Disusun oleh:
Ronin Jong
NPM : 14 06 07854
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas bimbingan-Nya penulis
dapat menyelesaikan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja praktek di
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills yang dilaksanakan
pada tanggal 2 Januari 2018 sampai dengan 31 Januari 2018.
Dalam pelaksanaan kegiatan kerja praktek dan menyelesaikan laporan, penulis
mendapatkan banyak bantuan. Untuk itu penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Thimoteus Da Gomez selaku penanggung jawab utama yang
senantiasa memberikan penjelasan selama menjalani kerja praktek serta
menerima saya kerja praktek di Bogasari
2. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kerja
praktek yang telah membantu dan membimbing penulis selama menyusun
Laporan Kerja Praktek
3. Bapak Agustiono Bhakti, Bunda Eva, Bapak Helyanto Indrawan, Bapak
Subiyanto, Bapak Suryanto, Kak Melda dan Kak Annisa selaku pembimbing
selama kerja praktek
4. Alvin Chandra, Greyvaldi Christy, Almira Fauzia, Putri Zahra Nafisa, dan
Yosephine Ajeng selaku rekan kerja penulis di Operation Unit Pasta yang
membantu penulis selama penyusunan laporan kerja praktek
5. Keluarga dan semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan kerja
praktek dan dalam penyusunan laporan kerja praktek.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Meski
demikian, penulis berharap Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 3.25. Peta Proses Operasi Short Goods Lanjutan.......................... 43
Gambar 3.26. Silo Pasta.............................................................................. 44
Gambar 3.27. Airlock ................................................................................... 44
Gambar 3.28. Shifter ................................................................................... 45
Gambar 3.29. Magnetic Separator ............................................................... 45
Gambar 3.30. Dryer ..................................................................................... 46
Gambar 3.31. Cooler ................................................................................... 47
Gambar 3.32. Bin......................................................................................... 47
Gambar 3.33. Stacker.................................................................................. 47
Gambar 3.34. Shaking Screen..................................................................... 48
Gambar 3.35. Bucket Elevator ..................................................................... 48
Gambar 3.36. Belt Conveyor........................................................................ 49
Gambar 3.37. Continuous Sealer................................................................. 49
Gambar 3.38. Metal Detector....................................................................... 50
Gambar 3.39. Check Weigher...................................................................... 50
Gambar 3.40. Cutting Machine .................................................................... 51
Gambar 3.41. Forklift ................................................................................... 51
Gambar 3.42. Manual Stacker ..................................................................... 52
Gambar 3.43. Pallet ..................................................................................... 52
Gambar 3.44. Safety Shoes......................................................................... 53
Gambar 3.45. Masker .................................................................................. 53
Gambar 3.46. Hairnet .................................................................................. 54
Gambar 4.1. Laporan Kegiatan Harian ....................................................... 59
Gambar 4.2. Work Book (1) ......................................................................... 59
Gambar 4.3. Work Book (2) ........................................................................ 60
Gambar 4.4. Login SAP (Produksi) ............................................................ 60
Gambar 4.5. User Menu SAP ..................................................................... 61
Gambar 4.6. Process Order Information System......................................... 61
Gambar 4.7.Order Headers ....................................................................... 62
Gambar 4.8. Enter Time Ticket for Process Order ..................................... 62
Gambar 4.9. Stock Overview (1) ................................................................ 63
Gambar 4.10. Stock Overview (2) .............................................................. 63
Gambar 4.11.Login SAP (QC) ................................................................... 64
Gambar 4.12. User Menu SAP .................................................................. 64
Gambar 4.13. Inspection Lot Selection ...................................................... 65
ix
Gambar 4.14. Change Data for Inspection Lot ........................................... 65
Gambar 4.15. Record Results Characteristic Overview ............................. 66
Gambar 4.16. Record Usage Decision Characteristic Overview ................ 67
Gambar 4.17. Record Usage Decision Stock ............................................. 67
Gambar 4.18. Stock Overview ................................................................... 68
Gambar 4.19. Proses Bisnis ...................................................................... 69
Gambar 4.20. Change Data for Inspection Lot ........................................... 70
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, serta tempat dan
waktu pelaksanaan kerja praktek.
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu,dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kerja praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
1
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan diberikan penjelasan mengenai sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi, dan manajemen perusahaan.
3
saat itu Indonesia tidak memiliki pabrik yang menghasilkan tepung terigu sendiri.
Indonesia hanya melakukan impor tepung terigu dari negara lain untuk
memenuhi permintaan di dalam negeri. Selain itu, Presiden Soeharto juga
menginginkan adanya diversifikasi pangan, terutama untuk makanan pokok di
Indonesia, yaitu beras. Sehingga impor beras yang dilakukan Indonesia dapat
berkurang dengan didirikannya pabrik Bogasari ini.
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills didirikan secara
notarial tanggal 19 Mei 1969 sebagai Perseroan Terbatas (PT) Bogasari Flour
Mills. Fungsi utama Bogasari pada saat itu adalah sebagai pengolah gandum
dengan menggiling gandum menjadi tepung terigu. Sedangkan Badan Urusan
Logistik (BULOG) bertindak sebagai importir gandum dan distributor tepung
terigu. Pendirian pabrik PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour
Mills pertama kali di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara dan diresmikan oleh
Presiden Soeharto. Setelah mengalami konstruksi selama satu tahun maka
pabrik tersebut mulai beroperasi pada tanggal 29 November 1971 dengan
meluncurkan tiga merek produk perdana yaitu Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan
Kunci Biru. Lalu pada tanggal 10 Juli 1972, Bogasari mendirikan pabrik ke-2
yang berlokasi di Tanjung Perak, Surabaya.
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills terus melakukan
diversifikasi bisnisnya dan pada tanggal 18 Desember 1991, PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills mengoperasikan Pabrik Pasta yang
memproduksi jenis makanan asal Italia seperti spagetti, spagettini, fetucini,
vermicelli, dan macaroni dengan merek La Fonte. Pabrik pasta ini berada di
dalam lingkungan yang sama dengan PT Bogasari Flour Mills (divisi tepung)
4
yang juga bertindak sebagai supplier tepung terigu semolina untuk proses
produksi pasta.
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills Operation Unit
(OPU) Pasta didirikan atas beberapa alasan penting. Sebelum didirikannya OPU
pasta, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills memiliki mill
yang besar. Sehingga, sebelum tahun 1990-an, PT Indofood Sukses Makmur,
Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills memiliki idle capacity yang dimiliki oleh mesin
penggilingan tepung. Untuk meningkatkan pemanfaatan kapasitas yang berlebih
ini, pihak PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills
memutuskan untuk mencari produk turunan dari tepung terigu dalam bentuk
diversifikasi produk. Pemilihan produk turunan ini juga didasarkan oleh bebarapa
aspek, seperti aspek pemasaran dan utilitas kapasitas yang digunakan, maka
produk pasta menjadi pilihan pihak PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour Mills untuk dijadikan diversifikasi produknya.
Pada tahun 1990, tingkat konsumen manusia akan pasta cukup tinggi yang
mengindikasikan bahwa pasar ekspor untuk produk pasta memiliki profitabilitas
yang cukup tinggi juga. Selain ditujukan untuk ekspor, Bogasari juga melakukan
penjualan lokal guna mewujudkan tujuan utama dari pendirian Bogasari
sebelumnya, yaitu adanya diversifikasi makanan oleh penduduk Indonesia. Oleh
karena itu, pabrik pasta didirikan di dalam PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Divisi Bogasari Flour Mills.
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills juga menghasilkan
produk samping (by product). Produk sampingan tersebut berasal dari
penggilingan gandum atau produk gagal seperti sisa olahan gandum yang tidak
lolos ayakan menjadi tepung terigu dan juga produk reject dari divisi pasta. Jenis
5
produk samping tersebut antara lain bran, pellet, dan pollard yang digunakan
sebagai pakan ternak, udang dan ikan serta industrial flour yang digunakan untuk
bahan pencampur atau perekat kayu lapis. Produk sampingan juga merupakan
komoditi ekspor dengan negara tujuan ekspor yaitu Korea, Jepang, Taiwan dan
Timur Tengah. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang zero waste karena
limbah hasil produksi semua dapat diolah kembali dan dijual untuk mendapatkan
keuntungan bagi perusahan.
Sertifikat produk penggunaan tanda SNI 3751 versi 2006 dari Balai Besar
Industri Agro ABI-Pro diperoleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour Mills pada tahun 2007 dan diperbaharui menjadi SNI 3751 versi
2009. Pada tahun 2011, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour
Mills meraih sertifikat Sistem Jaminan Halal (SJH) dari LP-POM-MUI sehingga
menerapkan Good Halal Manufacturing Practice (GHMP). Perusahaan ini juga
telah meraih sertifikat ISO 17025:2008 untuk standar mutu jasa pengujian
laboratorium dari Komite Akreditasi Nasional pada tahun 2012 dan FSSC
22000:2013 untuk divisi Pasta dimana klausul-klausul tambahan yaitu TACCP
(Thread Analysis Critical Control Point) yaitu mencegah bahaya kontaminasi
terhadap pangan yang disengaja dan VACCP (Vulnerability Analysis Critical
Control Point) yaitu mencegah bahaya kontaminasi terhadap pangan yang
disengaja untuk menghasilkan kecurangan demi keuntungan bisnis. .
6
Jabatan tertinggi yang berada pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour Mills OPU (Operation Unit) Pasta adalah Operation Unit Head
yaitu Bapak Sandy Tjen dibawahnya terdapat dua jabatan dengan struktur dan
wewenang sejajar yaitu Manufacturing Manager dan Commercial Manager.
Division Head membawahi empat manager yaitu Manufacturing Manager,
Commercial Manager, Assistant (Ast) Human Resources Manager, dan Assistant
(Ast) Finance Manager.
Ast. Marketing Manager membawahi dua section head yaitu Promotion &
Advertising Section Head dan Marketing Institution Section Head. Selanjuntunya
Ast. Local Sales Manager membawahi 4 section head untuk Daerah
Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Pada OPU Pasta Manufacturing secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut,
bagian Ast. PPIC Manager dijabat oleh Bapak Helyanto membawahi tiga section
head yaitu Pasta Supplies dijabat oleh Bapak Suwandi, Silo dijabat oleh Bapak
M. Yusuf , dan Finish Product Storage (FPS) dijabat oleh Bapak Erick Gultom.
Untuk Ast. Production Manager saat ini masih lowong sehingga tanggung jawab
diemban oleh Bapak Helyanto. Untuk Shift A dijabat Bapak Subiyanto, Shift B
dijabat oleh Bapak Victor, Shift C dijabat oleh Bapak Pujiono. Untuk Ast. QMPD
Manager sedang lowong dan membawahi 3 section head untuk Quality
Assurance dijabat oleh Bapak Suryanto dan Quality Control dijabat oleh Ibu Eva
Setiawati dan Product Development masih lowong. Untuk Ast. Manager
Technical dijabat oleh Bapak Yuli Nugroho. Untuk struktur organisasi secara
umum PT ISM Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills terdapat pada lampiran 5 .Berikut
ini adalah Struktur Organisasi yang terdapat pada OPU Pasta.
