Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PH 2013
BAHAN AJAR
MK MANAJEMEN DATA
PSIK REGULER B SEMESTER 5
PENGENALAN SPSS
SPSS Environment
YOLANITA S, MSc.PH 2013
MENU BAR
7. GRAPH
Menu graph digunakan untuk membuat grafik, diantaranya ialah bar, line, pie,
dll.
8. UTILITIES
Menu utilities dipergunakan untuk mengetahui informasi variabel, informasi file,
dll.
9. AD-ONS
Menu ad-ons digunakan untuk memberikan perintah kepada SPSS jika ingin menggunakan aplikasi tambahan,
misalnya menggunakan alikasi Amos, SPSS data entry, text analysis, dsb.
10. WINDOWS
Menu windows digunakan untuk melakukan perpindahan (switch) dari satu file ke file
lainnya.
PETUNJUK
Menu File merupakan menu pertama dari Data Editor yang dibuka oleh para pengguna SPSS. Dimana Data
Editor pada SPSS mempunyai dua bagian utama :
1. Kolom, dengan ciri adanya kata var dalam setiap kolomnya. Kolom dalam SPSS akan diisi oleh variabel.
2. Baris, dengan ciri adanya angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Baris dalam SPSS akan diisi oleh data.
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Kasus : Berikut ini data barang di gudang 10 barang diambil secara acak (angka dalam rupiah).
Langkah-langkah Input
Data :
1. Membuat Variabel
Klik variabel view pada pojok kiri bawah, kemudian isikan :
Nama Variabel beserta keterangan yang diinginkan tentang variable tersebut.
Misal : Barang, Harga, Stock
2. Mengisi Data
Memasukkan data pada Data Editor dilakukan dengan cara mengetik data yang akan dianalisa
pada sel-sel (case) dibawah judul (heading) kolom nama variabel.
3. Menyimpan Data
Setelah data dimasukkan, maka data perlu disimpan untuk kepeluan analisa selanjutnya.
Langkah penyimpanan data adalah sebagai berikut :
Klik Menu File→Save Data →(Pilih folder penyimpanan), ketik Nama File→Klik OK.
F. LATIHAN
Latihan pertama : Berikut ini adalah data 15 Responden pria dan wanita sanggar tari “PRIMA” yang
diambil secara acak :
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Latihan kedua : data persoanalia dari perusahaan ABC dengan total karyawan 62
orang.
DATA PERSOALIA PERUSAHAAN ABC
YOLANITA S, MSc.PH 2013
3. .
Silakan klik ( ) Type in data kemudian tekan Enter atau klik OK.
4. Layar akan terbuka “Untitled - SPSS Data Editor” seperti pada gambar
berikut: Selanjutnya disebut sebagai Jendela Data Editor. Karena belum ada data,
maka tampilannya masih kosong.
5. Perhatikan di kiri bawah ada dua Jendela yaitu (1) Data View dan (2) Variabel
View.
YOLANITA S, MSc.PH 2013
1. Pastikan anda berada di layar “SPSS Data Editor”, kemudian pilihlah menu File
Open
2. Pada File of type, pilihlah dBase (*.dbf).
3. Pada Look in, pilihlah Floppy:A, jika data anda ada di Disket
YOLANITA S, MSc.PH 2013
4. Secara otomatis akan muncul list file yang berekstensi DBF, klik file yang ingin
dibuka, misalnya file KIA kemudian klik Open.
Laporan dari proses konversi data dari dBase tersebut akan dimunculkan di “Output
– SPSS Viewer” Sbb:
Setelah klik save, pastikan kiri atas layar monitor anda yang sebelumnya muncul “Untitled
–
SPSS Data Editor” telah berubah menjadi “KIA – SPSS Data Editor”.
Pastikan anda menyimpan setiap saat data yang sudah diolah, agar jika sewaktu-waktu
komputer mengalami kerusakan (mis. Listrik mati, komputer hang), maka anda tidak
kehilangan data.
YOLANITA S, MSc.PH 2013
STATISTIK DESKRIPTIF
Statistik deskriptif berupa frekuensi dan distribusi. Frekuensi biasanya dimunculkan
dalam bentuk proporsi atau persentase, sedangkan distribusi berupa nilai
tengah dan nilai sebaran (mean, median, SD, SE, dll).
1. Pastikan file KIA.SAV sudah dibuka, sehingga data tampak di jendela Data Editor
(Jika belum, anda dapat mengikuti prosedur untuk membuka file sbb: 1. File, 2.
Open, 3. Data, 4. Pilih 5. Look in (cari directory/folder tempat menyimpan file,
6. File name (cari nama file), jika sudah ketemu klik file tsb, & 7. Klik Open).
2. Prosedur untuk menampilkan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
Dari menu utama, pilihlah:
Analyze
Descriptive Statistic <
Frequencies…
3. Pada kotak dialog tersebut, tersedia daftar variabel di sebelah kiri (tanpa
label), variabel pendidikan adalah V02 silakan klik, Kemudian klik
tanda >, sehingga V pindah ke kotak kanan, seperti gambar diatas.
4. Klik OK untuk menjalankan prosedur. Pada jendela output tampak hasil seperti
berikut:
YOLANITA S, MSc.PH 2013
V02
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 8 8.9 8.9 8.9
2 12 13.3 13.3 22.2
3 24 26.7 26.7 48.9
4 26 28.9 28.9 77.8
5 16 17.8 17.8 95.6
6 4 4.4 4.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Jika anda lihat tabel diatas, sulit untuk dibaca, misalnya apa itu V02? Apa itu Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6? Untuk itu, anda perlu membuat Label dan Value.
