Anda di halaman 1dari 45

BAB III

TEKNIK PELAKSANAAN

A. Gambaran Umum Proyek


1. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Underpass Katamso berlokasi di Jalan Jend. Abdul Haris
Nasution, Medan. Proyek Pembangunan Underpass Katamso berada di lingkungan
pertokoan dengan keadaan lalu lintas yang ramai. Hal ini dikarenakan Jalan Jend. Abdul
Haris Nasution merupakan jalan lintas provinsi. Volume kendaraan yang banyak sering
kali menyebabkan kemacetan, apalagi pembangunan Underpass Katamso membuat
penyempitan jalan.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek


Sumber. PPK 18, Metropolitan Medan Selatan

71
Gambar 3.2 Tampak Atas Lokasi Proyek
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

72
2. Data Proyek
Pembangunan Underpass Katamso adalah konstruksi jalan yang terdiri dari
jembatan dan jalan raya guna mengatasi kemacetan. Secara umum data proyek
Pembangunan Underpass Katamso adalah sebagai berikut:
a. Nama Proyek : Pembangunan Underpass Katamso
b. Lokasi Proyek : Jl. Jend. Abdul Haris Nasution, Simpang Jl.
Brigjend. Katamso – Jl. Brigjend Zein Hamid
c. Pemilik Proyek : PPK 18
d. Konsultan : PT. Jasa Mitra Manunggal
e. Kontraktor : PT. Hutama Karya
f. Logistik : CV. Menara Hijau Mandiri
g. Luas Bangunan : Panjang = 1,675 km
Lebar = 22,5 m
h. Luas Underpass : Panjang = 45 m
Lebar = 22,5 m

3. Struktur Organisasi
Adapun pihak yang terlibat dalam proyek Pembangunan Underpass Katamso
adalah sebagai berikut:
a. Pemilik Proyek : PPK 18
b. Konsultan : PT. Jasa Mitra Manunggal
c. Kontraktor : PT. Hutama Karya

73
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PPK 18
Sumber. PPK 18, Metropolitan Medan Selatan

74
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Konsultan
Sumber. PPK 18, Metropolitan Medan Selatan

75
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Kontraktor
Sumber. PPK 18, Metropolitan Medan Selatan

76
B. Penggunaan peralatan dan pembahasan
Peralatan yang digunakan dalam proyek Pembanunan Underpass Katamso adalah
sebagai berikut:
1. Concrete Batching Plant
Concrete Batching Plant digunakan untuk penetapan dan penakaran komposisi
bahan pembuatan beton untuk diolah menjadi beton ready mix. Pada proyek
Pembangunan Underpass Katamso ini digunakan Batching Plant PT. Kraton
(Kreasibeton Nusapersada).

Gambar 3.6 Concrete Batchig Plant


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

2. Concrete Mixer Truck


Concrete Mixer Truck adalah truk khusus yang dilengkapi concrete mixer untuk
mengangkut beton ready mix dari Batching Plant ke proyek Pembangunan Underpass
Katamso. Kapasitas concrete mixer truck yang mengangkut beton ready mix dari
Batching Plant ke proyek Pembangunan Underpass Katamso adalah 5m3. Pada saat
beton telah dimasukkan ke dalam drum mixer, drum mixer akan berputar 1-2 putaran per
menit. Dan akan berputar 10-15 putaran per menit saat truk tiba di lokasi pengecoran
(Pembangunan Underpass Katamso). Alat ini berasal dari PT. Kraton (Kreasibeton
Nusapersada).

77
Gambar 3.7 Concrete Miixer Truck
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

3. Dump Truck
Dump Truck digunakan untuk mengangkut bahan-bahan dasar dari gudang ke
lokasi proyek ataupun mengangkut tanah hasil pengerukan. Dump Truck yang digunakan
adalah tipe Hino FM 260 JD dengan kapasitas 20 m3.

Gambar 3.8 Dump Truck


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

4. Excavator
Excavor digunakan untuk membantu proses pengerukan tanah, membantu
pembersihan lahan dan penghamparan material tanah sebelum diratakan dengan
menggunakan Tandem Roller.

