Anda di halaman 1dari 6

Dhita Dwi Nanda dan Rodiani | Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil Trimester III

Hubungan Kunjungan Antenatal Care dengan Kejadian Anemia pada Ibu


Hamil Trimester III
Dhita Dwi Nanda1, Rodiani2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Penyakit Obstetrik dan Kandungan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Anemia merupakan salah satu masalah di Indonesia yang penting untuk dikaji, terutama pada ibu hamil. Anemia
merupakan salah satu kehamilan beresiko tinggi yang dapat berdampak buruk bagi ibu hamil. Kehamilan beresiko tinggi
dapat meningkatkan angka kematian ibu. Penyebab terbanyak anemia pada ibu hamil trimester III yaitu defisiensi zat gizi
mikro terutama zat besi. Zat besi selama kehamilan merupakan zat gizi mikro yang penting terutama sebagai bahan dalam
pembentukan eritropoietin. Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (SDM) meningkat. Namun, peningkatan volume
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi Hb akibat hemodilusi. Keadaan tersebut mempengaruhi kadar hemoglobin ibu hamil yang dapat mengalami
anemia selama kehamilan. Hal ini cukup bahaya dan perlu tindak lanjut agar tercapainya kehamilan dan persalinan yang
sehat. Karena hal itu dibutuhkan suatu upaya untuk mengatasi tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil. Pemerintah
telah menyusun dan melaksanakan program untuk meningkatkan kesehatan bagi ibu hamil baik selama kehamilan dan
persalinannya. Kunjungan antenatal merupakan upaya preventif ibu hamil untuk menghasilkan kehamilan yang sehat
melalui pemeriksaan fisik, pemberian suplemen serta penyuluhan kesehatan ibu hamil. Kunjungan antenatal yang teratur
mengakibatkan segera terdeteksinya berbagai faktor risiko kehamilan, salah satunya anemia.

Kata kunci: antenatal care, anemia, hamil trimester III

Correlation between Antenatal Care (ANC) Visit with Anemia Case on Third
Trimester on Pregnant Women
Abstract
Anemia is one of the problems in Indonesia that is important to study, especially in pregnant women. Anemia is one of the
high-risk pregnancies that can be bad for pregnant women. High-risk pregnancies can increase maternal mortality. The
most cause of anemia in the third trimester pregnant women is deficiency of micronutrients, especially iron. Iron during
pregnancy is an essential micronutrient primarily as an ingredient in the formation of erythropoietin. In pregnancy the need
for oxygen is higher thereby triggering increased production of erythropoietin. As a result, plasma volume increases and red
blood cells (HR) increases. However, an increase in plasma volume occurs in larger proportions when compared with an
increase in erythrocytes resulting in decreased Hb concentrations due to hemodilution. The condition affects the
hemoglobin levels of pregnant women who may develop anemia during pregnancy. This is quite a hazard and needs follow-
up in order to achieve a healthy pregnancy and childbirth. Because it takes an effort to overcome the high rate of anemia in
pregnant women. The Government has developed and implemented programs to improve the health of pregnant women
both during pregnancy and childbirth. Antenatal visit is a preventive effort of pregnant mother to produce healthy
pregnancy through physical examination, supplementation and health counseling of pregnant mother. Regular antenatal
visits result in the immediate detection of various risk factors for pregnancy, one of which is anemia.

Keywords: antenatal care, anemia, third trimester pregnancy

Korespondensi: Dhita Dwi Nanda, alamat JL Kopi No. 24 A, Gedong Meneng, Rajabasa, Lampung, HP 082177848704, e-mail
dhita_dwn@yahoo.com

Pendahuluan
Anemia merupakan salah satu masalah Tenggara melebihi nilai prevalensi secara
kesehatan global yang banyak ditemukan di global.1
masyarakat terutama pada ibu hamil.World Indonesia yang merupakan salah satu
Health Organization (WHO) menyebutkan negara dibagian Asia Tenggara memiliki angka
bahwa secara global prevalensi ibu hamil yang prevalensi ibu hamil anemia sebesar 37,1%.
menderita anemia sebanyak 83,2% sedangkan Infodantin gizi juga menyebutkan bahwa
pada negara-negara di Asia tenggara memiliki diperkirakan 41,8% ibu hamil diseluruh dunia
prevalensi sebesar 97,8%. Hal ini menunjukkan mengalami anemia.2 Berdasarkan data tersebut
bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di Asia mengindikasikan bahwa anemia pada ibu hamil