2. Pada baris ke-7 (V02) pada kolom Label ketiklah PENDIDIKAN RESPONDEN
(sebagai label untuk variabel v02)
3. Pada baris ke-7 (V02) pada kolom Value, Klik tanda hitam diujung kanan, sbb:
YOLANITA S, MSc.PH 2013
4. Akan muncul menu Value Label (membuat label untuk value 1,2,3,4,5)
Pada kotak value ketik angka 1, pada kotak value label ketik TIDAK SEKOLAH, & Klik
Add Pada kotak value ketik angka 2, pada kotak value label ketik SD tdk Tamat , & Klik Add
Pada kotak value ketik angka 3, pada kotak value label ketik Tamat SD, & Klik Add
Dst.. sbb:
7. Hasilnya sbb:
PENDIDIKAN RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tdk sekolah 8 8.9 8.9 8.9
SD tdk tamat 12 13.3 13.3 22.2
Tamat SD 24 26.7 26.7 48.9
Tamat SMP 26 28.9 28.9 77.8
Tamat SMU 16 17.8 17.8 95.6
Tamat D3/PT 4 4.4 4.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
8. Pada kolom Frequency menunjukkan jumlah kasus dengan nilai yang sesuai. Jadi
pada contoh di atas, ada 8 ibu yang berpendidikan Tidak sekolah dari 90 ibu yang ada.
9. Proporsi dapat dilihat pada kolom Percent, pada contoh di atas, ada 8,9% ibu yang
berpendidikan Tidak pernah Sekolah.
10. Kolom Valid Percent menampilkan proporsi jika missing cases tidak diikutsertakan
sebagai penyebut. Pada contoh di atas, kolom Percent dan Valid Percent
memberikan hasil yang sama karena pada data ini tidak ada missing cases.
11. Cumulative Percent menjelaskan tentang persen kumulatif, jadi pada contoh di atas,
ada 22.2% ibu yang berpendidikan Tidak sekolah atau Tidak tamat SD (8.9% +
13.3%).
Frequency Percent
Valid Tdk sekolah 8 8.9
SD tdk tamat 12 13.3
Tamat SD 24 26.7
Tamat SMP 26 28.9
Tamat SMU 16 17.8
Tamat D3/PT 4 4.4
Total 90 100.0
Contoh Interpretasi:
“Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel-1, terlihat
bahwa sebagian besar responden adalah tamat SMP (28.9%), kemudian diikuti oleh
tamat SD sebanyak 26,7% dan tamat SMU (17,8%).”
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Pada data numerik atau kontinyu, peringkasan data dapat dilakukan dengan
melaporkan ukuran tengah dan sebarannya. Ukuran tengah yang dapat digunakan
adalah rata-rata, median dan modus. Sedangkan ukuran sebaran yang dapat digunakan
adalah nilai minimum, maksimum, range, standar deviasi dan persentil. Dari ukuran-
ukuran tersebut, yang paling sering digunakan adalah rata-rata dan standar deviasi.
Sebagai contoh, kita akan coba mencari ukuran tengah dan sebaran dari UMUR
RESPONDEN & BERAT BAYI LAHIR.
1. Pastikan file KIA.SAV sudah dibuka, sehingga data tampak di jendela Data Editor.
2. Dari menu utama, pilihlah:
Analyze
Descriptive Statistic <
Descriptive …
3. Pada kotak dialog tersebut, klik pada variabel UMUR (v01) yang terdapat pada kotak
sebelah kiri. Kemudian klik tanda >, sehingga UMUR (v01) pindah ke
kotak kanan, sbb:
4. Klik OK untuk menjalankan prosedur. Pada layar tampak hasil seperti berikut:
Descriptive Statistics
Nilai rata-rata dapat dilihat pada kolom Mean, sedangkan nilai standar deviasi
dapat dilihat pada Std Devation. Pada contoh di atas, rata-rata umur ibu adalah 28.8
tahun dengan standar deviasi 4.5 tahun dan umur minimun 18 tahun serta umur
maksimum 35 tahun.
YOLANITA S, MSc.PH 2013
1. Cara yang lain untuk mengeluarkan nilai statistik deskriptif dari data numerik (nilai
rata-rata/mean std. Dev) beserta 95% confidence interval adalah sebagai berikut:
Dari menu utama, pilihlah:
Analyze
Descriptive Statistic <
Explore…
2. Pada kotak dialog tersebut, klik pada variabel UMUR (v01) yang terdapat pada kotak
sebelah kiri. Kemudian klik tanda >, sehingga ketiga variabel tersebut masuk ke
kota Dependent List seperti gambar berikut:
Descriptives
Nilai rata-rata dan 95% confidence interval dari Umur responden yaitu 28.28 kg (27,34
—29.22), artinya kita 95% yakin bahwa rata-rata umur ibu di populasi berada pada
kisaran 27,34 sampai 29.22kg.
Analisis data Numerik akan lebih lengkap apabila dilengkapi dengan grafik.
Salah satu Grafik yang cocok untuk data numerik adalah HISTOGRAM.
