Anda di halaman 1dari 7

STEP 3

1. Apa struktur anatomi pinggang dan kaki

Sumber : sobotta edisi 23 jilid 1

2. Mengapa pasien dapat jatuh di kamar mandi

3. Mengapa terjadi bengkak dan lebam

4. Mengapa terjadi deformitas dan discrepancy

Hilangnya tonjolan tulang yang normal, pemendekan atau pemanjangan tulang


dan kedudukan yang khas untuk dislokasi tertentu menyebabkan terjadinya
defomitas. Deformitas adalah pergeseran fragmen pada fraktur
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-handayanig-5251-2-
bab2.pdf

5. Jelaskan patofisiologi dari fraktur

Terjadi apabila ada suatu trauma pd tulang, kekuatan trauma melebihi kekuatan
tulang, faktor yg nyebabin : Ekstrinsik : kecepatan=> dimana durasi traumanya cepat,
kekuatan => benturan lbh kencang
Instrinsik : meliputi ka

6. Jelaskan patofisiologi dari dislokasi

7. Jelaskan patofisiologi dari subluksasi

Subluksasi : letaknya di vertebra, hampir sama dengan dislokasi

Dislokasi pada sebagian tulang

Biasa disebut dengan kesleo, dimana tertariknya ligamen

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang

9. Jelaskan faktor yang mendasari fraktur secara fisiologi

Aktivitas yang berat bisa terjadi fraktur yng disebabkan oleh aktivitas berat spt
kuli bangunan

10. Jelaskan gejala dan tanda dari fraktur

Beberapa tanda dan gejala terjadinya fraktur (Brunner & Suddarth, 2002 : 2359)
adalah sebagai berikut :

1. Nyeri
2. Deformitas akibat kehilangan kelurusan (alignment) yang dialami.
3. Pembengkakan akibat vasodilatasi dalam infiltrasi leukosit serta sel- sel mast.
4. Saat ekstremitas diperiksa di tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. tanda ini terjadi setelah
beberapa jam atau beberapa hari.
6. Krepitasi.
7. Spasme otot.

SUMBER : MANAJEMEN FRAKTUR PADA TRAUMA MUSKULOSKELETAL


(MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA. BAGIAN/SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA/RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH)

11. Jelaskan tipe2 dari fraktur

Klasifikasi Fraktur dapat dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya :

KLASIFIKASI ETIOLOGIS
1. Fraktur traumatic
2. Fraktur Patologis
yaitu fraktur yang terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi
lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya (infeksi dan kelainan
bawaan) dan dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma ringan.
3. Fraktur Beban (Kelelahan)
yaitu fraktur yang terjadi pada orang- orang yang baru saja menambah
tingkat aktivitas merka atau karena adanya stress yang kecil dan berulang-
ulang pada daerah tulang yang menopang berat badan.

KLASIFIKASI KLINIS

1. Fraktur Tertutup (simple Fraktur) adalah fraktur dengan kulit yang tidak
tembus oleh fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh
lingkungan.
2. Fraktur Terbuka (compound Fraktur) adalah frktur dengan kulit ekstremitas
yang terlibat telah ditembus, dan terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar. Karena adanya perlukaan kulit.
Fraktur terbuka dibagi atas 3 derajat, yaitu :

 Grade 1 sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit.

 Luka < 1 cm
 Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka
remuk
 Fraktur sederhana, transversal, atau kominutif ringan
 Kontaminasi minimal

 Grade II : Fraktur terbuka dan sedikit kerusakan kulit.

 Laserasi < 1cm


 Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse.
 Fraktur kominutif sedang
 Kontaminasi sedang

 Grade III : Banyak sekali jejas kerusakan kulit, otot jaringan saraf dan
pembuluh darah serta luka sebesar 6-8 cm

(Sjamsuhidayat, 2010 dalam wijaya & putri, 2013 : 237).

