Terjadi apabila ada suatu trauma pd tulang, kekuatan trauma melebihi kekuatan
tulang, faktor yg nyebabin : Ekstrinsik : kecepatan=> dimana durasi traumanya cepat,
kekuatan => benturan lbh kencang
Instrinsik : meliputi ka
Aktivitas yang berat bisa terjadi fraktur yng disebabkan oleh aktivitas berat spt
kuli bangunan
Beberapa tanda dan gejala terjadinya fraktur (Brunner & Suddarth, 2002 : 2359)
adalah sebagai berikut :
1. Nyeri
2. Deformitas akibat kehilangan kelurusan (alignment) yang dialami.
3. Pembengkakan akibat vasodilatasi dalam infiltrasi leukosit serta sel- sel mast.
4. Saat ekstremitas diperiksa di tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. tanda ini terjadi setelah
beberapa jam atau beberapa hari.
6. Krepitasi.
7. Spasme otot.
KLASIFIKASI ETIOLOGIS
1. Fraktur traumatic
2. Fraktur Patologis
yaitu fraktur yang terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi
lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya (infeksi dan kelainan
bawaan) dan dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma ringan.
3. Fraktur Beban (Kelelahan)
yaitu fraktur yang terjadi pada orang- orang yang baru saja menambah
tingkat aktivitas merka atau karena adanya stress yang kecil dan berulang-
ulang pada daerah tulang yang menopang berat badan.
KLASIFIKASI KLINIS
1. Fraktur Tertutup (simple Fraktur) adalah fraktur dengan kulit yang tidak
tembus oleh fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh
lingkungan.
2. Fraktur Terbuka (compound Fraktur) adalah frktur dengan kulit ekstremitas
yang terlibat telah ditembus, dan terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar. Karena adanya perlukaan kulit.
Fraktur terbuka dibagi atas 3 derajat, yaitu :
Luka < 1 cm
Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka
remuk
Fraktur sederhana, transversal, atau kominutif ringan
Kontaminasi minimal
Grade III : Banyak sekali jejas kerusakan kulit, otot jaringan saraf dan
pembuluh darah serta luka sebesar 6-8 cm
KLASIFIKASI RADIOLOGIS
(Kusuma, 2015).
Bila terjadi fraktur, jaringan tulang sekitarnya juga rusak, periosteum tepisah dari
tulang, dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Terbentuk bekuan darah pada
tempat tesebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi di dalamnya dengan
sel sel pembentuk tulang primitif (osteogenik) berdiferensiasi menjadi kondroblas
dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang merangsang deposisi
kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus) di sekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus
menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari fragmen yang
berlawanan dan menyatu. Penyatuan dari kedua fragmen (penyembuhan fraktur)
terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada
tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Penyatuan tulang ini akan
menjalani transfomasi metaplastik untuk mnjadi lebih kuat dan lebih
terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami remodeling untuk kembali ke bentuk
tulang yang utuhseperti bentuk osteoblas tulang baru dan osteoklas akan
menyingkirkan bagian yang rusak dan tulang sementara.
Sumber: patofisiologi sylvia edisi 6 volume 2