7
OPU Head
Pasta
Staff OPU
Head
Manager Manager
Manufacturing Commercial
Ast. Manager Ast. Manager Ast. Manager Ast. Manager Ast. Manager Ast. M Ast. Manager Ast. Manager Ast. Manage
PPIC Production QMPD Technical Finance H Marketing Sales Local Sales Expo
Sect. Head Sect. Head Sect. Head Sect. Head Sect. Head
Sect. Head Sect. Head Sect. Head
Production Sect. Head QA Mgt Personnel Promotion & ASP
Supplies Maintenance Sales Admin
Shift A Accounting Admin Advt Jabodetabek
Sect. Head
ASP Sul Sel
8
ii. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap karyawan serta menentukan
pembagian tugas bagi setiap karyawan.
iii. Mengawasi dan mengevalusi seluruh kegiatan produksi.
c. Ast. PPIC Manager, bertanggung jawab dalam mengkoordinasi,
mengendalikan, mengevaluasi rencana bahan baku dan bahan kemasan,
mengkoordinasi kegiatan produksi, membuat jadwal produksi agar terksana
proses produksi yang akurat sesuai permintaan marketing.
d. Quality Control Section Head, bertanggung jawab dalam memastikan setiap
proses berada pada prosedurnya, bertugas mengelola sumber daya dalam
wewenangnya untuk melakukan pengujian dan inspeksi terhadap bahan
baku, in process dan produk jadi.
e. Quality Assurance Section Head bertugas sebagai Tim HACCP, bertugas
mengelola sumber daya dalam wewenangnya untuk melaksanakan dalam
hal dan tidak terbatas pada memfasilisasi setiap pembuatan dokumen untuk
keamanan pangan dan mendesain system pengendalian dan rekaman
dokumen.
f. Semolina Silo Section Head, secara garis besar, tugas dari Section Head
silo adalah memastikan bahan baku semolina selalu ada dan memastikan
bahwa kualitas dan mutu bahan baku tetap bagus.
g. Production Section Head, bertugas mengelola sumber daya dalam
wewenangnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dan aman.
h. FPS Section Head, bertugas mengelola sumber daya dalam wewenangnya
untuk melaksanakan proses penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
produk akhir yang aman.
i. Supplies Store Section Head, bertugas mengelola sumber daya dalam
wewenangnya untuk melaksanakan proses penerimaan, penyimpanan dan
pengiriman bahan baku pembantu yang aman dan higienis.
j. Ast. Technical Manager bertugas mengelola sumber daya dalam
wewenangnya untuk melaksanakan kegiatan perawatan dan perbaikan
peralatan, mesin alat ukur dengan referensi yang sesuai.
Adapun tugas dari bagian ini adalah :
i. Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan listrik
demi kelancaran produksi.
ii. Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas - tugas di bagian perawatan mesin
dan listrik.
9
2.3. Manajemen Perusahaan
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai visi, misi, & nilai perusahaan,
ketenagakerjaan, prinsip pemasaran produk, serta analisa ekonomi pemasaran
produk.
10
i. Integritas : Jujur, Tanggung jawab, Disiplin, Berpikir Positif dan
Optimis
ii. Keunggulan : Profesional, Pantang Menyerah, Proaktif dan Peka
iii. Kepedulian : Proaktif dan Peka, Partisipatif, Menghargai
iv. Kebersamaan : Harmonis, Kerja Sama, Tumbuh Bersama
v. Keterbukaan : Kebebasan Beride, Saling Percaya, Informatif dan
Komunikatif.
2.3.2. Ketenagakerjaan
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills memiliki jumlah
total karyawan yaitu 3054 meliputi karyawan produksi, kantor, dan laboratorium.
Pada OPU Pasta, jumlah karyawan pada periode Desember 2017 adalah 207
orang yang terdiri dari 92 oang karyawan tetap dan 115 orang karyawan kontrak.
Berdasarkan jenis kelamin, karyawan yang bekerja di OPU Pasta, PT Indofood
Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills terdiri atas 125 orang pria dan
82 orang wanita. Jumlah karyawan OPU Pasta per usia dapat dilihat pada Tabel
2.1.
Waktu kerja karyawan produksi dan laboratorium dimulai dari hari Senin hingga
hari Sabtu yang terbagi dalam tiga shift kerja. Shift 1 dimulai pukul 08.00 hingga
16.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00 hingga 13.00. Selanjutnya, shift 2
dimulai pukul 16.00 hingga pukul 24.00 dengan waktu istirahat pukul 19.00
hingga 20.00 dan dilanjutkan dengan shift 3 dimulai pukul 24.00 hingga pukul
08.00 dengan waktu istirahat pukul 03.00 hingga 04.00. PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills menerapkan rolling shift setiap satu
minggu sekali untuk menghindarkan karyawan dari kejenuhan.
11
Untuk karyawan non produksi atau office memiliki waktu kerja selama 9 jam kerja
dimulai sejak pukul 08.00 hingga pukul 17.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00
hingga 13.00 dengan sistem kerja non shift selama 5 hari kerja. Karyawan yang
melakukan pekerjaannya di luar jam kerja akan mendapatkan upah lembur. Data
jumlah karyawan OPU Pasta periode Desember 2017 dapat dilihat pada Tabel
2.2.
Commercial Management dari OPU Pasta memiliki dua fungsi utama dalam
menjalankan tugasnya, yaitu marketing management dan sales management.
Masing-masing bagian memiliki tugas yang berbeda. Sales management
memiliki tugas untuk menjual produk dan mengirimkannya ke distributor.
12
Sedangkan, marketing management bertugas untuk membuat atau mendesain
sebuah komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah delivery informasi produk
ke masyarakat, biasanya dilakukan melalui iklan. Marketing management
menggunakan beberapa media untuk mengiklankan produknya, yaitu melalui
televisi, print, luar ruangan seperti billboard dan media digital.
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills OPU Pasta
melalukan pengadaan produk dengan dua cara berdasarkan jenis pasar yang
dituju, yaitu made by order dan forecasting. Cara-cara tersebut dilakukan oleh
marketing dan sales management. Forecasting dilakukan untuk produk yang
dipasarkan secara lokal atau dapat dikatakan sebagai made to stock, sedangkan
made by order dilakukan untuk produk yang akan diekspor yang berarti produksi
ekspor akan berjalan jika sebelumnya produk sudah dipesan terlebih dahulu
melalui bagian Marketing. Pihak manajemen mendapatkan data dari hasil
penjualan dan permintaan langsung dari konsumen (ekspor).
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills OPU Pasta
memasarkan produk dengan segmentasi yang terstruktur. Produk tidak hanya
tersebar di luar negeri, tetapi semua kalangan masyarakat lokal dapat
mengkonsumsi produk ini. Hal ini dilakukan dengan differensiasi setiap produk
dan metode – metode lainnya.
13
yang lebih spesifik lagi. Sebagai contoh, pasta long memiliki berbagai bentuk
yaitu spaghetti, spaghettini, dan vermicelli. Sedangkan bentuk short adalah
macaroni, penne ziti, dan lisci. Hal tersebut merupakan salah satu metode yang
diterapkan oleh perusahaan dalam memuaskan konsumen dengan diferensiasi
produk yang ditawarkan.
b. Price
Penetapan harga oleh perusahaan berbeda-beda untuk setiap jenis produknya.
Namun secara umum, produk dengan merek Sedani merupakan produk yang
paling murah jika dibandingkan dengan merek La Fonte. Hal ini dikarenakan
jenis pangsa pasar yang dituju. Sedani menawarkan kuantitas yang banyak
untuk tujuan eceran atau tujuan lainnya. Sedangkan La Fonte ditargetkan untuk
kalangan menengah ke atas dengan kuantitas yang tidak terlalu banyak.
c. Place
Pendistribusian produk pasta dari PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour Mills OPU Pasta sudah tesebar di segala daerah, seperti lokal
dan ekspor. Pemasaran produk ekspor telah sampai di beberapa negara, seperti
Filipina, Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand, Korea, Jepang, Hongkong,
Bahrain, China dan Papua New Guinea. Sedangkan produk lokal sudah tersebar
di seluruh Indonesia. Hanya saja, permintaan tertinggi akan produk pasta
tertinggi masih berada di pulau Jawa, khususnya Jabodetabek.
d. Promotion
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills OPU Pasta
melakukan dua metode promosi, yaitu above the line dan below the line. Above
the line merupakan metode promosi yang lebih bertujuan untuk mempengaruhi
persepsi orang lain dengan melakukan propaganda produk. Contoh cara yang
dilakukan adalah dengan iklan. Sedangkan, metode below the line merupakan
segala aktivitas marketing yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan
salah satu tujuan untuk merangkul konsumen supaya aware dengan produk
perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan oleh pihak marketing adalah
dengan melakukan diskon produk di suatu waktu tertentu.
14
konsumen yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Persentase
penjualan pada saat ini adalah 50:50 untuk pasar lokal dan ekspor.
PERUSAHAAN
DISTRIBUTOR
HoReKa HOTEL,
MODERN TRADE GENERAL TRADE RESTORAN, KAFE
Gambar 2.3. Distribusi Lokal
Saat ini, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills OPU
Pasta memiliki 25 distributor yang tersebar di beberapa daerah, yaitu Sumatera,
Jawa, Bali, NTB, Sulawesi dan Kalimantan. Distributor untuk daerah Papua
belum ada dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat terhadap pasta masih kecil.
15
2.5. Fasilitas Penunjang Karyawan
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai fasilitas penunjang yang diberikan
perusahaan kepada karyawan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari
Flour Mills.
16
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis dari unit usaha/departemen
perusahaan, beberapa contoh produk yang dihasilkan, proses produksi, dan
fasilitas produksi.
Proses Bisnis Operation Unit (OPU) Pasta dimulai ketika bagian Marketing
menerima order dari customer baik dari dalam negeri maupun luar negeri secara
khusus. Secara umum untuk pangsa pasar dalam negeri maka bagian marketing
akan melakukan perencanaan target produksi bulanan berdasarkan tren pasar.
Setelah menganalisis target produksi maupun menerima customer order maka
akan mengirimkan dokumen tersebut melalui surat elektronik kepada manajer
produksi dan Assistant PPIC Manager. Selanjutnya oleh Assistant PPIC Manager
dokumen tersebut akan di break down.
Hasil dari break down tersebut adalah Assistant PPIC Manager akan mengecek
stok barang yang tersedia di Finish Product Storage (FPS) jika produk tersedia
maka FPS Section Head akan mengirimkan dokumen kepada bagian Accounting
untuk dilakukan perhitungan biaya atas produk tersebut.Jika tidak maka FPS
Section Head akan melakukan konfirmasi kepada PPIC Head. Hasil break down
kedua adalah Assistant PPIC Manager mengecek ketersediaan bahan baku
semolina baik durum maupun wheat kepada Semolina Silo Section Head jika
tidak tersedia maka Semolina Silo Section Head akan meminta semolina dari
Mills AB. Jika tersedia maka akan melakukan konfirmasi dan mengirimkan
semolina ke lantai produksi. Semolina Silo Section Head bertugas untuk
mengirimkan semolina dengan kondisi baik yaitu dengan tingkat granulasi yaitu
200 hingga 300 mikron, kadar air dibawah 12,5%.
Hasil break down ketiga adalah Assistant PPIC Manager melakukan pengecekan
terhadap raw material kepada Pasta Supplies Section Head meliputi kemasan,
17
karton, stiker, lakban dan sebagainya. Jika bahan-bahan tersebut tidak ada maka
Pasta Supplies Section Head akan memesan kepada supplier, jika tersedia
maka akan mengirimkan ke lantai produksi. Pada Pasta Supplies menerapkan
prinsip First In First Out (FIFO) dalam pengelolaan barang.