78
Gambar 3.9 Excavator
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

5. Container Truck
Container Truck digunakan untuk mengangkut bahan-bahan dasar dari gudang ke
lokasi proyek.

Gambar 3.10 Container Truck


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

6. Alat Slump Test


Alat Slump Test yang digunakan pada proyek ini yaitu kerucut Abrams dengan
tinggi 30 cm diameter atas 10 cm diameter bawah 20 cm, batang besi penusuk tinggi 60
cm diameter 16 mm dengan ujung bulat, dan alas yang datar dan tidak menyerap air.
Pengambilan sample untuk slump test 18+2 agar beton dapat mengisi lubang secara
maksimal dan untuk mempermudah proses pengecoran bore pile atau supaya beton

79
tidak terhenti di dalam pipa tremie, dan tujuan pembuatan benda uji untuk test kuat tekan
beton

Gambar 3.11 Alat Slump Test


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

7. Wash Boring (Bor Basah)


Wash Boring atau bor basah digunakan untuk pengeboran bor pile khususnya
untuk pekerjaan pengeboran secondary pile. Pekerjaan yang dilakukan bor ini
memerlukan air agar mempercepat proses pengeboran selain dengan mata bor. Bor
basah inidengan type Hyundai yang sudah mengalami modifikasi dan tipe MB 30, yang
memiliki mesin ori tanpa modifikasi dan bertenaga hidrolik dan memiliki roda besi yang
sama dengan excavator. Didalam proyek ini pengeboran yang paling dalam yaitu
sedalam 20 m.

Gambar 3.12 Wash Boring


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

80
8. Dry Boring (Bor Kering)
Dry Boring atau bor kering digunakan untuk pengeboran bore pile khusunya
untuk pelaksanaan pengeboran primary pile. Tiang bor pada mata bor kering ini lebih
besar daripada bor basah. Auger berfungsi untuk membuat lubang bor dan mengangkut
material tanah keluar dari lubang bor. Alat berat bor kering ini dengan tipe Sany SR 150.

Gambar 3.13 Dry Boring


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

9. Mini Crane manual bore pile (Odong – odong)


Mini crane manual bore pile atau lebih dikenal dengan odong-odong adalah
mesin rakit untuk membuat lubang bore pile dengan menggunakan metode basah. Cara
kerja mesin ini sama dengan bor basah dan mesin yang digunakan adalah dengan
menggunakan mesin dinamo. Dinamo dipasang pada odong-odong untuk membuat air di
sekitar penyedot mengalami sirkulasi bolak-balik saat pengeboran. Untuk 1 odong-
odong dibutuhkan 3 dinamo.

81
Gambar 3.14 Odong-odong
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

10. Tandem Roller


Tandem roller adalah alat berat yang biasanya digunakan untuk pekerjaan
penggilasan akhir. Alat ini digunakan untuk meratakan tanah yang digunakan untuk
rigid nantinya.

Gambar 3.15 Tandem Roller


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

11. Generator Set


Genserator Set menjadi sumber listrik yang dipakai utntuk proses pengerjaan
pengeboran dilapangan. Dipakai genset karena listrik yang digunakan pada proyek ini cukup

82
besar dan jika menggunakan aliran listrik PLN mungkin akan terkendala mati lampu ataupun
sebagainya.

Gambar 3.16 Generator Set


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

12. Crawler Crane


Crawler Crane digunakan untuk mengangkat atau memindahkan peralatan untuk
pengeboran ataupun pengecoran bore pile. Seperti mengangkat pipa tremi ke area
pengecoran bor pile, karena beban pipa tremi yang berat maka dibutuhkan bantuan dari
crawl excavator.

Gambar 3.17 Crawler Crane


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

83
13. Casing Temporary (Casing Sementara)
Casing digunakan untuk pencetakan beton pada lubang bor, casing ini
berdiameter 80cm dan memiliki panjang 6 m. Casing di masukkan ke dalam lubang bor
agar material tanah tidak longsor dan membantu dalam mengeluarkan lumpur dan
material tanah lainnya keluar selama proses pengecoran berlangsung.

Gambar 3.18 Casing Temporary


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

14. Pipa Tremie


Pipa tremie digunakan untuk membantu memasukkan beton kedalam lubang bor
yang telah di beri casing. Pipa tremie pada proyek ini memiliki panjang yang bervariasi
yaitu 2m, 3m, dan 6m. Pipa tremie ini terbuat dari besi/baja yang juga dipakai untuk
membantu memadatkan beton pada proses pengecoran.

