Anda di halaman 1dari 8

STEP 2

KOMUNIKASI

1. Apa konsep yang terdapat dalam micro skills communication ?


Memahami dasar microskills dalam proses menerima (attending), mendengarkan
(listening) dan mempengaruhi (influencing).

(Marjo Happy Karlina. Penerapan Microskills dalam Domain Multicultural. Pp :


59) jurnal konseling dan pendidikan.

2. Tujuan dari komunikasi ?


Komunikasi secara umum bertujuan menyamakan pesan antara manusia yang
terlibat dalam komunikasi. Interaksi yang terjadi saat berkomunikasi dilakukan
manusia untuk berbagi makna (share of meaning). Sebagai contoh adalah saat
seorang paramedis berbicara dengan pasien mengenai obat anti biotik yang
harus diminum sampai habis kepada seorang, maka tujuan paramedis adalah
pasien melaksanakan apa yang dicapkannya.
(Junaedi Fajar, Komunikasi kesehatan, pp : 13)

Fungsi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy:


a. Menginformasikan ( to inform
komunikasi dapat menginformasikan kepada masyarakat mengenai peristiwa
yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala
sesuatu yang disampaikan orang lain.
b. Mendidik (to educated)
Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia
dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain, sehingga orang
lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
c. Menghibur (to entertain)
Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan
mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur
orang lain.
d. Mempengaruhi (to influence)
Komunikasi dapat mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi,
tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih
jauh lagi
(lisetyo.staff.gunadarma.ac.id, Teori Organisasi Umum)

3. Bagaimana hubungan komunikasi dengan anamnesis ?


 Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah
kesehatan pasien.
 Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang
penyakit atau masalah yang dihadapinya.
(Fourianalistyawati Endang. Komunikasi yang Relevan dan Efektif antara
Dokter dan Pasien. Pp : 85)

4. Apa syarat komunikasi yang baik ?


Komunikasi yang efektif adalah apabila penerima menginterpretasikan pesan
yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim (Supratiknyo, 1995:
34)
ada 3 syarat yang harus dipenuhi yaitu:
 Kita harus mengusahakan agar pesan pesan yang kita kirimkan mudah
dipahami.
 Sebagai pengirim kita harus memiliki kredibilitas dimata penerima.
 Kita harus berusaha umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan
kata itu dalam diri penerima.
(falimu. Etika Komunikasi Pegawai Terhadap Pelayanan Penerbitan Pajak Bumi
Dan Bangunan. Pp : 11)

Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi menurut Gorden (1978) adalah:


a. Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
b. Pesan: ide atau informasi yang disampaikan
c. Media: sarana komunikasi
d. Komunikan: pihak yang menerima pesan
e. Umpan Balik: respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya.

(PDF) Komunikasi yang Relevan dan Efektif antara Dokter dan Pasien. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/320100052_Komunikasi_yang_Relevan_dan_E
fektif_antara_Dokter_dan_Pasien [accessed Oct 18 2018].

5. Mengapa komunikasi dianggap penting ?

Dalam profesi kedokteran komunikasi antara dokter dan pasien merupakan


komponen paling penting dan merupakan poin penting dalam memberikan
pelayan terhadap pasien. Keefektifan komunikasi yang baik antara dokter dan
pasien akan menciptakan keberhasilan dalam proses perawatan pasien,
pengobatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatan status kesehatan
pasien.
(Tita Menawati Liansyah dan Hendra Kurniawan. PENTINGNYA KOMUNIKASI
DALAM PELAYANAN KESEHATAN PRIMER. Pp : 120)

6. Apa prinsip komunikasi yang baik ?


Prinsip-prinsip komunikasi digunakan untuk memahami proses komunikasi maka
pemahaman prinsip-prinsip komunikasi itu sendiri mencakup beberapa hal:
1. Proses Komunikasi
2. Makna Informasi
3. Model-model komunikasi
4. Proses Perubahan
(fathkurohman. Prinsip-prinsip Komunikasi. Pp : 2-3) jurnal ugm

