Anda di halaman 1dari 3

Coba mengislamkan raja Majapahit,

Sunan Gresik dihadang penyakit


Reporter : Moch. Andriansyah | Senin, 29 Juni 2015 19:32

Share

Tweet

Makam sunan gresik. ©2015 Merdeka.com

Berita Terkait

 Cerita para pengawal Sunan Gunung Jati dari kerajaan di India

 Ini wejangan Sunan Drajat untuk umat Islam

 Ini asal mula Sunan Gresik dijuluki Kakek Bantal


Merdeka.com - Sukses meluruskan ahklak masyarakat di kawasan Gresik, Jawa Timur,
Syekh Maulana Malik Ibrahim berniat mengislamkan juga Raja Majapahit, Prabu
Brawijaya. Sayang, usaha wali yang dikenal sebagai Sunan Gresik ini gagal. Sang raja
tetap bersikukuh dengan Agama Hindu-nya.

Untuk bisa mengislamkan Brawijaya, disadari Sunan Gresik amatlah sulit. Sebab dia
menyadari dirinya hanya rakyat biasa, sehingga sulit bertemu dengan raja secara
langsung.

Untuk memudahkan misinya itu, dari cerita rakyat yang turun-temurun, Sunan Gresik
menemui sahabatnya Raja Carmain dari kerajaan seberang.

Kepada Raja Carmain, Sunan yang punya julukan Kakek Bantal ini, meminta bantuan
agar bisa bertatap muka dengan Brawijaya. Bak gayung bersambut, rencana ini disetujui
Raja Carmain, yang mengaku memiliki niat sama. Sudah lama dia juga ingin
mengislamkan Brawijaya.

Selanjutnya, Raja Carmain datang ke Gresik bersama putrinya, Dewi Sari yang
berwajah elok rupawan. Bersama Kakek Bantal, Raja Carmain mengatur strategi.
Kemudian mereka pun datang ke Majapahit menemui Brawijaya dengan dalih
menitipkan Dewi Sari, sekaligus membimbing para putri raja agar mengenal Islam.

Awalnya Brawijaya menolak dan mempertahankan keyakinannya. Namun dia mengaku


jatuh hati pada Dewi Sari dan ingin mempersuntingnya sebagai istri. Jika lamarannya
diterima, Brawijaya berjanji akan mengucap dua kalimat syahadat.

Kali ini Dewi Sari yang menolak Brawijaya. Alasannya, keyakinan harus murni dari
kesadaran diri, bukan atas dasar nafsu duniawi, yang bisa merusak kemurnian agama
Islam.

Akhirnya dengan berat hati, rombongan Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Raja
Carmain kembali ke Leran, Kecamatan Manyar. Karena kapal yang mereka tumpangi
rusak, perjalanan pulang ke Negeri Carmain pun ditunda. Mereka tinggal sementara
waktu di Leran sembari menunggu perbaikan kapal selesai.
Sebelum kapal selesai diperbaiki, tiba-tiba wabah penyakit menyerang. Banyak
penduduk dan prajurit Carmain tertular penyakit hingga meninggal, termasuk Dewi Sari.

Dewi Sari diyakini beberapa penduduk setempat sebagai Fatimah binti Maimun, yang
disemayamkan di Desa Leran.

"Kabar kematian Dewi Sari ini sampai ke telinga Brawijaya. Meski ditolak
mempersunting Dewi Sari, Brawijaya tetap datang ke Leran dan memakamkan Dewi
Sari dengan upacara kebesaran,"seperti yang diceritakan Ahmad Fatis Suud, warga
Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik, kepada merdeka.com, Senin (29/6).

Pascaperistiwa itu, Brawijaya kemudian memberi amanah kepada Kakek Bantal untuk
memerintah Gresik di bawah kedaulatan Majapahit.

"Penyerahan wilayah Gresik ke Syekh Maulana Malik Ibrahim hanya taktik dan siasat
Brawijaya menghindari pemberontakan dari penduduk Gresik yang sudah banyak
menganut agama Islam," lanjut alumni IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UINSA)
ini dalam obrolannya.

Suud kembali mengisahkan, meski tahu siasat sang raja, Kakek Bantal menyetujui
perjanjian raja yang masih memeluk Agama Hindu itu.

"Karena sang sunan memegang teguh ajaran agamanya. Dalam Islam, diajarkan selalu
hidup damai berdampingan dengan pemeluk agama nonmuslim, yang tidak memusuhi
Islam. Dengan kafir sekalipun, Islam dilarang saling bermusuhan," pungkasnya.

Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Tanah Jawa, sekitar Tahun 1392 dan
menyebarkan Agama Islam di daerah Leran. Sunan Gresik yang kemudian dijuluki
Kakek Bantal ini, kali pertama mendirikan sekolah Islam yang disebutnya sebagai
Pondok Pesantren, mengadopsi pendidikan agama penganut Hindu dan Budha.

Kakek Bantal wafat pada Tahun 1419 dan jenazah beliau disemayamkan di Gapuro
Sukolilo, Kecamatan Kota Gresik, Kabupaten Gresik. Beliau adalah tokoh Wali Songo
tertua yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa.

Anda mungkin juga menyukai