Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

GEDUNG DJUANDA I, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 10710, KOTAK POS 21
TELEPON (021) 3449230 (20 saluran) FAKSIMILI (021) 3500842: SITUS www.kemenkeu.go.id

KETERANGAN PERS

RAPBN 2017

Meningkatkan Daya Saing dan


Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Jakarta, 16 Agustus 2016 – Penyusunan RAPBN tahun 2017 dilakukan dengan


mempertimbangkan kondisi global dan domestik yang terjadi hingga saat ini, serta prospeknya
yang akan terjadi dalam beberapa waktu mendatang. Selain itu, RAPBN tahun 2017 juga disusun
berdasarkan langkah-langkah kebijakan yang telah dan akan dilakukan untuk menghadapi
tantangan aktual, serta menjadikan perekonomian yang lebih stabil, dan pembangunan yang lebih
cepat dan merata.
Dalam tahun 2016, situasi ekonomi global masih banyak tantangan, dimana pertumbuhan
ekonomi global belum sepenuhnya pulih, harga komoditi masih relatif rendah, serta perdagangan
dunia yang melambat. Situasi tersebut berimbas pada perekonomian banyak negara, termasuk
Indonesia, sehingga perlu dilakukan penyesuaian kebijakan atas kondisi terkini, antara lain dengan
menjaga daya beli masyarakat dan percepatan belanja Pemerintah, sehingga perekonomian
Indonesia dapat tumbuh 5 persen pada semester I tahun 2016.
Untuk menjaga pelaksanaan APBNP tahun 2016, pemerintah melakukan langkah konsolidasi
fiskal, dengan melakukan koreksi proyeksi penerimaan perpajakan tahun 2016, pengendalian
belanja negara, untuk menjaga defisit realisasi APBNP tahun 2016 dalam batas yang aman.
Langkah konsodidasi fiskal tersebut menjadi salah satu landasan dalam penyusunan RAPBN tahun
2017, agar lebih rasional dan kridibel.
Kondisi ekonomi yang masih lemah tersebut diperkirakan masih akan berlanjut di tahun
2017, sehingga fokus Pemerintah adalah terus mengefektifkan belanja pemerintah sesuai prioritas,
yaitu membangun infrastruktur, meningkatkan kualitas SDM terutama bidang pendidikan dan
kesehatan, serta mengurangi kesenjangan. Sementara itu, usaha untuk menaikkan investasi
dilakukan dengan terus mempermudah dan memperbaiki kegiatan iklim dunia usaha, diantaranya
melalui paket kebijakan yang telah dan akan diluncurkan. Langkah tersebut, akan membuat
pembangunan Indonesia lebih berkualitas dan berkesinambungan, mengefisienkan birokrasi dan
ekonomi di dalam negeri, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan daya saing ekonomi
Indonesia.

Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2017


RAPBN 2017 disusun dengan mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun
domestik, yang tercermin dari asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut.
1) Pertumbuhan ekonomi diperkirakan pada kisaran 5,3 persen yang akan didukung terutama
oleh kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB), konsumsi masyarakat yang terjaga,
dan perbaikan kondisi global yang mempengaruhi perdagangan internasional. Selain itu,
Pemerintah tetap mengedepankan pertumbuhan yang berkualitas dengan terus memperbaiki
kualitas sumber daya manusia, produktivitas, dan memperbaiki pemerataan pembangunan
ekonomi.
2) Inflasi diperkirakan pada kisaran 4,0 persen terutama didukung oleh ketersediaan pasokan
bahan kebutuhan pokok yang lebih stabil serta terselesaikannya proyek-proyek infrastruktur
yang mendukung kelancaran jalur distribusi.

1/3
3) Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan pada kisaran Rp13.300 per dolar AS, yang
antara lain dipengaruhi oleh masih cukup tingginya potensi aliran modal masuk akibat dari
keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit), perbaikan pertumbuhan ekonomi Amerika
Serikat, serta kebijakan stimulus fiskal di Jepang dan Kawasan Eropa. Sementara, persepsi
positif terhadap kinerja perekonomian nasional serta kebijakan amnesti pajak diperkirakan
akan menjadi faktor positif dari sisi domestik.
4) Tingkat suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan pada kisaran 5,3 persen yang dipengaruhi
oleh masih tingginya permintaan surat berharga negara, potensi masuknya dana dari luar
negeri (capital inflow) dengan berlakunya UU Amnesti Pajak, dan laju inflasi yang terkendali.
5) Indonesia Crude Price (ICP) diperkirakan rata-rata mencapai USD45,0 per barel, dipengaruhi
oleh perkiraan penurunan produksi negara-negara Non-OPEC, dan peningkatan permintaan
minyak dari negara-negara OECD dan China. Sementara itu, peningkatan produksi negara-
negara OPEC, dan pencabutan sanksi terhadap Iran, serta penguatan nilai tukar dolar AS,
diperkirakan akan menahan kenaikan harga minyak.
6) Lifting minyak dan gas bumi tahun 2017 diperkirakan masing-masing mencapai 780 ribu
barel per hari dan 1.150 ribu barel setara minyak per hari.