7. Ciri-ciri komunikator yang baik dalam beromunikasi?


Hukum komunikasi efektif yang banyak dibahas diberbagai literatur disingkat
dalam
satu kata, yaitu REACH, yang dalam bahasa Indonesia berarti meraih ( Hanas,
2009; Prijosaksono, 2002; Rusoni, 2007; Toha, 2008).
1. Respect
Sikap menghargai mengacu pada proses menghargai setiap individu yang
menjadi
sasaran pesan yang disampaikan oleh komunikator. Jika individu
membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan
menghormati, maka kerjasama yang menghasilkan sinergi dapat
dibangun, yang akan meningkatkan efektifitas kinerja, baik sebagai
individu maupun secara keseluruhan.
2. Humble
Sikap rendah hati mengacu pada sikap yang penuh melayani, sikap
menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah
orang lain,berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut
dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang
lebih besar.
3. Empathy
Empati adalah kemampuan individu untuk menempatkan diri pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama
dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh
orang lain. Rasa empati membantu individu dalam menyampaikan pesan
dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
menerimanya. Jadi sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan
pesan, individu perlu mengerti dan memahami dengan empati calon
penerima pesan. Sehingga nantinya pesan dari komunikator akan dapat
tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari
penerima.
4. Audible
Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik oleh
penerima pesan.
5. Clarity
Kejelasan, terkait dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan
multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kejelasan juga
berarti
keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi, individu perlu
mengembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa
percaya dari penerima pesan.

(PDF) Komunikasi yang Relevan dan Efektif antara Dokter dan Pasien. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/320100052_Komunikasi_yang_Relevan_dan_E
fektif_antara_Dokter_dan_Pasien [accessed Oct 18 2018].

8. Bagaimana cara kita menyampaikan kabar buruk


kepada pasien ?
Hal yang terpenting dari penyampaian berita buruk adalah attitude (sikap dan
perilaku) penyampaian berita, informasi yang jelas, privasi, dan kemampuan
penyampaian berita dan menjawab pertanyaan. Terdapat enam langkah dalam
penyampaian berita buruk.
1. Melakukan persiapan
2. Menanyakan apa yang pasien tau tentang penyakitnya.
3. Menanyakan seberapa besar keinginan tahu pasien tentang penyakitnya
4. Menyampaikan berita
5. Memberika respon terhadap perasaan pasien.
6. Merencanakan tindak lanjut.
(Dr.dr Tri Wahyuliati Sp.S.,M.Kes. Skills of Communication-Breaking Bad
News. Pp : 3)

ANAMNESIS
1. Jenis dari anamnesis ?
a. Autoanamnesis : anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi
data yang diperoleh data primer, karena langsung dari sumbernya.
b. Alloanamnesis : anamnesis yang dilakukan pada keluarga pasien untuk
memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika
pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat.
( Megasari Miratu dkk. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan. Pp: 235)

2. Kendala dalam anamnesis ?

Beberapa permasalahan komunikasi dalam bidang kedokteran yang kerap kali


muncul ke permukaan, lebih disebabkan karena kurang dipahaminya komunikasi
oleh kedua belah pihak, baik dokter maupun pasien.
pasien yang merasa cemas berlebihan, pasien yang tidak menerima penjelasan
dokter mengenai kondisinya, dokter merasa terbebani atas pekerjaannya, pasien
tidak menyetujui suatu tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter (menolak
menandatangani surat persetujuan tindakan), dan pemikiran pasien yang tidak
realistis.
(Tita Menawati Liansyah dan Hendra Kurniawan. PENTINGNYA KOMUNIKASI
DALAM PELAYANANKESEHATAN PRIMER. Pp : 123)

3. Syarat Anamnesis?
 Adanya pasien dan dokter
1. Memulai wawancara (initiating the session)
2. Mengumpulkan informasi (gathering information)
3. Penjelasan dan perencanaan (explanation and planning
4. Menutup wawancara (closing the session)

5. Terdapat masalah kesehatan


 Pasien dibiarkan secara bebas mengemukakan semua keluhan
serta kelainan yang dideritanya.
 Pemeriksa (dokter) membimbing pasien mengemukakan
keluhannya atau kelainannya dengan jalan mengajukan
pertanyaan tertuju.
(Redhono Dhani dkk. History Taking – Anamnesis. pp

6. Cara penilaian anamnesis? Berhasil atau tidak


Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu
penyelesaian masalah kesehatan pasien.
(Fourianalistyawati Endang. Komunikasi yang Relevan dan Efektif antara Dokter
dan Pasien. Pp : 85)

Sewaktu kita mengambil anamnesis, yaitu berwawancara


dengan pasien, kita juga dapat memperoleh data mengenai keadaannya,
misalnya keadaan kesadarannya, konsentrasi, kecakapan bereaksi, ingatan,
penggunaan bahasa, cara mengucapkan kata, pendengaran, intelek, dan lain
sebagainya.
Untuk mendapatkan anamnesis yang baik dibutuhkan sikap
pemeriksa yang sabar dan penuh perhatian, serta waktu yang cukup.
Pengmbilan anamnesis sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri, agar tidak
terdengar oleh orang lain.

Kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh seorang dokter termasuk malpraktek


medik/kelalaian medik atau bukan, sepanjang seorang dokter dalam melakukan
tindakan medik terhadap pasiennya memenuhi peraturan perundang-undangan
(Mauli Dian. Tanggung Jawab Dokter Terhadap Kesalahan Diagnosis. Pp : 41)

7. Sistematika anamnesis?
a. Mewawancarai pasien;
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Sosial dan Ekonomi
b. Memeriksa fisik dan mental pasien;
c. Menentukan pemeriksaan penunjang;
d. Menegakkan diagnosis;
e. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
(Mauli Dian. Tanggung Jawab Dokter Terhadap Kesalahan Diagnosis. Pp : 41)

8. Etika dalam anamnesis?


Pasien :
 Informed Consentsebaiknya diminta oleh pihak yang akan melakukan
tindakan.
 Pasien harus dalam keadaan mampu memberikan informedconsent.
 Pasien bebas dari pemaksaan atau pengaruh berlebihan pada saat
memberikan persetujuan.
 Persetujuan harus diberikan untuk suatu tindakan atau terapi spesifik.
 Pasien harus mendapat informasi yang cukup.
 Pasien mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan
mendapatkan jawaban.
( Njoto Haryanto. PERTANGGUNGJAWABAN DOKTER DAN RUMAH
SAKITAKIBAT TINDAKAN MEDIS YANG MERUGIKAN DALAM PERSPEKTIF
UU NO 44 Th 2009 TENTANG RUMAH SAKIT. Pp : 60)

Dokter :
 Menyampaikan kebenaran atau berita yang sesungguhnya (tell the truth)
 Menghormati hak pribadi orang lain (respect the privacy of others)
 Melindungi informasi yang bersifat rahasia (protect confidential information)
 Mendapat persetujuan untuk melakukan tindakan terhadap pasien (obtain
consent for interventions with patients)
 Membantu orang lain membuat keputusan yang penting (when ask, help
others make important decision)
(Suryadi Taufik. PRINSIP-PRINSIP ETIKA DAN HUKUM DALAM PROFESI
KEDOKTERAN. Pp : 6)

SIMPATI DAN EMPATI

1. Mengapa sebagai dokter harus peka terhadap pasien ?


Sengketa medik dapat terjadi bila dokter merasa sudah memberikan penjelasan
yang lengkap kepada pasien dan/atau keluarga, tetapi kemudian pasien
dan/atau keluarga menyatakan bahwa ia belum mendapat penjelasan atau
penjelasan kurang lengkap. Dalam rangka mencegah terjadinya keadaan ini,
dokter dituntut untuk peka dalam memastikan bahwa pasien dan/ atau keluarga
benarbenar mengerti.
( Njoto Haryanto. PERTANGGUNGJAWABAN DOKTER DAN RUMAH
SAKITAKIBAT TINDAKAN MEDIS YANG MERUGIKAN DALAM PERSPEKTIF
UU NO 44 Th 2009 TENTANG RUMAH SAKIT. Pp : 60)

2. Apakah perbedaan antara simpati dan empati?


Empati Simpati

Kemampuan untuk dapat merasakan Simpati kita senang dan peduli akan
dan memahami perasaan orang lain. orang tersebut.
(Yubiliana Gilang. Penatalaksanaan Simpati oleh wispe dipandang
Komunikasi Efektif &Terapeutik. Pp : sebagai kesadaran tinggi terhadap
31) penderitaan orang lain.
Empati adalah kemampuan individu (Supeni MG. Empati Perkembangan
untuk menempatkan diri pada situasi dan Pentingnya Dalam Kehidupan
atau kondisi yang dihadapi oleh orang Bermasyarakat. Pp : 64)
lain.

(Fourianalistyawati Endang.
Komunikasi yang Relevan dan Efektif
antara Dokter dan Pasien. Pp : 85)

3. Mengapa empati perlu kita terapkan?

Empati dinlai penting peranannya dalam meningkatkan kualitas poditif hubungan


interpersonal. Empati memungkinkan seseorang melakukan suatu untuk
meringankan penderitaan orang lain.

(Supeni MG. Empati Perkembangan dan Pentingnya Dalam Kehidupan


Bermasyarakat. Pp : 64)

ATTENDING BEHAVIOR
1. Apa saja yang diperhatikan saat attending behavior ?

Kontak mata dan bahsa tubuh merupakan aspek mendasar dari perilaku fifik
pada penerimaan awal (attending behavior). Aspek mendasar lainnya dari
attending behavior adalah nada suara.

Sengaja tidak hanya untuk menjaga postur tubuh dan ekspresi wajah penuh
perhatian, mereka juga tetap pada topik, dan jarang menyela atau tiba-tiba
berubah topik pembicaraan.

(Marjo Happy Karlina. Penerapan Microskills dalam Domain Multicultural. Pp :


59) jurnal konseling dan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai