech31: 21-
Department of Chemistry & 29.
Biochemistry, University of
Agriculture, Faisalabad, Pakistan.
Pak. J. Bot., 43(2): 1315-1321,
Jufri, M., A. Binu & J. Rahmawati. 2004.
Formulasi Gameksan dalam Bentuk
Mikroemulsi. Majalah Ilmu
Kefarmasian1: 160-174
Liony, B. 2014. Pengaruh Penambahan
Ekstrak Gambir Terhadap Sifat Fisik
dan Nilai Sun Protection Factor
(SPF) pada Hasil Jadi Krim Tabir
Surya. e-Journal 3: 209-216
Martin, A., J. Swarbrick & A. Cammarata.
2008. Farmasi Fisika Jilid 2.
Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press). Jakarta.
Maharini, I. 2013. Formulasi dan Uji
Transpor Secara In Vitro
Mikroemulsi Transdermal
Ketoprofen Menggunakan Virgin
Coconut Oil sebagai Fase Minyak.
Tesis Program Pascasarjana Fakultas
Farmasi UGM. Yogyakarta.
Prasetyaningsih, D.I. 2010. Optimasi
Formulasi Mikroemulsi Sediaan
Hormon Medroksiprogesteron
Asetat. Skripsi Program Studi
Farmasi UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Shintaningsih, L. 2007. Optimasi
Komposisi Polysorbate 80 & Cetyl
Alcohol sebagai Emulsifying Agent
dalam Lotion Virgin Coconut Oil
dengan Aplikasi Desain Faktorial.
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.
Simon, P. 2012. Formulasi dan Uji
Penetrasi Mikroemulsi Natrium
Diklofenak dengan Metode Sel

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai