TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolesense adalah periode tumbuh untuk mencapai
kematangan, biasanya antara usia 12 – 22 tahun (Mappiare, 1982 dalam Ali,
2014). Secara psikologis masa remaja adalah sebuah masa individu
berperan bersama masyarakat dewasa, pada usia ini anak sudah tidak lagi
merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, anak sudah mulai
merasa dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa, di mulai saat anak secara seksual matang dan berakhir saat ia
mencapai usia matang secara hukum (Hurlock, 1991 dalam Ali, 2014).
Santrock (2012), mendefinisikan remaja sebagai satu periode
perkembangan dari transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, yang
disertai perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Menurut Monks
(2006), remaja adalah individu berusia 12-22 tahun yang sudah mengalami
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dengan pembagian 12-15
tahun adalah masa remaja awal, 15-18 adalah masa remaja pertengahan, dan
18-22 tahun adalah masa remaja akhir
2. Ciri-Ciri Umum Masa Remaja
Remaja mengalami perubahan-perubahan, baik fisik maupun psikis.
Dan perubahan yang tampak paling jelas adalah perubahan fisik, dimana
tubuh berkembang sehingga mencapai tubuh orang dewasa yang turut
disertai dengan perkembangn reproduksi. Remaja juga mengalami
perkembangan secara kognitif dan mulai berfikir abstrak layaknya orang
dewasa. Dan mereka juga mulai mencoba melepaskan diri dari orang tua dan
mulai menjelaskan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.
(Clarke-stewar & Friedman, dalam Hendriati, 2006).
C. Rokok
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar dihisap dan dihirup asapnya (Pusat Promkes Kemkes RI, 2013).
Rokok biasanya berbentuk silinder dari kertas yang berukuran panjang
antara hingga 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
diameter hingga 10 mm yang berisi daun tembakau di cacah (Pusat Promkes
Kemkes RI, 2013). Tiga racun dalm rokok yaitu nikotin, tar, karbon
monoksida.
1. Sebab seseorang merokok
Dokter Daniel Horn, Direktur dari National Clearing House for
Smoking and Health, mengatakan, bahwa secara umum, seorang
dewasa mengisap rokok disebabkan salah satu faktor berikut (dalam
Rokhmat, 2014):
a. Untuk merangsang perasaan, terutama pagi hari
b. Karena sudah kecanduan
c. Untuk mengurangi perasaan-perasaan negatif,
d. Karena sudah menjadi kebiasaan
e. Untuk kepuasaandi mulut, dan
f. Untuk santai. Berbeda dengan kaum remaja
Menurut penyelidikan Charles Gilbert wernn dan Shirley Schwarzrock,
remaja-remaja itu mulai merokok karena:
a. Ikut-ikutan dengan teman
b. Untuk iseng
c. Agar lebih tenang apalagi pada waktu berpacaran,
d. Berani ambil resiko
e. Karena bosan dan tidak ada yang sedang dilakukan, dan
f. Supaya kelihatan seperti orang dewasa
2. Perilaku merokok
Menurut Leventhal & Clearly (dalam Rochayati, 2015), terdapat 4
tahap, sehingga seseorang menjadi seorang perokok aktif (pecandu
rokok) yaitu:
a. Tahap preparatory (pengenalan terhadap rokok), seseorang
mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok
dengan cara mendengar, melihat, atau hasil bacaan. Hal-hal ini
menimbulkan minat untuk merokok.
b. Tahap initiation (tahap inisiasi), tahap perintisan apakah seseorang
akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.
c. Tahap become a smoker (tahap menjadi seorang perokok), jika
seseorang secara rutin menghabiskan rokok sebanyak 4 batang
sehari, maka kecendrungan menjadi seorang perokok.
d. Tahap maintenance of smoking (tahap ketergantungan/tahap tetap
menjadi perokok), tahapan ini merokok sudah menjadi salah satu
bagian dari cara pengaturan diri (self regulation). Merokok
Merokok sudah menjadi ketergantungan karena mempunyai efek
fisiologis yang menyenangkan.
3. Tipe-tipe perokok
Menurut (Smet, 1994 dalam Afandi, 2016), ada tiga tipe perokok yang
di klasifikasikan perokok berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap.
Tiga tipe perokok tersebut adalah:
a. Perokok berat yang menghisab lebih dari 15 batang rokok dalam
sehari.
b. Perokok sedang yang menghisab 5-14 batang rokok dalam sehari.
c. Perokok ringan yang menghisab 1-4 batang rokok dalam sehari.
4. Kandungan rokok
Menurut (Terry dan Horn dalam Nurullita, 2016) kandungan zat kimia
yang terdapat di dalam sebatang rokok itu berjumlah 3000 macam.
