Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

9, Agustus 2013 (608-615) ISSN: 2337-6732

ANALISA DERAJAT KEJENUHAN AKIBAT PENGARUH


KECEPATAN KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN
DI KAWASAN KOMERSIL
(STUDI KASUS: DI SEGMEN JALAN DEPAN MANADO TOWN SQUARE
BOULEVARD MANADO)

Rifan Ficry Kayori


T. K. Sendow, Longdong J., M. R. E. Manoppo
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
email: ipank_kayori@yahoo.com

ABSTRAK
Masalah lalu lintas seperti tundaan, antrian dan kemacetan terjadi dibeberapa kawasan di
kota Manado. Salah satunya pada ruas jalan Piere Tendean yang merupakan kawasan
komersil di kota Manado. Untuk mengatasi masalah tersebut maka terlebih dahulu mengkaji
karakteristik jalan tersebut seperti kecepatan kendaraan, volume lalu lintas, dan kapasitas,
yakni dengan melakukan studi pada ruas jalan tersebut. Studi dilakukan dalam penelitian ini
bersifat riset yang dilakukan diruas jalan Piere Tendean selama tujuh hari survey. Studi ini
bertujuan untuk menganalisa hubungan derajat kejenuhan akibat pengaruh kecepatan. Serta
untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan tersebut dengan menggunakan pendekatan secara.
Hubungan derajat kejenuhan akibat pengaruh kecepatan untuk arah Malalayang ke Pasar 45
selama seminggu dari hasil analisa dan perhitungan didapat nilai koefisien determinasi (R2)
terendah yakni 25,50% dan nilai koefisien determinasi (R2) terbesar yaitu 86,53% dengan
model persamaan Y = 1,146244 – 0,023009.x dan perbandingan antara thitung = 19,466357
dan ttabel = 2,00105. Untuk arah Pasar 45 ke Malalayang, hubungan derajat kejenuhan akibat
pengaruh kecepatan selama seminggu dari hasil analisa dan perhitungan didapat nilai
koefisien determinasi (R2) terendah yakni 17,33% dan nilai koefisien determinasi (R2)
terbesar yaitu 72,62% dengan model persamaan Y = 0,712415 – 0,012575.x dan
perbandingan antara thitung = 12,508237 dan ttabel = 2,00105.
Serta untuk nilai indeks tingkat pelayanan jalan berdasarkan persamaan Davidson selama
seminggu untuk arah Malalayang ke Pasar 45 didapat nilai (a) terendah yaitu 0,417961 dan
nilai (a) tertinggi yaitu 1,499699, dengan nilai koefisien determinasi (R2) terkecil yakni
22,97% dan yang terbesar yaitu 84,44%. Sedangkan untuk arah Pasar 45 ke Malalayang,
nilai indeks tingkat pelayanan jalan berdasarkan persamaan Davidson selama seminggu
didapat nilai (a) terendah yaitu 0,217119 dan nilai (a) tertinggi yaitu 2,717964, dengan nilai
koefisien determinasi (R2) terkecil yakni 14,47% dan yang terbesar yaitu 79,92%.
Kata kunci: kecepatan, derajat kejenuhan, indeks tingkat pelayanan, persamaan Davidson

PENDAHULUAN masyarakat yang secara langsung


berpengaruh pula pada kebutuhan akan
Kota Manado berkembang dengan kendaraan sebagai moda transportasi. Maka
pesat. Salah satunya di ruas jalan Piere diperlukan prasarana transportasi yang
Tendean yang merupakan kawasan komersil memadai untuk mengimbangi pertumbuhan
di kota Manado. Di kawasan ini terdapat kendaraan tersebut.
pusat perbelanjaan seperti Mall, Ruko, Panjang jalan Piere Tendean sekitar 3,5
Restoran, Hotel dan Show Room mobil serta km merupakan jalan kolektor sekunder,
pemukiman penduduk. Ruas jalan Piere menghubungkan kecamatan Malalayang dan
Tendean menjadi lebih padat oleh karena Pusat Kota (Pasar 45). Pada ruas jalan Piere
tingginya pengunjung. Selain itu, adanya Tendean disegmen jalan depan Manado
pertumbuhan ekonomi penduduk sehingga Town Square memiliki 4 lajur 2 arah (2/4D)
meningkatkan aktifitas dan pergerakan sering sekali terjadi tundaan, antrian, ataupun

608
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (608-615) ISSN: 2337-6732

kemacetan yang disebabkan oleh METODOLOGI PENELITIAN


peningkatan volume lalu lintas serta Penelitian dilakukan pada ruas jalan
tingginya hambatan samping. Dengan Piere Tendean disegmen jalan depan Manado
intensitas pergerakan yang tergolong tinggi, Town Square. Dengan melakukan survey
volume kendaraan pun meningkat dan volume lalu lintas, kecepatan kendaraan dan
menyebabkan kecepatan kendaraan menjadi waktu tempuh. Selanjutnya data ini akan
rendah maka waktu tempuh untuk dianalisis berdasarkan pada dasar teori arus
menempuh ruas jalan tersebutpun semakin lalu lintas. Metode statistik yang digunakan
besar. dalam penelitian ini adalah analisa regresi
Peningkatan kapasitas jalan dapat linier tunggal.
menyelesaikan permasalahan diatas. Namun
perlu dilakukan kajian terlebih dahulu
perilaku karakteristik jalan seperti kecepatan DEFINISI JALAN
kendaraan, volume lalu lintas, dan kapasitas Jalan adalah prasarana transportasi darat
jalan tersebut. yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
Salah satu indikator dari kinerja lalu bangunan pelengkap dan perlengkapannya
lintas adalah derajat kejenuhan. Derajat yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang
kejenuhan (Ds) merupakan perbandingan berada pada permukaan tanah, di atas
antara volume lalu lintas (V) dengan permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
kapasitas jalan (C), besarnya yang secara dan/atau air, serta di atas permukaan air,
teoritis tidak boleh lebih dari 1, yang artinya kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
jika nilai tersebut mendekati 1 maka kondisi kabel (UU No. 38 Tahun 2004).
jalan tersebut sudah mendekati jenuh. Sesuai dengan peruntukannya jalan
terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.
Tujuan Penelitian Jalan umum dikelompokkan menurut sistem
Tujuan dari penelitian ini adalah : (sistem jaringan jalan primer dan sekunder),
1. Menganalisa hubungan antara kecepatan fungsi (jalan arteri, kolektor, lokal dan
kendaraan dengan derajat kejenuhan lingkungan), status (jalan nasional, provinsi,
pada ruas jalan Piere Tendean Manado kabupaten, kota dan desa) serta kelas (jalan
segmen jalan depan Manado Town kelas I. Kelas II, kelas IIIA, kelas IIIB dan
Square. kelas IIIC). Sedangkan jalan khusus bukan
2. Menganalisa derajat kejenuhan akibat diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam
pengaruh kecepatan kendaraan pada rangka distribusi barang dan jasa yang
ruas jalan Piere Tendean Manado dibutuhkan.
segmen jalan depan Manado Town
Square.
3. Mengetahui Tingkat Pelayanan Jalan TINGKAT PELAYANAN JALAN
pada ruas jalan Piere Tendean Manado Tingkat pelayanan jalan merupakan
segmen jalan depan Manado Town kemampuan suatu jalan dalam menjalankan
Square fungsinya. Perhitungan tingkat pelayanan
jalan ini menggunakan perhitungan Level of
Manfaat Penelitian Servive (LOS). Tingkat pelayanan jalan atau
Diharapkan dengan adanya penelitian level of servive (LOS) menunjukkan kondisi
ini dapat memberikan manfaat, antara lain ruas jalan secara keseluruhan. Tingkat
yaitu : pelayanan jalan ditentukan berdasarkan nilai
1. Dapat mengetahui pengaruh kecepatan kuantitatif seperti V/C, kecepatan (waktu
kendaraan terhadap derajat kejenuhan kejenuhan) serta penilaian kualitatif, seperti
pada ruas jalan Piere Tendean Manado kebebasan pengemudi dalam bergerak dan
segmen jalan depan Manado Town memilih kecepatan, derajat hambatan lalu
Square. lintas, keamanan dan kenyaman. Dengan
2. Dapat memperbaiki Tingkat Pelayanan kata lain, tingkat pelayanan jalan adalah
Jalan pada ruas jalan Piere Tendean suatu ukuran atau nilai yang menyatakan
Manado segmen jalan depan Manado kualitas pelayanan yang disediakan oleh
Town Square suatu jalan dalam kondisi tertentu. Terdapat