30
20
10
0 N = 90.00
17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0 32.5 35.0
UMUR
YOLANITA S, MSc.PH 2013
37
YOLANITA S, MSc.PH 2013
2. One-Sample T Test
3. Independent-Sample T Test
4. Paired-Sample T Test
Sebelum membahas mengenai analisis uji t, maka sebaiknya dibahas bagamana membuat table t karena table t
akan digunakan dalam uji hipotesis uji t. Tabel t terdiri dari dua kolom. Kolom pertama adalah degree of
freedom (df) dan kolom kedua adalah nilat. Degree of freedom merupakan jumlah pengamatan (sampel)
dikurangi satu (df = n-1). Nilai t dapat diberoleh melalui SPSS sebagai berikut :
4
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Sebagai contoh rata-rata target pencapaian produksi rumput laut di seluruh provinsi adalah 100%. Untuk
mengetahui kebenarannya maka dilakukan sampling data di 15 provinsi sebagai berikut
5
YOLANITA S, MSc.PH 2013
3. Masukkan variable Capaian pada kotak Test Variable (s) dan masukkan 15 pada kotak Test Value
4. Klik Option sehingga muncul kotak dialok. Isi 95 % pada condifent interval dan pilih exlude cases
analysis by analysis Continue OK
Gambar 4.6 memaparkan nilai statistic variable pencapaian produksi rumput laut sebagai berikut : jumlah
sampling 15, rata-rata produksi rumput laut 100.050 ton, standard deviasi 15.0229 dan standard error mean
3,8789.
Sedangkan pada gambar 4.7 sebaiknya uji hipotesis dibahas terlebih dahulu yaitu :
Hipotesis
Nilai t hit (21,926) > t tab (19, 1,76) maka tolak Ho. Jadi, ada perbedaan rata-rata
pencapaian produksi rumput laut
Kelompok independen artinya ada dua kelompok sampel/populasi yang tidak saling
berkaitan antara satu dengan lainnya. Misalnya membandingkan kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol atau kelompok ibu-ibu perokok dengan ibu-ibu bukan perokok atau
membandingkan antara ibu yang memeriksa kehamilan dengan yang tidak memriksakan
kehamilan.
Pada analisis ini kita akan melihat apakah ada perbedaan berat bayi yang lahir dari ibu
yang memeriksa kehamilan dengan yang tidak memriksakan kehamilan Kita akan melakukan
uji hipotesis apakah ada perbedaan rata-rata berat bayi yang lahir dari ibu yang periksa hamil
dengan rata-rata berat bayi yang lahir dari ibu yang tidak periksa hamil, dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Pastikan file KIA.SAV telah dibuka, sehingga data tampak di Data editor window.
3. Pilih variabel Berat bayi lahir (v10) dengan cara mengklik variable tersebut. Kemudian
klik tanda > untuk memasukkannya ke dalam kotak Test variable(s).
4. Pilih variabel Periksa hamil (v04) dan masukkan ke dalam kotak Grouping variable.
5. Kemudian klik menu Define group, dan isi angka 1 (satu) -kode untuk periksa- pada
Group-1 dan isi angka 2 (dua) -kode untuk tidak periksa- pada Group-2. Kemudian
pilih Continue.
6. Klik OK untuk menjalankan prosedur. Pada layar Output tampak hasil seperti berikut:
Group Statistics
Hasil tersebut memperlihatkan bahwa ada 54 ibu yang periksa hamil dan mereka
mempunyai rata-rata berat bayi sebesar 2842.59 gram. Sedangkan 12 ibu yang tidak
periksa hamil melahirkan bayi yang lebih rendah beratnya yakni rata-rata 2575.00 gram.
Independent Samples Test
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
Berat bayi lahir Equal variances
assumed 2.743 .103 4.367 64 .000 267.59
Equal variances
not assumed 5.551 22.950 .000 267.59
Uji-t independen menyajikan dua buah uji statistik. Pertama adalah uji Levene’s untuk
melihat apakah ada perbedaan varians antara kedua kelompok atau tidak. Kedua adalah uji-t
untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata kedua kelompok atau tidak.
Jika p-value (Sig.) dari uji Levene’s besar dari nilai α (0.05), hal ini berarti varians kedua
kelompok adalah sama, maka signifikansi uji-t yang dibaca adalah pada baris pertama (Equal
variances assumed). Tetapi jika p-value dari uji Levene’s kecil atau sama dengan nilai α (0.05),
hal ini berarti bahwa varians kedua kelompok adalah tidak sama, maka signifikansi uji-t yang
dibaca adalah pada baris kedua (Equal variances not assumed).
Pada contoh diatas signifikansi uji Levene’s adalah 0.103, berarti varians kedua kelompok
adalah sama, maka hasil uji-t pada baris pertama memperlihatkan p-value (sig.) adalah 0.000
untuk uji 2-sisi. (Jika uji yang kita lakukan adalah uji 1-sisi maka nilai p-value harus dikalikan
2 sehingga menjadi 0.000). Dapat kita simpulkan bahwa secara statistik rata-rata berat bayi
yang lahir dari populasi ibu yang tidak periksa hamil lebih rendah daripada populasi ibu
yang periksa hamil (nilai-p=0.000).
Tabel ….. Distribusi nilai rata-rata berat bayi yang dilahirkan oleh ibu yang periksa hamil
dibandingkan dengan ibu yang tidak periksa hamil
Hasil tersebut memperlihatkan bahwa ada 54 ibu yang periksa hamil dan mereka
mempunyai rata-rata berat bayi sebesar 2482 gram. Sedangkan 12 ibu yang tidak periksa hamil
melahirkan bayi dengan berat yang lebih rendah yakni rata-rata 2575 gram. Dari hasil uji
statistik dapat kita simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara berat bayi dari
populasi ibu periksa hamil dibandingkan dengan ibu yang tidak periksa hamil (nilai-p = 0,000).
atau Secara statistik rata-rata berat bayi yang lahir dari populasi ibu yang tidak periksa hamil
lebih rendah dari populasi ibu periksa hamil (p-value = 0,000).
C. PAIRED-SAMPLE T TEST
Paired-Sample T Test adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek
yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu.Apabila suatu perlakuan tidak
memberi pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol.
Contoh, pengamatan dilakukan pada laju pertumbuhan diameter karang A. formosa di
awal dan akhir perlakuan selama 4 bulan penelitian di bak Biorock. Hasilnya adalah sebagai
berikut
Diameter Karang
Sebelum (cm) Sesudah (cm)
7.95 8.2
6.4 6.9
7.8 9.5
8.25 9
8 8.9
7.5 8.45
7.85 8.25
9 9.5
8.55 8.75
7.3 7.95
9 9.25
8.8 9.3
9.45 9.9
8.5 9.6
7.45 8.2
Klik variable Sebelum dan Sesudah secara berurutan sehingga kedua variable
tersebut terblok kemudian tekan tmbol panah sehingga pasangan tersebut muncul
pada kotak Paired Variables.
Klik Options sehingga secara default tingkat kepercayaan 95 % dan Exclude cases
analysis by analysis terpilih Klik Continue OK
Uji-Anova digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata dari dua atau lebih kelompok
independen (data yang tidak saling berkaitan antara satu dengan lainnya). Misalnya
membandingkan pengaruh dari 3 jenis intervensi atau membandingkan rata-rata berat bayi
menurut status pendidikan ibu (rendah, sedang, tinggi).
Pada contoh analisis ini kita akan melihat apakah ada perbedaan berat bayi yang lahir
dari ibu yang berpendidikan Tidak sekolah, Tidak tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP, Tamat
SMA, dan Akademi/PT. Kita akan melakukan uji hipotesis apakah ada perbedaan rata-rata
berat bayi yang lahir dari ibu dari jenis pendidikan yang berbeda, dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Pastikan file KIA.SAV sudah dibuka, tampak pada jendela Data editor.
2. Dari menu utama, pilihlah
Analyze <
Compare Means <
One-way ANOVA ...
YOLANITA S, MSc.PH 2013
3. Klik variabel Berat bayi lahir (v10), dan klik tanda > untuk memasukkannnya ke kotak
Dependent List.
4. Klik variabel pendidikan (v02), dan klik tanda > untuk memasukkannnya kotak Factor.
6. Klik Continue dan Klik OK untuk menjalankan prosedur. Hasilnya tampak di output seperti
berikut:
Descriptives
Pada hasil di atas terlihat bahwa rata-rata berat bayi pada ibu dengan pendidikan Tidak sekolah adalah 2412
gram, pada ibu dengan SD tdk Tamat = 2738gr, Tamat SD=2906gr, Tamat SMP = 2788 gr, Tamat SMU
3000 gr, dan pada ibu berpendidikan D3/PT adalah 2400 gram. Standar deviasi dan Standar error, nilai
minimum-maximun, dan interval 95% tingkat kepercayaan juga diperlihatkan (namun tidak dimunculkan di
lembar ini).
Homogeneity of Variances
Salah satu asumsi dari uji Anova adalah varians masing-masing kelompok harus sama. Untuk itu dilakukan
uji homogenitas varians yang hasilnya memperlihatkan bahwa p-value (sig.) lebih kecil dari nilai α=0.05,
berarti varians antar kelompok adalah tidak sama. Jika varians tidak sama, uji Anova tidak valid untuk
dipakai. Seandainya variannya kita asumsikan sama, maka selanjutnya adalah melihat hasil uji anova, sbb:
ANOVA
Pada hasil di atas diperoleh nilai ANOVA F = 16.001 dengan p-value=0.000 (dalam keadaan ini boleh juga
ditulis p < 0.001). Hipotesis nol pada uji ANOVA adalah tidak ada perbedaan rata-rata berat bayi antara
kelompok ibu dengan pendidikan SD, SMP, dan SMA. Sedangkan hipotesis alternatifnya adalah salah satu
nilai rata-rata berat bayi berbeda dengan lainnya. Dengan menggunakan α=0.05, dari hasil di atas kita
menolak hipotesis nol. Sehingga kita menyimpulkan ada perbedaan berat badan bayi dari ke tiga kelompok
ibu tersebut (setidaknya salah satu nilai mean berbeda dengan lainnya). Namun, kita belum tahu kelompok
mana yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Dengan uji ANOVA saja kita belum tahu kelompok mana yang berbeda, apakah antara pendidikan SD
dengan SMP, SD dengan SMA, atau SMP dengan SMA. Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus
melakukan uji banding ganda. Untuk melakukan uji banding ganda, kita harus klik menu Post Hoc… pada
kotak dialog ANOVA.
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Kemudian klik Bonferroni untuk meminta agar uji tersebut dilakukan oleh komputer, Klik
Continue, Klik OK. Hasil output SPSS adalah sama dengan hasil uji ANOVA sebnelumnya dan
ditambah dengan tampilan berikut: (output tidak diperlihatkan semua)
Pada hasil di atas terlihat perbedaan yang “bermakna” pada α=0.05 yang ditandai dengan tanda
bintang (*). Pada baris pertama, (Tidak sekolah) berbeda bermakna dengan Tidak tamat SD,
Tamat SD, Tamat SMP, dan Tamat SMU. Namun, tidak berbeda bermakna dengan D3/PT.
Begitu seterusnya.
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Pada hasil di atas terlihat bahwa rata-rata berat bayi pada ibu dengan pendidikan Tidak
sekolah adalah 2412 gram, pada ibu dengan SD tdk Tamat = 2738gr, Tamat SD=2906gr,
Tamat SMP = 2788 gr, Tamat SMU 3000 gr, dan pada ibu berpendidikan D3/PT adalah 2400
gram. Hasil uji Anova memperlihatkan bahwa ada perbedaan yang bermakana pada rata -rata
berat bayi menurut tingkat pendidikan ibu (nilai-p 0.000).
Tabel ….. Signifikansi perbedaan rata-rata berat bayi menurut Pendidikan ibu
(Hasil Uji-Bonferroni)
Analisis lebih lanjut memperlihatkan bahwa ada perbedaan rata-rata berat bayi
antara ibu berpendidikan Tidak sekolah dengan SD, SMP, SMU. dan Tidak ada
perbedaan
rata-rata berat bayi antara ibu berpendidikan Tidak sekolah dengan D3/PT. Dan seterusnya….
YOLANITA S, MSc.PH 2013
2
UJI BEDA PROPORSI (x )
2
UJI BEDA PROPROSI (χ ) CHI-SQUARE
Dalam contoh ini, kita akan menguji apakah ada hubungan antara periksa hamil dengan
penolong persalinan (nakes vs bukan nakes). Agar memudahkan dalam penyajian datanya, kita
akan membuat tabel silang (crosstab) dari file KIA.SAV.
1. Pastikan file KIA.SAV sudah dibuka, data tampak di jendela Data Editor
2. Dari menu utama, pilihlah:
Analyze <
Descriptif statistic <
Crosstabs…
7. Pilih variabel Periksa kehamilan (v04), kemudian klik tanda > untuk memasukkannya ke
kotak Row(s)
8. Pilih variabel Penolong Persalinan (v07), kemudian klik tanda > untuk memasukkannya
ke kotak Colom(s).
YOLANITA S, MSc.PH 2013
10. Klik menu “Cells”, kemudian aktifkan Observed pada menu Count dan aktifkan Rows
pada menu Percentages hingga muncul tanda “√”. Kemudian Klik Continue.
11. Klik OK untuk menjalankan prosedur. Pada layar tampak hasil seperti berikut:
Penolong persalinan
Keluarga Dukun Perawat Bidan Total
Periksa kehamilan Ya Count 4 22 8 32 66
(ANC) % within Periksa
YOLANITA S, MSc.PH 2013
kehamilan (ANC) 6.1% 33.3% 12.1% 48.5% 100.0%
Tidak Count 20 4 24
% within Periksa
kehamilan (ANC) 83.3% 16.7% 100.0%
Total Count 4 42 8 36 90
% within Periksa
kehamilan (ANC) 4.4% 46.7% 8.9% 40.0% 100.0%
Ibu yang periksa hamil cenderung bersalin dengan tenaga kesehatan Bidan, sedangkan ibu yang tidak periksa
hamil cenderung bersalin ke Dukun. Dari tabel silang tersebut terlihat bahwa dari 66 ibu-ibu periksa hamil,
ada 32 orang (48.5%) persalinannya ditolong oleh Bidan. Dari 24 ibu-ibu yang tidak periksa hamil, hanya
ada
4 orang (16.7%) yang persalinannya ditolong oleh Bidan
Untuk menguji apakah hubungan tersebut bermakna secara statistik, maka kita harus melihat hasil uji chi-
square sebagai berikut:
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 18.247 3 .000
Continuity Correction
Likelihood Ratio 21.140 3 .000
Linear-by-Linear Association 10.114 1 .001
N of Valid Cases 90
a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.07.
Nilai-p Pearson dan Likelihood Ratio hampir sama yaitu 0.000 . Artinya hubungan antara periksa hamil dengan
penolong persalinan secara statistik sangat bermakna.
Namun, dalam uji ini, chi square tidak valid karena sebanyak 37.5% sel yang nilai harapannya (expected count)
kurang dari 5 (padahal batasnya tidak boleh lebih dari 20%), hal ini disebabkan oleh adanya sel yang kosong. Supaya
tidak ada sel yang kosong, maka harus dilakukan penggabungan kategori, misalnya penolong persalinan, digabungkan
jadi 2 kategori saja yaitu nakes (Bidan/ perawat) dan bukan nakes (keluarga/dukun).
Hasilnya dapat dilihat sbb:
Penolong Persalinan
nakes non-nakes Total
Periksa Ya Count 40 26 66
ANC) % within Periksa ANC) 60.6% 39.4% 100.0%
Tidak Count 4 20 24
% within Periksa ANC) 16.7% 83.3% 100.0%
Total Count 44 46 90
% within Periksa ANC) 48.9% 51.1% 100.0%
Tuliskan Inerpretasi anda …. Ibu yang periksa ANC cenderung minta tolong untuk bersalin ke nakes (60.6%),
sedangkan ibu yang tidak periksa ANC hanya 16.7% yang persalinannya oleh nakes.
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Chi-Square Tests
YOLANITA S, MSc.PH 2013
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
b
Pearson Chi-Square 13.599
a
Output SPSS menampilkan semua nilai chi-square dari berbagai macam uji, seperti Pearson Chi-square,
Continuity Correction, atau Fisher’s Exact Test. Masing-masing uji tersebut dilengkapi dengan p-value untuk test 2-
sisi.
