Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan


digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan
makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor
235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti
antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain.
Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa,
glukosa atau fruktosa.Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang
sering digunakan dalam berbagai industri. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan
cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki
sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan
natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu
bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia.
Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan
sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman
dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol,
mantitol, dan isomalt.
Pemanis nutritif adalah pemanis yang dapat menghasilkan kalori atau
energi sebesar 4 kalori/gram. Sedangkan pemanis non-nutritif adalah pemanis
yang digunakan untuk meningkatkan kenikmatan cita rasa produk-produk
tertentu, tetapi hanya menghasilkan sedikit energi atau sama sekali tidak ada.
Pemanis jenis ini banyak membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat
badan, control glukosa darah,dan kesehatan gigi.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi produksi bahan kimia
dan teknologi pengolahan pangan atau produk farmasi dan kesehatan, bahan
pemanis alternatif natural mulai banyak digunakan. Hal ini juga ditunjang oleh
tren back to nature dan adanya kesadaran konsumen untuk menggunakan produk
yang aman dan bergizi. Penggunaan pemanis natural juga dipacu oleh adanya

1
data-data penelitian yang menunjukkan efek samping dalam penggunaan pemanis
sintetis,yaitu bersifat karsinogenik.
Tujuan digunakan bahan pemanis alternatif antara lain untuk:
mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol,
mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi
kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama. Selain itu, pemanis
alternatif dengan nilai kalori rendah sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes
atau gula tinggi sebagai bahan substitusi gula reduksi lainnya.Tren saat ini
menunjukkan adanya penggunaan kombinasi dua jenis pemanis untuk produk
tertentu.
Kombinasi ternyata menyebabkan sinergi pada tingkat kemanisan,
sehingga menguntungkan karena akan mengurangi pemakaian jumlah pemanis
dan meningkatkan cita rasa produk. Pemilihan penggunaan bahan pemanis
alternatif yang baik biasanya didasarkan pada sifat-sifatnya yang menyerupai
sukrosa, yaitu tingkat kemanisan mendekati sukrosa, tidak berwarna, tidak
berbau, mempunyai cita rasa yang menyenangkan, aman dikonsumsi, mudah
larut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah rumus molekul dan struktur dari berbagai macam
pemanis ?
2. Bagaimanakah cara pembuatan pemanis ?
3. Apakah fungsi dari berbagai pemanis ?
4. Apa dampak positif dan negatif dari berbagai jenis pemanis ?
C. Tujuan
1. Mengetahui rumus molekul dan struktur dari berbagai macam pemanis.
2. Mengetahui cara pembuatan pemanis.
3. Mengetahui fungsi dari berbagai macam pemanis.
4. Mengetahui dampak posiyif dan negatif dari berbagai jenis pemanis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam – macam Pemanis

2
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan
natural. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini
antara lain aspartam, sakarin dan siklamat. Pemanis natural dihasilkan dari proses
ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, adapun
contohnya adalah sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
1. Pemanis Sintesis
a. Aspartam
Aspartam ditemukan pada tahun 1965 secara kebetulan.
Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida yaitu L-fenilalanin-
metil ester yang mempunyai daya kemanisan kurang lebih dua ratus
kali kemanisan sakarosa. Struktur kimianya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

H O O

H2N—C—C—NH—CH—C—O—CH3
CH2 CH2 gugus kecil

C==O

OH

Asam aspartat
Fenilalanin

Aspartam merupakan pemanis sintesis non-karbohidrat,


aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil
ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat
dan asam amino essensial fenilalanin.
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal
Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk
makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di
minuman soda dan permen Belakangan aspartam mendapat
penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartam
menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya
mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sukralosa.
b. Sakarin

3
Sakarin berupa Ca- atau Na-sakarin merupakan pemanis
buatan yang paling lama dikenal. Sakarin merupakan senyawa
benzosulfimida atau o-sulfobenzimida dengan rumus molekul
C7H5NO3S.