609
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (608-615) ISSN: 2337-6732

dua buah definisi tentang tingkat pelayanan FVW = Penyesuaian kecepatan untuk
suatu ruas jalan yaitu (Tamin, 2003) : lebar jalan (km/jam)
1. Tingkat Pelayanan Tergantung Arus FFVSF = Faktor penyesuaian untuk
(Flow Dependent)
2. Tingkat Pelayanan Tergantung Fasilitas hambatan samping dan lebar bahu
(Facility Dependent) atau jarak kereb penghalang
FFVCS = Faktor penyesuaian kecepatan
untuk ukuran kota
KARAKTERISTIK ARUS LALU
LINTAS Kapasitas
Karakteristik arus lalu lintas perlu Kapasitas adalah arus maksimum
diketahui dan dipelajari untuk menganalisa melalui suatu titik di jalan yang dapat
arus lalu lintas. Untuk merepresentasikan dipertahankan per satuan jam pada kondisi
karakteristik arus lalu lintas, maka dikenal 3 tertentu. Nilai kapasitas diamati melalui
parameter utama yang saling berhubungan pengumpulan data lapangan. Kapasitas
secara matematis (Tamin, 2003), yaitu dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
Volume, Kecepatan dan Kepadatan. (smp). Satuan mobil penumpang (smp) yang
Hubungan matematis antara volume, digunakan untuk jalan perkotaan ditunjukkan
kecepatan dan kepadatan dapat dinyatakan melalui tabel berikut (MKJI 1997) :
dalam sebuah persamaan, yaitu :
Tabel 1 Satuan mobil penumpang (smp) untuk
(1) jalan perkotaan terbagi dan satu arah
Tipe jalan : Smp
Arus lalu lintas
Dimana : V = Volume (kend/jam) Jalan satu arah
total dua arah
D = Kepadatan (kend/km) dan HV MC
(kend/jam)
jalan terbagi
S = Kecepatan (km/jam)
Dua-lajur satu
arah (2/1) 1,3 0,40
dan 0 ≥ 1050
KINERJA JALAN Empat-lajur 1,2 0,25
Kecepatan Arus Bebas terbagi (4/2 D)
Kecepatan arus bebas (FV) adalah Tiga-lajur satu
kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu arah (3/1) 1,3 0,40
kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika dan 0 ≥ 1100
mengendarai kendaraan bermotor tanpa Enam-lajur 1,2 0,25
dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di terbagi (6/2 D)
jalan. Kecepatan arus bebas kendaraan Sumber : MKJI, Bina Marga, 1997
ringan dipilih sebagai kriteria dasar untuk
kinerja segmen jalan pada arus = 0. Persamaan dasar untuk menentukan
Kecepatan arus bebas untuk mobil kapasitas adalah sebagai berikut:
penumpang biasanya 10-15% lebih tinggi
dari tipe kendaraan ringan lain (MKJI 1997). (3)
Persamaan untuk kecepatan arus bebas
yaitu : Dimana :
C = Kapasitas (smp/jam)
( ) (2) C
O
= Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
Dimana :
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah
ringan pada kondisi lapangan (hanya untuk jalan tak terbagi)
(km/jam) FCSF = Faktor penyesuaian hambatan
FV0 = Kecepatan arus bebas dasar samping dan bahu jalan/kereb
kendaraan ringan pada jalan yang FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
diamati

610
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (608-615) ISSN: 2337-6732

Derajat Kejenuhan Persamaan Davidson:


Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan
sebagai rasio arus terhadap kapasitas. Derajat ( )
kejenuhan digunakan sebagai faktor utama [ ] (5)
dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan Dimana :
segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan (DS) TQ = waktu tempuh pada saat arus = Q
menunjukkan apakah segmen jalan tersebut T0 = waktu tempuh pada saat arus = 0
mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Q = arus lalu lintas
Derajat kejenuhan dihitung dengan C = Kapasitas
menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan a = Indeks tingkat pelayanan
dalam smp/jam. Besarnya derajat kejenuhan
secara teoritis tidak bisa lebih nilai 1 (satu), Perhitungan nilai ‘a’ (indeks tingkat
yang artinya apabila nilai tersebut mendekati pelayanan) untuk suatu ruas jalan dapat
nilai 1 maka kondisi lalu lintas sudah dihitung dengan beberapa pendekatan yakni
mendekati jenuh, dan secara visual atau pendekatan linier, pendekatan tidak-linier,
secara langsung bisa dilihat di lapangan pendekatan coba-coba dan pendekatan rata-
kondisi lalu lintas yang terjadi mendekati rata.
padat dengan kecepatan rendah.
Persamaan derajat kejenuhan yaitu: Tabel 2. Parameter Untuk Beberapa Jenis Jalan
(4)
T0 ITP Arus jenuh
Kondisi
Dimana : DS = derajat kejenuhan (menit/mil) (a) (kend/hari)
Q = arus lalu lintas (smp/jam) Jalan bebas
0,8 – 1,0 0 – 0,2 0,86
C = kapasitas (smp/jam) hambatan
Jalan
Hubungan antara Derajat Kejenuhan dan perkotaan
1,5 – 2,0 0,4 – 0,6 0,90
Kecepatan (banyak
Ukuran secara kualitatif dari lajur)
kemampuan suatu prasarana jalan dapat Jalan
kolektor dan 2,0 – 3,0 1,0 – 1,5 0,94
diukur dari kecepatan kendaraan dimana
pengumpan
pengemudi sepenuhnya bebas dalam
Sumber :Tamin, 2003
menentukan kecepatan yang diinginkannya.
Oleh karena itu, kecepatan merupakan salah
Pendekatan Linier
satu parameter dalam mendesain suatu jalan.
Sedangkan derajat kejenuhan (Ds)
Pendekatan linier dilakukan dengan
merupakan salah satu dari indikator kinerja menyederhanakan persamaan (5) berikut:
lalu lintas, dimana volume lalu lintas (V) . /
yang terjadi dibandingkan dengan daya (6)
. /
tampung jalan atau kapasitasnya (C). Untuk
mengetahui hubungan antara kecepatan dan (7)
derajat kejenuhan diperoleh dari data survey
yang dikumpulkan kemudian dievaluasi dan
dianalisa dengan penekanan pada dasar teori (8)
aliran lalu lintas melalui hubungan antara ( )
kecepatan dan volume (derajad kejenuhan).
Untuk menguji distribusi data yang bersifat Dengan melakukan transformasi linier,
kontinu akan diuji melalui uji kenormalan persamaan (7) dapat disederhanakan dan
data secara statistik. ditulis kembali sebagai persamaan Y = A +
BX dengan mengasumsi TQ = Y dan
Hubungan Arus Lalulintas dengan Waktu ( )
. Dengan mengetahui beberapa set
Tempuh. data TQ dan Q yang bisa didapat dari survei
Hubungan antara arus lalu lintas dengan waktu tempuh dan arus lalu lintas, maka
waktu tempuh dapat dinyatakan sebagai dengan menggunakan analisa regresi linier
fungsi dimana jika arus bertambah maka maka parameter A dan B dapat dihitung dan
waktu tempuh akan bertambah. menghasilkan beberapa nilai berikut : A = T0

611
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (608-615) ISSN: 2337-6732

dan B = a T0 sehingga nilai indeks tingkat Koefisien Determinasi


pelayanan (ITP) adalah Koefisien determinasi (r2) ini disebut
juga koefisien penentu sampel artinya
menyatakan proporsi variasi dalam nilai y
METODE ANALISA DATA
(variabel terikat) yang disebabkan oleh
Analisis yang digunakan adalah metode
hubungan liniear dengan x (variabel bebas)
analisa regresi linier. Metode analisa regresi
berdasarkan persamaan (model matematis)
linier akan digunakan untuk mempelajari
regresi yang didapat. Pengukuran untuk
hubungan antara dua peubah (variabel) yang
mengetahui sejauh mana ketepatan fungsi
sedang diselidiki. Sedangkan untuk mem-
regresi adalah dengan melihat nilai koefisien
buktikan suatu hipotesis diperlukan uji t.
determinasi (r2) yang didapat dengan
mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r).
Analisa Regresi Linier
Metode analisis regresi linier dapat ( ∑ ∑ ∑ )
memodelkan hubungan antara 2 (dua) (13)
( ∑ (∑ ) ) ( ∑ (∑ ) )
peubah atau lebih. Pada model ini terdapat
peubah tidak bebas atau terikat (Y) yang Uji t
mempunyai hubungan fungsional dengan Uji koefisien regresi (uji t) digunakan
satu atau lebih peubah bebas (X). Dalam untuk mengetahui apakah variabel
kasus yang paling sederhana, hubungan independen (X) berpengaruh secara
secara umum dapat dinyatakan dalam signifikan terhadap variabel dependen (Y).
persamaan berikut (Tamin, 2003) : Untuk membuktikan suatu hipotesa
terlebih dahulu didefinisikan bahwa :
(9) Ho = tidak terdapat pengaruh yang
Dimana : signifikan antara variabel bebas dan
Y = peubah tidak bebas/terikat (dependen) variabel terikat.
X = peubah bebas (independen) Ha = terdapat pengaruh yang signifikan
A = intersep atau konstanta regresi antara variabel bebas dan variabel
B = koefisien regresi terikat.
Dengan kriteria pengujian bahwa Ho
Nilai parameter atau konstanta A dan B diterima jika thitung < ttabel. Sebaliknya Ho
bisa didapatkan dengan menggunakan ditolak jika thitung > ttabel. Tingkat signifikansi
persamaan berikut : menggunakan  = 5% (signifikansi 5% atau
(∑ ) (∑ ) (∑ ) 0,05 adalah ukuran standar yang sering
(∑ ) (∑ ) (10) digunakan dalam penelitian)
dan
(∑ ) (∑ ) (11) HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan diruas jalan
Dimana n adalah jumlah data atau sampel. Piere Tendean khususnya pada segmen jalan
depan Manado Town Square (Mantos).
Koefisien Korelasi Pemilihan ruas jalan tersebut diperlukan
Koefisien korelasi (r) digunakan untuk guna mewakili kondisi lalu lintas di ruas
menentukan korelasi antara peubah tidak jalan Piere Tendean sebagai jalan perkotaan
bebas (dependen) dengan peubah bebas sekaligus kawasan komersil di kota Manado.
(independen) atau antar sesama peubah.
Koefisien korelasi (r) untuk persamaan
regresi linier tunggal dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
∑ ∑ ∑
√,* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +-
(12)
Dimana :
Y = variabel terikat (dependen)
X = variabel bebas (independen)
n = jumlah data
Gambar 1 Peta Situasi Ruas Jalan Depan Manado Town
Square (Mantos)

