BAB I
DEFINISI
I. LATAR BELAKANG
Rumah sakit Mardi Rahayu merupakan suatu kegiatan usaha yang dimiliki oleh
YKKMR (Yayasan Kristen Kesejahteraan Mardi Rahayu) dengan Visi ”Menjadi Rumah
Sakit Pilihan Utama Berdasarkan Kasih di Jawa Tengah”. Untuk melakukan panggilan
tersebut rumah sakit diharapkan memberikan pelayanan kesehatan secara utuh, bukan hanya
memberikan pelayanan kesehatan secara fisik. Karena itu tercetuslah Misi Rumah Sakit
”Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang Utuh dan Bermutu bagi Semua Masyarakat
yang Membutuhkan Sesuai dengan Panggilan Gereja, yaitu pelayanan, persekutuan dan
kesaksian”.
Pelayanan secara utuh yang dikenal dengan pelayanan Holistik yaitu pelayanan yang
dilakukan dengan kesadaran pada prinsip penggembalaan Yesus, Sang Gembala Agung yang
melihat manusia dalam keutuhannya. Pelayanan secara utuh memperhatikan empat aspek
kehidupan manusia; aspek fisik,mental,sosial dan spiritual.
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan juga mewajibkan Rumah Sakit
memiliki daftar hak dan kewajiban pasien dan keluarganya serta daftar hak dan kewajiban
Rumah Sakit. Selain dari pada itu Rumah Sakit juga wajib memiliki prosedur untuk
melayani pasien dan keluarga dalam pelayanan kerohanian sesuai dengan nilai-nilai dan
keyakinannya bila mereka menghendaki pelayanan rohani.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, rumah sakit perlu untuk memiliki dan
menetapkan pedoman pelayanan Kerohanian Pasien rawat inap.
II. DEFINISI
Suatu upaya pelayanan pendampingan atau bimbingan Rohani yang bersifat
memperbaiki (reparative) yang berusaha membawa kesembuhan (psikoterapi) dan
pemulihan dalam konflik dan penderitaan yang paling dalam dan kritis yang dialami oleh
1
pasien dan keluarga sehingga dimampukan memahami arti dan makna hidup serta
menginterpretasikan apa yang dialaminya sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinannya.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tersedianya panduan pelayanan kerohanian pasien rawat inap Rumah Sakit Mardi
Rahayu
B. Tujuan Khusus
1. Menghormati dan menghargai nilai-nilai dan kepercayaan pasien
2. Memberikan perhatian serta kepedulian terhadap pasien dan keluarga (empati)
3. Membimbing pasien untuk memahami dan menerima/berdamai (reconciling) dengan
kondisinya
4. Membimbing pasien memahami arti dan makna hidup.
5. Mengarahkan pasien untuk dapat meningkatkan keyakinannya kepada Tuhan yang
menentukan kehidupan.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
3. Petugas kerohanian Rumah Sakit menindaklanjuti sesuai dengan permintaan dan
kebutuhan pasien / keluarga pasien
4. Petugas kerohanian yang dikehendaki oleh pasien maupun keluarga, memberikan
pendampiangan rohani
5. Petugas membuat catatan pelayanan pendampingan pada buku laporan, seusai
melakukan pelyanan.
E. Pelayanan Studio
1. Tersedianya Petugas yang kompeten
2. Tersedianya materi pelayanan
3. Adanya protokoler pelayanan studio yang jelas
4. Tersedianya peralatan audio video yang memadai
5.
F. Pelayanan Perpustakaan Pasien
1. Tersedianya buku bacaan / majalah
2. Terdapat petugas perpustakaan yang komunikatif dan aktif
4
BAB III
TATA LAKSANA
5
IV. Permintaan Pelayanan Kerohanian Secara Khusus
Pasien dan keluarga yang menjalani rawat inap memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan rohani sesuai dengan iman dan kepercayaannya. Apabila pasien dan keluarga
menghendaki pelayanan rohani dapat mengisi formulir “pelayanan kerohanian pasien” yang
tersedia di unit-unit rawat inap dan menyerahkan formulir yang telah di isi ke bagian
perawatan. Selanjutnya perawat ruangan akan menghubungi petugas kerohanian untuk
menindaklanjutinya. Berdasarkan permintaan pelayananan rohani yang telah masuk,
Rohaniwan rumah sakit akan memberikan pelayanan. Bila dalam permohonan pelayanan
pasien atau keluarga menghendaki pelayanan rohani dilakukan oleh mitra kerja yang
ditetapkan rumah sakit, petugas akan memanggilkannya. Sedangkan bila pasien atau
keluarga menghendaki rohaniawan rujukan keluarga, petugas kerohanian mempersilahkan
rohaniawan rujukan keluarga ( pendeta, pembing rohani, ustat atau imam ) untuk
memberikan pelayanan.
6
VI. Pelayanan Studio
Pelayanan studio adalah salah satu bentuk pelayanan kerohanian yang dilakukan
melalui audio dan video visual. Pelayanan ini dilakukan tiap hari oleh petugas studio.
Dalam pelayanannya, operator akan mempersiapakan materi-materi yang disampaikan
sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan. Selain lagu-lagu dan film rohani, materi
yang disampaikan adalah tentang info kesehatan, jadwal praktek dokter, renungan dan
info-info penting lainnya.
7
BAB IV
DOKUMENTASI
Pendokumentasian setiap kegiatan pelayanan kerohanian pasien dalam bentuk laporan bulanan
dengan cakupan :
Jumlah pasien baru yang terlayani
Jumlah pasien yang mengajukan permohonan pelayanan rohani
Jumlah pasien pre operasi yang terlayani
Jumlah pasien stadium terminal yang meminta pelayanan rohani
Jumlah pasien yang dilayani oleh rohaniwan mitra kerja
Jumlah pasien yang minta dilayani oleh Rohaniwan rujukan dari keluarga pasien
Jumlah pasien home visit ( kunjungan rumah )
Terdapat bukti formulir permohonan pelayanan rohani yang telah ditanda tangani oleh
pasien atau keluarga, perawat dan petugas kerohanian.
Adanya Standar Prosedur Operasional ( SPO )
8
BAB V
PENUTUP
Pelayanan kerohanian atau pendampingan rohani pasien / keluarga pasien akan maksimal
bila pelayanan dilakukan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasien / keluarga pasien serta
tidak membedakan suku, ras dan agama yang dianut. Pelayan atau rohaniwan harus memahami
bahwa setiap manusia unik. Oleh karena itu pendampingan rohani harus diberikan secara holistik
atau menyeluruh, yakni dengan memperhatika empat dimensi kehidupan manusia : mental,
spiritual, fisik dan sosial.
Untuk mewujudkan pelayanan yang bermutu ( sesuai dengan permintaan dan kebutuhan
pasien / keluarga pasien ) Bagian Kerohanian Rumah sakit menyusun dan menetapkan
Pendoman Pelayanan Bagian Kerohanian sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaan
pendampingan rohani.
LAMPIRAN
formulir “ PELAYANAN KEROHANIAN PASIEN “
9
DAFTAR PUSTAKA
Wiryosaputro, Totok S., Pendampingan pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral, Edisi II,
Pusat Pastoral Yogyakarta, Yogyakarta 1997.
Wiryosaputro, Totok S, Mengapa Berduka, Kanisius, Yogyakarta 2003
Undang – Undang No 36 Tentang Kesehatan, 2009
Wiryosaputro, Totok S., & van Beck, Aart Martin, Mendampingi Orang Sakit, RS. Bethesda
Yogyakarta, 1993.
10