KLASIFIKASI RADIOLOGIS

1. Lokalisasi : diafisal, metafisial, intra-artikuler, fraktur dengan dislokasi.


2. Konfigurasi : F. Transversal, F.Oblik, F. Spinal, F. Segmental, F. Komunitif
(lebih dari dua fragmen), F. Avulse, F. Depresi, F. Epifisis.
3. Menurut Ekstensi : F. Total, F. Tidak Total, F. Buckle atau torus, F. Garis
rambut, F. greenstick.
4. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya : tidak
bergeser, bergeser (bersampingan, angulasi, rotasi, distraksi, over riding,
impaksi)

(Kusuma, 2015).

SUMBER : MANAJEMEN FRAKTUR PADA TRAUMA MUSKULOSKELETAL


(MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA. BAGIAN/SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA/RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH)

12. Apa diagnosis dari skenario

13. Bagaimana proses penyembuhan

Bila terjadi fraktur, jaringan tulang sekitarnya juga rusak, periosteum tepisah dari
tulang, dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Terbentuk bekuan darah pada
tempat tesebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi di dalamnya dengan
sel sel pembentuk tulang primitif (osteogenik) berdiferensiasi menjadi kondroblas
dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang merangsang deposisi
kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus) di sekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus
menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari fragmen yang
berlawanan dan menyatu. Penyatuan dari kedua fragmen (penyembuhan fraktur)
terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada
tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Penyatuan tulang ini akan
menjalani transfomasi metaplastik untuk mnjadi lebih kuat dan lebih
terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami remodeling untuk kembali ke bentuk
tulang yang utuhseperti bentuk osteoblas tulang baru dan osteoklas akan
menyingkirkan bagian yang rusak dan tulang sementara.
Sumber: patofisiologi sylvia edisi 6 volume 2

Proses penyambungan tulang menurut Apley dibagi dalam 5 fase :


1. Fase hematoma terjadi selama 1- 3 hari.
Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam
fraktur. Tulang pada permukaan fraktur, yang tidak mendapat pesediaan
darah akan mati sepanjang satu atau dua milimeter.

2. Fase proliferasi terjadi selama 3 hari sampai 2 minggu.


Dalam 8 jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi
dibawah periosteum dan didalam saluran medula yang tertembus ujung
fragmen dikelilingi jaringan sel yang menghubungkan tempat fraktur.
Hematoma yang membeku perlahan-lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang
halus berkembang dalam daerah fraktur.

3. Fase pembentukan kalus terjadi selama 2-6 minggu.


Pada sel yang berkembangbiak memiliki potensi untuk menjadi kondrogenik
dan osteogenik jika diberikan tindakan yang tepat selain itu akan membentuk
tulang kartilago dan osteoklas. Massa tulang akan menjadi tebal dengan
adanya tulang dan kartilago juga osteoklas yang disebut dengan kalus. Kalus
terletak pada permukaan periosteum dan endosteom. Terjadi selama 4
minggu, tulang mati akan dibersihkan.

4. Fase konsolidasi terjadi dalam waktu 3 minggu – 6 bulan.


Tulang fibrosa atau anyaman tulang menjadi padat jika aktivitas osteoklas
dan osteoblastik masih berlanjut maka anyaman tulang berubah menjadi
tulang lamelar. Pada saat ini osteoblast tidak memungkinkan untuk
menerobos melalui reruntuhan garis fraktur karena sistem ini cukup kaku.
Celah-celah diantara fragmen dengan tulang baru akan diisi oleh osteoblas.
Perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup untuk menumpu berat badan
normal.

5. Fase remodelling terjadi selama 6 minggu hingga 1 tahun.


Fraktur telah dihubungkan oleh tulang yang padat, tulang yang padat
tersebut akan diresorbsi dan pembentukan tulang yang terus menerus
lamelar akan menjadi lebih tebal, dinding-dinding yang tidak dikehendaki
dibuang, dibentuk rongga sumsum dan akhirnya akan memperoleh bentuk
tulang seperti normalnya. Terjadi dalam beberapa bulan bahkan sampai
beberapa tahun.

SUMBER : MANAJEMEN FRAKTUR PADA TRAUMA MUSKULOSKELETAL


(MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA. BAGIAN/SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA/RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH)

14. Apasaja komplikasi yang terjadi dari kasus

15. Apa saja penatalaksanaan dari diagnosis

Anda mungkin juga menyukai