O O

N Ca. 3½H2O N Na+


S S
O2 O2
2

Sakarin merupakan pemanis rendah kalori yang sudah di kenal


sejak lama. Sakarin tidak mengandung kalori.
c. Siklamat
Siklamat diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada
awal tahun 1950-an. Daya kemanisannya adalah 80 kali kemanisan
sukrosa. Siklamat biasa dipakai dalam bentuk garam natrium dan asam
siklamat.
H
N—SO2-ONa

d. Sukade
Sukade adalah manisan kulit jeruk sitrus, Citrus medica.
Setelah dipetik dan dimasak dengan gula, sukade dikeringkan dan
dipotong-potong kecil. Sukade biasanya berwarna kuning atau hijau
tembus pandang, rasanya mirip jeruk tapi lebih pahit. Sukade
digunakan dalam berbagai kue dan pastry, oliebollen, dan roti kismis
(krentenbrood
2. Pemannis Natural
a. Sukrosa

4
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit.
Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari
kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan
kristalisasi. Gula merah yang banayk digunakan di Indonesia dibuat
dari tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak
sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu.
Adapun rumus molekulnya yaitu :
CH2OH
CH2OH
O O CH2OH
H
OH HO
HO O CH2OH
OH OH

Sukrosa

b. Glukosa
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat
luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup
jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu.
Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa
merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa
pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di
dalam sel merupakan sumber energi.
c. Fruktosa
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula
paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan
glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam
fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga
menimbulkan rasa manis
d. Galaktosa

5
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa
dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil
pencernaan laktosa.
e. Manosa
Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir,
seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk
membuat roti.
f. Pentosa
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan
alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber
energi. Ribosa merupakan salah satu unsur dari pentosa.
Adapun struktur cicin struktur terbuka dari glukosa, fruktosa,
galaktosa, manosa, ribosa yaitu :
Struktur terbuka
O H O O O

C—H H—C—OH C—H C—H COH

H—C—OH C==O H—C—OH HO—C—H H—C—OH

HO—C—H HO—C—H HO—C—H H—C—OH H—C—OH

H—C—OH H—C—OH HO—C—H H—C—OH H—C—OH

H—C—OH H—C—OH H—C—OH H—C—OH H—C—OH

H—C—OH H—C—OH H—C—OH H—C—OH H—C—OH

H H H H H
D-Glukosa D-Fruktosa D-Galaktosa D-Manosa D-Ribosa

g. Maltosa
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa
terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada
tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di dalam
usus manusia pada pencernaan pati.Strukturnya yaitu :
CH2OH CH2OH

O O

6
OH O OH
HO OH
OH OH

Maltosa
h. Laktosa

Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri


atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan
laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa.
Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap
tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi
jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang menyebabkan
gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan
terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua.
Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis
(seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada
disakarida lain.Strukturnya yaitu :
CH2OH CH2OH

O O
O
OH OH
OH OH
OH OH

Laktosa

i. Sorbitol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara
komersial dibuat dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat
mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol
(CH2OH). Struktur kimianya dapat dilihat di bawah.

7
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan
khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue.
Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan
sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi
glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada
sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat
menyebabkan diare pada pasien diabetes.

H H

H—C—OH H—C—OH

H—C—OH HO—C—H

HO—C—H HO—C—H

H—C—OH H—C—OH

H—C—OH H—C—OH

H—C—OH H—C—OH

H H

Sorbitol Manitol

j. Manitol
Manitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa
dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar,
dan wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari sejenis rumput
laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
k. Trehalosa
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa
dan dikenal sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur
terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
l. Inositol

8
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa.
Inositol terdfapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam
sekam serealia.
m. Sukralosa
Sukralosa dihasilkan dari proses klorinasi sukrosa. Pemanis ini
mempunyai tingkat relatif kemanisan yang sangat tinggi terhadap
sukrosa yaitu 550-750 kalinya. Keuntungan lain pemanis ini adalah
sifatnya yang tidak menyebabkan karies dan tidak merusak gigi,
sehingga cocok untuk digunakan dalam industri kembang gula
Sukralosa juga bersifat non-nutritif, dicirikan dari rendahnya
kalori yang dihasilkan yaitu sekitar 2 kalori per satu sendok teh,
sehingga dapat digunakan untuk penderita diabetes dan program
penurunan berat badan.
n. Palatinit
Pemanis ini merupakan campuran dari 6-O-(x-D-
glukopiranosil) -D-manitol dan 6-O-x-D-glukopiranosil)-D-sorbitol
dan diproduksi melalui tiga tahap yaitu hidrogenasi palatinosa,
pemurnian, dan rekristalisasi. Pemanis ini sangat cocok di konsumsi
untuk penderita diabetes militus.
o. Leukrosa
Pemanis leukrosa merupakan hasil sintetis dari campuran
sukrosa dan fruktosa sebanyak 2 persen serta menggunakan enzim
dextranase dari Leuconostoc mesenteroides dan dikembangkan oleh
Pfeifer dan Langen (Jerman)
Masih banyak sebenarnya pilihan bahan pemanis alternatif
yang aman dan bergizi yang dapat digunakan produsen untuk
substitusi bahan pemanis sintetis di industri makanan dan minuman.
Tetapi bagaimanapun penggunaan ini harus didasari oleh niat baik
produsen untuk menghasilkan produknya yang bergizi serta sehat dan
tidak hanya menitikberatkan pada besarnya keuntungan semata.

9
Keberhasilan ini tentunya harus ditunjang peran aktif pihak
pengawas, yaitu Badan POM dan Depkes di dalam implementasi
fungsi pengawasan peredaran makanan dan minuman yang sehat,
terutama dalam merekomendasikan jenis pemanis yang aman.
p. Palatinosa
Palatinosa merupakan turunan sukrosa sebagai hasil proses
enzimatis. Enzim yang digunakan adalah x-glukosil transferase dari
Protanimobacler rubrum. Palatinosa mempunyai kemanisan lebih
rendah yaitu 0,42 kalinya sukrosa, tetapi mempunyai keuntungan
dengan sifat yang tidak merusak gigi dan kandungan kalori 4
kkal/gram.
q. Xylitol
Salah satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang potensial
adalah xylitol. Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang kimiawan
bernama Emil Fischer dan Sachen serta di Perancis oleh Betrand.
Tetapi Xylitol baru dinyatakan aman untuk penggunaan pemanis
produk pangan pada tahun 1983.
Xylitol adalah gula alkohol jenis pentitol dengan rumus umum
C5H12O3.Sifat-sifat kimia dan fisika lain dari xylitol antara lain
berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau. Tingkat
kemanisan 1,2-0,8 kali dari sukrosa bergantung pada pH larutan, tetapi
lebih manis dari sorbitol dan manitol. Kelarutan dalam air pada 20
derajat Celsius adalah 64,2 g/100 ml. Sedikit larut dalam alkohol, pH
larutan antara 5-7, dan nilai kalori rendah
Dalam jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol secara
alami banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran seperti
strawberry, wortel, bayam, selada dan bunga kol. Sedangkan untuk
produksi skala besar, dilakukan dengan proses kimiawi dan
bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan hidrogenasi xylose
menggunakan larutan asam. Sedangkan proses bioteknologi dilakukan

10
menggunakan proses enzimatik dengan bantuan mikroba jenis yeast
seperti candida dan saccharomyces.
Xylitol mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu rasa yang
menarik, aman bagi kesehatan gigi karena sifatnya yang tidak merusak
gigi (non cariogenik). Juga membantu menurunkan pembentukan
carries dan plaque pada gigi sehingga banyak digunakan untuk
campuran pasta gigi Untuk mengatur metabolismenya tidak
memerlukan insulin, sehingga menguntungkan bagi penderita diabetes,
mempunyai efek sensasi dingin yang menyenangkan, tahan panas dan
tidak mengalami karamelisa

B. Dampak Penggunaan Pemanis


1. Dampak Positif
a. Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai produk makanan dan
minuman.
b. Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat
– sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat – sifat kimia.
c. Merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh.
d. Pemanis buatan dapat membantu dalam manajemen mengatasi
kelebihan berat badan, control glikosa darah dan kesehatan gigi.
2. Dampak Negatif
Dampak negatif penggunaan pemanis sintetis
a. Pemanis sintetis dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini sama
sekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat
menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat
kecanduan karbohidrat.Membuat berat tubuh Anda bertambah
hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh pemanis sintetis
b. Pemanis sintetis adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah
kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang
menderita parkinson.

11
c. Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk
jangka waktu lama atas produk yang mengandung pemanis dengan
kadar gula tinggi karena dapat menyebabkan koma, bahkan
meninggal

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembuatan pemanis dapat melalui dua cara yaitu melalui cara sintetis dan
natual atau alami.
Pemanis sintetis antara lain: aspartam, sakarin, dan siklamat.
Pemanis natural antara lain : sukrosa, glukosa, maltosa, laktosa, sorbitol,
manitol, trehalosa, fruktosa, galaktosa, manosa, ribose, selobiasa, sukralosa,
palatinit, leukrosa, palatinosa, xylitol.
2. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki
sifat –sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat – sifat kimia, sebagai
salah satu sumber kalori bagi tubuh
3. Mengkonsumsi pemanis secara berlebihan dapat menyebabkan diadetes.

B. Saran
Sebaiknya jangan berlebihan dalam mengkonsumsi baik pemanis
sintesis maupun alami
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.(2007). Pemanis Buatan ASPARTAME dalam Minuman Suplemen atau Energi


Sangat Berbahaya. Di ambil dari
http://id.88db.com/id/Discussion/Discussion_reply.page?DiscID=1514
Di akses tanggal 16 Mei 2008
Anonym.(2007).Produksi dan Penggunaan Pemanis.
Di ambil . http://www.ehponline.org/members/2005/8711/8711.pdf

12
Di akses tanggal 16 Mei 2008
Anonym. (2008). Biokimia Karbohidrat.
Di ambil dari trimanunipa@yahoo.com
Di akses tanggal 17 Mei 2008
Erlawan Lismana dan Imam paryanto. (2007).Beberapa Bahan Pemanis Alternatif
yang Aman. Di ambil dari . http://archive.gao.gov/d4t4/130780.pdf
Di akses tanggal 17 Mei 2008
Istamar Syamsuri, DKK.(2004). Biologi untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga
Sabirin Matsjeh, Hardjono Sastrohamidjojo, Respati Sastrosajono.(1994).Kimia
Organik II.Yogyakarta:DEPDIKBUD
Tim Kimia Dasar.(2008).Petunjuk Praktikum Kimia Umum.Yogyakarta: FMIPA UNY

Nama-Nama Para Pejuang Perang Badar adalah Sebagai berikut :

1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah s.a.w.


2. Abu Bakar as-Shiddiq r.a.
3. Umar bin al-Khattab r.a.
4. Utsman bin Affan r.a.
5. Ali bin Abu Tholib r.a.
6. Talhah bin ‘Ubaidillah r.a.
7. Bilal bin Rabbah r.a.
8. Hamzah bin Abdul Muttolib r.a.
9. Abdullah bin Jahsyi r.a.
10. Al-Zubair bin al-Awwam r.a.
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim r.a.
12. Abdur Rahman bin ‘Auf r.a.
13. Abdullah bin Mas’ud r.a.
14. Sa’ad bin Abi Waqqas r.a.
15. Abu Kabsyah al-Faris r.a.
16. Anasah al-Habsyi r.a.
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi r.a.
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi r.a.
19. Abu Marthad al-Ghanawi r.a.
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib r.a.
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah r.a.
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) r.a.

13
26. Salim (maula Abu Huzaifah) r.a.
27. Sinan bin Muhsin r.a.
28. ‘Ukasyah bin Muhsin r.a.
29. Sinan bin Abi Sinan r.a.
30. Abu Sinan bin Muhsin r.a.
31. Syuja’ bin Wahab r.a.
32. ‘Utbah bin Wahab r.a.
33. Yazid bin Ruqais r.a.
34. Muhriz bin Nadhlah r.a.
35. Rabi’ah bin Aksam r.a.
36. Thaqfu bin Amir r.a.
37. Malik bin Amir r.a.
38. Mudlij bin Amir r.a.
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i r.a.
40. ‘Utbah bin Ghazwan r.a.
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) r.a.
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi r.a.
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) r.a.
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah r.a.
45. Umair bin Abi Waqqas r.a.
46. Al-Miqdad bin ‘Amru r.a.
47. Mas’ud bin Rabi’ah r.a.
48. Zus Syimalain Amru bin Amru r.a.
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi r.a.
50. Amir bin Fuhairah r.a.
51. Suhaib bin Sinan r.a.
52. Abu Salamah bin Abdul Asad r.a.
53. Syammas bin Uthman r.a.
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam r.a.
55. Ammar bin Yasir r.a.
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i r.a.
57. Zaid bin al-Khattab r.a.
58. Amru bin Suraqah r.a.
59. Abdullah bin Suraqah r.a.
60. Sa’id bin Zaid bin Amru r.a.
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) r.a.
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi r.a.
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
65. Amir bin Rabi’ah r.a.
66. Amir bin al-Bukair r.a.
67. Aqil bin al-Bukair r.a.
68. Khalid bin al-Bukair r.a.
69. Iyas bin al-Bukair r.a.
70. Uthman bin Maz’un r.a.
71. Qudamah bin Maz’un r.a.

