Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dan menengah. Penyebab mutu pendidikan tidak
mengalami peningkatan merata secara umum ada tiga faktor yaitu faktor pertama,
kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan
education function atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan secara
konsekuen. Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara
birokratik-sentralistik. Faktor ketiga yaitu peran serta warga sekolah khususnya
guru dan peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut di atas, tentu saja perlu
dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi
penyelenggaraan pendidikan yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis
pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Salah satu wujud
aktualisasi pelaksanaan MPMBS adalah dibentuknya suatu badan yang mengganti
keberadaan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) yakni Komite
Sekolah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002
Tanggal 2 April 2002. Penggantian nama BP3 menjadi Komite Sekolah
didasarkan atas perlunya keterlibatan masyarakat secara penuh dalam
meningkatkan mutu pendidikan (Suparlan, 2008).
Adapun tujuan dibentuknya Komite Sekolah yaitu untuk mewadahi dan
menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan, meningkatkan
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan dan menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel,
dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu
di satuan pendidikan (Lampiran Kepmendiknas Nomor 044/U/2002).

1
Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya, Komite Sekolah harus
menyusun program kerja atau sebuah perencanaan program atau dalam hal ini
Komite Sekolah membutuhkan pengelolaan yang baik agar dapat mewujudkan
tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Pengelolaan Komite Sekolah
merupakan suatu cara untuk mengatur sebuah program, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam rangka memaksimalkan peran dan fungsi Komite Sekolah agar
tujuan dibentuknya Komite Sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain.
1. Bagaimana Tujuan Program Kerja Komite Sekolah?
2. Bagaimana Peran dan Fungsi Komite Sekolah?
3. Bagaimana Program Kerja Komite Sekolah berdasarkan Peran dan
Fungsinya?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah antara lain.
1. Mengetahui Tujuan Program Kerja Komite Sekolah.
2. Mengetahui Peran dan Fungsi Komite Sekolah.
3. Mengetahui Program Kerja Komite Sekolah berdasarkan Peran dan
Fungsinya.

2
BAB II
ISI

2.1 TUJUAN PROGRAM KERJA KOMITE SEKOLAH


Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya, Komite Sekolah harus
menyusun program kerja atau sebuah perencanaan program atau dalam hal ini
Komite Sekolah membutuhkan pengelolaan yang baik agar dapat mewujudkan
tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Pengelolaan Komite Sekolah
merupakan suatu cara untuk mengatur sebuah program, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam rangka memaksimalkan peran dan fungsi Komite Sekolah agar
tujuan dibentuknya Komite Sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien
(Nurhadjati, 2014).
Tujuan dibentuknya atau dirumuskannya program komite sekolah yakni
agar komite sekolah dapat melaksanakan tugasnya secara terstruktur dan
terencana. Adapun tugas komite sekolah menurut Mulyasa (2002) antara lain:
1. Komite Sekolah sebagai mitra kerja sekolah, ikut bertanggung jawab
dalam menyukseskan Program Pendidikan.
2. Untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam
menentukan kebijakan dan Program Sekolah.
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis
dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu.

2.2 PERAN DAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH


Komite sekolah sebagai badan yang mewadahi peran serta masyarakat
memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu di tingkat satuan
pendidikan. Oleh sebab itu, penting untuk kita pahami bersama mengenai peran
dari komite sekolah, sehingga kita dapat mengetahui sudah atau belum komite
menjalankan perannya dengan baik (Akhmadi, 2004). Menurut Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah, (2001), peran yang dijalankan Komite Sekolah
adalah sebagai berikut :

3
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
2. Pendukung (supporting agency), baik dalam wujud finansial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3. Pengontrol (controlling agency), dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan disatuan
pendidikan.
4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan sekolah di satuan
pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa ada empat peran penting dari komite sekolah yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 yaitu
sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan mediator. Komite
ikut terlibat dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kebijakan di
sekolah. Bentuk keterlibatan komite sekolah tidak hanya berupa pemikiran saja,
namun juga tenaga agar program yang telah dilaksanakan dapat tercapai.
Adanya komite sekolah di tingkat satuan pendidikan yang membantu sekolah,
cukup memberikan dampak yang positif bagi sekolah. Hal itu merupakan fungsi
dari adanya komite. Menurut Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (2001),
Komite Sekolah memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia
usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan bermutu.
3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan
pendidikan mengenai:
a. Kebijakan dan program pendidikan
b. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
c. Kriteria kerja satuan pendidikan
d. Kriteria tenaga kependidikan