Setelah semua bahan terpenuhi maka Assistant PPIC Manager akan membuat
jadwal produksi. Selanjutnya Assistant PPIC Manager memberikan jadwal
kepada Production Head melaksanakan kegiatan produksi. Assistant PPIC
Manager akan melakukan pengecekan progres dari kegiatan produksi jika
progres baik maka kegiatan produksi berlanjut, jika tidak maka produksi akan
dihentikan dan dijadwalkan ulang.
Produk pasta yang diharapkan adalah produk yang tidak terdapat white speck,
tidak terdapat black speck, tidak terdapat crack, kadar air dibawah 12,5%. Untuk
kegiatan quality control pada line production dilakukan pada beberapa titik yaitu
pada semolina silo, supplies packaging dan finish goods. Pada Semolina Silo,
semolina hasil grinding setiap 2 jam akan dikirimkan ke laboratorium untuk dicek
granulasi, kadar abu dan dan kadar air. Untuk kegiatan quality control pada
supplies dilakukan pengecekan kondisi raw material apakah terdapat cacat atau
tidak, misalnya gulungan plastik yang saling lengket sehingga dapat
menghambat saat perputaran pada mesin packaging, hasil cetakan yang baik
pada desain plastik dan karton/duplex. Kegiatan quality control pada packaging
dilakukan setiap 15 menit untuk produk kemasan dan pengaturan rejector untuk
yang mengalami masalah pada seal kemasan. Untuk produk jadi yang dibawa
ke laboratorium adalah per jenis produk per shift untuk diuji kandungan gizinya.
Untuk di finish goods pengecekan yang dilakukan adalah agar produk jadi tidak
memiliki angin yang berlebihan dalam kemasan sehingga membuat produk
menjadi hancur.
Setelah proses selesai maka Assistant PPIC Manager akan mengecek hasil
produksi secara umum jika baik maka Assistant PPIC Manager akan membuat
laporan kepada manajer produksi. Manajer akan memeriksa laporan tersebut jika
sesuai target maka manajer produksi akan memberikan perintah kepada
Production Head untuk dibawa ke gudang FPS jika tidak baik maka Assistant
PPIC Manager akan menjadwalkan ulang produksi.
FPS Section Head akan menyimpan produk, jika ada order maka FPS Section
Head akan mengirimkan dokumen kepada Accounting untuk melakukan
18
perhitungan biaya produk. Setelah itu FPS akan melakukan kegiatan loading
barang ke armada pengiriman. Manajer Produksi akan memberikan surat jalan
dengan mengetahui Assistant PPIC Manager kemudian FPS Section Head akan
melakukan delivery barang. Setelah melakukan barang FPS Section Head
bersama PPIC Manager melakukan stok opname tiap satu bulan sekali.
19
BUSINESS PROCESS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. DIV BOGASARI FLOUR MILLS-OPU PASTA
Marketing Manajer Produksi PPIC Production Semolina Silo Pasta Supplies Pasta Storage Accounting
STAR T
MENERIMA
ORDER DARI
CUSTOMER/
MEMBUAT
TARGE T
PENJUALAN
MENGIRI MKAN
MENERIMA MENERIMA
ORDER/TARGET
ORDER/TARGE T ORDER/TARGE T
VI A EMAI L
YA YA
CE K
SEMOLINA MEMBERIKAN MEMBERIKAN
KONFIRMASI YA
KONFIRMASI
MEMBUAT MELAKUKAN
JADW AL KEGIATAN
PRODUKSI PRODUKSI
MENGIRI MKAN
MENYI MPAN
TIDAK CE K PROGRESS PRODUK KE FPS
PRODUK
STORAGE
MELAKUKAN
PERHI TUNGAN
BIAYA UNTUK
PROGRESS PRODUK
BAIK
MELAKUKAN
KEGIATAN
LOADING
YA FINISH
PRODUCT
CE K HASI L
PRODUKSI
HASIL
PRODUKSI
BAIK
YA
MENERIMA MEMBUAT
LAPORAN LAPORAN
JUMLAH JUMLAH YA
PRODUKSI PRODUKSII
JUMLAH
PRODUKSI TIDAK
TER CAPAI
MEMBERIKAN DELIVERY
SURAT JALAN BARANG
MELAKUKAN
STOK OPNAME
END
20
3.2.1. Produk Umum PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari
Flour Mills
Secara umum PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills
memproduksi tepung dan pasta. Selain kedua produk tersebut PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills juga memproduksi produk
sampingan yaitu pakan ikan, udang dan pakan ternak seperti bran, pollard, dan
pellet. Untuk produk tepung terdiri dari tepung terigu, tepung premiks dan tepung
industri dengan berbagai merk dan varian baik berat maupun rasa. Pada Gambar
3.2 dan Gambar 3.3 merupakan contoh-contoh merk tepung terigu yang
dihasilkan. Tepung Premiks adalah tepung siap saji untuk menciptakan berbagai
macam kue seperti bolu kukus, pao, cookies, pancake dan sebagainya. Merk
tepung premiks adalah “Chesa”. Merk ini merupakan singkatan dari “cepat saji”.
Merk-merk produk akan ditunjukkan pada Gambar 3.5., Gambar 3.6., dan
Gambar 3.7. Tepung industri digunakan untuk bahan campuran untuk perekat
pada industri kayu lapis. Merk tepung industri yaitu “Cap Anggrek” akan
ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.2. Merk Tepung Terigu PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Flour Mills
Gambar 3.3. Merk Tepung Terigu PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Flour Mills
21
Gambar 3.4. Merk Tepung Industri PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Flour Mills
Gambar 3.5. Merk Tepung Premiks PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Flour Mills
Gambar 3.6. Merk Tepung Premiks PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Flour Mills
Gambar 3.7. Merk Tepung Premiks PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Flour Mills
Selain produk tepung, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari Flour
Mills juga memproduksi pasta yang akan dijelaskan lebih detail pada sub sub
bab 3.2.2. Selanjutnya produk sampingan yang dihasilkan untuk pakan ikan,
22
udang dan ternak didapatkan dari produk reject dari OPU tepung dan OPU
pasta meliputi bran, pollard, dan pellet. Bran yang ditunjukkan dengan Gambar
3.8. adalah bagian luar dari kulit gandum yang mengandung serat, pati dan
protein tinggi yang digunakan untuk hewan ternak seperti kuda, kerbau dan
sebagainya.
Pollard yang ditunjukkan dengan Gambar 3.9. adalah tepung untuk bahan pakan
ikan dan udang (aquafarming). Tepung ini memiliki protein dan pati serta
mengandung gluten yang berfungsi sebagai pengikat agar bentuknya dapat
bertahan beberapa saat di dalam air sebelum larut.
Pellet yang ditunjukkan dengan Gambar 3.10. merupakan campuran dari bran
dan pollard yang berbentuk silinder dengan panjang 2 hingga 2,5 cm dan
diameter 6 mm. Kegunaan dari pellet adalah bahan baku utama pembuatan
pakan ternak.
23
Gambar 3.10. Merk Pellet
Reguler pasta memiliki varian bentuk berdasarkan jenis cetakannya (insert die).
Reguler pasta mempunyai kurang lebih 46 bentuk yang dapat dilihat pada
lampiran 1 sedangkan seasoned pasta terdiri atas 3 jenis utama yaitu spaghetti
instant, soup macaroni dan pazto macaroni yang dapat dilihat pada Lampiran 2.
OPU pasta membagi produk pada jenis bahan baku serta bentuk yang dibuat
yaitu long atau short pasta. Berikut ini adalah spesifikasi produk yang ada di
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills OPU Pasta.
a. Short Goods Pasta (Durum, Blended, dan Wheat)
Short Pasta merupakan pasta yang berbentuk potongan-potongan dengan nama
dan bentuk yang seragam. Bentuk yang dibuat antara lain berbentuk silinder
dengan jenis (Rigatoni, Panne Ziti, dan sebagainya) yang ditunjukkan pada
Gambar 3.11., bentuk kerang (Cocciolini dan Conchiglie) yang ditunjukkan pada
Gambar 3.12., dan bentuk spiral (Fusilli dan Eliche) yang ditunjukkan pada
Gambar 3.13.
24
Gambar 3.11. Contoh Pasta Berbentuk Silinder
Perbedaan bahan baku yang digunakan yaitu durum, blended dan wheat yaitu
jika bahan baku menggunakan durum maka secara umum tidak ada tambahan
zat aditif baik pewarna maupun vitamin apapun. Jika bahan baku menggunakan
blended dimana bahan ini merupakan campuran dari durum dan wheat
semolina yang memiliki kadar abu dan protein yang terkandung dibawah
kandungan pada durum maka zat aditif yang biasanya ditambahkan adalah
pewarna tartrazine, premix vitamin dan/atau riboflavin. Begitu juga sama
dengan halnya produk yang terbuat dari wheat semolina A (WSA) maupun
wheat semolina C (WSC) mendapat perlakuan yang sama seperti produk yang
terbuat dari bahan blended.
25
b. Long Goods Pasta (Durum, Blended dan Wheat)
Bentuk dari pasta ini sama untuk semua jenis bahan baku yang digunakan yaitu
berbentuk panjang dan lurus. Perbedaan dari varian long goods pasta yaitu
pada ketebalan dan diameternya. Jenis long goods pasta yaitu spaghetti,
fettucine, linguiene, dan vermicelli. Perbedaan spesifikasi bahan baku long goods
pasta sama dengan short goods pasta dimana durum memiliki kandungan abu
dan vitamin yang paling tinggi dibandingkan dengan blended maupun wheat.
Gambar 3.14. merupakan contoh dari long goods pasta dengan jenis spaghetti
dengan ukuran 450 gram. Produk-produk yang sudah disebut diatas adalah
produk reguler. Selain itu OPU Pasta juga memproduksi produk seasoned pasta
dimana terdiri dari spaghetti instant, soup macaroni, dan pazto macaroni.
Produk ini merupakan produk instan yang sudah dilengkapi dengan bumbu,
sayuran kering, keju (optional) dan tambahan lainnya dalam kemasan yang
berbentuk hard cover maupun kemasan siap saji. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan konsumen dalam menikmati pasta. Berikut adalah contoh dari
produk seasoned pasta yang ditunjukkan pada Gambar 3.15., Gambar 3.16., dan
Gambar 3.17.
26
Gambar. 3.16. Contoh Produk Soup Macaroni
Produk pasta yang dipasarkan oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Bogasari Flour Mills tidak hanya dengan merk dagang “La Fonte” saja. Untuk
pasar lokal PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills
menggunakan merk “Sedani” dan “La Fonte”. Untuk produk ekspor ke Korea
Selatan menggunakan merk “Bogasari” dan “La Fonte”. Untuk produk ekspor ke
Filipina menggunakan merk “Del Monte” dan “Virginia” yang ditunjukkan pada
Gambar 3.18. Untuk produk ekspor ke Thailand menggunakan merk “Best
Foods” yang ditunjukkan pada Gambar 3.19.
27
Gambar 3.19. Contoh Produk Ekspor ke Thailand
Bahan baku utama dalam pembuatan pasta adalah tepung semolina. Jenis
tepung yang digunakan ada dua yaitu Hard Wheat (Triticum aestivum) dan
tepung Gandum Durum (Triticum durum). Untuk lebih detailnya, divisi pasta
membagi Hard Wheat menjadi dua jenis semolina yaitu Wheat Semolina A
(WSA) dan Wheat Semolina C (WSC). Ketiga jenis tepung tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda satu sam alain. Dilihat dari karakteristik warna, yaitu
Wheat Semolina A (WSA) dan Wheat Semolina C (WSC) memiliki karakteristik
warna yang tidak terlalu kuning dibandingkan dengan Durum. Hal ini disebebkan
28
karena Durum memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan biji Durum
memiliki kandungan pigmen xantophyil yang lebih banyak, sehinggan warna
Durum lebih kuning terang dan tekstur pasta yang dihasilkan menjadi lebih
kenyal dibandingkan dengan yaitu Wheat Semolina A (WSA) dan Wheat
Semolina C (WSC). Selain itu, pasta yang terbuat dari Durum tidak memerlukan
zat aditif apapun sebagai tambahan.