14
72. Abdullah bin Maz’un r.a.
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un r.a.
74. Ma’mar bin al-Harith r.a.
75. Khunais bin Huzafah r.a.
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm r.a.
77. Abdullah bin Makhramah r.a.
78. Abdullah bin Suhail bin Amru r.a.
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah r.a.
80. Hatib bin Amru r.a.
81. Umair bin Auf r.a.
82. Sa’ad bin Khaulah r.a.
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah r.a.
84. Amru bin al-Harith r.a.
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah r.a.
86. Safwan bin Wahab r.a.
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah r.a.
88. Sa’ad bin Muaz r.a.
89. Amru bin Muaz r.a.
90. Al-Harith bin Aus r.a.
91. Al-Harith bin Anas r.a.
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik r.a.
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi r.a.
94. ‘Ubbad bin Waqsyi r.a.
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi r.a.
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz r.a.
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi r.a.
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj r.a.
99. Salamah bin Aslam bin Harisy r.a.
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan r.a.
101. ‘Ubaid bin Tayyihan r.a.
102. Abdullah bin Sahl r.a.
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid r.a.
104. Ubaid bin Aus r.a.
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd r.a.
106. Mu’attib bin ‘Ubaid r.a.
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi r.a.
108. Mas’ud bin Sa’ad r.a.
109. Abu Absi Jabr bin Amru r.a.
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi r.a.
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah r.a.
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail r.a.
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid r.a.
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar r.a.
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib r.a.
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir r.a.
117. Mubasyir bin Abdul Munzir r.a.

15
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir r.a.
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man r.a.
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy r.a.
121. Rafi’ bin Anjadah r.a.
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid r.a.
123. Tha’labah bin Hatib r.a.
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah r.a.
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi r.a.
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi r.a.
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi r.a.
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi r.a.
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi r.a.
130. Jubr bin ‘Atik r.a.
131. Malik bin Numailah al-Muzani r.a.
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi r.a.
133. Abdullah bin Jubair r.a.
134. Asim bin Qais bin Thabit r.a.
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
137. Salim bin Amir bin Thabit r.a.
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah r.a.
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man r.a.
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah r.a.
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah r.a.
142. Sa’ad bin Khaithamah r.a.
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah r.a.
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) r.a.
145. Al-Harith bin Arfajah r.a.
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair r.a.
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru r.a.
148. Abdullah bin Rawahah r.a.
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah r.a.
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah r.a.
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah r.a.
154. Abdullah bin Abbas r.a.
155. Yazid bin al-Harith bin Qais r.a.
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah r.a.
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah r.a.
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah r.a.
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru r.a.
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais r.a.
161. Abdullah bin Umair r.a.
162. Zaid bin al-Marini bin Qais r.a.
163. Abdullah bin ‘Urfutah r.a.

16
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais r.a.
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai r.a.
166. Aus bin Khauli bin Abdullah r.a.
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru r.a.
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah r.a.
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid r.a.
170. Amir bin Salamah r.a.
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad r.a.
172. Amir bin al-Bukair r.a.
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah r.a.
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan r.a.
175. ‘Ubadah bin al-Somit r.a.
176. Aus bin al-Somit r.a.
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah r.a.
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus r.a.
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah r.a.
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam r.a.
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam r.a.
182. Amru bin Iyas r.a.
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru r.a.
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy r.a.
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid r.a.
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah r.a.
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais r.a.
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah r.a.
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan r.a.
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus r.a.
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani r.a.
194. Dhamrah bin Amru r.a.
195. Ziyad bin Amru r.a.
196. Basbas bin Amru r.a.
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi r.a.
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru r.a.
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh r.a.
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh r.a.
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) r.a.
202. Abdullah bin Amru bin Haram r.a.
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh r.a.
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid r.a.
207. Hubaib bin Aswad r.a.
208. Thabit bin al-Jiz’i r.a.
209. Umair bin al-Harith bin Labdah r.a.