4
e. Kriteria fasilitas kependidikan
5. Mendorong orangtua siswa dan masyarakat supaya berpartisipasi dalam
pendidikan, guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan.
6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan.
7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi dari komite sekolah adalah
menumbuhkan perhatian dan komitmen masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam pendidikan dan menggalang dana untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Komite juga berfungsi memberikan masukan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

2.3 PROGRAM KERJA KOMITE SEKOLAH BERDASARKAN PERAN


DAN FUNGSINYA
Apabila komite sekolah sudah dapat melaksanakan keempat perannya
secara baik, maka dapat diasumsikan bahwa komite sekolah tersebut dapat
memberikan dampak terhadap kinerja sistem pendidikan yang ada. Dengan kata
lain, keberadaan dan peran komite sekolah perlu menyentuh berbagai indicator
kinerja dalam kaitannya dengan keberhasilan sistem pendidikan persekolahan
dalam upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal.
Pengelolaan komite sekolah merupakan suatu cara untuk mengatur sebuah
organisasi, mulai dari perencanaan program kerja, pengorganisasian, pelaksanaan
program kerja, dan evaluasi program kerja, dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam rangka memaksimalkan peran dan fungsi komite sekolah agar
tujuan dibentuknya komite sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Pengelolaan komite sekolah merupakan penjabaran dari peran dan fungsi Komite
Sekolah yang telah disebutkan di atas. Jika dalam pengelolaan komite sekolah
telah mampu melaksanakan peran dan fungsinya sebagai komite sekolah, maka
dapat dikatakan pengelolaan itu telah berjalan secara efektif dan efisien dalam
rangka mewujudkan tujuan komite sekolah yang telah diatur dalam undang-

5
undang yakni Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
044/U/2002 (Pantjastuti, 2008).
Berkaitan dengan peran dan fungsinya, komite sekolah perlu menyusun
program kerja komite sekolah. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah
Setiap sekolah atau satuan pendidikan tentu memiliki masalah yang
berbeda-beda. Langkah yang perlu dilakukan oleh komite sekolah dalam
menjalankan roda organisasi adalan identifikasi masalah, baik masalah
akademik, maupun masalah non-akademik. Dapat dipastikan bahwa akan
banyak sekali masalah yang dapat diidentifikasi (Santoso, 2004).
b. Menentukan prioritas
Dari sekian banyak masalah yang berhasil diidentifikasi harus dipilih
masalah yang akan menjadi prioritas, dikaitkan dengan ketersediaan
personel, dana, dan penunjang (Santoso, 2004).
c. Analisis masalah
Guna mengetahui secara lebih mendalam tentang masalah yang terjadi,
perlu dilakukan analisis masalah. Dalam masalah atau topik yang akan
ditangani langkah-langkah yang perlu dilakkan adalah sebagai berikut
(Santoso, 2004):
1. Lakukan identifikasi faktor-faktor penyebab masalah tersebut
2. Buat daftar alternatif kemungkinan pemecahan masalah dan untung
rugi masing-masing alternatif
3. Pilih alternatif terbaik berdasarkan kesepakatan bersama
4. Buat perencanaan untuk pemecahan masalah.
d. Perencanaan Program
Penyusunan program kerja komite sekolah perlu memperhatikan atau
berdasarkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Program kerja komite merupakan penjabaran operasional dari
peran dan fungsi komite sekolah. Program kerja Komite Sekolah
jangan sampai keluar dan harus tetap dalam koridor yang tertuang
dalam peran dan fungsi komite sekolah.