Gambar 3.19 Pipa Tremie


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

84
15. Bucket
Bucket digunakan untuk wadah penuangan beton kedalam pipa tremie. Nantinya
bucket akan di pasang di atas pipa tremie dan di kunci dengan bantuan alat pengunci
rantai.

Gambar 3.20 Bucket


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

16. Kereta Sorong


Kereta sorong digunakan untuk mengangkut bahan yang tidak terlalu berat
seperti waktu pengecoran, mengangkut beton yang akan digunakan untuk pengujian
slam test.

Gambar 3.21 Kereta Sorong


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

85
17. Waterpass dan Theodolit
Waterpass dan theodolit digunakan untuk mencari titik as Bor pile , serta
menentukan batas pengecoran pada bor pile dan pile cap. Agar saat pengecoran
dilakukan tidak terjadi kesalahan seperti tinggi pengecoran yang tidak sama, atau
kelebihan beton. Karena batas pengecoran di butuhkan untuk banyaknya beton yang
dibutuhkan pada satu kali pengecoran.

Gambar 3.22 Waterpass


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

18. Bak Ukur/Rambu Ukur


Bak ukur / rambu ukur digunakan untuk membantu membaca beda tinggi antara
garis bidik dengan permukaan tanah. Bak ukur ini terbuat dari alumunium dan memiliki
angka yang menunjukkan desimeter, sentimeter, dan millimeter.

86
Gambar 3.23 Bak Ukur
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

19. Pompa air


Pompa air digunakan untuk menyedot air dari kolam yang telah dibuat didekat
pengeboran dan dialirkan melalui selang menuju ketiang bor untuk pengeboran basah.

Gambar 3.24 Pompa air


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

87
20. Selang Air
Selang air digunakan untuk mengalirkan air dari pompa air menuju ke tiang bor
dan untuk mengalirkan air dalam proses pengeboran.

Gambar 3.25 Selang air


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

21. Trafo las


Trafo las digunakan untuk mengalirkan listrik ke ke mesin las. Mesin trafo las
listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang relatif
aman (kurang dari 45 volt).

Gambar 3.26 Trafo Las


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

22. Hands Tool (Peralatan Tangan)

88
Peralatan tangan yang digunakan seperti meteran, cangkul, sekop, waterpass
sederhana, dan lain-lain.

Gambar 3.27 a Kakak Tua Gambar 3. 27 b Kunci Rantai

Gambar 3.27 c Cangkul Gambar 3.27 d Tali Tambang

89
Gambar 3.27 e Sekop Gambar 3.27 f Sikat Baja

Gambar 3.27 g Belt Sling Gambar 3.27 h Las


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

90
C. Penggunaan Bahan Dan Pembahasan
Bahan-bahan bangunan merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam mendirikan
suatu bangunan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun harus bermutu baik
sehingga bangunan yang dihasilkan kuat. Bahan-bahan yang digunakan dalam Proyek
Pembangunan Underpass Katamso adalah sebagai berikut:
1. Beton Ready Mix
Beton ready mix adalah campuran semen, agregat, air dan bahan tambah(jika
diperlukan) dengan takaran yang tepat dan diciptakan dengan bahan-bahan pilihan,
berkualitas dan lulus uji kelayakan untuk keperluan pengecoran.
Pada pekerjaan Secant Pile proyek Pembangunan Underpass Katamso
menggunakan beton ready mix yang dipesan oleh pihak kontraktor dari PT. Kraton.
Mutu kuat tekan beton yang digunakan dalam proyek ini khususnya secant pile adalah
fc’15 untuk primary pile (bore pile) dan fc’ 29 untuk secondary pile (bore pile). Mutu
kuat tekan beton lain yang digunakan pada proyek ini adalah fc’ 25 dan fc’ 30 untuk pile
cap dan fc’ 20 untuk Dinding Penahan Tanah (DPT). Semua kebutuhan ready mix
tersebut diangkut menggunakan Concrete truck mixer dengan kapasitas 5 m3 – 7 m3.
Pengujian beton ready mix diuji menggunakan slump test dan uji kuat tekan
beton. Pengujian slump test dilakukan saat beton ready mix tiba di lokasi proyek. Hal
ini dilakukan untuk melihat kesesuaian nilai slump test pada beton ready mix yang
digunakan. Nilai slump test yang diperoleh adalah 18. Faktor air untuk setiap betonnys
0,5

91
Gambar 3.28 Hasil Slump Test
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

Untuk pengujian kuat tekan beton silinder langsung dilakukan di Laboratorium


PT. Kraton, KIM II Mabar, Medan. Pada pengujian kuat tekan beton untuk secondary
pile hasil yang diperoleh adalah 24,35 MPa.