17
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur r.a.
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ r.a.
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ r.a.
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais r.a.
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr r.a.
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr r.a.
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr r.a.
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr r.a.
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah r.a.
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid r.a.
222. Sawad bin Razni bin Zaid r.a.
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
225. Abdullah bin Abdi Manaf r.a.
226. Jabir bin Abdullah bin Riab r.a.
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man r.a.
228. An-Nu’man bin Yasar r.a.
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir r.a.
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah r.a.
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah r.a.
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) r.a.
233. Abbas bin Amir bin Adi r.a.
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad r.a.
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais r.a.
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah r.a.
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus r.a.
238. Qais bin Mihshan bin Khalid r.a.
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid r.a.
240. Jubair bin Iyas bin Khalid r.a.
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman r.a.
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah r.a.
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid r.a.
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih r.a.
245. Al-Fakih bin Bisyr r.a.
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah r.a.
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah r.a.
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan r.a.
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah r.a.
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan r.a.
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid r.a.

18
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir r.a.
257. Khalifah bin Adi bin Amru r.a.
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan r.a.
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari r.a.
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man r.a.
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid r.a.
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza r.a.
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru r.a.
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani r.a.
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid r.a.
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid r.a.
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid r.a.
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah r.a.
272. Abdullah bin Qais bin Khalid r.a.
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani r.a.
274. Ishmah al-Asyja’i r.a.
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi r.a.
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man r.a.
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan r.a.
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru r.a.
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais r.a.
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais r.a.
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram r.a.
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit r.a.
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl r.a.
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit r.a.
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith r.a.
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi r.a.
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik r.a.
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru r.a.
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik r.a.
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid r.a.
291. Muhriz bin Amir bin Malik r.a.
292. Sawad bin Ghaziyyah r.a.
293. Abu Zaid Qais bin Sakan r.a.
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim r.a.
295. Sulaim bin Milhan r.a.
296. Haram bin Milhan r.a.
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah r.a.
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru r.a.
299. ‘Ishmah al-Asadi r.a.
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik r.a.
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah r.a.

19
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah r.a.
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud r.a.
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru r.a.
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah r.a.
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud r.a.
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal r.a.
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais r.a.
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi r.a.
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan r.a.
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah r.a.
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj r.a.
313. Oleh bin Syuqrat r.a. (khadam Nabi s.a.w.)

Ya Allah, himpunkanlah kami bersama mereka di akhirat kelak. Amin

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

#Syahid : Adapun dipihak tentera Muslimin hanya 14, iaitu 6 orang dari kalangan
Muhajirin dan 8 orang dari kalangan Anshar, yang gugur sebagai syuhada`. Antara yang
gugur sebagai syahid adalah:

Dari kalangan #Muhajirin

♡ Ubaidah bin al-Harits – beliau tercedera sewaktu pertempuran satu sama satu,
dicederakan oleh Utbah bin Rabi’ah. Kakinya putus di dalam pertempuran tersebut dan
kemudiannya wafat di as-Safra’.