6
2. Berdasarkan data dan informasi yang akurat yang diperoleh dari
kondisi dan permasalahan nyata yang dihadapi oleh sekolah.
Proses penyusunan program kerja komite sekolah perlu
mempertimbangkan masukan dan pertimbangan dari sekolah.
3. Sesuai dengan kaidah penyusunan program kerja pada umumya,
program Komite Sekolah disusun menganut kaidah SMART
(specific, measurable, achievable, dan time frame), yakni a)
spesifik, b) dapat diukur keberhasilan dan taraf pencapaiannya, c)
dapat dicapai dan dapat diperoleh, d) berorientasi pada hasil dan
proses, e) dengan jadwal yang jelas.
4. Pelaksanaan program kerja komite sekolah harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Salah satu prinsip
Komite Sekolah adalah akuntabilitas. Oleh karena itu hasil
pelaksanaan program kerja Komite Sekolah harus
dipertanggungjawabkan, bukan hanya kepada orang tua tetapi juga
kepada masyarakat. Sekolah dan Komite Sekolah harus membuat
laporan pertanggungjawaban secara periodic atau setiap akhir
tahun pelajaran kepada orang tua siswa dan masyarakat. Secara
lebih rinci, Abdul (2006) melukiskan beberapa indikator dari peran
Komite Sekolah sebagai berikut.
Tabel 1. Indikator Peran Komite Sekolah
Peran Fungsi Manajemen Indikator Kinerja
Komite
Sekolah
Sebagai 1. Perencanaan sekolah - Identifikasi sumber
advisory daya pendidikan
agency dalam masyarakat

- Memberikan
masukan RAPBS

- Menyelenggarakan
rapat RAPBS

- Memberikan

7
pertimbangan
perubahan RAPBS

- Ikut mensahkan
RAPBS bersama
kepala sekolah.
2. Pelaksanaan program: - Memberikan
a. Kurikulum masukan terhadap
b. PBM proses pengelolaan
c. Penilaian pendidikan di
sekolah

- Memberikan
masukan terhadap
proses
pembelajaran
kepada guru-guru.
3. Pengadaan sumber daya - Identifikasi potensi
pendidikan sumber daya
pendidikan dalam
masyarakat

- Memberikan
pertimbangan
tentang tenaga
kependidikan yang
dapat diperbantukan
di sekolah

- Memberikan
pertimbangan
tentang sarana dan
prasarana yang
dapat diadakan di
sekolah

8
- Memberikan
pertimbangan
tentang anggaran
yang dapat
dimanfaatkan di
sekolah.
Sebagai 1. Sumber Daya - Pemantauan
badan terhadap kondisi
pendukung ketenagaan
(Supportin pendidikan di
g agency) sekolah

- Mobilisasi guru
sukarelawan di
sekolah

- Mobilisasi tenaga
kependidikan non
guru di sekolahan

- Memantau kondisi
sarana/prasarana di
sekolah.
2. Sarana dan Prasarana - Mobilisasi bantuan
sarana/prasarana di
sekolah

- Evaluasi
pelaksanaan
dukungan.
3. Anggaran - Memantau kondisi
anggaran
pendidikan di
sekolah

9
- Mobilisasi
dukungan terhadap
anggaran
pendidikan di
sekolah

- Koordinasi
dukungan terhadap
anggaran
pendidikan di
sekolah

- Evaluasi
pelaksanaan
dukungan anggaran
di sekolah
Sebagai 1. Kontrol terhadap - Pengawasan
badan perencanaan sekolah terhadap proses
pengontrol pengambilan
keputusan di
sekolah

- Penilaian terhadap
kualitas kebijakan
di sekolah

- Pengawasan
terhadap proses
perencanaan di
sekolah

- Pengawasan
terhadap kualitas
perencanaan
sekolah

10
- Pengawasan
terhadap kualitas
program sekolah.
2. Kontrol terhadap - Pengawasan
pelaksanaan program terhadap organisasi
sekolah sekolah

- Pengawasan
terhadap
penjadwalan
program sekolah

- Pengawasan
terhadap alokasi
anggaran untuk
pelaksanaan
program sekolah

- Pengawasan
terhadap sumber
daya pelaksana
program sekolah

- Pengawasan
terhadap partisipasi
sekolah terhadap
program sekolah
3. Kontrol terhadap output - Penilaian terhadap
pendidikan hasil Ujian Nasional

- Penilaian terhadap
angka partisipasi
sekolah

- Penilaian terhadap
angka mengulang

11
sekolah

- Penilaian terhadap
angka bertahan di
sekolah.
Mediator 1. Perencanaan - Menjadi
agency penghubung antara
KS dengan
masyarakat, KS
dengan Dewan
Pendidikan, serta
KS dengan sekolah

- Identifikasi aspirasi
pendidikan dalam
masyarakat

- Membuat usulan
kebijakan dan
program pendidikan
kepada sekolah.
2. Pelaksanaan program - Sosialisasi
kebijakan dan
program pendidikan
sekolah terhadap
pendidikan
masyarakat