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 88


Dhita Dwi Nanda dan Rodiani | Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III

merupakan salah satu faktor risiko yang penting Isi


dalam kesehatan.3 Antenatal care adalah pengawasan
Anemia pada kehamilan dapat berdampak sebelum persalinan terutama pada
buruk, baik bagi kesehatan ibu maupun bayinya. pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
Di samping pengaruhnya kepada kematian dan rahim.8Pengawasan wanita hamil secara rutin
perdarahan, anemia pada saat hamil akan mampu membantu menurunkan morbiditas dan
mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi mortalitas ibu dan bayi.9
lahir rendah dan peningkatan kematian Pelaksanaan antenatal care sangat
perinatal. Mengingat berbagai dampak buruk penting karena dapat memberikan gambaran
yang timbul akibat anemia pada ibu hamil, keadaan ibu hamil, janin dalam kandungan, dan
sebaiknya anemia dapat dicegah secara dini kesehatan umum.10
melalui pemeriksaan kehamilan yang baik.3 Pelayanan antenatal care merupakan
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
satu tahapan penting yang harus dilakukan oleh selama kehamilannya sesuai dengan standar
ibu hamil menuju kehamilan yang sehat yang pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan
dikenal dengan antenatal care(ANC). Pelayanan dalam buku pedoman pelayanan antenatal
ANC merupakan suatu kebijakan serta strategi terpadu bagi petugas kesehatan. Pelayanan
oleh pemerintah yang dapat digunakan sebagai antenatal yang lengkap mencakup banyak hal
screening awal kondisi kehamilan berisiko tinggi seperti anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan
salah satunya adalah anemia. Sehingga dengan kebidanan, pemeriksaan laboratorium sesuai
pemeriksaan ANC rutin diharapkan kasus dengan indikasi serta intervensi dasar dan kasus
anemia akan cepat terdeteksi dan segera (sesuai resiko yang ada). Penerapan
dilakukan intervensi.4 operasionalnya dikenal standar minimal “7T”
Keberlangsungan pemeriksaan kesehatan untuk pelayanan antenatal yaitu:11
selama kehamilan dapat dilihat dari kunjungan 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi
pertama (K1) hingga kunjungan K4 dengan badan.
waktu kunjungan sesuai dengan trimester 2. Ukur Tekanan darah.
kehamilan. Cakupan K1 ideal secara nasional 3. Ukur Tinggi fundus uteri.
adalah 81,6% dan cakupan K4 secara nasional 4. Nilai status imunisasi TT
adalah 70,4%. Berdasarkan data tersebut, (TetanusToksoid) dan berikan bila perlu.
ditemukan selisih dari cakupan K1 ideal dan K4 5. Pemberian Tablet besi minimal 90 tablet
secara nasional yang memperlihatkan bahwa selama kehamilan
terdapat 12% dari ibu yang menerima K1 ideal 6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual,
tidak melanjutkan ANC sesuai standar minimal HIV/AIDS dan malaria, termasuk Tes
(K4).5 laboratorium sesuai indikasi.
Hingga saat ini telah dilakukan beberapa 7. Temu wicara/konseling dalam rangka
penelitian mengenai keterkaitan antara persiapan rujukan.
kunjungan ANC dengan anemia. Penelitian Dari hasil Riset Kesehatan Dasar, terdapat
sebelumnya mengatakan bahwa frekuensi ANC beberapa definisi operasional indikator ANC
dapat menurunkan kehamilan beresiko tinggi yaitu sebagai berikut:5
salah satunya adalah anemia. 6 Selain itu, 1. K1 atau ANC minimal 1 kali adalah
penelitian yang dilakukan Sugma di Yogyakarta proporsi kelahiran yang mendapat
menunjukkan hubungan yang bermakna antara pelayanan kesehatan ibu hamil minimal 1
keteraturan ANC dengan kejadian anemia pada kali tanpa memperhitungkan periode
ibu hamil.7 Berdasarkan penelitian tersebut, waktu pemeriksaan.
kunjungan ANC memiliki peran penting terhadap 2. K1 ideal adalah proporsi kelahiran yang
kejadian anemia pada ibu hamil. mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dari pertama kali pada trimester 1.
diketahui bahwa masih terdapat ibu hamil yang 3. K4 adalah proporsi kelahiran yang
tidak teratur dalam melakukan kunjungan ANC mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil
yang dapat meningkatkan kehamilan beresiko selama 4 kali dan memenuhi kriteria 1-1-2
tinggi salah satunya adalah anemia. yaitu minimal 1 kali pada trimester 1,
minimal 1 kali pada trimester 2 dan
minimal 2 kali pada trimester 3.