♡ ‘Umair bin Abu Waqqash - beliau dibunuh oleh ‘Amru bin Abdul Al-Amiri. Umair
adalah seorang remaja yang turut serta berjihad. Kisahnya diriwayatkan oleh al-Bazzar,
juga disebut didalam Majma Zawaaid. Kisahnya …. ketika kaum Muslimin menuju ke
Badar, ikutlah seorang remaja bernama ‘Umair bin Abi Waqqash yang berusia 16 tahun.
Beliau mengikut secara terendap-endap agar pemergiannya ini tidak diketahui oleh kaum
Muslimin. Beliau khuatir penyertaannya tidak dibenarkan oleh Rasulullah ‫صلى ا عليه وآله‬
‫وصحبه وسلم‬. Tatkala melihat keadaan itu, abangnya, Sa’ad bin Abi Waqqash bertanya
kepadanya mengapa. Beliau menjawab: “Aku takut ditolak oleh Rasulullah ‫صلى ا عليه‬
‫ وآله وصحبه وسلم‬, padahal aku sangat ingin turut serta, barangkali Allah memberikan
kesyahidan kepadaku”. Hal itupun terjadi dimana Rasulullah ‫صلى ا عليه وآله وصحبه وسلم‬
menolaknya kerana ‘Umair masih muda. Maka ‘Umair pun menangis. Hal tersebut
membuatkan Rasulullah ‫ صلى ا عليه وآله وصحبه وسلم‬terharu lalu akhirnya mengizinkan
beliau turut serta. Dan akhirnya harapan ‘Umair untuk mendapat syahid diperkenankan
Allah.

♡ Dzu Syimalain Umair bin ‘Abd Amr,

♡ ‘Aqil bin al-Bukhair,

20
♡ Mihja bin Sholeh bekas hamba Sayyidina Umar,

♡ Shafwan bin Baidha’ dari Bani al-Harits bin Fihr. Beliau dibunuh oleh Thuaimah bin
‘Ady.

Dari kalangan #Anshar

♡ Sa’ad bin Khaitsamah,

♡ Mubasysyir bin ‘Abdul Mundzir,

♡ Yazid bin al-Harits,

♡ 'Umair bin al-Humam – beliau di bunuh oleh Khalid bin al-A’lam al-Alqami. Beliau
adalah merupakan perajurit Islam pertama yang gugur syahid di medan Badar. Ketika
pertembungan antara tentara Muslimin dengan tentera Musyrikin kian hampir. Rasulullah
‫ صلى ا عليه وآله وصحبه وسلم‬bersabda: Majulah menuju syurga yang luasnya seluas langit
dan bumi. Mendengar seruan itu Umair bertanya kepada Rasulullah ‫صلى ا عليه وآله وصحبه‬
‫ وسلم‬apa benar syurga itu seluas langit dan bumi? Rasulullah ‫صلى ا عليه وآله وصحبه وسلم‬
menjawab: Ya! Seluas, langit dan bumi. ‘Umair berkata Bakh! Bakh! (Bagus! Bagus!).
Rasulullah ‫ صلى ا عليه وآله وصحبه وسلم‬bertanya, apa maksudmu dengan mengatakan Bakh!
Bakh!. ‘Umair menjawab: Demi Allah! Ya Rasulullah, aku tidak mengatakannya
melainkan aku sangat berharap menjadi penghuninya. Rasulullah ‫صلى ا عليه وآله وصحبه‬
‫ وسلم‬berkata: Sesungguhnya engkau termasuk penghuni syurga.

♡ Rafi bin al-Mu’alla,

♡ Haritsah bin Suraqah bin al-Harits,

♡ Auf bin al-Harits bin Rif’ah bin Sawad,

♡ Mu’awwidz bin al-Harits bin Rif’ah bin Sawad

Sebagaimana disebut oleh Imam an-Nawawi bahwa peperangan Badar berlaku pada hari
Jummat 17 Ramadhan tahun ke-2 dari Hijrah. Maka sesungguhnya, tanggal 17 Ramadhan
tahun kedua Hijriyah merupakan hari yang menyaksikan pembelaan Ahli Badar kepada
Baginda Rasulullah ‫صلى ا عليه وآله وسلم‬, sungguh tidak ada orang yang lebih setia, lebih
memuliakan dan lebih mencintai Rasulullah ‫ صلى ا عليه وآله وسلم‬melebihi kesetiaan dan
kecintaan Ahlul Badr, ‫ رضي ا عنهم أجمعين‬kepada Rasulullah ‫صلى ا عليه وآله وسلم‬. Badar
juga menyaksikan kecintaan perajurit Islam kepada syahid

‫رضي ا عنهم ورضوا عنه‬


‫رضي ا عنهم ورضوا عنه‬
‫رضي ا عنهم ورضوا عنه‬

21

Anda mungkin juga menyukai