2
Untuk memilih nilai χ atau p-value yang paling sesuai, kita harus berpedoman pada asumsi-asumsi yang terkait
2
dengan uji χ . Antara lain:
1. Pada tabel lebih dari 2x2 (misalnya 3x2 atau 3x3), apabila nilai frekuensi harapan (expected)
2
yang kurang dari 5 tidak lebih dari 20%, maka nilai χ atau p-value dari Pearson Chi-square atau
Likelihood Ratio dapat kita laporkan.
Catt: Jika nilai expected yang kurang dari 5 lebih dari 20% atau ada nilai expected yang kurang dari 1.0
(karena ada sell yang kosong), maka hasil uji chi-square tidak valid, harus dilakukan pengelompokan
ulang terlebih dahulu.
2
2. Untuk tabel 2 x 2, nilai χ atau p-value dari Continuity Correction dapat kita laporkan. Tetapi jika nilai
frekuensi harapan kurang dari 5, maka nilai p-value dari Fisher’s Exact Test yang harus kita laporkan.
3. Fisher’s Exact Test adalah nilai-p yang paling exact/pasti, sehingga dapat selalu kita laporkan, ada atau
tidak ada nilai frekuensi harapan yang kurang dari 5.
Dengan menambahkan item RISK pada menu Statistics, akan didapat OR (Odds Ratio) sebagai berikut:
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Periksa
ANC) (Ya / Tidak) 7.692 2.360 25.074
OR 7.6 berarti, Ibu yang periksa ANC cenderung 7.6 kali untuk ditolong persalinannya oleh
nakes dibandingkan dengan ibu yang tidak periksa ANC.
Hubungan antara Periksa ANC dengan Penolong persalinan terlihat bahwa ibu yang periksa ANC besar
kemungkinan pertolongan persalinannya adalah nakes. Dari 66 ibu periksa ANC, sebanyak 60.6% persalinannya
ditolong oleh nakes. Sebaliknya, dari 24 ibu yang tidak periksa hamil, hanya 16.7% persalinannya ditolong oleh
nakes.
PENGUJIAN INSTRUMEN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Berikut langkah-langkah uji validitas. Dengan menggunakan contoh data sebagai berikut:
1. Uji Validitas dengan menggunakan Contoh Data Instrumen seperti dibawah ini, biasanya jumlah data
minimal 30 responden,
Langkah 5 : Klik OK. Setelah itu akan tampak kota seperti berikut
Correlations
x11 x12 x13 Total_x1
* ** **
x11 Pearson Correlation 1 ,311 ,523 ,800
Sig. (2-tailed) ,028 ,000 ,000
N 50 50 50 50
* ** **
x12 Pearson Correlation ,311 1 ,419 ,717
Sig. (2-tailed) ,028 ,002 ,000
N 50 50 50 50
** ** **
x13 Pearson Correlation ,523 ,419 1 ,828
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000
N 50 50 50 50
** ** **
Total_x1 Pearson Correlation ,800 ,717 ,828 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (X11, X12, X13) dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi
di atas 0,3 yakni X11=0,800, X12=0,717 dan X13=0,828.
Catatan: ada beberapa buku yang menggunakan nilai korelasi diatas 0,3. Tetapi ada juga yang menentukan
nilai korelasi diatas 0,5. Batas keduanya diakui dan bisa diterima.
UJI RELIABILITAS
2. Uji Reliabilitas
Langkah 1 : Dari layar Data editor klik analyze Scale Reliability Analysis
Langkah 2 : Selanjutnya akan tampak kotak berikut (yang akan dihitung hanya indikator x11, X12 dan
X13 sehingga Total_X1 harus diabaikan atau dipindahkan ke kolom sebelah kiri dengan
cara memblok Total_X1 kemudian klik tanda panah tengah:
Langkah 3 : Klik Statistics pada sebelah kanan atas
Langkah 4 : Pada kotak Reliability Analysis: Statistics tandai (√) kolom scale if item deleted lalu
Continue.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha = 0,683 yang lebih besar dari 0,60 berarti instrumen
penelitian dikatakan reliabel
Catatan: ada beberapa buku yang menggunakan batas nilai reliabilitas di atas 0,6. Tetapi ada juga yang
menentukan nilai reliabilitas diatas 0,7. Batas keduanya diakui dan bisa diterima.
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
x11 6,3200 3,977 ,499 ,589
x12 5,6600 4,882 ,416 ,686
x13 5,6600 3,984 ,585 ,471
UJI KORELASI
Landasan Teori
Dalam landasan teori ini yang dibahas mengenai kolerasi yaitu kolerasi linier dan kolerasi berganda.
Kolerasi Linier
Sampai saat ini dianggap bahwa peubah bebas X dikendalikan, jadi bukan suatu peubah acak.
Sebetulnya dalam hal ini, X sering disebut peubah matematika, yang dalam proses pengambilan terak tanpa
galat yang berarti.
Kita ingin memandang permasalaban mengukur hubungan antara kedua peubah X dan Y. Dalam suatu
kasus, bila X adalah umur suatu mobil bekas dan Y nilai jual mobil tersebut, maka kita membayangkan nilai -
nilai X yang kecil berpadanan dengan nilai-nilai Y yang besar. Analiis kolerasi mencoba mengukur kekuatan
hubungan antara dua peubah demikian melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien kolerasi.
Didefinisikan koefisien kolerasi linier sebagai huhungan linier antara dua peubah acak X dan Y, dan
dilambangkan dengan r. Jadi, r mengukur sejauh mana titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus. Oleh
karena itu dengan membuat diagram pencar bagi n pengamatan [(Xi, Yi), I = 1,2........, n] dan contoh acak,
dapat ditarik kesimpulan tertentu mengenai r. Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus
dengan kemiringan positif, maka ada kolerasi positif yang tinggi kedua peubah. Akan tetapi, bila titik-titik
menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif, maka antara kedua peubah itu
terdapat kolerasi negatif yang tinggi. Kolerasi antara kedua peubah semakin menurun secara numerik dengan
semakin memancarnya atau menjauhnya titik-titik dan suatu garis lurus.