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 89


Dhita Dwi Nanda dan Rodiani | Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III

4. ANC minimal 4 kali adalah proporsi konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia
kelahiran yang mendapat pelayanan pada ibu hamil.13 Berdasarkan beberapa
kesehatan ibu hamil minimal 4 kali tanpa penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan
memperhitungkan periode waktu mengkonsumsi tablet Fe yang didapat dari ANC,
pemeriksaan. secara langsung dapat mempengaruhi kejadian
Frekuensi pelayanan antenatalminimal 4 anemia selama kehamilan.14
kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu Penelitiannya yang dilakukan Charles
minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 menyimpulkan bahwa dengan pemahaman
kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali perilaku sehat ibu hamil, khususnya dalam sikap
pada triwulan ketiga.5 dan tindakan untuk memanfaatkan pelaksanaan
1. Cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan pelayanan antenatal yang bermutu akan mampu
antenatal dapat dipantau melalui mengupayakan penurunan angka kejadian
pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) anemia. Penurunan kejadian anemia tersebut
dan pelayanan ibu hamil sesuai standar akan berpengaruh terhadap tingkat derajat ibu
paling sedikit empat kali dengan distribusi hamil yang sehat, yang akhirnya merupakan
sekali pada triwulan pertama, sekali pada upaya pencegahan anemia dalam kehamilan .15
triwulan kedua, dan dua kali pada Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
triwulan ketiga (K4). ibu dengan kadar Hb <11 g/dL atau Ht <0,33
2. Cakupan Fe1 dan fe3. Pemberian tablet pada trimester I dan III, sedangkan pada
zat besi pada ibu hamil dapat dibedakan trimester II turun 0,5 g/dL untuk menyesuaikan
menjadi Fe1 yaitu yang mendapat 30 peningkatan volume plasma sehingga nilai yang
tablet dan Fe3 yaitu yang mendapat 90 digunakan adalah 10,5 g/dL.16Anemia lebih
tablet selama masa kehamilan. sering dijumpai dalam kehamilan, karena dalam
kehamilan keperluan akan zat-zat makanan
Setiap ibu hamil yang menerima ANC bertambah dan terjadi pula perubahan-
pada trimester 1 (K1 ideal) seharusnya perubahan dalam darah dan sumsum tulang.
mendapat pelayanan ibu hamil secara Pada masa kehamilan terjadi penambahan
berkelanjutan dari trimester 1 hingga trimester volume darah yang dikenal dengan istilah
3. Hal ini dapat dilihat dari indikator ANC K4. hidremia atau hemodolusi, akan tetapi
Cakupan K1 ideal secara nasional adalah 81,6 bertambahnya sel-sel darah kurang
persen dengan cakupan terendah di Papua dibandingkan dengan bertambahnya plasma,
(56,3%) dan tertinggi di Bali (90,3%). Cakupan K4 sehingga terjadi pengenceran darah.
secara nasional adalah 70,4 persen dengan Pertambahan tersebut berbanding sebagai
cakupan terendah adalah Maluku (41,4%) dan berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan
tertinggi di DI Yogyakarta (85,5%). Berdasarkan hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap
penjelasan di atas, selisih dari cakupan K1 ideal sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam
dan K4 secara nasional memperlihatkan bahwa kehamilan dan bermanfaat bagi wanita.17
terdapat 12 persen dari ibu yang menerima K1 Anemia pada kehamilan dapat disebabkan
ideal tidak melanjutkan ANC sesuai standar oleh tiga faktor, yaitu infeksi (malaria, infeksi
minimal (K4).5 cacing), defisiensi zat-zat nutrisi (zat besi, asam
Kehamilan akan berjalan normal apabila folat, dan vitamin B12) dan kelainan genetik
ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan (hemoglobinopati). Penyebab anemia tersering
lebih dari 3 kali karena pemberian suplementasi adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar 75%
besi dan imunisasi Tetanus toksoid pada ibu anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
hamil yang memeriksakan kehamilannya lebih defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran
dari 3 kali dicapai secara optimal.12 eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia
ketaatan konsumsi tablet Fe oleh ibu hamil megaloblastik yang dapat disebabkan oleh
selama masa kehamilannya merupakan salah defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12.
satu faktor yang dapat menurunkan kejadian Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui
anemia selama kehamilan. Penelitian tersebut antara lain adalah hemoglobinopati, proses
sejalan dengan penelitian yang dilakukan inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan.18
Hidayah dan Ansari yang menyebutkan bahwa Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih
terdapat hubungan yang bermakna antara tinggi sehingga memicu peningkatan produksi