Hard Wheat merupakan spesies gandum yang paling banyak dianam di dunia
dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan roti karena memiliki kandungan
protein yang tinggi. Gandum Hard Wheat memiliki karakteristik kulit luar
berwanra coklat, berbiji keras dan memiliki daya serap air yang tinggi. Setiap
bulir terdiri dari dua sampai lima butir gabah yaitu Wheat Semolina A (WSA) dan
Wheat Semolina C (WSC) dimana kedua bahan baku ini adalah bahan baku
pasta yang memiliki kualitas dibawah Durum. Perbedaan dari kedua semolina ini
adalah yaitu Wheat Semolina A (WSA) memiliki kandungan protein yang lebih
tinggi dibandingkan WSC. Warna dari yaitu Wheat Semolina A (WSA) dan
Wheat Semolina C (WSC) juga lebih putih dikarenakan Durum memiliki pigmen
karotenoid yang disebut lutein (Kusmiati, 2012). Maka dari itu gandum yaitu
Wheat Semolina A (WSA) dan Wheat Semolina C (WSC) memerlukan tambahan
aditif guna mendapatkan warna dan kandungan yang sesuai dengan food grade.
Dibawah ini akan dijelaskan perbedaan karakteristik kimia dari Durum Wheat
dan Hard Wheat seperti pada tabel 3.1.
OPU Pasta juga menggunakan bahan baku blended. Bahan ini didapatkan dari
campuran Durum dengan WSA atau Durum dengan WSC. Hal ini dimaksudkan
untuk melakukan efisiensi bahan baku dari kegiatan re-work dan grinding untuk
meminimasi waste yang dihasilkan dari proses produksi yang telah berlangsung.
OPU Pasta membagi jenis semolina sesuai dengan karakter masing-masing
seperti pada Tabel 3.2 berikut.
29
Tabel 3.2. Semolina Specification
Jenis Semolina
Spesifikasi
Durum Hard Wheat Blanded
Kadar Air Max. 12.5 Max. 12.5 Max. 12.5
Kadar Abu Max. 0.9 Max. 0.86 Max. 0.65
Kimia Protein Min. 12 Min. 11.5 Min. 11.5
(%)
Lemak Max. 1.3 Max. 1.3 Max. 1.3
Serat Kasar Max. 0.85 Max. 0.85 Max. 0.85
b. Air
Bagian PPIC dari OPU Pasta memerlukan air sebagai penunjang aktivitas
produksi sehari-hari. Air yang diperoleh dari Perusahaan Air Minum (PAM).
Kuantitas penggunaan air oleh divisi pasta untuk tahun 2017 khususnya utnuk
aktivitas produksi rata-rata adalah sebesar 1254 m3 setiap bulan dan untuk
aktivitas pendukung seperti cleaning, office needs dan toilet yaitu sebesar 699 m3
setiap bulan.
30
Air yang digunakan dalam kegiatan produksi harus melalui pengelolaan water
treatment terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menjamin air sesuai dengan
standar fisik maupun kimia. Terdapat dua jenis tahapan pengelolaan air untuk
kebutuhan OPU Pasta yaitu pengolahan air untuk kegiatan produksi dan
pengolahan air menjadi steam. Berikut ini akan dijelaskan tahapan pengolahan
air untuk kegiatan produksi.
i. Sumber air PAM ditampung di accumulating tank, dimana pengisiannya
bekerja secara otomatis. Tangki air ini memiliki buffer stock air yang apabila
menyentuh batas tersebut maka air akan diisi dan akan berhenti jika sudah
menyentuh batas maksimal tangki.
ii. Dari accumulating tank, air dipompakan masuk ke surge tank yang di
dalamnya diberi tekanan ± 4 bar. Selanjutnya dari surge tank, air dialirkan ke
sand filter.
iii. Dalam sand filter. Fungsi dari proses ini dalah untuk menjaga air terbebas dari
kotoran-kotoran yang berupa padatan ataupun koloid.
iv. Penyaringan air tahap kedua adalah dengan menggunakan carbon active
filter, dengan tujuan agar air terbebas dari senyawa-senyawa penyebab bau
dan warna pada air. Air yang keluar dari carbon active filter kemudian
didistribusikan ke die washing (pencuci cetakan pasta), tangki softener, dan
box UV lamp plus filter 5 µm. Penggantian dan pencucian carbon active filter
ini dilakukan setiap satu minggu pemakaian.
v. Air yang masuk ke dalam Box UV lampplusmicrofilter (filter 5 µm) disaring
agar terbebas dari impuritis dan partikel koloid yang ada di dalam air, bau dan
bakteri. UV lamp diganti secara periodik selama pemakaian enam bulan,
sementara filter 5 µm diganti secara periodik setiap pemakaian satu minggu.
Selanjutnya adalah tahapan pengolahan air untuk digunakan menjadi Steam.
i. Tahapan untuk Steam sama dengan keperluan produksi. Namun, air yang
keluar dari Carbon Active Filter masuk ke tangki softener. Tangki ini berfungsi
untuk mengurangi kandungan garam-garam penyebab kesadahan air
ii. Selanjutnya adalah penambahan zat aditif, yaitu larutan kimia duchem yang
berfungsi untuk mengurangi pembentukan kerak dan karat pada boiler dan
pipa.
iii. Air masuk ke dalam tangki ekspansi yang bertekanan, lalu dikirim ke dalam
boiler steam.
31
iv. Di dalam boiler steam, terdapat filter steam yang berfungsi intuk menyaring
steam agar terbebas dai impuritis, partikel-partikel kotoran yang lebih halus.
Hasil pengolahan didistribusikan ke lini produksi (dryer dan cooler) yang
berfungsi untuk menjaga kelembaban di dalam mesin.
c. Bahan Tambahan
Bahan Tambahan Pangan adalah bahan atau campuran bahan alami yang
berfungsi untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan
pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental
(Anonim, 2006)
Bahan tambahn yang biasa digunakan dalam proses produksi pasta adalah
riboflavin, enzim dan pewarna makanan. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Divisi Bogasari Flour Mills OPU Pasta menggunakan 3 bahan tambahan yaitu
riboflavin, enzim atau juga disebut vitamin serta zat pewarna.
Pewarna makanan yang digunakan harus bersifat food grade, yaitu pewarna
kuning (Tartrazine) dengan dosis : 18 – 30 ppm.Vitamin yang ditambahkan pada
semolina ada 2 jenis, yaitu : Riboflavin (vitamin B2) dengan dosis 18 – 25 ppm
dan vitamin premix dengan dosis 190 – 215 ppm.
3.3.2. Produksi
Sub sub bab ini akan dijelaskan mengenai tahap-tahap dalam memproduksi
pasta.
a. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku utama dalam produksi pasta didaptkan dari divisi tepung yang
dimana divisi tersebut melakukan penggilingan dan penghalusan gandum.
Gandum yang sudah menjadi semolina dimana terdapat tiga jenis seperti yang
sudah dijelaskan pada sub sub bab sebelumnya yaitu yaitu Wheat Semolina A
(WSA), Wheat Semolina C (WSC) dan Durum selanjutnya diolah menjadi pasta.
Ketiga jenis tepung ini memiliki perbedaan baik nutrisi maupun produk yang akan
dibuat nantinya. Gandum sebagai bahan baku pasta ini diekspor dari beberapa
tempat seperti Kanada, Australia, Brazil, Ceko, Amerika dan sebagainya namun
2 eksportir utama gandum di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Divisi Bogasari
Flour Mills adalah dari negara Kanada dan Australia. Gandum in didatangakn
melalui dermaga yang dimiliki sendiri oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Divisi Bogasari Flour Mills. Bahan baku dari kapal lalu ditransfer menuju ke Silo
Besar dan selanjutnya ditransfer ke mill DE untuk diolah menjadi tepung.
32
Selanjutnya tepung akan dihaluskan dan dikirim ke mill AB dimana akan
dilakukan proses pengolahan penghalusan. Dari Silo AB akan ditransfer menuju
Silo yang yada di OPU Pasta untuk dilakukan produksi.
Pengisian Silo Pasta dilakukan oleh karyawan divisi pasta sendiri dengan
persetujuan dari bagian PPIC untuk disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Proses transfer bahan dari Silo AB ke Silo Pasta dilakukan melalui satu pipa
utama. Pipa ini akan menyalurkan jenis bahan baku dari nomor silo yang ada di
Silo AB ke Silo Pasta sesuai dengan jenis bahan. Sistem transfer antar silo
menggunakan tenaga angin.
Proses inspeksi pada bagian silo dalam menyiapkan bahan adalah dengan
menggunakan metal detector yang berada di bagian shifter atau ayakan. Metal
detector berfungsi untuk mendeteksi adanya bahan asing yag berbahaya bagi
makanan.
Selain persiapan bahan baku tepung, bahan lain seperti air dan bahan tambahan
juga perlu disiapkan. Air yang digunakan di dalam proses telah melalui water
treatment agar aman bagi makanan. Air disalurkan melalui pipa ke bagian
produksi. Bahan aditif akan ditambahkan pada tangki penampung yang terdapat
pada masing-masing mesin. Bahan aditif ditambahkan pada bahan baku dari
Wheat Semolina A (WSA) dan Wheat Semolina C (WSC). Bahan aditif yang
biasa ditambahkan adalah vitamin dan zat pewarna.
b. Proses Produksi
Proses produksi pasta dijelaskan oleh Bapak Subiyanto selaku Section Head
Production saat induksi dengan memberikan gambaran umum kegiatan produksi
menggunakan diagram alur yang sama ditunjukkan melalui Gambar 3.20. karena
secara umum tahap-tahap produksi produk long goods pasta dan short goods
pasta memiliki kemiripan.
33
Gambar 3.20. Diagram Alir dari Bapak Subiyanto
Proses produksi pasta long goods dan short goods diawali dengan penimbangan
bahan baku semolina, air dan zat aditif. Ketiga bahan baku tersebut lalu
dimasukkan ke dalam mesin mixer untuk dilakukan proses pencampuran yaitu
dengan pre mixer, main mixer, dan vacuum mixer. Setelah melalui ketiga proses
pencampuran maka adonan akan dicetak menggunakan insert die yang sesuai
dengan jenis produk yang telah dijadwalkan. Adonan yang telah dicetak lalu
dikeringkan. Proses pengeringan melalui dua tahap yaitu pre dryer dan final
dryer. Pasta yang telah dikeringkan lalu akan melalui proses pendinginan. Pasta
34
yang sudah melewati proses pendinginan maka akan disimpan. Long goods
pasta akan disimpan di stacker dan short goods pasta akan disimpan di bin.
Long goods yang disimpan masih memiliki panjang 54 cm lalu akan dipotong
menjadi pasta berukuran 26 cm. Untuk short goods pasta akan dilakukan
penyaringan untuk memisahkan pasta dalam kondisi baik dengan pasta yang
memiliki kondisi buruk.
Setelah melalui tahp tersebut long goods pasta dan short goods pasta akan
dilakukan proses pengemasan.