612
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (608-615) ISSN: 2337-6732

1700
Arah Malalayang - Pasar 45 Arah Pasar 45 - Malalayang
1650

1600

Volume (smp/jam)
1550

1500

1450

1400

1350

1300

1250

1200
Senin, 25 Selasa, 26 Rabu, 27 Kamis, 28 Jumat, 01 Sabtu, 02 Minggu, 03
Februari 2013 Februari 2013 Februari 2013 Februari 2013 Maret 2013 Maret 2013 Maret 2013

Gambar 2 Potongan Melintang Ruas Jalan Depan Manado Waktu


Town Square (Mantos)
Gambar 4 Rekapitulasi Data Volume Lalu Lintas Jam
Puncak Seminggu Berdasarkan Pengelom-
Data Volume Lalu Lintas pokkan Data Kelipatan 1 Jam
Sumber : Hasil Survey dan Analisa, 2013
Data volume (arus) lalu lintas diperoleh
dari survei langsung di lapangan. Pada saat
survei, jenis kendaraan dibagi berdasarkan Volume (arus) lalu lintas jam puncak
empat jenis yaitu kendaraan berat (heavy terbesar untuk arah dari Malalayang ke Pasar
vehicle), kendaraan ringan (light vehicle), 45 terjadi pada hari Sabtu 02 Maret 2013
sepeda motor (motorcycle) dan kendaraan dengan jumlah volume 1568,90 smp/jam dan
tak bermotor (un-motorcycle). Survei volume (arus) lalu lintas jam puncak terbesar
dilakukan untuk setiap arah, arah Malalayang untuk arah dari Pasar 45 ke Malalayang
– Pasar 45 dan arah Pasar 45 – Malalayang. terjadi pada hari Jumat 01 Maret 2013
Survei dilaksanakan selama seminggu, dari dengan jumlah volume 1585,55 smp/jam.
hari Senin sampai hari Minggu. Dari survei
tersebut, diperoleh data jumlah dari jenis 1800
Arah Malalayang - Pasar 45 Arah Pasar 45 - Malalayang
1750
kendaraan masing-masing setiap 15 menit, 1700
1650
kemudian hasil survei tersebut harus
Volume (smp/jam)

1600
dikalikan dengan faktor ekivalen satuan 1550
1500
mobil penumpang (smp). 1450
1400
1350
1300
1250
1200
1150
1100
Senin, 25 Selasa, 26 Rabu, 27 Kamis, 28 Jumat, 01 Sabtu, 02 Minggu, 03
Februari 2013 Februari 2013 Februari 2013 Februari 2013 Maret 2013 Maret 2013 Maret 2013

Waktu

Gambar 5 Rekapitulasi Data Volume Lalu Lintas Jam


Puncak Seminggu Berdasarkan Pengelom-
pokkan Data Kelipatan 15 Menit
Sumber : Hasil Survey dan Analisa, 2013

Volume (arus) lalu lintas jam puncak


terbesar untuk arah dari Malalayang ke Pasar
Gambar 3 Keadaan Lalu Lintas dilokasi penelitian
45 terjadi pada hari Senin 25 Februari 2013
dengan jumlah volume 1699,65 smp/jam dan
volume (arus) lalu lintas jam puncak terbesar
untuk arah dari Pasar 45 ke Malalayang
Hasil survey dan perhitungan volume terjadi pada hari Jumat 01 Maret 2013
lalu lintas untuk menentukan arus lalu lintas dengan jumlah volume 1666,00 smp/jam.
jam puncak diruas jalan Piere Tendean pada
segmen jalan didepan Manado Town Square Perhitungan Kapasitas Jalan (C) menurut
yang diteliti selama seminggu dan dibagi MKJI 1997
menjadi 2 jenis yaitu pengelompokkan data Kapasitas (C) untuk jalan empat-lajur
dengan kelipatan 1 jam dan pengelompokkan dua-arah terbagi :
data dengan kelipatan 15 menit.

613
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (608-615) ISSN: 2337-6732

Tabel 3 Kapasitas Jalan = 72,62%. Persamaan garis regresinya


Kapasitas Faktor Penyesuaian adalah .
Kapasitas
Dasar Untuk Kapasitas Dari perbandingan thitung = 12,508237
CO FCw FCSP FCSF FCCS C dan ttabel = 2,00105 (dengan pengujian 2
1650 x 2 sisi dan taraf signifikansi (α) = 0,05
1,04 1,00 0,95 0,94 3064,76
= 3300
serta derajat kebebasan (dk) n-k-1 = 61-
Sumber : Hasil Analisa, 2013
1-1 = 59) maka thitung > ttabel.
Perhitungan kapasitas digunakan 0,6000
persamaan umum berikut : 0,5500
y = -0,012575x + 0,712415

Derajat Kejenuhan (Ds)


0,5000 R² = 0,726162
Jadi, C = 3064,76 0,4500

C = 3065 smp/jam 0,4000

0,3500

Analisa Derajat Kejenuhan (DS) terhadap 0,3000

Pengaruh Kecepatan (S) 0,2500

0,2000
Dari hasil analisa yang dilakukan untuk
0,1500
lokasi penelitian di jalan Piere Tendean

22,00
16,00

18,00

20,00

24,00

26,00

28,00

30,00

32,00

34,00

36,00

38,00

40,00

42,00

44,00
khususnya di segmen jalan depan Manado
Town Square Manado didapat : Kecepatan (S)
DS Lapangan DS Model Linier (y)
Hubungan antara kecepatan kendaraan
(S) dan derajat kejenuhan (Ds) yang paling Gambar 7 Hubungan Kecepatan dan Derajat Kejenuhan
baik selama penelitian ini yaitu : Jumat 01 Maret 2013
a. Arah Malalayang ke Pasar 45, terjadi Sumber : Hasil Survey dan Analisa, 2013
pada hari Minggu tanggal 03 Maret
2013 dengan nilai koefisien determinasi
(R2) = 86,53%. Persamaan garis Dari hasil analisa nilai indeks tingkat
regresinya adalah pelayanan (a) berdasarkan persamaan
. Davidson dengan pendekatan linier
Dari perbandingan thitung = 19,466357 diperoleh:
dan ttabel = 2,00105 (dengan pengujian 2 a. Arah Malalayang ke Pasar 45, (a)
sisi dan taraf signifikansi (α) = 0,05 tertinggi sebesar 1,499699 terjadi pada
serta derajat kebebasan (dk) n-k-1 = 61- hari Jumat 01 Maret 2013 dengan
1-1 = 59) maka thitung > ttabel. koefisien determinasi (R2) = 49,49%.
b. Arah Pasar 45 ke Malalayang, (a)
0,5000
tertinggi sebesar 2,717964 terjadi pada
0,4500 y = -0,023009x + 1,146244
hari Jumat 01 Maret 2013 dengan
Derajat Kejenuhan (Ds)

0,4000 R² = 0,865278 koefisien determinasi (R2) = 79,92%.


0,3500

0,3000 KESIMPULAN
0,2500 Dari hasil analisa yang dilakukan untuk
0,2000
lokasi penelitian di jalan Piere Tendean
0,1500
khususnya di segmen jalan depan Manado
0,1000
Town Square Manado, dapat disimpulkan
0,0500
bahwa :
30,00

