Matematikawan yunani pada zaman masa Euclid berfikiran bahwa geometri adalah
bentuk yang abstrak dari dunia yang mereka tinggali. Maksud dari titik, garis, bidang, dan
sebagainya, dimaksudkan agar sesuai dengan pemahaman manusia. Postulat dan aksioma
kebanyakan menimbulkan pertentangan. Menurut pandangan Euclid, dia harus mendefinisikan
semua pernyataan-pernyataan yang diperlukan, dan membuatnya mudah diterima akal untuk
memperoleh teorema yang menyangkut tentang geometri.
Kedudukannya dalam sejarah terutama terletak pada bukunya yang hebat mengenai ilmu
ukur yang bernama the elements. Euclid menggunakan instuisinya bahwa: axioma-axioma harus
konsisten dan independen satu terhadap yang lain.
ELEMEN EUCLID
Definisi
Kumpulan-kumpulan axioma-axioma dasar yang tidak kontradiksi satu terhadap yang lain dan
konsisten.
Definisi Euclid
1. Sebuah titik tidak memiliki bidang
2. Sebuah garis tidak memiliki lebar
Aksioma dan postulat
Euclid membuat perbedaan dalam mengasumsikan kedua hal tersebut. Dia menggunakan
kata "Postulat" untuk mengasumsikan hal-hal yang bersifat khusus untuk geometri. Aksioma
diasumsikan untuk menyatakan pernyataan matematika umum tidak dikhususkan pada geometri.
1. Benda-benda (ukuran-ukuran) sama terhadap benda (ukuran) yang sama adalah sama
antara yang satu terhadap yang lain.
2. Jika benda-benda (ukuran-ukuran) sama, ditambah dengan benda-benda (ukuran-ukuran)
sama, semuanya adalah sama.
3. Jika benda-benda (ukuran-ukuran) sama, dikurangi benda-benda (ukuran- ukuran) sama,
semua sisanya adalah sama.
4. Jika benda-benda (ukuran-ukuran) tidak sama, ditambah dengan benda-benda (ukuran-
ukuran) sama, semuanya tidak sama.
5. Jika benda-benda (ukuran-ukuran) tidak sama, dikurangi benda-benda (ukuran-ukuran)
sama, semua sisanya tidak sama.
Postulat
5 Postulat Euclid.
1. Garis lurus dapat digambar dari (sembarang) titik sampai (sembarang) titik lainnya.
2. Ujung garis lurus dapat dilanjutkan terus sebagai garis lurus.
3. Lingkaran dapat digambar dari sembarang titik pusat dan dengan jari- jari yang sama.
4. Semua sudut siku-siku adalah sama.
5. Jika sebuah garis jatuh atas dua garis dan pada sisi yang sama membentuk sudut interior
lebih kecil dari pada dua sudut siku-siku, dua garis tersebut diperpanjang sampai infinite
pada sisi yang sama tersebut, maka akan bertemu pada sisi itu pada sudut-sudut yang
lebih kecil dari dua sudut siku-siku.
Catatan : apa yang dimaksud dengan sudut exterior (sudut luar suatu segitiga) dan
kaitannya dengan sudut interior suatu segitiga, jelaskan!
Proposisi 1.1
Menyatakan bahwa bisa dibentuk segitiga sama sisi dari sembarang garis lurus.
Untuk membentuk sebuah segitiga sama sisi dengan AB sebagai sisinya, Euclid pertama
membuat lingkaran dengan titik A sebagai titik pusat dan AB sebagai jari-jarinya. Demikian juga
untuk titik B, dibuat lingkaran dari titik tersebut dengan AB sebagai jari-jarinya. C digunakan
untuk menunjukkan sebuah titik perpotongan kedua lingkaran tersebut. Dari kedua titik yang
ada, ditarik sebuah garis dari titik A ke titik C, demikian juga dari titik B ke titik C. Sehingga
terbentuk sebuah segitiga ABC. Karena titik C berada pada lingkaran A, maka AC = BC.
Dikarenakan titik C juga berada pada lingkaran B, maka BC = AB. Akibatnya, AB = AC = BC,
jadi segitiga ABC merupakan segitiga sama sisi.
Proposisi 1.2
Untuk membuat garis lurus dari sembarang titik (misal A) dimana panjang garis tersebut
(misal AL) sama dengan panjang sembarang garis yang diberikan (misal BC). Perhatikan gambar
berikut:
Misalnya titik A adalah sembarang titik yang diberikan, dan garis BC sebagai garis yang
diberikan. Lalu, kita hubungkan titik B ke titik A. Kemudian digunakan proposisi 1.1 untuk
membuat ∆ABD. Setelah itu, diteruskan garis DA dan DB sembarang ke titik E dan F.
Selanjutnya, dibuat lingkaran dengan titik pusat B dan jari-jari sepanjang BC dan titik G sebagai
perpotongan kedua lingkaran. Euclid lalu membentuk lingkaran dengan titik pusat di D dan jari-
jari DG. Kemudian perpotongan antara lingkaran ini dengan DA disebut titik L. Karena BC =
BG, DL = DG, dan DA = BD. Bisa disimpulkan bahwa AL = BG = BC (mengapa ?). Dengan AL
sebagai segmen garis dengan titik A sebagai pangkalnya dan panjang AL = panjang BC. Hal ini
membuktikan proposisi 1.2.
Pembuktian ini terlihat dari susunan titiknya, tapi bagaimana jika titik- titiknya terletak di
tempat yang berbeda? Proclus dalam buku Commentary nya, menjadi orang pertama yang
menyangkal pernyataan ini: "Para ahli ukur kami meletakkan sebuah titik di luar garis tepat di
sebelah sisinya; tapi demi kesabaran kita harus mempertimbangkan segala kasus yang ada...."
Sebagai contoh, pembuktian yang diberikan oleh Euclid tidak secara langsung diterapkan pada
saat titik A pada garis BC.
Dengan sedikit modifikasi, maka penjelasan dapat diterapkan pada ketiga titik yaitu A, B
dan C. Teorema nya dapat dibuktikan tanpa menghiraukan letak dari ketiga titik tersebut. Bukan
ini saja alasannya, namun bagaimanapun, ketika kita membuktikan suatu teorema melalui sebuah
gambar. Anggap pembuktian berikut ini bahwa semua segitiga adalah sama kaki (ingat apa itu
garis bagi, garis tinggi, garis berat, garis sumbu pada segitiga).
Dalam ∆ABC, kita hubungkan garis pembagi sudut A(<A) tegak lurus dengan garis
pembagi garis BC pada titik yang kita sebut titik D. Kita bentuk garis DF dan DE yang
merupakan garis tegak lurus dari titik D ke garis AB dan, AC, dan gambar garis DA, DB dan
DC. Seperti gambar berikut: