Anda di halaman 1dari 5

Cara Jitu Lolos Psikotes untuk Seleksi Kerja

Psikotes sendiri merupakan suatu tahapan yang selalu ada dalam proses seleksi untuk
karyawan di perusahaan maupun instansi pemerintah.Dari hasil psikotes inilah dapat
menggambarkan kondisi jiwa dan sesuai atau tidaknya kepribadian calon karyawan dengan
jenis pekerjaan dan lingkungan kerja di perusahaannya kelak. Hasil psikotes bersifat kulitatif,
artinya laporan hasil tesnya berupa data yang memberikan kesimpulan sesuai atau tidaknya
kepribadian anda dengan jenis pekerjaan yang anda lamar.
Apa saja yang diujikan dalam psikotes ?
Psikotes terdiri dari beberapa tahap. Secara umum, dalam tes ini anda akan diuji
kemapuannya dalam menggambar, menghitung dan berpikir dengan logika. Dengan waktu
yang terbatas (3-4 jam), anda harus mengerjakan ratusan soal dalam format pilihan ganda
dan isian singkat. Adapun beberapa tahap dalam psikotes adalah :
Tes Kemampuan Menggambar (orang, pohon dan rumah)
2. Wartegg Test
3. Tes Kemampuan Berhitung Cepat (Kraeplien/Pauli)
4. Edward Personal Preference Schedule (EPPS) atau PAPI test
5. Tes Army Alpha
6. Tes Ketelitian
7. Tes Kode Ingatan
8. Tes Analog Verbal (analogi/padanan, sinonim dan antonim kata)
9. Tes Logika Penalaran
10. Tes Logika Aritmatika
11. Tes Angka
12. Logika Number
13. Tes Aritmatika
14. Tes Spasial
15. Deret Gambar
16. Pencerminan Gambar
17. Pasangan Gambar
1. Psikotes tahap pertama : kemampuan menggambar (orang, pohon dan rumah)
Peralatan : 3 lembar kertas HVS polos, pensil HB, stop watch
Tenggat waktu : 3 x 10 menit

Pembahasan : Tes ini dipergunakan untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri,
kestabilan, dan ketahanan kerja dari peserta psikotes yang akan menjadi calon
karyawan. Adapun poin yang dinilai dalam menggambar orang ini adalah : Proporsi
anggota tubuh. Semakin proporsional (seimbang perbandingan ukuran satu anggota tubuh
dengan anggota tubuh yang lain) maka semakin tinggi skor yang anda
peroleh. Kelengkapan anggota tubuh. Semakin lengkap semakin tinggi nilainya.
Diantaranya kepala, leher, badan, tangan, kaki, dan seterusnya. Detail gambar. Semakin
detail gambar yang anda buat semakin tinggi pula nilai yang anda peroleh.

Tips dan Trik : Saat wawancara dengan psikolog, adakalanya gambar ini dibawa oleh dia
dan tanyakan kepada anda. Mengapa anda menggambar orang seperti diatas dan anda
akan disuruh mendeskripsikannya secara detil. Untuk itu, gambarlah orang yang benar-
benar nyata, bukan tokoh kartun yang menyerupai orang. Ada baiknya anda menggambar
orang yang sudah dikenal dan dekat dengan anda, sehingga anda tidak kesulitan dalam
mendeskripsikannya.
b. Menggambar Pohon (Tree Test)
Petunjuk : Gambarlah pohon berkayu atau berkambium. Tidak diperbolehkan menggambar pohon kelapa,pohon
pisang, bambu, semak belukar, dan jenis tanaman monokotil. Setelah Anda selesai menggambar, tuliskan mama
pohon tersebut di halaman kertas sebaliknya!
Pembahasan :Bagus tidaknya gambar bukanlah kriteria lolos tes
karena Tree Testbukanlah tes kemampuan menggambar. Sebagai salah
satu alat menggali kepribadian, setiap tarikan garis dan tebal-tipis garis
pun akan dievaluasi dengan cermat oleh psikolog. Jadi yang bisa kita
persiapkan hanyalah berlatih menggambar semirip mungkin dengan
pohon yang dimaksud dan menyelesaikan gambar tepat waktu.

Tips dan Trik : Pada awalnya mengikuti tes psikotes, saya suka
menggambar pohon seperti diatas. Kemudian saya beri keterangan
bahwa gambar itu adalah pohon jati, pohon yang dikenal sebagai pohon
yang kokoh dan kuat. Dengan harapan psikolog akan melihat saya
sebagai pribadi yang tangguh hehehe. Namun saat mengikuti tes-tes
untuk seleksi kerja, belakangan saya lebih suka menggambar pohon
mangga lengkap dengan buahnya. Penampilan pohonnya pun, sangat
berbeda dengan gambar pohon jati di atas. Ranting (besar dan kecil)
serta daun (sampai urat daun) saya gambar dengan teliti satu per satu.
Dengan begitu mungkin psikolog akan berpikir saya adalah orang yang
teliti (menggambar detil dari ujung akar sampai ujung daun) dan orang
yang suka dengan hasil kerjanya (dilihat dari gambar buah mangga yang
menggantung di batang pohon).

c. Menggambar Rumah-Pohon-Orang (House-Tree-Person)


Petunjuk : Gambarlah sebuah rumah, sebuah pohon dan seorang manusia.

Pembahasan : Garis dan dinding mewakili ego seseorang. Garis dan dinding yang terlalu samar menunjukkan ego yang
lemah. Sedangkan bila terlalu tebal menunjukkan kecemasan yang berlebihan. Atap mewakili fantasi. Jika anda terlalu
memperhatikan atap, maka artinya anda terlalu memperhatikan fantasi dalam kehidupannya. Pintu danjendela mewakili
keterbukaan untuk berinteraksi dengan orang lain dan berinteraksi dengan lingkungan. Jika andamenggambar gordin
atau penutup jendela lain maka diartikan dia kurang terbuka dan kurang suka berinteraksi dengan orang lain. Pintu
dan jendela yang terbuka menandakan orang tersebut sangat terbuka dan sangat suka berinteraksi dengan orang lain.

Tips dan Trik : Dalam beberapa versi ada yang memaknai rumah sebagai seorang ayah, pohon adalah ibu, dan orang
adalah diri kita sendiri. Semakin besar ukurannya, maka semkin besar pengaruh kepada kehidupan kita. Saya juga sering
menambahkan pagar disekeliling rumah. Dengan begitu, psikolog akan berpikir bahwa saya adalah pribadi yang
memperhatikan keamanan dan cukup waspada.

http://asatrio.blogspot.co.id/2014/03/15-menit-pahami-cara-jitu-lolos.html?m=1
2. Tes Kemampuan Berhitung Cepat (Kraeplien/Pauli)

1. Hitung Koran atau Tes Pauli Kraepelin


Tes

Point Penilaian
1. Keuletan
Tujuan dari tes ini adalah untuk melihat keuletan seseorang dalam bekerja. Kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan masalah yang rumit dalam waktu yang cepat.

2. Kemauan
Tes ini menunjukan tingkat kemauan seseorang dalam bekerja dan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah
menjadi tanggung jawab orang tersebut.

3. Tingkat Emosi
Tes ini mengukur tingkat emosi seseorang. Mengukur kemampuan dalam mengendalikan emosi dalam kondisi
kerja yang rumit.

4. Penyesuaian Diri
Tes ini bisa digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan
yang baru.

Tips Mengerjakan Tes Hitungan Koran atau Tes Pauli Kraepelin :

1. Konsentrasi
Dalam mengerjakan tes ini kita harus bener-bener konsentrasi penuh. Berhubung tes ini sangat menguras
pikiran dan energi, usahakan jangan sampai blank dalam mengerjakan tes ini. Tes ini merupakan tes yang
mengisikan angka satuan hasil dari setiap penjumlahan antara 2 angka di setiap kolom. Ada yang dari bawah
dan dari atas, tergantung dengan kebijakan perusahaan. Apabila hasil jumlah dari 2 angka itu lebih dari 2 digit,
maka yang ditulis adalah digit terkahir. Misal 5+5 = 10, maka yang ditulis adalah 0. Oleh karena itu,
konsentrasi amat sangat dibutuhkan dalam mengerjakan tes ini agar tidak keliru.

3. Jumlah angka stabil


Usahakan jumlah angka dalam masing-masing kolom stabil. Berhubung mengerjakan soal ini diberi waktu
yang sedikit. Jadi usahakan buat patokan jumlah angka yang harus dikerjakan, misalnya 12 perhitungan.
Usahakan setiap kolom minimal 12 perhitungan agar tidak terjadi bentuk kurva yang zig-zag.

4. Cermat dan Teliti


Perhitungan dengan angka yang banyak kadangan bikin kita kebingungan. Usahakan jangan sampai ada angka
yang terlewat di setiap kolom.
1. TES PSIKOLOGIS (TES KRAEPELIN) Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., PsiJurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan FIP UPI Bandung
2. 2. Dibuat oleh seorang psikiater bernama Kraepelin, dan TES KRAEPELIN mula- mula bertujuan
untuk membedakan antara orang yang normal dan tidak normal. Akan tetapi dalam
perkembangannya, tes ini digunakan pula di kalangan angkatan bersenjata dan perusahaan dalam
rangka seleksi dan Menurut Dr. J. de Zeeuw, tes Kraepelin penempatan tenaga. digolongkan dalm
tes- tes yang mengukur faktor-faktor khusus non-intelektual (tes konsentrasi)
3. 3. Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes TES KRAEPELIN Kraepelin merupakan
sebuah „Speed Test‟. Ciri utama dari sebuah speed tes adalah tidak adanya waktu yang cukup
untuk menyelesaikan semua Jadi pada tes Krp, testi memang tidak diharapkan untuk dapat soal.
menyelesaikan sepenuhnya setiap jalur. Yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan kerja testi.
4. 4. Selain kecepatan kerja, faktor-faktor lain TES KRAEPELIN yang diungkapkan adalah ketelitian,
konsentrasi, dan stabilitas dalam Aspek-aspek psikologis yang berpengaruh bekerja. pun macam-
macam, misalnya persepsi visual, koordinasi senso-motorik, pushing power, ketahanan, learning
effect.
5. 5. Tes Kraepelin terdiri dari 45 lsjur angka satuan TES KRAEPELIN antara 0 sampai 9 yang tersusun
secara acak sebanyak 60 angka secara Tugas testee adalah setiap kali vertikal pada tiap-tiap lajur.
menjumlahkan 2 buah angka, mulai dari angka paling bawah pada tiap-tiap lajur, dalam batas
waktu tertentu yang singkat.
6. 6. TES KRAEPELIN 5 7 6 9 2 3 8 4 0 5 9 2 4 3 7 1 8 1 2 6 0 4 7 5 1 6 3 5 4 7 4 5 3 7 4 6 9 0 5 2 2 6 9 8 9
7. 7. TES KRAEPELIN Jadi, 2 dijumlahkan dengan 6, hasilnya ditulis di sebelah kanan di antara kedua
angka tersebut. Kemudian 6 dijumlahkan dengan 4, hasilnya ditulis sebagai 0 disebelah kanan
diantara kedua angka tersebut. Kemudian 4 dijumlahkan dengan 8, hasilnya ditulis sebagai 2 di
sebelah kanan di antara kedua angka tersebut, dst.
8. 8. Sebagai tes kepribadian. Tes Kraepelin dapat TES KRAEPELIN digunakan untuk menetukan tipe
performance seseorang. Misalnya :1. Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah, dapat
mengindikasikan gejala depresi mental.2. Terlalu banyak salah hitung, dapat mengindikasikan
adanya distraksi mental.3. Penurunan grafik secara tajam, dapat mengindikasikan epilepsi atau
hilang ingatan sesaat waktu tes.4. Rentang ritme/grafik yang terlalu besar (antara puncak tertinggi
& terendah) dapat mengindikasikan adanya gangguan emosional.
9. 9. Sebagai tes bakat, tes kraepelin TES KRAEPELIN SEBAGAI TES BAKAT dimaksudkan untuk
mengukur maximum performance seseorang. Oleh karenanya, tekanan skoring dan interpretasi
lebih didasarkan pada hasil tes secara obyektif bukan pada arti proyektifnya.
10. 10. Dari hasil perhitungan obyektif, TES KRAEPELIN SEBAGAI TES BAKAT dapat diinterpretasikan 4
hal :1. Faktor kecepatan (speed factor)2. Faktor ketelitian (accuracy factor)3. Faktor keajekan
(rithme factor)4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
11. 11. Menurut Guilford (1959), penjumlahan item yang berupa TES KRAEPELIN angka satuan ini, bila
ditinjau dari fungsi mental, tergolong convergent thinking. Namun jika dilihat dari isi itemnya
tergolong numerical facility, yakni kecakapan menggunakan angka dengan cepat dan Menurut
Freeman (1962), hasil tes ini sangat dipengaruhi oleh teliti. Menurut Thrustone (dalam faktor
sensory perception dan motor response. Anastasi, 1968), item-item dalam tes Kraepelin
mengandung salah satu kemampuan mental primer yaitu faktor number, dimana didalamnya
tercakup kemampuan menghitung simple arithmetic secara tepat dan teliti.
12. 12. Peralatan yang dibutuhkan :1. ADMINISTRASI Lembar soal tes Kraepelin, tes ini terdiri dari 45
jalur angka, namun yang biasanya dikerjakan hanya 40 jalur angka.2. Stopwatch3. Pensil
(disarankan ada cadangan)4. Meja yang cukup luas supaya testee dimungkinkan membuka lebar-
lebar lipatan lembar soal tes Kraepelin dan kursi.5. Papan tulis dan kapur tulis atau flipchart untuk
menjelaskan cara pengerjaan tes.
13. 13. PROSEDUR PELAKSANAAN TES1. Bagikan lembar soal kepada testee.2. Testee diminta mengisi
identitas pribadi secara lengkap pada tempatnya di halaman depan, dan katakan supaya tidak
membuka lembaran tes sebelum ada perintah lebih lanjut.3. Pada saat testee mengisi identitas,
kutiplah contoh soal tes Kraepelin di papan tulis.
14. 14. PROSEDUR PELAKSANAAN TES4. INSTRUKSI : Dalam tes ini anda akan menghadapi kolom-kolom
yang terdiri dari angka-angka. Tugas anda adalah :1. Menjumlahkan tiap-tiap angka dengan satu
angka di atasnya (beri contoh dengan mengutip 10 angka terbawah kolom pertama). Jadi anda
kerjakan dari bawah ke atas.2. Dari hasil penjumlahan ini, anda hanya menuliskan angka satuannya
saja. Misalnya penjumlahan 5 dan 9 adalah 14, maka yang anda tulis cukup angka 4-nya saja. Angka
satuan itu hendaknya ditulis di sebelah kanan, tepat diantara kedua ngka yang baru anda
jumlahkan.
15. 15. PROSEDUR PELAKSANAAN TESInstruksi (lanjutan) :3. Bila anda membuat kesalahan dalam
emnjumlahkan atau menulis, misalnya seharusnya 9 anda tulis 6, maka anda tidak perlu
menghapus angka yang salah itu. Cukup anda coret angka yang salah itu dan dibetulkan
disampingnya atau anda pertebal dengan angka yang benar (beri contoh).4. Setiap beberapa saat
anda akan mendengar ketukan semacam ini (beri contoh ketukan). Pada saat ketukan itu anda
harus pindah ke kolom sebelah kanannya. Mulailah lagi menjumlahkan angka-angka di kolom itu
dari bawah ke atas, demikian seterusnya (jangan berhenti dulu).
16. 16. PROSEDUR PELAKSANAAN TESInstruksi (lanjutan) :5. Anda hendaknya bekerja secepat dan
seteliti mungkin.6. Sebagai latihan, marilah kita kerjakan contoh yang terdiri dari dua lajur angka
yang terdapat pada lembaran tes. Kita mulai dari lajur paling kiri. Mulai dari bawah, jumlahkan tiap
angka dengan angka di atasnya. “Ya. Mulai !” (setelah 30 detik beri tanda ketukan). :stop! Pindah
kolom berikutnya!” (setelah 30 detik, bunyikan ketukan) “Ya! Berhenti!”
17. 17. PROSEDUR PELAKSANAAN TESInstruksi (lanjutan) : (setelah selesai mengerjakan contoh, periksa
apakah tiap orang telah mengerjakan dengan benar)“sudah paham semuanya?”“sekarang, letakkan
dahulu alat tulis anda”Anda buka kertas yang ada di hadapan anda. Bila saya beri tanda mulai,
kerjakan kolom paling kiri, bila saya ketuk, langsunglah pindah ke kolom berikutnya di sebelah
kanannya, dan seterusnya.“siap?....mulai!(waktu : 30 detik/kolom jadi seluruh 40 kolom : 20 menit)
18. 18. SKORING1. Menyambung/membuat garis dari puncak-puncak tertinggi sehingga membentuk
grafik.2. Garis timbang : Puncak tertinggi + puncak terendah : 23. Kecepatan siswa mengerjakan
lajur tiap menit : 2 x (jumlah angka di atas garis timbang – di bawah garis timbang) : 404. Ketelitian :
Jumlah kesalahan 15 lajur (5 lajur bagian depan, 5 lajur bagian tengah. Dan 5 lajur bagian akhir)
19. 19. INTERPRETASIInterpretasi hasil dapat mencakup :1. Kecepatan, bisa mengindikasikan tempo
kerja.2. Ketelitian, bisa mengindikasikan konsentrasi kerja.3. Keajekan, bisa mengindikasikan
stabilitas emosi.4. Ketahanan, bisa mengindikasikan daya tahan terhadap situasi menekan.
20. 20. INTERPRETASI Individu dikatakan memiliki performance kerja yang baik jika dalam rentang
waktu yang lama, dalam situasi menekan (stresfull) mampu menampilkan unjuk kerja yang cepat,
teliti, dan stabil.
21. 21. TERIMA KASIH……..

Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung

Anda mungkin juga menyukai