OPU Pasta memiliki lima silo, tiga silo penyimpanan sementara atau dikenal
dengan buffer space untuk menyimpan bahan baku semolina yang ditransfer dari
Silo AB, silo 4 untuk grinding bahan waste sebagai grinding kasar dan silo 5
untuk grinding halus. Di lantai produksi terdapat tiga lini produksi yaitu Long 1,
Long 2 dan Short. Proses produksi produk pasta secara umum hampir sama,
baik itu Long maupun Short Pasta. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tiap
lini.
i. Long-Goods Pasta
Pihak produksi akan memberikan data mengenai jenis bahan baku tepung yang
akan diolah untuk membuat produk long pasta dengan kuantitas yang terukur.
Bahan baku tepung dari silo produksi akan melalui proses penimbangan terlebih
dahulu, begitu juga air dan zat aditif jika diperlukan. Persentase air adalah 30%
dari kuantitas tepung, sedangkan zat aditif memiliki batasan yang disesuaikan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 772/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan
Tambahan Pangan. Bahan-bahan tersebut masuk ke dalam tahapan mixing
sebanyak 3 kali, yaitu high speed mixing, main mixing dan vacuum mixing.
High speed mixer memiliki kecepatan lebih dari 650 rpm (biasanya mencapai 800
rpm), digunakan untuk mencampurkan bahan secara cepat agar homogenitas
bahan tercapai. High speed mixing menjadi kunci pertama dalam menentukan
kualitas adonan pasta yang akan diproduksi karena jika homogenitas adonan
tidak tercapai, kualitas adonan akan mempengaruhi produk akhir dan bahkan
akan menyebabkan waste yang cukup banyak sebelum masuk ke dalam Stacker.
35
Setelah melalui high speed mixer, adonan memalui main mixer. Kecepatan di
dalam main mixer tidak sebesar high speed mixer dan proses pengadukan
berlangsung lebih lama. Kecepatan alat adalah dibawah 650 rpm dengan waktu
proses rata-rata lebih lama jika dibandingkan dengan fast mixer. Dalam proses
ini, homogenitas adonan dilakukan kembali agar adonan benar-benar tercampur
dengan merata.
Setelah proses pengadukan selesai, adonan akan masuk ke dalam dua buah
silinder yang terdapat screw di dalamnya dan mengalami proses kneading serta
adonan akan dimampatkan sebelum masuk ke dalam mesin cetakan untuk
dicetak sesuai dengan jenis produk yang akan diproduksi. Adonan didorong
dengan tekanan yang sangat tinggi, namun di dalam proses pencetakan ini, suhu
screw dipertahankan sebesar dengan cara mengalirkan air dingin di permukaan
luar screw. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas adonan yang dibuat. Jika
suhu terlalu tinggi maka akan merusak protein yang ada di dalam adonan.
Tekanan yang digunakan di OPU Pasta untuk proses ekstrusi ini adalah 100 bar.
Tekanan yang tinggi diperlukan untuk mendorong adonan ke dalam cetakan
yang memiliki diameter lubang yang relatif sangat kecil untuk semua jenis long
pasta yang diproduksi. Kategori long pasta, pasta yang telah melewati proses
pencetakan akan digantung di sebuah stik. Dalam hal ini, empat stik akan naik
secara bersamaan dalam satu siklus yang sama untuk menggantungkan long
pasta yang telah dipotong. Kapasitas satu stik mampu menampung kurang lebih
5 gram long pasta hasil cetakan. Di dalam mesin produksi long good ini terdapat
2127 buah stik yang berfungsi untuk membawa pasta ke setiap proses dari awal
hingga ke tempat penyimpanan (stacker).
Long pasta yang telah digantungkan pada stik akan melewati proses
pengeringan. OPU Pasta melibatkan 9 zona pengeringan untuk mesin produksi
long pasta. Tujuh zona merupakan pengeringan dengan menggunakan uap
panas dan dua zona menggunakan uap dingin untuk proses pengeringan. Pada
36
proses pengeringan, OPU Pasta menggunakan hot water boiler, steam dan water
cooler untuk mendukung proses pengeringan adonan pasta. Penggunaan alat-
alat tersebut bergantung kepada tujuan penggunaan dan kondisi adonan saat
memasuki setiap zona pengeringan.
Pasta dari proses ekstrusi akan masuk ke dalam mesin pengering. Pada
umumnya, mesin pengering pasta ini memiliki empat komponen utama, terdapat
pada Gambar 3.21., komponen tersebut adalah:
a. Hot Water Boiler, berfungsi untuk menaikkan suhu mesin.
b. Exhauster, berfungsi untuk mengeluarkan uap udara dari mesin ke luar (agar
kadar Rh di dalam mesin turun)
c. Fresh Air, berfungsi untuk memasukkan udara segar dari luar ke dalam
mesin sehingga kadar Rh di dalam mesin menjadi tinggi (udara dalam mesin
akan semakin jenuh)
d. Steam, berfungsi untuk menaikkan kadar Rh jika pasta yang diproduksi
belum sesuai dengan resep yang telah ditentukan dan terdapat pada layar
PLC di bagian produksi.
Zona pertama yang akan dimasuki oleh pasta adalah zona 1 sampai dengan
zona 4. Zona ini memanfaatkan uap panas dari hot water boiler. Air panas
dialirkan pada sebuah kompresor. Udara yang ada pada mesin akan melewati
kompresor sehingga suhu udara menjadi tinggi. Perbedaan suhu antara adonan
dengan udara menyebabkan udara panas dari udara akan masuk ke dalam
adonan yang berakibat kepada proses pelepasan air yang ada di dalam adonan.
Kadar air dari adonan pasta akan berkurang selama proses pengeringan pada
zona 1 sampai dengan zona 4. Kadar air yang dihasilkan pada proses ini adalah
kisaran 18,5% -20,5% dari 40% kadar air adonan.
37
Setelah melalui zona 4, pasta akan masuk ke dalam zona 5 hingga zona 7. Pada
tahapan ini, pasta masih mengalami proses pengeringan yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air pasta yang jika diperlukan maka mesin membutuhkan
steam untuk mendapatkan Rh yang sesuai. Pada zona ini, kadar air yang harus
didapatkan adalah sebesar 12,5%. Kadar ini merupakan kadar air standar yang
harus dipenuhi oleh divisi pasta. Pada zona 7, proses pengeringan berlangsung
lama dengan suhu yang lebih rendah jika dibandingkan dengan zona
sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan kadar air bagian dalam dari
pasta, sehingga keseimbangan antara kadar air yang ada dipermukaan bahan
dengan yang bagian dalam tidak terlalu jauh. Jika kadar air bagian dalam bahan
tidak dikeluarkan akan mempengaruhi kualitas produk nantinya.
Hasil potongan pasta (long goods) disimpan ke dalam stacker sesuai dengan
jenisnya ke dalam nomor penyimpanan yang telah diatur sebelumnya. OPU
Pasta memiliki 16 buah stacker yang dapat menyimpan long goods pasta dengan
berbagai bentuk. Stacker ini yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara hasil dari bagian produksi. Langkah selanjutnya adalah proses
pengemasan pasta ke dalam kemasan. OPU Pasta memiliki tiga tahapan dalam
pengemasan, yaitu kemasan primer, sekunder dan kemasan kardus. Hasil dari
proses pengemasan adalah produk akhir dan produk yang akan dikemas untuk
pengemasan sekunder. Produk akhir dari proses pengemasan akan diserahkan
ke bagian pasta store untuk disimpan di dalam gudang akhir (finish product
storage), sedangkan produk kedua akan melalui tahapan pengemasan lanjutan
yang pada akhirnya akan diserahkan ke bagian pasta store. Dari penjelasan
produksi long goods pasta sebelumnya, proses produksi ditampilkan melalui Peta
Proses Produksi (PPO) yang ditunjukkan dengan Gambar 3.22. dan Gambar
3.23.
38
Gambar 3.22. Peta Proses Operasi Long Goods
39
Gambar 3.23. Peta Proses Operasi Long Goods Lanjutan
40
(PLC) lini 3. Pencampuran bahan baku untuk pasta bentuk short melalui tiga kali
mixing, yaitu high speed mixing, main mixing dan vacuum mixing. Proses
pencampuran pada lini 3 sama dengan lini 1 dan lini 2. Hanya saja hasil mixing
pada lini 3 masuk ke dalam dua buah screw yang memiliki tekanan 100 bar lalu
adonan pasta masuk ke dalam cetakan dan dipotong oleh mata pisau dengan
kecepatan yang telah ditentukan.
Hasil potongan dari ekstrusi langsung masuk ke dalam proses pengeringan. Lini
3 memiliki 3 tahapan pengeringan dengan udara panas dan satu tahapan untuk
pengeringan dengan udara dingin. Pengeringan udara panas memiliki 3 zona
utama. Masing-masing zona mempunyai fungsi masing-masing. Zona pertama
adalah zona shaking pre-dryer. Tujuan penggunaan zona ini adalah membuat
lapisan kulit tipis pada pasta yang telah terbentuk sehingga pasta tidak lengket
satu sama lain karena kadar air produk yang masih tinggi. Oleh karena itu, dryer
pada zona ini dibuat bergetar. Setelah pasta keluar dari zona 1, pasta akan
masuk ke zona 2 yaitu pre-dryer. Tujuan pengeringan dari zona ini adalah untuk
menurunkan kadar air pasta hingga menjadi kurang lebih 16%. Sedangkan zona
terakhir dari pengeringan dengan udara panas adalah belt final dryer yang
berfungsi sebagai tahapan stabilisasi pengeringan, dan kadar air yang keluar
menjadi akan menjadi kurang lebih 12,5%. Pada zona 3 ini, proses pengeringan
menggunakan steam dimana pasta diputar sebanyak lima kali.
Proses pengemasan untuk short goods pasta sama dengan long goods pasta.
Hanya saja untuk proses pengemasan short goods pasta menggunakan sistem
bucket untuk mesin pengemasannya. Produk yang sudah dikemas dengan
kemasan primer, selanjutnya akan dilakukan pengemasan sekunder dengan
41
menggunakan duplex (jika diperlukan) dan kardus. Hasil pengemasan
selanjutnya diserahkan kepada bagian pasta store untuk disimpan di dalam FPS
menggunakan pallet. Penjelasan proses produksi short goods pasta ditampilkan
dengan Peta Proses Operasi (PPO) melalui Gambar 3.24. dan Gambar 3.25.
42
Gambar 3.25. Peta Proses Operasi Short Goods Lanjutan
43
3.4.1. Departemen Silo Pasta
Pada sub sub bab ini akan dijelaskan mengenai fasilitas-fasilitas produksi yang
berada di Departemen Silo Pasta yang berfungsi sebagai pengolahan dan
penyimpanan semolina sementara.
a. Silo Pasta
Silo adalah tempat penampungan bahan berukuran besar. Prinsip kerja dari Silo
ini adalah memanfaatkan gravitasi. Bahan semolina diisi melalui pipa yang
berada di bagian atas silo. Ujung bawah dari silo dibuat mengerucut sebgai
tempat bahan keluar. Gambar 3.26. menunjukkan silo yang dimiliki oleh OPU
Pasta.
44
Gambar 3.27. Airlock
c. Shifter
Mesin shifter yang ditunjukkan oleh Gambar 3.28. berfungsi untuk mengayak
atau memisahkan produk berdasarkan granulasi atau tingkat tekstur bahan.