Gambar 3.29 Pelaksanaan Pengujian Kuat Tekan Beton


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

92
a. Semen
Dalam proyek Pembangunan Underpass Katamso ini semen yang digunakan
adalah semen portland type I. Semen merupakan semen curah yaitu semen padang yang
didatangkan dari padang. Karena beton yang dipakai merupakan ready mix jadi
semennya langsung dari tempat pembuatan ready mixnya.

b. Agregat
1) Agregat halus
Agregat halus yang digunakan untuk salah satu bahan beton ready mix yang
harus dibersihkan, digradasi dan diuji sesuai dengan ASTM C33, SNI-03-2834-2000 dan
PBI 1971. Agregat halus didatangkan dari sungai Sei Wampu Binjai.

Gambar 3.30 Agregat Halus


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018
2) Agregat Kasar
Agregat kasar yang dipakai adalah kerikil yang berukuran 5 mm – 31,5 mm,
yang juga digunakan pada salah satu bahan campuran untuk beton ready mix, dan harus
dibersihkan, digradasi dan diuji telah sesuai dengan ASTM C33, SNI-03-2834-2000 dan
PBI 1971.

93
Gambar 3.31 Agregat Kasar
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

c. Air
Air yang digunakan pada campuran beton ready mix adalah air yang berasal dari
batching plant seperti hal nya semen dan agregat. Dari pengamatan secara kasat mata,
air yang digunakan dalam campuran semen pada proyek pembangunan Underpass
Katamso Medan telah layak digunakan. Karena air tersebut jernih dan tidak
mengandung minyak. Air digunakan dalam adukan beton decking, serta perawatan
beton.

Gambar 3.32 Air Gambar 3.33 Perawatan Beton


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

94
2. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan dalam proyek Pembangunan Underpass Katamso
adalah jenis besi baja ulir. Baja tulangan tersebut digunakan untuk membuat tulangan
Bore pile, pile cap, pembatas jalan dan lainnya pada Underpass Katamso Medan. Pada
pembangunan underpass terbuka, baja tulangan ulir dengan mutu baja fy 390 Mpa pada
sebuah pile mempunyai ukuran sebagai berikut:
 Daerah utama sepanjang 12m
Spesifikasi : untuk tulangan utama, dibutuhkan 26 batang untuk 1 pile
untuk tulangan spiral, dengan jarak 10 cm

 Daerah sambungan sepanjang 5,5m


Spesifikasi : untuk tulangan utama, dibutuhkan 13 batang untuk 1 pile
untuk tulangan spiral, dengan jarak 20 dan 17 cm

Gambar 3.34 Perakitan Baja Tulangan


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

95
Gambar 3.35 Detail Pekerjaan Tulangan pada Secondary Pile
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

3. Kawat Pengikat Tulangan (Bendrat)


Kawat pengikat berfungsi untuk mengikat besi tulangan antara satu dengan yang
lainnya agar tetap pada tempatnya, tidak berubah jaraknya dan sesuai konstruksi yang
dikehendaki.

Gambar 3.36 Pengaplikasian Kawat Bendrat


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

96
4. Beton Decking
Beton Decking atau tahu beton adalah beton yang dibentuk sesuai dengan ukuran
selimut beton minimal 100mm dengan bentuk silinder. Fungsi beton decking adalah
untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang diinginkan atau untuk membuat
selimut beton.

Gambar 3.37 Pipa pembentuk Beton Decking

Gambar 3.38 Beton Decking

Gambar 3.39 Pemasangan Beton Decking pada tulangan


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

97
5. Kawat Las
Kawat las digunakan untuk proses pengelasan penyambungan tulangan ataupun
untuk memperkuat ikatan penulangan besi. Kawat las yang digunakan adalah LB 52 dan
RB 26. Jenis kawat RB dan LB adalah kawat las yang dipakai pada jenis Las listrik
SMAW (biasa disebut las stick). Kekuatan tariknya adalah 52 000 kg/cm2 pada KOBE
STEEL LB 52. Sedangkan kawat las RB kekuatan tariknya sampai dengan 26 000 kg/
cm2 pada KOBE STEEL RB 26.

a b
Gambar 3.40 a dan b Kawat Las
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

6. Oli
Oli digunakan untuk pelumas pada mesin alat berat, dan digunakan untuk
keperluan perbaikan pada mesin – mesin seperti perbaikan pada mesin alat berat ataupun
mesin odong – odong.

