PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bentuk dan model gerakan sosial muhammadiyah?
2. Bagaimana revitalisasi gerakan sosial muhammadiyah?
1.3 Tujuan
1. Memahami bentuk dan model gerakan sosial muhammadiyah.
2. Mengerti tentang revitalisasi gerakan muhammadiyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bidang Kesehatan
Dalam amal usaha bidang kesehatan, Muhammadiyah telah dan terus
mengembangkan layanan kesehatan masyarakat, sebagai bentuk kepedulian.
Balai-balai pengobatan seperti rumah sakit PKU (Pembina Kesejahteraan Umat)
Muhammadiyah, yang pada masa berdirinya Muhammadiyah bernama PKO
(Penolong Kesengsaraan Oemat), kini mulai meningkat baik kuantitas maupun
kualitasnya. Berdasarkan buku Profil dan Direktori Amal Usaha Muhammadiyah
& ‘Aisyiyah Bidang Kesehatan pada tahun 1997, sebagai berikut:
a. Rumah sakit berjumlah 34
b. Rumah bersalin berjumlah 85
c. Balai Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 504. Balai Kesehatan Masyarakat
berjumlah 115
3
d. Balai Pengobatan berjumlah 846
e. Apotek dan KB berjumlah 4
4. Bidang Kaderisasi
Dalam bidang kaderisasi Muhammadiyah telah melakukan program diantaranya:
a. Peningkatan kualitas pengkaderan
b. Melaksanakan program pengkaderan formal dan informalsecara berkelanjutan
c. Menyelenggaraka baitul arqam dan darul arqam Muhammadiyah
d. Tranformasi kader per jenjang dan per generasi
e. Sinergi Building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi
4
2.2 REVITALISASI GERAKAN MUHAMMADIYAH
5
7. Pengembangan model-model kegiatan/aksi yang lebih sensitif
terhadap kepentingan-kepentingan aktual/nyata umat, masyarakat, dan dunia
kemanusiaan dengan pengelolaan yang lebih konsisten.
8. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan organisasi otonom
Muhammadiyah sebagai basis kader dan pimpinan Persyarikatan.
9. Meningkatkan bimbingan, arahan, dan panduan kepada seluruh tingkatan
pimpinan dan warga Muhammadiyah.
10. Menggerakkan kembali Ranting dan jamaah sebagai basis gerakan
Muhammadiyah.
Macam macam aspek revitalisasi gerakan yaitu:
1. Revitalisasi Teologis
Revitalisasi teologis menyangkut ikhtiar merekonstruksi atau menafsir ulang
pemikiran-pemikiran dasar kegamaan (keislaman) dalam muhammadiyah
sebagaimana prinsip-prinsipnya tentang agama islam, dunia, ibadah sabilullah dan
ijtihad. Dalam revitalisasi teologis ini dapat dikaji ulang dan dirumuskan
epistemologi keislaman Muhammadiyah seperti tentang kalam (falsafah) atau
pandangan ke-Tuhanan, pandangan tentang Fiqih, dan pemikiran-pemikiran
keislaman lainnya.
2. Revitalisasi Ideologis
Revitalisasi ideologis menyangkut penyusunan ulang dan penguatan sistem paham
disertai langkah-langkah pelembagaannya yang menjadi landasan membangun
kesadaran dan ikatan kolektif dalam memperjuangkan gerakan muhammadiyah.
Pemikiran dasar KyaiDahlan, 12 lagkah dari Kyai Mas Mansur, muqaddimah
anggaran dasar, kepribadian muhammadiyah, matan keyakinan dan cita-cita hidup
muhammadiyah, khittah perjuangan muhammadiyah, dan pedoman hidup islami
warga muhammadiyah merupakan rujukan dasar sekaligus perlu disistematisasi
dalam konsep terpadu sehingga menjadi basis ideologigerakan muhammadiyah
yang mengikat seluruh anggota muhammadiya dalam melaksanakan gerakan.
Ketika dirasakan adanya krisis kemuhammadiyahan, maka krisis tersebut harus
dibaca dalam konteks pelemahan ideologis di kalangan muhammadiyah karena
tuntutan-tuntutan dan pertimbangan-pertimbangan yang biasanya serba pragmatis.
6
3. Revitalisasi Pemikiran
Revitalisasi pemikiran menyangkut upaya mengembangkan wawasan
pemikiran seluruh anggota, termasuk kader dan pemimpin, baik mengenai format
pemikiran muhammadiyah sebagai gerakan islam yang bercorak dakwah dan
tajdid, maupun dalam memahami permasalahan-permasalahan dan perkembangan
kehidupan tingkat lokal, nasional, dan global. Dikotomi yang keras tentang
pemikiran literal versus liberal, pemurnian versus pembaruan atau pengembangan,
ekslusif versus inklusif, organisasi versus alam pikiran, structural versus cultural
menggambarkan masih terperangkapnya sebagian kalangan dalam
muhammadiyah mengenai orientasi pemikiran pada wilayah orientasi atau
paradigm yang sempit atau terbatas. Sejauh menyangkut pemikiran perlu
dijelaskan domain relativitas setiap pemikiran agar tidak terjadi pengabsolutan
setiap pemikiran, lebih-lebih jika klaim pemikiran tertentu dijadikan alat pemukul
dan saling menegaskan terhadap pemikiran yang lain, sehingga yang terjadi ialah
perebutan dominasi dan bukan sikap tasamuh.