Setiap mesin shifter terdiri dari delapan pintu dimana masing-masing pintu
terdapat 24-27 ayakan dengan ukuran mesh yang berbeda.
d. Magnetic Separator
Alat yang ditunjukkan oleh Gambar 3.29. berfungsi untuk memisahkan bahan
gandum semolina dengan bahan-bahan logam atau benda asing lainnya. Cara
kerja dari alat ini yaitu ketika semolina masuk pada alat ini maka logam atau
serbuk logam maupun benda asing lainnya akan menempel pada dinding
magnetic separator.
45
Gambar 3.29. Magnetic Separator
46
c. Mixer
Mixer yang digunakan dalam pengolahan pasta memiliki tiga jenis mixer yaitu
main mixer, high speed mixer, dan vacuum mixer. High speed mixer digunakan
ketika bahan pertama kali diolah untuk selanjutnya dilanjutkan ke main mixer.
Vaccum mixer digunakan untuk mengelurakan udara yang terdapat pada adonan
selama proses pencampuran.
d. Cooler
Cooler berfungsi untuk menurunkan temperatur produk (pasta) untuk mencegah
pengeringan pada proses selanjutnya out of control. Mesin cooler yang
digunakan adalah Vibro Cooler Buhler TRVK untuk tiap lini produksi yang
ditunjukkan oleh Gambar 3.31. Cara kerja dari mesin cooler yaitu air dingin dari
chiller dialirkan menuju radiator. Udara segar dialirkan dari luar menuju ke dalam
cooler dan melewati radiator sehingga dihasilkan udara dingin. Udara dingin
inilah yang dialirkan ke dalam cooler agar produk yang semula panas menjadi
dingin udara panas dalam coller dibawa ke radiator kemudian dialirkan menuju
chiller.
47
Gambar 3.32. Bin
f. Shaking Screen
Alat yang ditunjukkan oleh Gambar 3.34. ini hanya digunakan untuk short pasta.
Alat ini berfungsi untuk menyaring produk short pasta yang memiliki kondisi tidak
baik (retak, pecah, tercampur kotoran) sehingga produk yang lolos dari proses ini
adalah produk yang sesuai spesifikasi. Cara kerja dari alat ini adalah produk
dikeluarkan dari bin dan dituang ke conveyor. Conveyor bergerak menuju
shaking screen. Di mesin shaking screen, produk digetarkan agar produk yang
hancur dapat dipisahkan .produk yang baik akan ditransfer menuju bucket
elevator.
g. Bucket Elevator
48
Alat ini berfungsi untuk memindahkan produk secara vertikal. Prinsip kerja dari
alat ini yaitu dengan gerakan memutar dari pulley penggerak belt yang
digerakkan secara vertikal. Belt pada alat ini memiliki wadah yang berbentuk
seperti ember yang terpasang untuk membawa produk. Bucket elevator ini
digunakan untuk produk short pasta dengan merk BUHLER TBEA yang memiliki
ketinggian sekitar 3,5 meter dengan jumlah 4 unit yang ditunjukkan oleh Gambar
3.35.
h. Belt Conveyor
Belt conveyor yang ditunjukkan oleh Gambar 3.36. berfungsi untuk mengangkut
pasta untuk memindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Kapasitas belt
conveyor mencapai 750 ton/jam dengan jarak angkut sekitar 300-400 meter
dengan kecepatan 3 meter/sekon.
i. Continuous Sealer
Mesin ini berfungsi untuk melakukan penyegelan secara otomatis dan
berkelanjutan. Pada mesin ini juga secara otomatis akan mencetak kode
49
kadaluarsa dan juga kode produksi. Mesin ini memiliki produktivitas kerja yang
tinggi. Mesin ini memiliki tombol emergency untuk memberhentikan langsung
semua proses saat terjadi masalah saat produksi. Gambar 3.37. menunjukkan
continuous sealer packaging produk pasta.
j. Metal Detector
Alat yang ditunjukkan oleh Gambar 3.38. digunakan untuk mendeteksi adanya
kontaminasi logam yang terdapat pada kemasan. Metal detector yang
digunakan berjumlah 1 unit untuk masing-masing line packaging. Metal detector
diletakkan di samping belt conveyor yang dilewati oleh produk yang sudah
dikemas. Jika alat ini mendeteksi adanya kontaminasi logam maka barang akan
disisihkan menuju ke red box.
k. Check Weigher
Fungsi dari alat ini untuk mendeteksi berat produk dalam kemasan dan
memastikan hanya produk dengn berat yang sesuai standar saja yang dapat
lolos dengan standar deviasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Check weigher
yang digunakan adalah merk Anritsu yang ditunjukkan oleh Gambar 3.39. Check
weigher ini ada di setiap line packaging. Alat ini telah diatur sedemikian rupa
50
sehingga dapat mengidentifikasi berat produk sesuai dengan spesifikasi. Apabila
berat produk kurang dari spesifikasi maka akan disisihkan ke dalam keranjang
sudah diletakkan di samping belt conveyor. Jika berat produk lebih namun masih
sesuai standar maka akan lolos.
l. Cutting Machine
Fungsi dari cutting machine adalah memotong long pasta yang berukuran 54 cm
menjadi 26 cm. Pada proses produksi long pasta digantungkan pada sebuah
alat sehingga untuk mendapatkan pasta yang sesuai standar maka perlu melalui
proses pemotongan. Merk cutting machine adalah Buhler TSTA yang ditunjukkan
oleh Gambar 3.40.
51
Forklift yang digunakan pada OPU Pasta ada dua macam yaitu menggunakan
forklift tenaga gas dan forklift diesel. Forklift gas digunakan untuk memindahkan
produk di dalam ruangan. Pada OPU pasta forklift digunakan untuk
memindahkan barang di lantai bawah. Forklift diesel digunakan untuk proses
loading pengiriman yaitu memindahkan produk dari gudang FPS menuju
container truck. Forklift yang diguakan di OPU Pasta ditunjukkan dengan Gambar
3.41.
c. Pallet
Pallet yang digunakan di OPU Pasta merupakan pallet plastik seperti yang
ditunjukkan oleh 3.43. Pallet digunakan sebagai tempat penyusunann produk di
gudang sebelum dilakukan proses loading barang, baik untuk finish product
52
maupunn supplies yang datang ke lantai produksi. Pallet yang digunakan ada
dua jenis yaitu pallet dengan rangka besi di dalamnya dan pallet biasa. Pallet
rangka besi digunakan untuk menyusun barang yang akan diletakkan pada rak-
rak. Hal ini ditujukan agar barang tidak peyok akibat dari gravitasi karena
ditumpuk dalam jangka waktu yang lama. Barang yang disusun dan berada di
bawah maka akan menggunakan pallet biasa.
53
Gambar 3.44. Safety Shoes
b. Masker
Masker digunakan untuk melindungi pekerja dari bau yang tidak sedap yang
ditimbulkan. Bau dari produksi pasta dapat membuat pekerja menjadi tidak
nyaman saat bekerja. Gambar 3.45. menunjukkan masker yang digunakan
pekerja.
c. Hairnet
Pekerja pria dan wanita yang tidak menggunakan hijab maka wajib
menggunakan hairnet. Hairnet yang ditunjukkan oleh Gambar 3.46. berfungsi
untuk melindungi produk dari rambut pekerja yang mungkin rontok dan dapat
mengotori proses produksi sehingga menimbulkan kontaminasi bagi produk.
54
Gambar 3.46. Hairnet
55
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
56
e. Bertanggung jawab dalam konfirmasi produk dengan menggunakan program
SAP.
f. Bertanggung jawab dalam released produk dengan menggunakan program
SAP.
g. Bertanggung jawab dalam membantu kegiatan di Silo Pasta
4.2.2. Wewenang
Wewenang yang diberikan kepada penulis selama berada di OPU Pasta yaitu :
57
g. Login SAP 701 dengan menggunakan user t002qc021 lebih tepatnya bagian
QC Pasta
h. Melakukan Released Produk hingga semua yang terdapat dalam Laporan
Kegiatan Harian selesai terinput didalam SAP
i. Mematikan Komputer jika pekerjaan yang dilakukan telah selesai
Pada tahap ini penulis akan menjelaskan cara melakukan konfirmasi dan release
produk dengan menggunakan applikasi SAP Logon 710. Terdapat fungsi dan
syarat untuk melakukan konfirmasi dan release produk.
Konfirmasi produk digunakan untuk melaporkan hasil produksi yang ada di OPU
Pasta kepada pusat, pada tahap ini dibutuhkan hubungan terhadap bagian
produksi mengenai data yang terdapat pada Gambar 4.1. Laporan Kegiatan
Harian dikarenakan adanya informasi tentang barang yang diproduksi, tanggal
produksi, serta jumlah yang dihasilkan yang dibutuhkan untuk melengkapi data
yang dibutuhkan pada SAP.
Release produk dapat dilakukan setelah konfirmasi produk, serta konfirmasi dari
pihak Quality Control, pada tahap ini dibutuhkan hubungan terhadap bagian
Quality Control mengenai data yang berkaitan dengan kualitas produksi seperti
Gambar 4.2. Work Book (1) dan Gambar 4.3. Work Book (2) untuk melengkapi
data yang dibutuhkan didalam SAP agar produk yang akan keluar dari pabrik
sudah mendapatkan persetujuan dari Quality Control agar sesuai standar yang
ada, tetapi sebelum keluarnya produk terdapat satu tahap terakhir yaitu
pembuatan surat jalan yang hanya dapat diakses oleh Manajer OPU Pasta yaitu
Bapak Agus.
58
Gambar 4.1. Laporan Kegiatan Harian
59
Gambar 4.3. Work Book (2)
4.4.1 Konfirmasi Produk menggunakan SAP
60
Gambar 4.5. User Menu SAP
Setelah login menggunakan user produksi maka akan muncul tampilan seperti
Gambar 4.5. User Menu SAP. Pada tampilan kali ini pilih Production Confirmation
lalu COOISPI – Process Order Information System atau dapat menggunakan T-
Code COOISPI untuk langkah yang lebih singkat.
61
Setelah masuk pada Process Order Information System seperti pada Gambar
4.6. lalu isilah pada bagian Layout menjadi //PASTA, Producton Plant diisikan
menjadi 1254 yang menandakan kode untuk OPU Pasta lalu mengisi Syst Status
menjadi REL and CNF serta klik untuk mencentang Exct yang ditunjuk degan
angka satu pada gambar diatas. Setelah itu tekan F8 atau Icon Execute untuk
masuk pada menu selanjutnya.
62
Order dengan cara mengetikan T-Code yaitu /ocor6n. Setelah itu carilah kode
Order sesuai dengan Laporan Kegiatan Harian seperti Gambar 4.1. lalu
masukkan pada Enter Time Ticket for Process Order di kolom order maka
beberapa data akan terisi secara otomatis. Selain itu, diperlukannya mengisi
yield sesuai dengan jumlah produksi yang tertera pada Laporan Kegiatan Harian.
Langkah terakhir pada kali ini adalah mengisi Start Execut, Finish Execut, Forest
End, Posting Date lalu pindah pada bagian Good Movements lalu Enter.
63
membuka Stock Overview lalu diperlukan kode material yang didapatkan dari
Order Headers untuk diisikan pada Kolom Order pada Stock Overview lalu enter.
Setelah itu maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.10. dan terlihat
kolom Unrestricted Use dan Qual Inspection maka dapat dikatakan jika stock
sudah berpindah pada kolom Unrestricted Use maka produk sudah dapat masuk
pada tahap selanjutnya untuk di released tetapi jika belum dilakukan konfirmasi
maka stock akan tetap terdapat pada kolom Qual Inspection dan tidak dapat di
released.
64
Gambar 4.13. Inspection Lot Selection
Pada Inspection Lot Selection hanya perlu mengisikan pada bagian Plant serta
mengganti List setting menjadi pilihan Select only inspection lots without a usage
decision lalu tekan F8 atau Execute.