98
Gambar 3.41 Oli
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

7. Minyak Gemuk
Minyak gemuk digunakan untuk mengolesi area penyambungan sambungan pipa
tremie dan bucket, antar pipa tremie, antar tang bor maupun mata bor agar
mempermudah mengunci maupun membuka mempermudah penyambungan tersebut.

Gambar 3.42 Minyak Gemuk


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

99
D. Proses Pelaksanaan Dan Pembatasan
Secant Pile merupakan bagian dari bangunan yang mempunyai fungsi untuk
menghindari agar tanah dan material lainnya tidak longsor atau runtuh, juga untuk
menjaga kestabilan daya dukung tanah. Adapun kegiatan-kegiatan yang ada pada proses
pelaksanaan pekerjaan secant pile adalah sebagai berikut:

Persiapan K3

Pembacaan Gambar

Pekerjaan Pembersihan
Lapangan

Pekerjaan Pengukuran

Persiapan Alat dan Bahan

Pekerjaan Secant Pile

Pekerjaan Pengeboran

Pemasangan Baja Tulangan

Pemasangan Pipa Tremie

Pengecoran

Diagram 1. Diagram Alir Pekerjaan Secant Pile

100
1. Pekerjaan Persiapan
a. Persiapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Persiapan K3 ini merupakan tahapan langkah awal yang harus dilakukan suatu
perusahaan sebelum memulai pekerjaan. Dari mulai persiapan, evaluasi dan cara
mengatasi.

b. Pembacaan Gambar
Dari pembacaan gambar berupa shop drawing yaitu gambar yang dibuat oleh
Kontraktor yang disetujui oleh Konsultan. Shop Drawing yang menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan. Dengan Shop Drawing dapat diketahui detail karakteristik
konstruksi, spesifikasi elemen struktural yang akan dibangun, menunjukkan dimensi dari
sebuah konstruksi.

c. Pekerjaan Pembersihan Lapangan


Pekerjaan permbersihan lapangan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan
lahan dari sisa galian, besi, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki dan
mengganggu keberadaannya.

Gambar 3.43 Pembersihan lapangan untuk pengeboran


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

101
d. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuruan dilakukan bertujuan untuk mengatur titik as pondasi bore pile untuk
mendapatkan posisi yang benar pada saat pengeboran. Pada pekerjaan pengukuran ini
digunakan theodolite dan waterpas. Setelah dibaca dilakukan pemberi tanda as pada
lantai kerja.

Gambar 3.44 Pekerjaan Pengukuran

Gambar 3.45 Titik as


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

102
e. Persiapan Alat dan Bahan
Alat-alat berat di cek keadaan mesinnya, agar saat pekerjaan berlangsung tidak
terjadi kendala seperti keruskan mesinnya. Dan pada bahan tulangan juga dapat dirakit.
Pemelihan tempat untuk merakit tulangan sangat penting , tidak boleh terlalu jauh dan
masih terjangkau oleh alat berat tetapi tidak boleh menggangu maneuver alat berat
tersebut.

Gambar 3.46 Persiapan Alat

Gambar 3.47 Perakitan Tulangan


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

2. Pekerjaan Lapangan
Secant pile adalah bore pile yang dibuat saling berpotongan sehingga terdapat
interlock antar bore pile. Untuk menambah tahanan terhadap tarik, maka diberi tulangan
pada bore pile secara berselang-seling. Jenis pekerjaan secant pile terdiri atas pekerjaan
primary pile dan secondary pile.

103
a. Primary Pile
1) Pengeboran
 Mencari titik yang tepat untuk melakukan pengeboran sesuai titik as yang
ditentukan, biasanya dilakukan menggunakan waterpas sederhana oleh
surveyor, tetapi di dalam mesin operator sudah ada pemberitahuan jika sudah
tepat.

Gambar 3.48 Koordinat menggunakan waterpass


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

 Setelah koordinat X dan Y sudah 0o dilakukan pengeboran menggunakan Sany


SR 150

Gambar 3.49 Titik Koordinat pada mesin operator


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

104
 Pengeboran dilakukan setiap 1m, dikarenakan auger/mata bor sepanjang 1m,
pengeboran dihentikan saat kedalaman sesuai yang diinginkan.