Ukuran korelasi linier antara dua peubah yang paling banyak digunakan adalah yang disebut koefisien
korelasi momen hasil kali pearson atau ringkasnya koefisien contoh.
Menurut Robert F. Walpole dalam bukunya Pengantar Statistika, 1996, koefisien korelasi, ukuran
hubungan linier antara dua peubah x dan y diduga dengan koefisien korelasi contoh r, yaitu :
n
n n
n xi y1 xi yi
i 1 i 1 i 1 Sx
r= b (1)
n 2 Sy
n 2 n
n 2 2
n x i xi n y i yi
i 1 i 1 i 1 i 1
Dapat disimpulkan bahwa r nilainya pasti antara 0 dan 1. Alcibatnya r mungkin mengambil nilai dari -
1 sampai +1. Nilai r = 1 semua titik contoh terletak pada satu garis iurus yang mempunyai kemiringan positif.
Jadi, hubungan linier sempurna terdapat antara nilai-nilai x dari y dalam contoh, bila r = + 1 atau r = - 1. Bila r
mendekati + 1 atau -1, hubungan antara kedua peubah itu kuat dan terdapat korelasi yang tinggi aniara
keduanya. Akan tetapi, bila r mendekari nol hubungan linier antara x dan y sangat lemah atau mungkin tidak
ada sama sekali.
Korelasi Ganda
Koefisien deterininasi berganda contoh diberikan oleh definisi berikut. Definisi koefisien deterimnasi
berganda untuk contoh acak.
2 JKG
R y, 12 = 1 - 2 (3)
(n 1) S
y
2 2 2
JKG = (n – 1) (S y – b S x) (4)
2
Koefisien korelasi berganda contoh, yang dilambangkan dengan R y . 12, didefinisikan sebagai akar
positif dan koefisien deterininasi bergandanya.
Pengolahan Data
Dalam pengolahan data korelasi dengan menggunakan software maka diperlukan software penunjang,
yaitu program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di laboratoriun Teknik Industri Dasar digunakan program
SPSS Versi 10.00.
Dalam pengujian kasus korelasi dengan menggunakan progran SPSS Versi 10.00, penyelesaian untuk
pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut :
2. Mengisi data
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian vaniabel name adalah “tidak boleh ada spasi dalam
pengisiannya”
3. Pengolahan data dengan SPSS
Langkah-langkahnya:
Correlations
Correlations
JMLBHNBK JMLPROD
JMLBHNBK Pearson Correlati on 1 ,991**
Sig. (2-tai . ,001
led) N 5 5
JMLPROD Pearson Correlati on ,991** 1
Sig. (2-tai ,001 .
led) N 5 5
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berkenaan dengan besaran angka. Angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1
(korelasi sempuma). Sebenamya tidak ada ketentuan yang tepat mengenai apakah angka korelasi tertentu
menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau lemah. Namun, dapat dijadikan pedoman sederhana, bahwa
angka korelasi di atas 0.5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedang di bawah 0.5 korelasi lemah.
Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda negatif pada output
menunjukkkan adanya arah yang berlawanan, sedangkan tanda positif menunjukkan arah yang sama.
Hipotesis
Pengambilan Keputusan
A. Berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima
Keputusan:
Terlihat bahwa antara jumlah bahan baku dengan jumlah produk jadi berkorelasi secara signifikan karena
probabilitas 0.99 lebih besar dan 0.05.
Dari output yang dihasilkan terlihat variabel jumlah bahan baku dengan variabel jumlah produk jadi
terdapat tanda hingga dapat disimpulkan antara kedua variabel tersebut berkorelasi secara signifikan.
A. KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT
(Uji korelasi untuk dua/lebih variabel berskala interval/rasio)
1. Start All Pogram SPSS for Windows SPSS 12.0 for Windows
2. Cancel
3. Variable view
4. Ketik variabel pertama ketik variabel kedua dst. setelah selesai data view
Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0 ditolak, disimpulkan ada korelasi bermakna antara kedua variabel
(pada contoh: 0,001)
Dengan demikian disimpulkan H0 ditolak (ada korelasi antara pengetahuan dan sikap).
B. UJI KORELASI KENDALL
(Uji korelasi untuk variabel berskala ordinal)
1. Start All Pogram SPSS for Windows SPSS 12.0 for Windows
2. Cancel
3. Variable view
4. Ketikkan nama variabel pertama, kedua, dan seterusnya, jika sudah, Klik Data View
Langkah-langkahnya untuk mencari koefisien parsial dengan menggunakan persamaan Pearson pada SPSS adalah
sebagai berikut:
1. Masukkan data variabel bebas dan variabel terikat pada SPSS data editor. Pada contoh kali ini, jumlah datanya
ada
12, terdapat 4 variabel bebas (X1,X2,X3,X4) dan terdapat 1 variabel terikat (Y).
Koefisien korelasi parsial antara Y dan X1 adalah 0,028. Hubungan antara X1 dengan Y ketika variabel bebas
lainnya konstan adalah sangat lemah.
Koefisien korelasi parsial antara Y dan X2 adalah 0,06. Hubungan antara X2 dengan Y ketika variabel bebas
lainnya konstan adalah sangat lemah.