Setelah itu akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.14. dan tekanlah pada
kolom kecil seperti yang ditunjukan pada angka satu, tetapi dengan melihat
65
syarat item yang tertulis REL CALC SPRQ pada kolom System Status yang
menandakan item tersebut telah selesai diperiksa oleh pihak Quality Control.
Setelah itu klik Results maka akan berpindah pada tampilan selanjutnya seperti
Gambar 4.15. yang berfungsi untuk tempat pengisian sampling pasta yang telah
diuji pada Laboratorium Bogasari.
66
1
67
4.4.3 Hasil Akhir
Hasil pekerjaan setelah merelease produk adalah terlihat jelas pada Gambar
4.20. dikarenakan barang yang telah direlease akan berpindah dari list ke SAP
Manager Pasta untuk diperiksa serta membuat Surat Jalan agar produk tersebut
dapat keluar dari pabrik untuk di distribusikan. Release produk dapat dilakukan
setelah melakukan Konfirmasi produk serta bagian Quality Control mengeluarkan
hasil dari sample yang telah diambil dan memenuhi kadar dan beberapa
ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada proses bisnis yang
terletak pada angka dua pada Gambar 4.19. Proses Bisnis.
Surat Jalan hanya dapat dikeluarkan oleh Bapak Agus selaku Manajer OPU
Pasta bertujuan untuk memeriksa keseluruhan proses dari awal hingga akhir
sehingga mencegah kesalahan dengan menggunakan rekapan data dari setiap
Departemen serta Aplikasi SAP.
68
Pada hasil akhir dapat terjadi beberapa kesalahan, seperti kesalahan dalam
memasukan angka produksi pada Konfirmasi produk di SAP maka hal ini diatasi
dengan cara pemeriksaan akhir sebelum mengeluarkan surat jalan oleh Manajer
Pasta serta melakukan stock opname yang dilakukan setiap bulan oleh bagian
PPIC.
BUSINESS PROCESS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. DIV BOGASARI FLOUR MILLS-OPU PASTA
Marketing Manajer Produksi PPIC Production Semolina Silo Pasta Supplies Pasta Storage Accounting
STAR T
MENERIMA
ORDER DARI
CUSTOMER/
MEMBUAT
TARGE T
PENJUALAN
MENGIRI MKAN
MENERIMA MENERIMA
ORDER/TARGET
ORDER/TARGE T ORDER/TARGE T
VI A EMAI L
YA YA
CE K
SEMOLINA MEMBERIKAN MEMBERIKAN
KONFIRMASI KONFIRMASI YA
MEMBUAT MELAKUKAN
JADW AL KEGIATAN
PRODUKSI PRODUKSI
MENGIRI MKAN
MENYI MPAN
TIDAK CE K PROGRESS PRODUK KE FPS
PRODUK
STORAGE
MELAKUKAN
PERHI TUNGAN
BIAYA UNTUK
PROGRESS PRODUK
BAIK
MELAKUKAN
KEGIATAN
LOADING
YA FINISH
PRODUCT
CE K HASI L
PRODUKSI 1
HASIL
PRODUKSI
BAIK
YA
MENERIMA MEMBUAT
LAPORAN LAPORAN
JUMLAH JUMLAH YA
PRODUKSI PRODUKSII
JUMLAH
PRODUKSI TIDAK
TER CAPAI
2
MEMBERIKAN DELIVERY
SURAT JALAN BARANG
MELAKUKAN
STOK OPNAME
END
69
Gambar 4.20. Change Data for Inspection Lot
70
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan djelaskan mengenai kesimpulan hasil kegiatan mahasiswa
dalam pelaksanaan kerja praktek dan saran untuk perbaikan pelaksanaan
kegiatan.
5.1. Kesimpulan
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari tinjauan kegiatan
mahasiswa
a. Konfirmasi produk digunakan untuk melaporkan hasil kegiatan produksi
kepada Indofood pusat dan Quality Control
b. Release produk dapat dilakukan setelah melakukan konfirmasi produk dan
persetujuan dari pihak Quality Control
c. Release produk digunakan sebagai pengontrol kualitas produk kepada
Indofood pusat
d. Produk dapat didistribusikan setelah adanya Surat Jalan yang dikeluarkan
dari Manajer OPU Pasta
5.2. Saran
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai saran mengenai pengalaman kerja
yang dialami oleh mahasiswa selama melaksanakan tugas yang diberikan.
a. Pada Release produk lebih tepatnya saat input data bagian data mengenai
Work Book alangkah lebih baik jika dilakukan pihak Quality Control saja agar
tidak mengulangi pekerjaan yang sama.
b. Pembuatan Jadwal untuk mengakses SAP agar tidak bertabrakan
dikarenakan beberapa kali penulis mengulangi input dikarenakan adanya
pihak lain yang menggunakan user tersebut.
71
DAFTAR PUSTAKA
x
Lampiran 1 : Material Number
10‐Okt‐
17 Mat. No. Description
EKSPOR
1 111048 111048 ‐ DMT SPAGHETTI 400G/35 ‐ (11/ER)
2 111049 111049 ‐ DMT SPAGHETTI 1KG/20
3 149682 149682 ‐ DMT SPAGHETTI 900G/20 ‐ (11/ER)
4 111050 111050 ‐ DMT SPAGHETTI 2.5KG/8 ‐ (11/ER)
DMT
5 111051 111051 ‐ DMT SALAD MAC 400G/25 ‐ (61/ER)
Del
6 111052 111052 ‐ DMT SALAD MAC 1KG/10 ‐ (61/ER)
Monte
7 111053 111053 ‐ DMT ELBOW MAC 200G/50 ‐ (206/ER)
8 111054 111054 ‐ DMT ELBOW MAC 400G/25 ‐ (206/ER)
9 111055 111055 ‐ DMT ELBOW MAC 1KG/10 ‐ (206/ER)
10 122022 122022 ‐ DMT SPAGHETTI 175G/40 ‐ (11/ER) (WIP 76128)
11 167526 167526 ‐ CTD LINGUINE 500 G/20 (30/D) (WIP 60100899)
12 111058 111058 ‐ BSR DBN SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
13 111059 111059 ‐ BSR DBN CHIFFERI RIG 500G/20 ‐ (206/D)
DBN
14 111060 111060 ‐ BSR DBN PENNE ZITI RIG RIG 500G/20 ‐ (91/D)
Daeboon
15 111061 111061 ‐ LFT DBN SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D6)
16 111062 111062 ‐ LFT DBN CHIFFERI RIG 500G/20 ‐ (206/D6)
17 111073 111073 ‐ BSF SPAGHETTI 1KG/5 ‐ (11/D)
18 111075 111075 ‐ BSF ELBOW MACARONI 2.5KG/2 ‐ (206/EV)
19 BSF 111076 111076 ‐ BSF SPAGHETTI 250G/12/2 ‐ (11/D)
20 Best 111077 111077 ‐ BSF SPAGHETTI 400G/12/2 ‐ (11/D)
21 Food 111078 111078 ‐ BSF LONG MACARONI 225G/12/2 ‐ (42/D) (WIP 36370)
22 111079 111079 ‐ BSF LONG MACARONI 500G/6/3 ‐ (42/D) (WIP 36370)
23 111080 111080 ‐ BSF ELBOW MACARONI 225G/12/2 ‐ (206/EV)
24 111081 111081 ‐ BSF ELBOW MACARONI 450G/6/4 ‐ (206/EV)
25 111088 111088 ‐ ARO SPAGHETTI 1KG/10 ‐ (11/D6)
26 111089 111089 ‐ ARO PENNE ZITI RIGATE 1KG/10 ‐ (91/D6)
27 111090 111090 ‐ ARO FUSILLI 1KG/10 ‐ (202/D6)
28 111091 111091 ‐ ARO CHIFFERI RIGATI 1KG/10 ‐ (206/D6)
PAS
29 111092 111092 ‐ ARO SPAGHETTI 3KG/4 ‐ (11/D6)
Pan Asia
30 111095 111095 ‐ ARO CHIFFERI RIGATI 3KG/4 ‐ (206/D6)
31 123963 123963 ‐ SDN PAS SPAGHETTI 1KG/10 ‐ (11/ER)
32 124442 124442 ‐ SDN PAS MAKARONI PIPA 1KG/10 ‐ (206/ER)
33 165818 165818 ‐ SDN‐QUICK COOK SPAGHETTI 350Gx18 ‐ (04/ER)
34 MXG 111107 111107 ‐ LFT MXG SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
35 Max 122023 122023 ‐ LFT AUS SPAGHETTINI 500G/20 ‐ (10/D)
36 Glory 111724 111724 ‐ LFT MXG FETTUCINE 500G/20 ‐ (31/D)
37 133527 133527 ‐ LFT MXG 42‐LONG MAC 500G/10 ‐ (42/D)
38 150147 150147 ‐ LFT MXG PENNE ZITI 500G/20 ‐ (91/D)
39 111725 111725 ‐ LFT MXG FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
40 111108 111108 ‐ LFT MXG CHIFFERI RIGATI 500G/20 ‐ (206/D)
41 137640 137640 ‐ LFT MXG ELICHE 500G/20 (210/D)
42 152193 152193 ‐ LFT IND MXG 306 ELBOW MACARONI 500/20 ‐ (306/D)
43 129718 129718 ‐ LFT MXG BIG ELBOW 500G/20 ‐ (605/D)
44 111116 111116 ‐ MXG 11‐SPAGHETTI 1KG/5 ‐ (11/DE)
45 123279 123279 ‐ MXG BIG ELBOW 500G/10 (605/ER)
46 137642 137642 ‐ MXG 202‐FUSILLI 1 KG/5 ‐ (202/DE)
47 121077 121077 ‐ MXG 206‐CHIFFERI RIG 1KG/5 ‐ (206/DE)
Lampiran 1 : Material Number Lanjutan 1
48 137643 137643 ‐ MXG 210‐ELICHE 1KG/5 ‐ (210/DE)
49 111117 111117 ‐ MXG 605‐BIG ELBOW 1KG/5 ‐ (605/DE)
50 188788 188788 ‐ LFT MXG CHIFFERI RIGATI 906 500G/20 ‐ (906/D)
51 158229 158229 ‐ LFT IND SPAGHETTI 1KG/10 (MXG) ‐ (11/D)
52 CPF 158230 158230 ‐ LFT IND SPAGHETTI 1KG/10 (CPF) ‐ (11/D)
53 111122 111122 ‐ LFT MRC 11‐SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
54 111124 111124 ‐ LFT MRC 91‐PENNE ZITI RIG 500G/20 ‐ (91/D)
55 111125 111125 ‐ LFT MRC 202‐FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
56 111126 111126 ‐ LFT MRC 206‐CHIFFERI RIGATI 500G/20 ‐ (206/D)
57 111128 111128 ‐ LFT MRC 12‐VERMICELLI 7LBS/4 DURUM ‐ (12/D)