Gambar 3.50 Pengeboran menggunakan dry boring


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

 Pengeboran untuk primary pile dilakukan maximal sedalam 9m


 Meletakkan/pemasangan casing pada lubang bor

2) Pemasangan Pipa Tremie


 Setelah pemasangan casing ke dalam lubang bor, dimasukkan pipa tremie.

3) Pengecoran
 Beton ready mix telah disiapka di Batching Plant
 Pengambilan sample untuk slump test 18 + 2 dan pembuatan benda uji untuk
test kuat tekan beton
 Instalisasi alat berat (Concrete Mixer) dan penempatan corong di atas pipa
tremie (agar beton segar tidak menyebar) lalu dikunci agar corong tetap stabil
 Menuangkan beton segar ke dalam lubang bor

105
 Pengecoran dilakukan secara terus menerus sampai beton mendorong lumpur/
air yang ada di bawah menuju keluar
 Setelah pipa tremie penuh dengan ujung pipa tremie dipenuhi beton, pipa
tremie digerakkan atau naik turun unuk memperlancar pengecoran dan sebagai
pemadatan
 Pengecoran dihentikan setelah keluar beton segar (tanpa ada lumpur) dari
lubang bor
 Setelah pengecoran selesai, alat yang digunakan saat pengecoran yaitu casing,
pipa tremie, corong dilepas dan dibersihkan.

b. Secondary Pile
1) Persiapan Sebelum Proses Pengeboran
 Membersihkan bak pengendap/ bak penampung lumpur untuk sirkulasi air saat
pengeboran

Gambar 3.51 Pembersihan bak penampung


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

106
 Setting mesin pompa air

Gambar 3.52 Setting mesin pompa air


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

2) Pekerjaan Pengeboran
 Instalisasi Wash Boring
 Memasukkan mata bor ke dalam lubang bor.

Gambar 3.53 Pemasangan mata bor ke dalam lubang bor


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

107
 Pembersihan selang air dan pemasangan selang air ke pipa soket

Gambar 3.54 Pembersihan selang air

Gambar 3.55 Pemasangan selang air ke pipa soket


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

 Pemasangan stang bor


- Sisi atas pada stang bor/ sisi penutup dibersihkan dari sisa tanah dan
diberikan minyak gemuk/oli agar mempermudah mengunci/ membuka stang
bor nantinya
- Menara dinaikkan bersamaan dengan stang bor yang di angkat menggunakan
crane, selanjutnya pemasangan stang bor dan dikunci.
- Masukkan kedalam lubang bor dan melakukan pengeboran, dan di saat yang
bersamaan mesin pompa air di nyalakan di bak penampungan/ pembuangan
lumpur agar terjadi sirkulasi air saat pengeboran dan membuang lumpur.
- Setelah mencapai titik yang ditentukan, stang bor kedua di pasang, dengan
mata bor tetap di bawah, pekerjaannya sama dengan pemasangan bor

108
pertama sampai titik yang di tentukan, begiu juga dengan pemasangan stang
bor ketiga.

Gambar 3.56 Pemasangan stang bor


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

- Pengeboran tanah dibantu dengan semprotan air lewat lubang stang bor
- Pengeboran dihentikan saat kedalaman sesuai rencana yang ditentukan
dengan cara melakukan lot (menjatuhkan tali tambang yang diujungnya
diberi besi) kedalaman 16 m
- Sirkulasi air tetap mengalir untuk mengeluarkan lumpur pada lubang bor
- Setelah pengeboran dihentikan/ sudah selesai, dilakukan pembongkaran pada
stang bor
- Meletakkan/ pemasangan casing ke dalam lubang bor

3) Pemasangan Baja Tulangan


 Kerangka baja tulangan yang telah di instal/rakit diangkat menggunakan mobil
crane dengan posisi tegak lurus terhadap lubang bor ke dalam lubang bor pada
kedalaman 16 m, dengan dimensi baja tulangan I (utama) D: 60cm, t: 12m dan
disambung dengan baja tulangan II (sambungan) D: 60cm, t: 5,5m
menggunakan kawat las LB 52 dengan overlap 1,5m (4D)

109
Gambar 3.57 Pemasangan tulangan Gambar 3.58 Penyambungan tulangan
Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

4) Pemasangan Pipa Tremie


 Setelah pemasangan dan penyambungan baja tulangan ke dalam lubang bor,
dimasukkan pipa tremie sebanyak 3 batang dengan ukuran 6m, 6m, dan 4m.