Koefisien korelasi parsial antara Y dan X3 adalah 0,065. Hubungan antara X3 dengan Y ketika variabel bebas
lainnya konstan adalah sangat lemah.
Koefisien korelasi parsial antara X2 dan X4 adalah 0,132. Hubungan antara X2 dengan X4 ketika variabel
bebas lainnya konstan adalah sangat lemah.
Cara membaca informasi dan telaah yang sama, berlaku pula pada hubungan antara variabel-variabel lain
yang ada pada tabel.
UJI REGRESI
Landasan Teori
Dalam landasan teori ini yang dibahas mengenai regresi yaitu regresi linier dan regresi berganda. Kedua
regresi ini memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
Regresi Linier
Persamaan regresi adalah persamaan matematik yang memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu
peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas.
Regresi diterapkan pada semua jenis peramalan, dan tidak harus berimplikasi suatu regresi mendekati nilai
tengah populasi (Wallpole, 1996).
Pengolahan Data
Dalam pengujian data regresi dengan menggunakan software maka diperlukan software penunjang, yaitu
program SPSS. Pada pelaksanaan praktikum di Laboraturium Teknik Industri Dasar digunakan program SPSS Versi
10.00.
Dalam pengujian kasus regresi dengan menggunakan program SPSS Versi 10.00, penyelesaian untuk pemecahan
suatu masalah adalah sebagai berikut :
2. Mengisi data
Hal yang diperlukan dalam pengisian variabel name adalah “tidak boleh ada spasi dalam pengisiannya”.
3. Pengolahan data dengan SPSS
Langkah-langkahnya :
Pilih regression coefficient dengan klik estimate, desriptive, dan model fit
Pilih residual, klik pada casewise diagnostics dan pilih all casses
Klik continue untuk melanjutkan
Tekan O.K.
Untuk menghasilkan output dan menganalisa, maka kita dapat menggunakan contoh soal dari tugas pendahuluan
diatas.
Regression
Descriptive
Statistics
Correlations
BRTBDN JMLKAL
Pearson Correlation BRTBDN 1,000 ,950
JMLKAL ,950 1,000
Sig. (1-tail ed) BRTBDN . ,000
JMLKAL ,000 .
N BRTBDN 10 10
JMLKAL 10 10
Variables Entered/Removed b
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 JMLKALa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: BRTBDN
Model Summaryb
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1940,846 1 1940,846 74,201 ,000a
Residual 209,254 8 26,157
Total 2150,100 9
a. Predictors: (Constant), JMLKAL
b. Dependent Variable: BRTBDN
Coefficients
a
Predicted
Case Number Std. Residual BRTBDN Value Residual
1 1,453 89 81,57 7,43
2 ,137 48 47,30 ,70
3 ,011 56 55,94 ,06
4 -1,288 72 78,59 -6,59
5 1,251 54 47,60 6,40
6 -1,037 42 47,30 -5,30
7 -,051 60 60,26 -,26
8 ,759 85 81,12 3,88
9 -,280 63 64,43 -1,43
10 -,955 74 78,88 -4,88
a. Dependent Variable: BRTBDN
Residuals
Statistics a
Dari hasil output merupakan contoh soal untuk regresi linier, maka kita dapat menganalisanya sebagai berikut :
Rata-rata berat badan tiap mahasiswa sebesar 64,30 kg dengan standar deviasi 15,46
Rata-rata jumlah kalori mahasiswa sebesar 414.10 kalori dengan standar deviasi 98.57
Besar hubungan antara berat badan dengan jumlah kalori tiap mahasiswa yang dihitung dengan koefisien
adalah 0.950. hal ini menunjukan hubungan yang sangat erat ( mendekati + 1 ) diantara berat badan dengan
jumlah kalori.
Angka R Square adalah 0.903. R Square dapatdisebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti
90.30% berat badan dapat dijelaskan oleh variabel jumlah kalori.
Standar error of estimate adalah 5.11
Dari uji ANOVA, didapat F hitung adalah 74.201 dengan tingkat signifikansi 0.00000. oleh karena
probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksikan berat
badan
Tabel selanjutnya menggambarkan persamaan regresi :
Y = 2.608 + 0.149X
Dimana :
Y = berat badan
X = jumlah kalori
Konstanta sebesar 2.608
Koefisien regresi sebesar 0.149
Hipotesis
Ho = Koefisien regresi tidak signifikan
H1 = Koefisian regresi signifikan
Pengambilan keputusan
Statistik t hitung
Dari tabel output diatas terlihat bahwa t hitung adalah 8.614
Statistik tabel
Tingkat signifikansi = 5 %
Df = jumlah data –2 =10-2 = 8
Uji dilakukan dua sisi
Keputusan
B. Berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas >0.05, maka Ho diterima
Keputusan
Terlihat bahwa pada kolom significance adalah 0.000, atau probabilitas jauh dibawah 0.05, maka Ho
ditolak atau berat badan benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kalori.
Untuk mencari regresi linier berganda cara memasukan data ke SPSS sama saja, yang berbeda hanya
datanya saja dan outputnya juga hampir sama tidak berbeda jauh dari output regresi linier.
UJI NON PARAMETRIK
PENGERTIAN
Statistik non-parametrik termasuk salah satu bagian dari statistik inferensi atau statistik induktif. Uji statistik
non- parametrik sering juga disebut statistik bebas distribusi (distribution-free statistics), karena prosedur
pengujiannya tidak membutuhkan asumsi bahwa pengamatan berdistribusi normal (Kuzma, 1973).