- Memfasilitasi
berbagai masukan
terhadap kebijakan
program terhadap
sekolah

- Menampung

12
pengaduan dan
keluhan terhadap
kebijakan dan
program pendidikan

- Mengkomunikasika
n pengaduan dan
keluhan masyarakat
terhadap instansi
terkait dalam
bidang pendidikan
di sekolah.
3. Sumber daya - Identifikasi kondisi
sumber daya di
sekolah

- Identifikasi sumber
daya masyarakat

- Mobilisasi bantuan
masyarakat untuk
pendidikan di
sekolah

- Koordinasi bantuan
masyarakat.

Berikut ini merupakan tabel contoh perencanaan program komite


sekolah yang dikutip dari Abdul (2006).
Tabel 2. Contoh Perencanaan Program Kerja Komite Sekolah
No Jenis Indikator Keberhasilan Waktu Penanggung Sumber
Kegiatan Pelaksanaan Jawab Dana
1 Rapat 1. Adanya pembagian 12 Juli 2009 Ketua Komite
Pengurus tugas Komite Sekolah
Komite 2. Adanya Program Sekolah

13
Sekolah kerja komite
sekolah
2 Rapat 1. Memiliki program 14 Juli 2009 Kepala Komite
Koordinas kerja sekolah Sekolah Sekolah
i dengan 2. Memiliki APBS
Sekolah 3. Ditetapkannya besar
dana awal tahun
pembelajaran yang
dipungut dari tua
siswa baru
3 Menggali 1. Adanya Analisis Agustus- Ketua Komite
Sumber potensi sumber Desember Komite Sekolah
Daya daya sekolah 2009 Sekolah
Sekolah 2. Adanya klasifikasi
SDM, Dana dan
bentuk lain sebagai
sumber dana yang
kuat
3. Adanya daftar
potensi yang dapat
membantu sekolah
4. Adanya pemasukan
dana dari
masyarakat
5. Adanya Tenaga
Honorer yang bayar
oleh masyarakat
4 Dst

e. Pelaksanaan Program/Kegiatan

14
Berdasarkan rencana aksi, penangggung jawab program kemudian
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disusun (Ara dan Imam,
2012).
f. Evaluasi program
Selama berjalannya waktu dilalukan evaluasi secara periodik. Setelah
tenggat waktu periode tertentu terlewati tetapi indikator kinerja masih di
bawah target, perlu dilakukan analisis dan dibuat tindakan koreksi
(corrective action). Dalam hal ini ada baiknya dilakukan siklus
perencanaan : Plan  Do  Check  Action, yang kini banyak dianut
oleh berbagai organisasi dalam menjalankan progran dan kegiatan
organisasinya (Ara dan Imam, 2012).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Tujuan dibentuknya atau dirumuskannya program komite sekolah yakni
agar komite sekolah dapat melaksanakan tugasnya secara terstruktur
dan terencana.
2. Empat peran penting dari komite sekolah yaitu sebagai pemberi
pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan mediator. Komite ikut
terlibat dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kebijakan di
sekolah. Sedangkan fungsi dari komite sekolah adalah menumbuhkan
perhatian dan komitmen masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
pendidikan dan menggalang dana untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Komite juga berfungsi memberikan masukan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan.
3. Penyusunan program kerja komite sekolah dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas, menganalisis masalah,
perencanaan program, pelaksanaan program dan evaluasi.

3.2 Saran

15
Agar dapat terus meningkatkan pengelolaan Komite Sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan, komite sekolah dalam suatu lembaga
pendidikan harus lebih banyak lagi membuat program kerja yang berkaitan
dengan perannya sebagai pengontrol (controlling agency) dan sebagai
mediator (mediator agency). Dalam hal ini program kerja yang
berhubungan dengan proses pembelajaran di kelas, Komite Sekolah harus
lebih sering melakukan pembangunan dalam tubuh organisasinya seperti
mengadakan pelatihan keorganisasian untuk pengurus dan anggota Komite
Sekolah, mengikuti seminar-seminar pendidikan, dan lain sebagainya yang
dapat meningkatkan kinerja Komite Sekolah sebagai lembaga independen
dalam bidang pendidikan.

16

Anda mungkin juga menyukai