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 90


Dhita Dwi Nanda dan Rodiani | Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III

eritropoietin. Akibatnya, volume plasma primigravida yang mengalami anemia


bertambah dan sel darah merah (SDM) kehamilan sebesar 44,6% sedangkan ibu
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma multigravida yang mengalami anemia
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika kehamilan sebesar 12,8%. Hal tersebut
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit disebabkan ibu primigravida belum
sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb mempunyai pengalaman untuk menjaga
akibat hemodilusi.18 kesehatan kehamilan dari kehamilan
Pada minggu keenam kehamilan terjadi sebelumnya karena baru pertama kali
percepatan peningkatan volume plasma yang hamil.19
disproporsional dengan volume sel darah merah 2. Tingkat Pendidikan
dan mencapai puncaknya pada minggu ke-24 Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
atau terus meningkat sampai minggu ke-37, terjadinya anemia kehamilan, karena
dimana volume plasma mencapai kurang lebih dalam pendidikan terdapat proses
43% lebih besar dibandingkan perempuan tidak pengembangan pengetahuan, wawasan,
hamil. Di sisi lain, hal ini akan menurunkan nilai kompetensi serta pola pikir seseorang.
Ht dan Hb (“dilutional anemia”) sejak minggu Tingkat pendidikan seseorang akan
keenam dan seterusnya sampai minggu ke 16 mempengaruhi kesadaran untuk
atau 26 kehamilan, yang kemudian mencapai berprilaku hidup sehat dan membentuk
keseimbangan baru dengan adanya peningkatan pola pikir yang baik sehingga ibu akan
masa SDM sebesar 17-25% pada nilai Hb 11 g/dL lebih mudah untuk menerima informasi
atau Ht 0,33 L/L ().18 dan memiliki pengetahuan yang
19
Suatu penelitian memperlihatkan memadai.
perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan 3. Status ekonomi
bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester Status ekonomi juga dapat menyebabkan
pertama, konsentrasi Hb tampak menurun, terjadinya anemia kehamilan. Pendapatan
kecuali pada perempuan yang telah memiliki berkaitan erat dengan status ekonomi.
kadar Hb rendah (<11,5 g/dL). Konsentrasi Kurangnya pendapatan keluarga
paling rendah didapatkan pada trimester kedua, menyebabkan berkurangnya pembelian
yaitu pada usia kehamilan sekitar 30minggu. makanan sehari-hari sehingga mengurangi
Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan jumlah dan kualitas makanan ibu perhari
Hb, kecuali pada perempuan yang sudah yang berdampak pada penurunan status
memiliki kadar Hb tinggi (>14,6 g/dL) pada gizi.20
pemeriksaan pertama.9 4. Kepatuhan konsumsi tablet Besi (Fe)
Kebutuhan besi ibu hamil (yang hanya 1 Tablet Fe adalah garam besi dalam bentuk
mg/hari pada dewasa normal) akan meningkat tablet atau kapsul yang apabila
mencapai 6 sampai 7 mg/hari pada 6-8 minggu dikonsumsi secara teratur dapat
terakhir kehamilan. Diperkirakan jumlah besi meningkatkan jumlah sel darah merah.
yang diperlukan untuk perkembangan janin dan Zat ini terutama diperlukan
kehilangan darah selama melahirkan mencapai dalamhemotopoiesis (pembentukan
kurang lebih 600 mg Fe yang sepenuhnya darah,) yaitu dalam sintesa hemoglobin
diserap dari ibu hamil. Oleh karena itu, (Hb) terutama ibu hamil yang kebutuhan
meskipun penyerapan besi selama kehamilan zat besi meningkat.20 Konsumsi tablet Fe
meningkat dan bahkan telah diberikan suplemen sangat di anjurkan untuk ibu hamil karena
besi, biasanya pada perempuan dengan dapat meningkatkan zat besi.10
cadangan besi yang rendah tetap gagal
memenuhi kebutuhan di atas sehingga Penatalaksanaan umum anemia
menimbulkan anemia.18 kehamilan dapat berupa konseling tentang
Beberapa faktor diduga dapat pengaturan diet sangat penting diberikankarena
mempengaruhi timbulnya anemia selama zat besi dari bahan makanan lebih mudah
kehamilan, yaitu sebagai berikut: diserap daripadazat besi oral. Apabila hitung
1. Gravida darah lengkap menunjukkan kadar hemoglobin
Anemia kehamilan dapat dipengaruhi oleh dan hematokrit yang rendah, masing-masing di
gravida. Hasil penelitian Ridayanti, bawah 10 gr/dl dan 30 persen, maka pemberian
menyebutkan bahwa ibu hamil tambahan zat besi harus mulai dilakukan.18

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 91


Dhita Dwi Nanda dan Rodiani | Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III

Apabila kadar hemoglobin tidak kunjung stabil Saat ini pemerintah Indonesia telah
atau terus menurun, perlu dilakukan pengkajian membuat dan melaksanakan suatu program
apakah ibu mengkonsumsi suplemen zat besinya sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan
dengan baik. Pemeriksaan laboratorium juga bagi ibu hamil yaitu pelayanan antenatal care
merupakan suatu upaya untuk menentukan (ANC). Antenatal care merupakan suatu
ukuran sel darah merah. Apabila diduga ada program untuk mengawasi kesehatan ibu hamil
kondisi selain kekurangan zat besi, perlu segera beserta janin yang ada di dalamnya sehingga
konsul ke dokter.16 tercapai kehamilan dan persalinan yang baik.
Pemberian diet tinggi asam folat seperti Berdasarkan beberapa penelitian, angka
ayam, hati, ikan, daging, telur, brokoli, bayam, kejadian anemia disuatu negara dikaitkan
asparagus, air jeruk dan kacang-kacangan.Selain dengan keteraturan kunjungan ANC. Hal
itu juga dengan pemberian suplemen folat tersebut sesuai dengan program pemerintah
padatrimester pertama sebanyak 280 mg/hari, bahwa bagi setiap ibu hamil wajib
trimester kedua sebanyak660 mg/hari dan memeriksakan kehamilannya secara teratur dan
trimester ketiga sebanyak 470 mg/hari. Atau rutin. Keteraturan kunjungan ANC yang
sedikitnya ibu hamil mendapatkan suplemen ditetapkan oleh pemerintah yaitu dalam
asamfolat sebanyak 400 mikrogram/hari.18 cakupan K4.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa,
Ringkasan resiko tinggi terjadinya anemia pada kehamilan
Anemia pada kehamilan merupakan terdapat pada ibu hamil yang tidak teratur
masalah kesehatan yang dihadapi oleh ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC selama
biasanya terjadi di negara berkembang salah kehamilannya. Berdasarkan hasil dari beberapa
satunya adalah Indonesia. Anemia berperan penelitian menunjukkan bahwa ANC memiliki
terhadap tingginya angka kematian ibu hamil peran dalam terjadinya kejadian anemia pada
dan semakin meningkat seiring dengan ibu hamil.
pertambahan usia kehamilan. Peningkatan
angka kematian ibu merupakan salah satu Simpulan
indikator dalam menentukan tingkat kesehatan Penelitian terdahulu telah menjelaskan
dalam suatu negara. Karena hal tersebut, bahwa keteraturan kunjungan antenatal yang
diperlukan adanya suatu upaya pencegahan baik dapat menurunkan angka kejadian anemia
serta pengobatan dalam hal mengurangi angka pada ibu hamil. Pelayanan Antenatal careselain
kejadian anemia sebagai kehamilan berisiko mendeteksi secara dini anemia, melalui
tinggi. pemberian tablet Fe dapat meningkatkan kadar
hemoglobin darah selama masa kehamilan.