4. Revitalisasi Organisasi
Revitalisasi organisasi berkaitan dengan perbaikan-perbaikan sistem
pengelolaan kelembagaan persyarikatan seperti menyangkut penataan struktur dan
fungsi organisasi, birokrasi, pengelolaan dan pelayanan administrasi, hingga
pengembangan organisasi yang mengarah pada peningkatan kualitas, efisiesnsi-
efektivitas, dan menjadikan organisasi sebagai instrument gerakan untuk
kemajuan dan pencapaian tujuan Muhammadiyah.
5. Revitalisasi Kepemimpinan
Revitalisasi kepemimpinan merupakan langkah penguatan kualitas fungsi
efektivitas pimpinan persyarikatan diseluruh lini, termasuk di lingkungan
organisasi otonom dan amal usaha, yang secara langsung menjadi kekuatan
dinamik dalam menggerakan muhammadiyah. Kepemimpinan muhammadiyah
juga tidak cukup dokonstruksi dengan idealis normative semata seperti mengenai
hak akhlaq dan standar-standar idela kepemimpinan, tetapi juga harus disertai
format aktualisasi Kepemimpinan yang nyata (bukan Kepemimpinan yang
7
berumah diatas angin tetapi harus membumi), karena kepemimpinan
Muhammadiyah merupakan kepemimpinan sistem dan bukan Kepemimpinan
figure. Faktor figure pun tidak dapat dikonstruksikan sekadar dari kejauhan
sebagaimana konsep kepemimpinan pesona Ratu adil. Kepemimpinan
Muhammadiyah juga bukan sekadar domain diniyyah (aspek-aspek kemampuan
aktual dalam mengelola kehidupan yang di pimpin), sehingga dapat menjalankan
misi kerisalahan islam.
6. Revitalisasi Amal Usaha
Revitalisasi amal usaha menyangkut pengembangan kualitas amal usaha
Muhammadiyah diberbagai bidang yang dapat tumbuh diatas misi dan visi
gerakan sekaligus dapat memenuhi hajat hidup masyarakat. Amal usaha
Muhammadiyah bukan ladang mencari nafkah bagi para penghuninya, tetapi
harus menjadi sarana atau media dakwah dan perwujudan misi Persyarikatan.
7. Revitalisasi Aksi
Revitalisasi aksi menyangkut pengembangan model-model kegiatan atau
aktivitas gerakan Muhammadiyah yang secara langsung dapat memenuhi
kepentingan masyarakat luas dengan misi dakwah dan tajdid seperti dalam
pemberdayaan ekonomi kaum miskin, advokasi kaum marjinal dan tertindas,
memperkuat, potensi dan peran masyarakat madani, advokasi lingkungan hidup,
resolusi konflik gerakan anti kekerasan, gerakan anti korupsi, kegiatan-kegiatan
pembinaan umat yang bercorak partisipatif, dan aktivitas sosial masyarakat
lainnya semangat etos Al-Maun.
8
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Muhammadiyah sendiri mengambil surat Al-Ma’un dalam Al-Qur’an
sebagai dasar untuk berjalan pada ranah sosial. Saat ini Muhammadiyah banyak
mempunyai amal usaha, mulai dari pondok anak yatim, sekolah/lembaga
pendidikan, sampai rumah sakit. Revitalisasi adalah salah satu bentuk perubahan
yang mengandung proses penguatan, meliputi peneguhan terhadap aspek-aspek
yang selama ini dimiliki maupun dengan melakukan pengembangan sehingga
menjadi lebih baik dan lebih maju dari kondisi sebelumnya. Salah satu langkah
revitalisasi gerakan Muhammadiyah yaitu melakukan penguatan seluruh aspek
gerakan danmenggerakkan segenap potensi Muhammadiyah dalam menjalankan
amanat Muktamar.
9
DAFTAR PUSTAKA
2. http://tugascepat.blogspot.com/2010/12/muhammadiyah-revitalisasi-
gerakan-sosial.html. di akses pada tanggal 20 juni 206
3. http://muhammadiyahstudies.blogspot.co.id/2010/01/revitalisasi-gerakan-
muhammadiyah.html. di akses pada tanggal 20 juni 206
5. http://www.muhammadiyah.or.id/content-44-pola-gerakan-
muhammadiyah.html. di akses pada tanggal 22 juni 206
10