Tetapi hanya 700 macam zat saja yang dikenal. Secara umum hanya 15
macam zat berbahaya yang biasa dipelajari yaitu acrolein, karbon
monoksida, nikotin, amonia, formic acid, hidrogen cyanida,
nitrogen oksida, formaldehyde, phenol, acetol, hidrogen sulfida,
pyridine, methyl chlorida, methanol, TAR, butane, cadmium, asam
stearad, toluene, arsenic.
5. Bahaya merokok
Merokok sangat erat kaitannya dengan penyakit tidak menular (PTM)
yang penyebab kematian utama di dunia, termasuk di negara kita
Indonesia. Berdasarkan perhitungan rasio ini maka sedikitnya 25.000
kematian di Indonesia terjadi karena asap rokok orang lain. Kebiasaan
merokok menjadi faktor resiko terjangkitnya penyakit kronis,
kardiovaskuler, stroke, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker
paru, kanker mulut (Pusat Promkes Kemkes RI, 2013).
D. Pendikan kesehatan
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu,
kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini
tersirat unsure-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses
(upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output
(melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu
promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran
dari promosi kesehatan. (Notoadmojo, 2012).
1. Tujuan pendidikan kesehatan
Promosi kesehatan mempengaruhi 3 faktor penyebab terbentuknya
perilaku tersebut Green dalam (Notoadmojo, 2012) yaitu :
a. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi
Promosi kesehatan bertujuan untuk mengunggah kesadaran,
memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pemeliharaan dan penigkatan kesehatan bagi dirinya sendiri,
keluarganya maupun masyarakatnya. Disamping itu, dalam konteks
promosi kesehatan juga memberikan pengertian tentang tradisi,
kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan
maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini
dilakukan dengan penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-
iklan layanan kesehatan, billboard, dan sebagainya.
b. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling (penguat).
Bentuk promosi kesehatan ini dilakukan agar masyarakat dapat
memberdayakan masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan
prasarana kesehatan dengan cara memberikan kemampuan dengan
cara bantuan teknik, memberikan arahan, dan cara-cara mencari
dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.
c. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin)
Promosi kesehatan pada faktor ini bermaksud untuk mengadakan
pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas
kesehatan sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas
dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang
hidup sehat.
2. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan
dapat mencapai sasaran (Saragih, 2010 dalam Rochmawati, 2015) yaitu:
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang
menerima informasi yang didapatnya.
b. Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah
pula dalam menerima informasi baru.
c. Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat
istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
d. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada
kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
e. Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat
aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat
dalam penyuluhan.
3. Metode Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoadmojo (2012), berdasarkan pendekatan sasaran yang
ingin dicapai, penggolongan metode pendidikan ada 3 (tiga) yaitu:
a. Metode berdasarkan pendekatan perorangan
Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan untuk
membina perilaku baru, atau membina seorang yang mulai tertarik
pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya
pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau
perilaku baru tersebut. Ada 2 bentuk pendekatannya yaitu:
1. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)
2. Wawancara
b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Dalam
penyampaian promosi kesehatan dengan metode ini kita perlu
mempertimbangkan besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran. Ada 2 jenis tergantung besarnya
kelompok, yaitu :
1. Kelompok besar
2. Kelompok kecil
c. Metode berdasarkan pendekatan massa
Metode pendekatan massa ini cocok untuk mengkomunikasikan
pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat.
Sehingga sasaran dari metode ini bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social
ekonomi, tingkat pendidikan, daan sebagainya, sehingga pesan-
pesan kesehatan yang ingin disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa.
4. Media Pendidikan
Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Alat-
alat bantu tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut (Notoadmojo,
2012):
a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan
b. Mencapai sasaran yang lebih banyak
c. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
d. Menstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan –pesan
yang diterima oran lain
e. Mempermudah penyampaian bahan atau informasi kesehatan
f. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran/ masyarakat
g. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih
mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik
h. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh
Dengan kata lain media ini memiliki beberapa tujuan yaitu :
a. Tujuan yang akan dicapai
1. Menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-
konsep.
2. Mengubah sikap dan persepsi
3. Menanamkan perilaku/kebiasaan yang baru
b. Tujuan penggunaan alat bantu
1. Sebagai alat bantu dalam latihan/penataran/pendidikan
2. Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah
3. Untuk mengingatkan suatu pesan/informasi
4. Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan
Ada beberapa bentuk media penyuluhan antara lain (Notoadmojo,
2012):
a. Berdasarkan stimulasi indra
1. Alat bantu lihat (visual) yang berguna dalam membantu
menstimulasi indra penglihatan
2. Alat bantu dengar (audio) yaitu alat yang dapat membantu
untuk menstimulasi indra pendengar pada waktu
penyampaian bahan pendidikan/pengajaran
3. Alat bantu lihat-dengar (audio visual)
b. Berdasarkan pembuatannya dan penggunaannya
1. Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, film strip,
slide, dan sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor
2. Alat peraga sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan
bahan – bahan setempat
3. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur media kesehatan.
E. Penelitian yang terkait