32,00

34,00

36,00

38,00

40,00

42,00

44,00

46,00

48,00

1. Hubungan antara kecepatan kendaraan


Kecepatan (S)
DS Lapangan DS Model Linier (y)
(S) dan derajat kejenuhan (Ds) selama
seminggu penelitian ini yaitu :
Gambar 6 Hubungan Kecepatan dan Derajat Kejenuhan a. Untuk arah Malalayang ke Pasar 45,
Minggu 02 Maret 2013 nilai koefisien determinasi (R2)
Sumber : Hasil Survey dan Analisa, 2013
sebesar 0,521377 atau 52,14%.
Dengan model persamaan :
.
b. Arah Pasar 45 ke Malalayang, terjadi Dengan thitung = 21,516598 dan ttabel =
pada hari Jumat tanggal 01 Maret 2013 1,97606 (pengujian 2 sisi dan taraf
dengan nilai koefisien determinasi (R2)

614
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (608-615) ISSN: 2337-6732

signifikansi (α) = 0,05 serta derajat 3. Analisis berdasarkan persamaan


kebebasan (dk) n-k-1 = 427-1-1 = Davidson dengan pendekatan linier,
425) maka thitung > ttabel. untuk arah Malalayang ke Pasar 45
b. Untuk arah Pasar 45 ke Malalayang, diperoleh nilai indeks tingkat pelayanan
nilai koefisien determinasi (R2) (a) tertinggi sebesar 1,499699 terjadi
sebesar 0,348876 atau 34,88%. pada hari Jumat 01 Maret 2013 dengan
Dengan model persamaan : koefisien determinasi (R2) = 49,49%.
. Dan untuk arah Pasar 45 ke Malalayang
Dengan thitung = 15,090309 dan ttabel = diperoleh nilai indeks tingkat pelayanan
197606 (pengujian 2 sisi dan taraf (a) tertinggi sebesar 2,717964 terjadi
signifikansi (α) = 0,05 serta derajat pada hari Jumat 01 Maret 2013 dengan
kebebasan (dk) n-k-1 = 427-1-1 = koefisien determinasi (R2) = 79,92%.
425) maka thitung > ttabel. sehingga ada
pengaruh yang signifikan antara SARAN
kecepatan dan derajat kejenuhan di Saran yang bisa disampaikan pada
jalan Piere Tendean pada segmen kesempatan ini adalah :
jalan depan Manado Town Square. 1. Untuk mendapatkan karakteristik serta
2. Derajat kejenuhan akibat pengaruh gambaran derajat kejenuhan akibat
kecepatan kendaraan dapat dianalisa pengaruh kecepatan serta indeks tingkat
dengan menggunakan model-model pelayanan untuk jalan Piere Tendean
persamaan selama seminggu. Dengan yang lebih akurat, sebaiknya dilakukan
memasukan nilai x (kecepatan penelitian lanjutan pada segmen-segmen
kendaraan) maka akan dapat diketahui lain diruas jalan ini.
nilai y (derajat kejenuhan). Dari model 2. Diperlukannya manajemen lalu lintas
persamaan tersebut diketahui bahwa yang baik untuk mengurangi tundaan,
ketika kecepatan kendaraan tinggi maka antrian bahkan kemacetan yang terjadi.
derajat kejenuhan rendah sebaliknya 3. Diperlukan kesadaran semua pihak
jika kecepatan kendaraan mulai rendah khususnya pengguna jalan untuk
maka derajat kejenuhan akan menaati peraturan-peraturan lalu lintas
meningkat. yang berlaku di jalan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta
Direktorat Jendral Bina Marga, 1990, Panduan Survai dan Perhitungan Waktu Perjalanan
Lalu Lintas, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
Hobbs, F. D. 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Kusnandar, E. 2005, Hubungan Kecepatan Kendaraan dengan Derajat Kejenuhan, Database
Jurnal Ilmiah Indonesia, Jurnal Jalan-Jembatan, Penerbit Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Jalan Dan Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum.
Tamin O. Z. 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi: Contoh Soal dan Aplikasi,
Penerbit ITB, Bandung
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38, 2004. Tentang Jalan, Jakarta
.

615

Anda mungkin juga menyukai