Daftar Pustaka 6. Subarda MH, Helmyati S. Pelayanan


1. World Health Organization.The Global antenatal care dalam pengelolaan anemia
Prevalence of Anaemia in 2011. WHO berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil
Report; 2015 minum tablet besi. Jurnal Gizi Klinik
2. Proverawati. Anemia dan Anemia Indonesia. 2011; 8(1):7–13.
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. 7. Sugma S. Hubungan Keteraturan Antenatal
3. Alem M, Enawgaw B, Gelaw A, Kena T, Seid Care dengan Kejadian Anemia di Puskesmas
M, Olkeba Y, Dkk. Prevalence of anemia and Kasihan I Bantul Yogyakarta. 2015.
associated risk factors among pregnant 8. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit
women attending antenatal care in Azezo Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Health Center Gondar town , Northwest Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 2011.
Ethiopia. J Interdiscipl Histopathol. 2013; 9. Saifuddin A. Ilmu Kebidanan Sarwono
1(3):137–44. Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka
4. Hardianti U, Amir Y M, Balqis. Faktor Yang Sarwono Prawirohardjo. 2008.
Berhubungan Dengan Pelayanan Antenatal 10. Marniyati L, Saleh I, Soebyakto BB.
Di Puskesmas Pattingalloang Kota Makasar Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam
2013. Jurnal Akk. 2013; 2 (2):35-41. meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi pada Ibu
5. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Hamil oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta. 2013. Sako , Sosial , Sei Baung dan Sei Selincah di

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 92


Dhita Dwi Nanda dan Rodiani | Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III

Kota Palembang. Jurnal Kedokteran Dan


Kesehatan. 2016; 3(1):355–62. 2010; 54(5):380-6.
11. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman 17. Abdulmuthalib. Kelainan hematologik.
Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta. 2010. Dalam: Saifuddin, AB. Ilmu Kebidanan
12. Latifah N. Hubungan Frekuensi Kunjungan Sarwono Prawirohardjo Edisi Keempat.
ANC Selama Kehamilan Dengan Kematian Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Neonatal. Jakarta. 2012. Prawirohardjo. 2010.
13. Hidayah W, Anasari T. Hubungan Kepatuhan 18. Tandu UB, Mbangama AM. Association of
Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe dengan maternal anemia with other risk factors in
Kejadian Anemia di Desa Pageraji occurrence of Great obstetrical syndromes
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. at university clinics, Kinshasa, DR Congo.
Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan. 2012. BMC Pregnancy and Childbirth. 2015;
14. Kumala W, Jus’at I. Hubungan Kepatuhan 15:183-4.
Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Zat 19. Liow F, Kapatow N, Malonda N. Hubungan
Besi dan Tingkat Kejadian Anemia di Antara Status Sosial Ekonomi Dengan
Puskesmas Jawilan Kabupaten Serang Tahun Anemia Pada Ibu Hamil di Desa Sapa
2012. Nutrire Diaita. 2014; 6(2):114–39. Kecamatan Tengah Kabupaten Minahasa
15. Charles AM. Predictors of Anemia Among Selatan. 2012.
Pregnant Women in Westmoreland, 20. Ridayanti NKA, Lanni F, Wahyuningsih M.
Jamaica. Health Care for Women Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil
International. 2010; 31(7):585 – 598. Dengan Kejadian Anemia Pada
16. Grewal. Aneaemia and pregnancy: Kehamilannya Di Puskesmas Banguntapan 1
Anaesthetic implications. Indian J Anaesth. Bantul. 2012.

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 93

Anda mungkin juga menyukai