Pokok-pokok Kebijakan RAPBN Tahun 2017


RAPBN tahun 2017 disusun untuk mencapai sasaran prioritas pembangunan tahun 2017
dengan memperhatikan perkembangan asumsi dasar ekonomi makro. Untuk hal tersebut, RAPBN
tahun 2017 dirancang untuk memberikan daya dorong pada perekonomian secara terarah, dengan
defisit direncanakan sebesar 2,41 persen terhadap PDB. Defisit tersebut akan ditutup dengan
sumber-sumber pembiayaan yang dilakukan secara hati-hati dan menjaga rasio utang tetap dalam
batas aman. Kebijakan fiskal tahun 2017 yang bersifat ekspansif tersebut, difokuskan untuk
mendukung kegiatan produktif guna meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing nasional,
serta memberikan perlindungan kepada masyarakat. Rincian RAPBN tahun 2017 adalah sebagai
berikut.
 Pendapatan negara tahun 2017 direncanakan sebesar Rp1.737,6 triliun, terutama berasal dari
pendapatan nonmigas, antara lain penerimaan PPh dan PPN. Untuk mencapai target tersebut,
Pemerintah melakukan langkah-langkah kebijakan di sektor perpajakan antara lain
(1) peningkatan tax base dan kepatuhan wajib pajak melalui kebijakan pengampunan pajak,
ekstensifikasi dan penguatan basis data perpajakan, intensifikasi, dan implementasi konfirmasi
Status Wajib Pajak bagi pelayanan publik, (2) pemberian insentif perpajakan untuk
meningkatkan iklim investasi, daya saing industri, dan mendorong hilirisasi industri dalam
negeri, (3) perbaikan regulasi perpajakan, (4) pengenaan cukai atau pajak lainnya untuk
pengendalian konsumsi barang tertentu dan negative externality, dan (5) mengarahkan
perpajakan internasional untuk mendukung transparansi dan pertukaran informasi, pertumbuhan
investasi, peningkatan perdagangan dan perlindungan industri dalam negeri. Sementara itu,
kebijakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada tahun 2017 diarahkan antara lain
untuk meningkatkan dan mengoptimalkan PNBP K/L.
 Pada sisi lain, belanja negara tahun 2017 direncanakan sebesar Rp2.070,5 triliun, yang
meliputi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.310,4 triliun dan Transfer ke Daerah dan
Dana Desa sebesar Rp760,0 triliun. Belanja Pemerintah Pusat dalam RAPBN tahun 2017
akan diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan, antara lain dengan
(1) memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan merata; (2) mengurangi kemiskinan;
(3) mengurangi pengangguran; (4) mengendalikan inflasi. Selain itu, Pemerintah juga akan
terus meningkatkan kualitas belanja pemerintah pusat melalui penajaman efisiensi dan
efektivitasnya, dengan mengarahkan pemanfaatannya untuk belanja produktif dan prioritas,
termasuk program perlindungan sosial.
 Sementara itu, pada belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam RAPBN tahun 2017
akan dilakukan konsolidasi sesuai dengan perkembangan kapasitas fiskal dan efektifitas
alokasinya, antara lain melalui: penyempurnaan pengalokasian dan pelaksanaan Dana Transfer
Khusus, pemberian insentif yang lebih besar kepada daerah yang berkinerja baik dalam kinerja

2/3
keuangan, pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, serta peningkatan Dana Desa
untuk mempercepat pembangunan dari pinggiran sesuai nawacita.
 Berdasarkan perkiraan pendapatan negara dan rencana belanja negara tersebut, maka defisit
anggaran pada RAPBN tahun 2017 diperkirakan mencapai Rp332,8 triliun (2,41 persen PDB).
Defisit anggaran tersebut akan ditutup dengan sumber-sumber pembiayaan anggaran
yang mengacu pada kebijakan untuk mengendalikan rasio utang terhadap PDB dalam batas
aman, memanfaatkan utang untuk kegiatan produktif dan menjaga keseimbangan
makroekonomi serta mengoptimalkan pembiayaan yang kreatif dan inovatif untuk
mengakselerasi pembangunan. Selain itu, pembiayaan anggaran tahun 2017 juga diarahkan
untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM, mendukung upaya peningkatan ekspor
melalui National Interest Account, membuka akses pembiayaan pembangunan dan investasi
kepada masyarakat secara lebih luas, serta mendukung peningkatan akses terhadap
pendidikan dan penyediaan kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Postur ringkas RAPBN 2017 dapat dilihat dalam tabel berikut:


Tabel I
APBNP 2016 dan RAPBN 2017
(triliun rupiah)
2016 2017
URAIAN
APBNP RAPBN

A. PENDAPATAN NEGARA 1.786,2 1.737,6


I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.784,2 1.736,3
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.539,2 1.495,9
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 245,1 240,4
II. PENERIMAAN HIBAH 2,0 1,4
B. BELANJA NEGARA 2.082,9 2.070,5
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.306,7 1.310,4
1. Belanja K/L 767,8 758,4
2. Belanja Non K/L 538,9 552,1
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 776,3 760,0
1. Transfer ke Daerah 729,3 700,0
2. Dana Desa 47,0 60,0
C. KESEIMBANGAN PRIMER (105,5) (111,4)
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (296,7) (332,8)
% Surplus/ (Defisit) terhadap PDB (2,35) (2,41)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV+V) 296,7 332,8
I. PEMBIAYAAN UTANG 371,6 389,0
II. PEMBIAYAAN INVESTASI (94,0) (49,1)
III. PEMBERIAN PINJAMAN 0,5 (6,4)
IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (0,7) (0,9)
V. PEMBIAYAAN LAINNYA 19,3 0,3

Informasi lebih lanjut:


Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
Telp. (021) 3451014
Faks. (021) 3505663

3/3

Anda mungkin juga menyukai