TINJUAN PUSTAKA
Pada bab 2 ini akan disajikan konsep-konsep sesuai tinjuan pustaka yang
2.1.1 Definisi
Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut
dan memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa
emosi yang mengancam tersebut terjadi. (Videbeck, 2008 dalam A. Taufan 2017).
dan berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. (Struat & Sundeen,
Kecemasan adalah rasa takut dan bayangan terhadap nasib buruk pada
masa yang akan datang. (Carlson dalam R. Aizid, 2015 : 68). Orang yang
mengancam dalam suatu aktivitas dan objek, jika seseorang melihat gejala itu
komponen emosi dari respon stres. (Obrein, 2013 : 94 dalam I. Agustyas, 2017 :
8).
faktor yang mempengaruhi kecemasan (Stuart, 2007 dalam A. Taufan 2017 :10):
a. Teori Psikoanalitik
yang terjadi antara emosional elemen kepribadian, yaitu id dan super ego. Id
mewakili insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan
menengahi konflik yang tejadi antara dua elemen yang bertentangan. Cemas
b. Teori Interpersonal
2008 dalam A. Taufan, 2017 :11). Cemas muncul karena adanya perasaan takut
Kecemasan menunjukan adanya pola interaksi yang mal adaptif dalam sistem
keluarga.
Sementara itu, Stuart & Laraia (2005 dalam A. Taufan, 2017 ; 18) juga
a. Faktor Eksternal
a) Usia
b) Jenis Kelamin
peka dengan emosinya yang pada akhirnya peka juga terhadap perasaan
cemasnya.
c) Tingkat Pengetahuan
individu.
d) Tipe Kepribadian
a. Tingkat Psikologis
perasaan tidak menetu, dan lain-lain. Ada dua komponen yang ada pada
70-71)
b. Tingkatan fisiologis
dapat tidur, jantung berdebar-debar, perut mual, dan lain-lain. Pada kondisi
baik dikehendaki ataupun tidak. Respon ini merupakan hasil keraj system
syaraf otonom yang mngendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh.
Respon fisiologi bias berwujud detak jantung meningkat, irama nafas lebih
melakukan tindakan menyerang atau melarikan diri dari situasi yang ada. (
a. Kecemasan Ringan
gelisah.
b. Kecemasan Sedang
c. Kecemasan Berat
d. Panik
berkemih.
sebagai berikut :
No Sistem Respon
buruk.
3 Afektif Respon afektif antara lain mudah terganggu, tidak sabar,
rasa, malu.
ringan, sedang, berat atau panik dapat menggunakan beberapa alat ukur
(instrumen), yaitu:
distribusi yang lebih seragam dan lebih sensitif (William et al, 2010).
dirasakan saat ini dan kecemasan yang dirasakan selama ini. (A.
badan.
buang air kecil, tidak dapat menahan air kencing, tidak datang
bulu-bulu berdiri.
2.2.1 Pengertian
(Smeltzer and Bare, 2008 dalam A. Taufan 2017 ; 18). Sementara itu Himpunan
penyakit, trauma, dan deformitas (HIPKABI, 2014 dalam A. Taufan, 2107 ; 18).
Pre operasi adalah tahap yang dimulai ketika ada keputusan untuk
dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi.
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif.
Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini, akan berakibat fatal pada tahap
Pengkajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis
operasi. Dalam hal ini persiapan sebelum operasi sangat penting dilakukan untuk
mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan
operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh
terhadap kondisi fisik pasien (Smeltzer & Bare, 2008 dalam A. Taufan, 2017 :
19).
menghadapi tindakan operasi antara lain (HIPKABI, 2014 dalam A. Taufan, 2017
: 19):
b. Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi
(body image)
lain seperti masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga, pekerjaan, atau
ketakutan akan prognosa yang buruk, atau kemungkinan kecacatan dimasa yang
akan datang (Muttaqin dan Sari, 2009 dalam A. Taufan, 2017 : 19).
2.2.4 Dampak Kecemasan Pre Operasi
frekuensi nadi dan pernapasan, gerakan- gerakan tangan yang tidak terkontrol,
berulang kali, sulit tidur, sering berkemih (HIPKABI, 2014 dalam A. Taufan,
2017 : 20).
