Peran Notaris dalam Pembuatan Akta Jaminan Kredit Perbankan
Pengikatan jaminan sebaiknya harus dilakukan secara tertulis
dalam bentuk akta Notaris, karena dengan akta notaris ini berarti pengikatan jaminan tersebut dapat berfungsi sebagai akta otentik yang akan memberikan kekuatan pembuktian yang sempurna. Bahkan dalam hal tertentu seperti pada Akta Kuasa Untuk Memasang Hak Tanggungan dan Akra Fidusia, akta notaris tersebut sebagai syarat mutlak dari lahirnya titel eksekutoral pada ertipikat Hak Tanggungan dan Hak Fidusai. Belum lagi dalam pelaksanaan putusan serta merta (Uitvoerbaar Bij Voorrad) dan Provisional, peran akta notaris ini sangat penting. Dimana sesuai dengan paal 180 ayat (1) Reglemen Indonesia yang di Perbaharui (HIR) jo. Surat Edaran ahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2000 tanggal 21 Juli 2000 yang mensyaratkan pelaksanaa putusan serta merta dapat dikabulkan hanya berdasarkan bukti- bukti yang keautentikannya tidak dapat dibantah oleh pihak tergugat. Kalaupun pihak tergugat akan memantah harus dengan bukti yang juga autentik Untuk itu, notaris harus benar- benar bertanguung jawab terhadap kebenaran akta yang dibuatnya dalam perjanjian jaminan kredit perbankan. Hanya saja dalam praktek perbankan, akta pengikatan jaminan kredit perbankan yang dibuat oleh notaris sering kali timbul masalah. Terkadang, ada akta pengikatan jaminan kredit perbankan yang dibuat oleh notaris isinya tidak sesuai dengan keterangan para pihak, atau sering ditemui akta sering ditemui akta pengikatan jaminan kredit perbankan yang dibuat oleh notaris mengalami cacat yuridis yang disebabkan adanya kelalaian Notaris itu sendiri pada saat membuat akta, sehingga akata pengikatan jaminan perbankan yang dibuat tersebut kehilangan otentisitasnya atau akta tersebut dinyatakan batal demi hukum