MRC
58 111129 111129 ‐ LFT MRC 12‐VERMICELLI 7LBS/4 BLENDED ‐ (12/D6)
Miracle
59 111130 111130 ‐ LFT MRC 31‐FETTUCINE 7LBS/4 ‐ (31/D)
60 111131 111131 ‐ LFT MRC 91‐PENNE ZITI RIGATE 7LBS/4 ‐ (91/D6)
61 111132 111132 ‐ LFT MRC 202‐FUSILLI 7LBS/4 DURUM ‐ (202/D)
62 111133 111133 ‐ LFT MRC 305‐CHIFFERI LISCI 7LBS/4 ‐ (305/D6)
63 111134 111134 ‐ LFT MRC 206‐CHIFFERI RIGATI 7LBS/4 ‐ (206/D6)
64 139040 139040 ‐ MAZ 11‐SPAGHETTI 400G/24 ‐ (11/D)
MAZ
65 111136 111136 ‐ MAZ 201‐GOBBETTI 450G/24 ‐ (201/D)
Maza
66 111137 111137 ‐ MAZ 206‐CHIFFERI RIGATI 400G/24 ‐ (206/D)
67 156943 156943 ‐ MAZ 206‐CHIFFERI RIGATI 400G/6/4 ‐ (206/D)
68 111143 111143 ‐ LFT BGS 11‐SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
69 150965 150965 ‐ LFT BGS 31‐FETTUCINE 500G/20 ‐ (31/D)
70 155918 155918 ‐ LFT BGS 30‐LINGUINE 500G/20 ‐ (30/D)
71 111145 111145 ‐ LFT BGS 91‐PENNE ZITI RIG 500G/20 ‐ (91/D)
72 BGS 111146 111146 ‐ LFT BGS 202‐FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
73 111147 111147 ‐ LFT BGS 206‐CHIFFERI RIGATI 500G/20 ‐ (206/D)
74 111148 111148 ‐ LFT BGS 207‐COCCIOLINI 500G/20 ‐ (207/D)
75 186150 186150 ‐ SDN SPAGHETTI 300G/30 ‐ (11/EW)
76 123963 123963 ‐ SDN PAS SPAGHETTI 1KG/10 (for BGS) ‐ (11/ER)
77 111149 111149 ‐ BSR CTY 11‐SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
78 111150 111150 ‐ BSR CTY 91‐PENNE ZITI RIG 500G/20 ‐ (91/D)
79 111151 111151 ‐ BSR CTY 202‐FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
80 111152 111152 ‐ BSR CTY 206‐CHIFFERI RIGATI 500G/20 ‐ (206/D)
CTY
81 111153 111153 ‐ BSR CTY 207‐COCCIOLINI 500G/20 ‐ (207/D)
Cong Ty
82 111154 111154 ‐ LFT CTY 11‐SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
83 111155 111155 ‐ LFT CTY 31‐FETTUCINE 500G/20 ‐ (31/D)
84 111156 111156 ‐ LFT CTY 91‐PENNE ZITI RIG 500G/20 ‐ (91/D)
85 111157 111157 ‐ LFT CTY 202‐FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
86 111158 111158 ‐ LFT CTY 206‐CHIFFERI RIGATI 500G/20 ‐ (206/D)
87 111160 111160 ‐ LFT EAS 11‐SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
88 111162 111162 ‐ LFT EAS 91‐PENNE ZITI Ri 500G/20 ‐ (91/D)
89 111163 111163 ‐ LFT EAS 202‐FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
90 111164 111164 ‐ LFT EAS 206‐CHIFFERI RIG 500G/20 ‐ (206/D)
91 111165 111165 ‐ LFT EST 207‐COCCIOLINI 500G/20 ‐ (207/D)
EAS
92 111166 111166 ‐ LFT EAS 11‐SPAGHETTI 4KG/4 ‐ (11/D6)
Eastrait
93 111167 111167 ‐ LFT EST PENNE ZITI RIGATE 3KG/4 ‐ (91/D6)
94 111168 111168 ‐ LFT EAS 202‐FUSILLI 3KG/4 ‐ (202/D6)
95 111169 111169 ‐ LFT EAS 206‐CHIFFERI RIGATI 3KG/4 ‐ (206/D6)
96 111170 111170 ‐ LFT EST 207‐COCCIOLINI 3KG/4 ‐ (207/D6)
97 111217 111217 ‐ LFT MRB 11‐SPAGHETTI 5KG/2 ‐ (11/D)
98 TDU 111173 111173 ‐ Tian Duo 11‐SPAGHETTI 3KG/5 ‐ (12/D)
Lampiran 1 : Material Number Lanjutan 2
99 111180 111180 ‐ BSR DMX 11‐SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
DMX
100 111181 111181 ‐ BSR DMX 31‐FETTUCINE 500G/20 ‐ (31/D)
Delimax
101 111182 111182 ‐ BSR DMX 91‐PENNE ZITI RIG 500G/20 ‐ (91/D)
102 111183 111183 ‐ BSR DMX 202‐FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
103 111184 111184 ‐ BSR DMX 206‐CHIFFERI RIGATI 500G/20 ‐ (206/D)
104 111191 111191 ‐ LFT SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
MNA
195 111192 111192 ‐ LFT FETTUCINE 500G/20 ‐ (31/D)
Manea
106 111193 111193 ‐ LFT PENNE ZITI RIGATE 500G/20 ‐ (91/D)
107 111194 111194 ‐ LFT FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
108 111191 111191 ‐ LFT SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
109 111193 111193 ‐ LFT PENNE ZITI RIGATE 500G/20 ‐ (91/D)
SPV
110 111195 111195 ‐ LFT CHIFFERI RIGATI 500G/20 ‐ (206/D)
Spr.
111 Value 111196 111196 ‐ LFT COCCIOLINI 500G/20 ‐ (207/D)
112 111192 111192 ‐ LFT FETTUCINE 500G/20 ‐ (31/D)
113 150937 111194 ‐ LFT FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
114 FOR 111206 111206 ‐ SDN MAKARONI PIPA 1KG/10 ‐ (206/EW)
115 Fortuna 111207 111207 ‐ SDN MAKARONI KERANG 1KG/10 ‐ (207/EW)
116 111208 111208 ‐ SDN MAKARONI SPIRAL 1KG/10 ‐ (210/EW)
117 111191 111191 ‐ LFT SPAGHETTI 500G/20 ‐ (11/D)
118 111193 111193 ‐ LFT PENNE ZITI RIGATE 500G/20 ‐ (91/D)
119 111194 111194 ‐ LFT FUSILLI 500G/20 ‐ (202/D)
120 SUV 111196 111196 ‐ LFT COCCIOLINI 500G/20 ‐ (207/D)
121 Suva 111195 111195 ‐ LFT CHIFFERI RIGATI 500G/20 ‐ (206/D)
122 150936 150936 ‐ LFT FETTUCINE 450G/20 ‐ (31/D)
123 133357 133357 ‐ LFT PZT KEJU 70G/40 (WIP 36374)
124 133356 133356 ‐ LFT PZT AYAM JAMUR 70G/40 (WIP 36374)
125 SHG 167711 167711 ‐ SDN04‐SPAGHETTI 3 KG/3 ‐ (04/ER)
126 169553 169553 ‐ VGN 11‐SPAGHETTI 500G/24 ‐ (11/ER)
127 169554 169554 ‐ VGN 11‐SPAGHETTI 1KG/12 ‐ (11/ER)
128 VGN 186150 186146 ‐ VGN SALAD MAC 450G/24 ‐ (61/ER)
129 Virginia 186147 186147 ‐ VGN SALAD MAC 900G/12 ‐ (61/ER)
130 186148 186148 ‐ VGN ELBOW MAC 450G/24 ‐ (306/ER)
131 186149 186149 ‐ VGN ELBOW MAC 900G/12 ‐ (306/ER)
LOKAL
1 124965 124965 ‐ LFT SPAGHETTI 225G/40 (WIP 79509)
2 124966 124966 ‐ LFT FETTUCINE 225G/40 (WIP 79510)
HARD
3 119718 119718 ‐ LFT LONG MACARONI 225G/40 (WIP 65262)
COVER
4 124968 124968 ‐ LFT MACARONI 225G/40 (WIP 79520)
5 124969 124969 ‐ LFT ELBOW MACARONI 225G/40 (WIP 79521)
6 124970 124970 ‐ LFT SPIRAL MACARONI 225G/40 (WIP 79522)
7 159551 159551 ‐ LFT SPAGHETTI 450/20
8 159552 159552 ‐ LFT SPAGHETTINI 450/20
9 150936 150936 ‐ LFT FETTUCINE 450G/20
10 REGULER 111193 111193 ‐ LFT PENNE ZITI RIGATE 500G/20
11 150937 150937 ‐ LFT FUSILLI 450G/20
12 111195 111195 ‐ LFT CHIFFERI RIGATE 500G/20
13 111196 111196 ‐ LFT COCCIOLINI 500G/20
14 111198 111198 ‐ LFT SUP MACARONI AYAM 40G/120 (WIP 36375)
15 INSTANT 111200 111200 ‐ LFT SUP MACARONI SAYURAN 40G/120 (WIP 36375)
16 133357 133357 ‐ LFT PZT KEJU 70G/40 (WIP 36374)
17 133356 133356 ‐ LFT PZT AYAM JAMUR 70G/40 (WIP 36374)
Lampiran 1 : Material Number Lanjutan 3
18 133524 133524 ‐ LFT SPAGHETTI SAOS BOLOGNESE 105G/18 (WIP 36376)
19 135111 135111 ‐ LFT SPAGHETTI SAOS AYAM 105G/18 (WIP 36376)
20 135113 135113 ‐ LFT SPAGHETTI SAOS JAMUR 105G/18 (WIP 36376)
21 SDN 111206 111206 ‐ SDN MAKARONI PIPA 1KG/10 (206)
22 158231 158231 ‐ SDN MAKARONI PIPA 1KG/10 (306)
23 176127 176127 ‐ SDN MAKARONI PIPA 1KG/10 (605)
24 111207 111207 ‐ SDN MAKARONI KERANG 1KG/10
25 SDN 111208 111208 ‐ SDN MAKARONI SPIRAL 1KG/10
26 SEDANI 111209 111209 ‐ SDN MAKARONI BAMBU 1KG/10
27 111210 111210 ‐ SDN SPIRAL (202) 500G/20
28 158556 158556 ‐ SDN SPIRAL (202) 1KG/10
29 123963 123693 ‐ SEDANI SPAGHETTI 1KG /10 (Lokal)
30 111211 111211 ‐ LFT IND SPAGHETTI 1KG/10
31 111212 111212 ‐ LFT IND FETTUCINE 750G/16
32 111213 111213 ‐ LFT IND PENNE ZITI RIGATE 500G/20
33 111214 111214 ‐ LFT IND GOBBETTI 500G/20
34 IND 111215 111215 ‐ LFT IND FUSILLI 500G/20
35 INDUSTRI 111216 111216 ‐ LFT IND CHIFFERI RIGATI 500G/20
36 158232 158232 ‐ LFT DBN SPAGHETTI 500G/20 (FSF)
37 174945 174945 ‐ LFT IND SPAGHETTI 500G/20
38 174946 174946 ‐ LFT IND FETTUCINE 450G/20
39 174947 174947 ‐ LFT IND SPAGHETTINI 500G/20
40 174948 174948 ‐ LFT IND LINGUINE 500G/20
Lampiran 2 : Kode Raw Material
BUMBU SUP,SAOS
201325 Bumbu BSCS-La Fonte Sup Ayam PC
201355 Sayur BSCS-LA Fonte Sup Ayam PC
201326 Bumbu BSVS -La Fonte Sup Sayuran PC
201355 Sayur BSVS -LA Fonte Sup Sayuran PC
202592 Bumbu Repack PCMS PC
214809 Bumbu PCHSS-Pazto Rasa Cheese Mix Plkp PC
202587 Susu Pazto PC
319264 SAOS SIAP SAJI BOLOGNESE PC
319265 SAOS SIAP SAJI AYAM PC
319266 SAOS SIAP SAJI JAMUR PC