OLEH:
C. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gangguan kenyamanan
fisik utamanya nyeri, antaralain:
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya
kerusakan jaringan dari iritasi secara langsung pada reseptor.
2. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya pada edema akibat terjadinya
penekanan pada reseptor nyeri.
3. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
4. Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi pada blockade pada arceria
koronaria yang menstimulasi resptor nyeri akibat tumpukan asam laktat.
Secara psikis, nyeri kepala ini dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap
stress, kecemasan, depresi maupun konflik emosional. Sedangkan secara fisik,
posisi kepala yang menetap yang mengakibatkan kontraksi otot-otot kepala dan
leher dalam jangka waktu lama, tidur yang kurang, kesalahan dalam posisi tidur
dan kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala tegang otot ini. Selain itu,
posisi tertentu yang menyebabkan kontraksi otot kepala dan leher yang dilakukan
bersamaan dengan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan peningkatan fungsi mata
dalam jangka waktu lama misalnya membaca dapat pula menimbulkan nyeri
kepala jenis ini
D. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari gangguan kenyamanan utamanya nyeri,
antaralain:
1. Nyeri dirasakan kadang-kadang atau terus menerus;
2. Nyeri pada awalnya dirasakan di leher bagian belakang kemudian
menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian
depan;
3. Nyeri menjalar ke bahu;
4. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang pada
daerah bitemporal dan bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling
kepala;
5. Nyeri tidak berdenyut;
6. Anoreksia;
7. Insomnia;
8. Nafas pendek;
9. Konstipasi;
10. Berat badan menurun;
11. Palpitasi; dan
12. Gangguan haid.
E. Patofisiologi dan Clinical Pathway
E.1 Patofisiologi
Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks
yang disebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses
komponen yang nyata yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana
terjadinya stimuli yang kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf
pusat (cortex cerebral). Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan,
traksi, displacement maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor-
nosiseptor pada struktur peka nyeri di kepala.
Transmisi patogen
Peningkatan suhu
tubuh Sintesis prostaglandin
Sensasi nyeri
Nyeri akut
F. Penatalaksanaan Medis
F.1 Penatalaksanaan Medis Farmakologis
Untuk menangani masalah nyeri, kolaborasi pemberian obat Antinyeri
(Analgesik) sangat dianjurkan. Adapun jenis analgesic yang dapat digunakan
untuk nyeri, antaralain:
F.1.1 Analgesik Multimodal
Analgesik multimodal menggunakan dua atau lebih obat analgetik yang
memiliki mekanisme kerja yang berbeda untuk mencapai efek analgetik yang
maksimal tanpa dijumpainya peningkatan efek samping dibandingkan dengan
peningkatan dosis pada satu obat saja. Analgesik multimodal merupakan suatu
pilihan yang dimungkinkan dengan penggunaan parasetamol dan AINS sebagai
kombinasi dengan opioid atau anestesi lokal untuk menurunkan tingkat intensitas
nyeri pada pasien-pasien yang mengalami nyeri paska pembedahan ditingkat
sedang sampai berat.
F.1.4 Parasetamol
Parasetamol banyak digunakan sebagai obat analgetik dan antipiretik.
Parasetamol memiliki efek anti inflamasi yang sedikit dibandingkan dengan obat
AINS lainnya. Akan tetapi parasetamol bekerja dengan mekanisme yang sama
dengan obat AINS lainnya (menghambat sintesa prostaglandin). Parasetamol juga
lebih baik ditoleransi dibandingkan aspirin dan obat AINS lainnya pada pasien-
pasien dengan sekresi asam lambung yang berlebihan atau pasien dengan masa
perdarahan yang memanjang.
F.1.5 Ketorolac
Ketorolak atau ketorolak trometamin merupakan obat golongan anti
inflamasi non steroid, yang masuk kedalam golongan derivate heterocyclic acetic
acid dimana secara struktur kimia berhubungan dengan indometasin. Ketorolak
menunjukkan efek analgesia yang poten tetapi hanya memiliki aktifitas anti
inflamasi yang sedang bila diberikan secara intramuskular atau intravena.
Ketorolak dapat dipakai sebagai analgesia paska pembedahan sebagai obat
tunggal maupun kombinasi dengan opioid, dimana ketorolak mempotensiasi aksi
nosiseptif dari opioid.
G. Penatalaksanaan Keperawatan
G.1 Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)
Nyeri akut b.d agen injury (biologi, kimia, fisik, psikologis) ditandai dengan pasien
mengatakan bahwa kepalanya sakit dan pusing di sebelah kiri depan, perubahan selera
makan, dan pasien tampak gelisah,
G.2 Perencanaan/Nursing Care Plan
Perencanaan keperawatan dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Perencanaan Keperawatan/Nursing Care Plan
Rencana Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Rasional
Keperawatan Intervensi
Hasil
1. Nyeri akut b.d agen NOC: Pain Control NIC: Pain Management
injury (biologi, Setelah dilakukan a. Kaji secara menyeluruh a. Untuk mengetahui
kimia, fisik, tindakan keperawatan tentang nyeri (PQRST) gambaran rasa nyeri
psikologis) ditandai selama 2 x 24 jam pasien yang dialami oleh
dengan pasien dapat: pasien
mengatakan bahwa a. Mengenal faktor-faktor b. Observasi isyarat-isyarat b. Menggali kualitas
kepalanya sakit dan penyebab non verbal dari nyeri yang dirasakan
pusing di sebelah b. Mengenal onset/waktu ketidaknyamanan oleh pasien dan
kiri depan, kejadian nyeri memvalidasi gambaran
perubahan selera c. Melakukan manajemen nyeri yang dirasakan
makan, dan pasien nyeri non- oleh pasien
tampak gelisah, farmakologis c. Gunakan komunikasic. Membina hubungan
d. Menggunakan terapeutik agar klien dapat saling percaya dengan
analgetik mengekspresikan nyeri pasien agar pasien
e. Melaporkan gejala- dapat leluasa
gejala kepada tim mengungkapkan
kesehatan keluhannya.
f. Nyeri terkontrol d. Tentukan dampak dari d. Mengkaji kebutuhan
ekspresi nyeri terhadap lain yang belum
kualitas hidup terpenuhi akibat nyeri.
e. Kontrol faktor-faktor
e. Meminimalkan
lingkungan yang dapat ketidaknyamanan klien
mempengaruhi respon atas lingkungan yang
klien terhadap kurang mendukung
ketidaknyamanan. perbaikan kebutuhan
kenyamanannya.
f. Ajarkan teknik f. Mengurangi rasa nyeri
manajemen nyeri non- tanpa penggunaan
farmakologis: distraksi- obat.
relaksasi
g. Berikan analgetik sesuai g. Mengurangi rasa nyeri
anjuran tim medis jika teknin non-
farmakologis kurang
efektif.
H. Daftar Pustaka
Andriyani, Rika dkk. 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi dan Perkembangan
Ed. 1. Yogyakarta: Deepublish.
Bare BG., Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan: definisi & klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2015. KLB Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Timur
dan Provinsi Sumatera Selatan. [place unknown]: Kemenkes RI; 4
Februari 2015.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik
Ed. 4. Jakarta: EGC.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting: Khasiat,
Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya Ed. 6. Jakarta: Elex Media
Komputindo.