Gambar 3.59 Pemasangan Pipa Tremie


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

110
5) Pengecoran
 Beton ready mix telah disiapkan di Batching Plant
 Pengambilan sample untuk slump test 18 + 2 dan pembuatan benda uji untuk
test kuat tekan beton

Gambar 3.60 Pengujian Slump Test

 Instalisasi alat berat (Concrete Mixer) dan penempatan corong di atas pipa
tremie (agar beton segar tidak menyebar) lalu dikunci agar corong tetap stabil

Gambar 3.61 Penguncian bucket/corong


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

111
 Menuangkan beton segar ke dalam lubang bor

Gambar 3.62 Penuangan Beton segar

 Pengecoran dilakukan secara terus menerus sampai beton segar mendorong


lumpur/ air yang ada di bawah menuju keluar

Gambar 3.63 Lumpur/air yang keluar dari lubang bor


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

112
 Setelah pipa tremie penuh dengan ujung pipa tremie dipenuhi beton, pipa
tremie digerakkan atau naik turun unuk memperlancar pengecoran dan sebagai
pemadatan

Gambar 3.64 Pemadatan Beton


Sumber. Dokumen Pribadi, 2018

 Pengecoran dihentikan setelah keluar beton segar (tanpa ada lumpur) dari
lubang bor
 Setelah pengecoran selesai, alat yang digunakan saat pengecoran yaitu corong,
tremie, dan casing dilepas dan dibersihkan

113
E. Kendala-Kendala Yang Terjadi Dilapangan Dan Solusinya
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam proyek Pembangunan Underpass
Katamso adalah sebagai berikut:
1. Faktor Keselamatan Kerja
Dalam proyek Pembangunan Underpass Katamso mengutamakan keselamatan
kerja termasuk menyediakan Alat Pelindung Diri (APD). Namun beberapa pekerja
masih kurang mematuhi peraturan yang ada seperti tidak memakai helm saat mobilisasi
alat berat, tidak menggunakan sarung tangan ketika melakukan pekerjaan perakitan
tulangan. Pengawasan juga telah diberikan oleh Superintendent K3 dengan memberikan
peringatan kepada pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Solusinya adalah setiap pekerja harus memiliki kesadaran bahwa APD (Alat Pelindung
Diri) adalah penting untuk menjaga keselamatan para pekerja.

2. Faktor Pelaksanaan
Alat merupakan hal yang penting dalam proyek Pembangunan Underpass
Katamso. Namun, beberapa kali alat mengalami kerusakan, salah satunya Wash Boring,
sehingga pekerjaan mengalami penundaan. Solusinya adalah pihak penyuplai peralatan
atau logistic harus menyediakan peralatan lebih untuk menghindari penundaan
pekerjaan.
Pada pekerjaan pondasi proyek Pembangunan Underpass Katamso memiliki
kendala pipa PDAM dan pipa gas. Solusinya adalah pihak kontraktor berkonsultasi
dengan pihak PDAM maupun gas guna mendapatkan kesepakatan bersama untuk
pemindahan pipa PDAM dan pipa gas di area yang aman.
Proyek Pembangunan Underpass Katamso memiliki 972 titik bore pile. Namun,
pekerjaan pada sisi kanan Underpass titik R175-230 dihentikan sementara, karena belum
pembebasan lahan. Solusinya adalah pihak pemilik proyek dan kontraktor harus
menyegerakan masalah yang ada untuk pekerjaan titik R175-230 agar pembangunan
tidak terlambat.

114
3. Kebersihan
Kesadaran pekerja terhadap kebersihan masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat
dari sampah sisa makanan yang terdapat di daerah Pembangunan Underpass. Upaya
telah dilakukan, namun tidak di gubris oleh para pekerja. Solusinya adalah kesadaran
dari pihak pekerja untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat kerja.

4. Penyimpanan Material
Penyimpanan material di proyek Pembangunan Underpass Katamso terdapat di
area terbuka yang secara langsung terkena sinar matahari dan hujan. Akibatnya besi
mengalami korosi atau berkarat. Solusinya adalah memberikan penempatan khusus
untuk material bangunan agar mutunya terjaga.

115

Anda mungkin juga menyukai