Kecemasan pre operasi adalah emosi yang tidak menyenangkan dan dapat
dapat berpengaruh buruk terhadap induksi anestesi dan pemulihan pasien, serta
operasi dapat mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan
komplikasi post operasi yang meningkat, selain itu akan membuang waktu dan
sumber daya yang telah disiapkan yang berdampak pada penurunan efisiensi
Penurunan rasa cemas dan takut merupakan hal yang sangat penting
selama masa pre operatif karena stress emosional ditambah dengan stress fisik
2017 : 21) :
a. Penatalaksanaan Farmakologi
ini digunakan untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka
masuk ke kamar operasi harus terbebas dari rasa cemas dan beberapa
1) Distraksi
dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien akan
otak, mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang. (Potter &
2) Relaksasi
aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau menekan fungsi yang
dialami sehingga pasien merasa lebih tenang dan siap untuk menjalani
4) Terapi Humor
sakit fisik atau emosional dan stres. Hasil penelitian Putri (2014)
general anestesi.
5) Dukungan Spiritual
2.3.1 Pengertian
Dzikir dari segi bahasa, dzikir berasal dari kata dzakara, yadzkuru,
ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan
pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan
lisan. Sedangkan dari segi peristilahan, dzikir tidak terlalu jauh pengertiannya
sangat kuat atas jalan menuju Allah swt. Sungguh dzikir adalah landasan bagi
thariqat itu sendiri. Tidak ada seorang pun yang dapat mencapai Allah swt.,
kecuali mereka yang dengan terus-menerus berdzikir kepada-Nya. Dzun Nuun al-
maka ia akan lupa segala sesuatu selain dzikirnya. Allah swt. akan
melindunginya dari segala sesuatu, dan ia akan diberi ganti dari segala sesuatu.
Banyak ayat Al-Qur‟an yang berisi perintah Allah SWT. agar manusia
Nisa‟ ayat 103 yang artinya : “ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk
artinya “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
dalam karyanya Rahasia dzikir dan doa (DF Nurhayati, 2016 : 14-16), diantaranya
ialah:
lalai dan terlena. Karena itu, dengan berdzikir kita memohon kepada
kenyataan. Jika hati lemah dan tak kuat menanggung beban hidup,
perbuatan dosa. Hati ibarat cermin dan dosa adalah debu. Semakin
Karena itu, untuk meraih ketenangan jiwa dan hati kita dianjurkan
dari suku kata ar-rahmah yang berarti kasih sayang. Kasih sayang
Allah terhadap hamba-Nya begitu luas. Oleh sebab itu, kasih sayang
Hidup di dunia hanya sementara. Begitu pun segala hal yang diraih
bagian dzikir jali (dzikir jelas, nyata), dzikir khafi (dzikir samar-samar)
bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa
kepada Allah swt. yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk
ingatan hati, baik disertai dzikir lisan ataupun tidak. Orang yang sudah
Allah swt. kapan dan dimana saja. Dalam dunia sufi terdapat ungkapan
bahwa seorang sufi, ketika melihat suatu benda apa saja, bukan melihat
benda itu, tetapi melihat Allah swt. Artinya, benda itu bukanlah Allah
yang diingat selain Allah swt. Untuk mencapai tingkatan dzikir haqiqi
ini perlu dijalani latihan mulai dari tingkat dzikir jali dan dzikir khafi
Dari kitab Sunan Abu Dawud dan Sunan at-Atirmidzi, dari Amru
bin syu’aib dari bapaknya, dari kakenya, dalam U. Nuha (2015 : 170)
dengan kalimat :
dating kepadaku”
Dari kitab Ibnu sunni, dari Abi Musa al-Asy’ary ra. Dalam U.
ini :
Mu, atau yang Engkau sembunyikan dalam ilmu ghaib yang Engaku
a.) Kalimat tauhid ini adalah bacaan dzikir yang paling utama.
2694)
Artinya : “Maha Suci Allah dan aku memujiNya, Maha Suci Allah
syaiin qadiir, sepuluh kali, maka dia seperti orang yang memerdekakan
empat orang dari keturunan Ismail.” (HR. Bukhari 6404 dan Muslim
Artinya : “Tidak ada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah Yang Maha
Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya segala pujian.
2137)
akbar” (11x)
Artinya : “Maha Suci Alah, segala puji bagi Allah, tidak ada
Tingkat kecemasan
Pemenuhan kebutuhan
spiritual :
Sedang Sedang
Berat Berat
Sangat Sangat
berat berat
Skor HRS-A
Keterangan :
2.5 Hipotesis
1. Hipotesis nol (H0) yaitu tidak ada pengaruh dukungan spiritual terahadap
penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi di raung bedah RSUD Dr.
penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi di raung bedah RSUD Dr.