Pharmaceutical industry and pharmacies

The Yemen Drug Company (YEDCO) was set up in 1964 by the

Yemeni government in cooperation with private investors. It

was established as a company specialised in the marketing of

medicinal drugs. YEDCO initiated its work by importing drugs

from foreign companies and then marketing and distributing

them locally. In 1982, YEDCO established the first medicinal

factory for drugs in Sana'a. Today YEDCO produces more than

60 medicinal products.9

In 1993, ShibaPharma, the second

pharmaceutical company, was established in Sana'a. More

than 134 ShibaPharma products have been approved and sold

in Yemen and are exported to countries in the Middle East

and Africa.10 Currently, there are nine local pharmaceutical

industries in Yemen.

The local pharmaceutical industry covers approximately 10–20

per cent of the total market. Yemen is a member of the Arab

Union of the Manufacturers of Pharmaceuticals and Medical

Appliances, and ranks 11th among Arabic countries in medicine

production. Yemen spends about US$263 million a year on

pharmaceutical drugs, according to the national Supreme

Drugs Authority. Most of this expenditure is spent on

importing medicines from 50 countries through 400

importers, as local pharmaceutical plants produce only 10–20

per cent of Yemen’s requirements.11-13

There are about 500 foreign pharmaceutical companies and

more than 13,000 brand medicines registered in Yemen.

16 But

in 2012, the Ministry of Public Health and Population and the

Supreme Board of Drugs and Medical Appliances (SBDMA)

started a new policy to ensure the quality of medicines in

Yemen. The policy stipulates that to renew the registration of

medicines currently marketed or to register new medicines in

Yemen, companies must first register with the executive

boards of the Health Ministers Council for GCC states or the

Gulf Central Committee for Drug Registration, or register the

drugs in the USA; otherwise registration would be cancelled.

This policy should decrease the number of registered

companies and number of registered medicines.12,13

The Supreme Board of Drugs and Medical Appliances and the

Ministry of Public Health and Population are responsible for

the regulation of pharmacy practice, registration, and drug

procurement. In 2011, there were 3,315 pharmacies (licenced

for pharmacists) and 4,133 drug stores (licenced for pharmacy

technicians).11 Most pharmacies are not owned by qualified

pharmacists, and most do not have access to any information

resources, not even the Internet. A few pharmacies use old

versions of the BNF (British National Formulary) or the Middle

East Medical Index. The poor quality and out-of-date drug

information resources in pharmacies affect the quality of

information provided to patients and prescribers.

Industri farmasi dan apotek

Perusahaan Obat Yaman (YEDCO) didirikan pada tahun 1964 oleh

Pemerintah Yaman bekerja sama dengan investor swasta. Saya t

didirikan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran

obat-obatan obat. YEDCO memulai pekerjaannya dengan mengimpor obat-obatan

dari perusahaan asing dan kemudian pemasaran dan distribusi

mereka secara lokal. Pada tahun 1982, YEDCO mendirikan obat pertama

pabrik untuk obat-obatan di Sana'a. Hari ini YEDCO menghasilkan lebih dari

60 produk obat.9

Pada tahun 1993, ShibaPharma, yang kedua

perusahaan farmasi, didirikan di Sana'a. Lebih

dari 134 produk ShibaPharma telah disetujui dan dijual

di Yaman dan diekspor ke negara-negara di Timur Tengah

dan Afrika.10 Saat ini, ada sembilan farmasi lokal

industri di Yaman.

Industri farmasi lokal mencakup sekitar 10-20

persen dari total pasar. Yaman adalah anggota Arab

Serikat Produsen Farmasi dan Medis

Peralatan, dan peringkat 11 di antara negara-negara Arab dalam kedokteran

produksi. Yaman menghabiskan sekitar US $ 263 juta setahun

obat-obatan farmasi, menurut Supreme nasional

Otoritas Obat. Sebagian besar pengeluaran ini dihabiskan untuk

mengimpor obat-obatan dari 50 negara sampai 400

importir, karena pabrik farmasi lokal hanya memproduksi 10-20

persen dari persyaratan Yaman.11-13

Ada sekitar 500 perusahaan farmasi asing dan

lebih dari 13.000 merek obat-obatan terdaftar di Yaman.

16 Tapi

pada tahun 2012, Kementerian Kesehatan Masyarakat dan Kependudukan dan

Supreme Board of Medugs and Medical Appliances (SBDMA)

memulai kebijakan baru untuk memastikan kualitas obat di Indonesia

Yaman. Kebijakan tersebut menetapkan bahwa untuk memperbarui pendaftaran

obat-obatan yang saat ini dipasarkan atau untuk mendaftarkan obat-obatan baru di Indonesia

Yaman, perusahaan harus terlebih dahulu mendaftar ke eksekutif

dewan Dewan Menteri Kesehatan untuk negara bagian GCC atau

Gulf Central Committee for Drug Registration, atau daftar

obat-obatan di AS; jika tidak, pendaftaran akan dibatalkan.

Kebijakan ini harus mengurangi jumlah yang terdaftar

perusahaan dan jumlah obat yang terdaftar.12,13

Supreme Board of Medugs and Medical Appliances dan the

Kementerian Kesehatan Masyarakat dan Populasi bertanggung jawab atas

pengaturan praktik farmasi, pendaftaran, dan obat-obatan

pembelian. Pada tahun 2011, ada 3.315 apotek (berlisensi

untuk apoteker) dan 4.133 toko obat (dilisensikan untuk farmasi

teknisi) .11 Sebagian besar apotek tidak dimiliki oleh yang memenuhi syarat

apoteker, dan sebagian besar tidak memiliki akses ke informasi apa pun

sumber daya, bahkan internet. Beberapa apotek menggunakan yang lama

versi BNF (British National Formulary) atau Middle

Indeks Kedokteran Timur. Kualitas buruk dan obat yang sudah ketinggalan zaman
sumber informasi di apotek mempengaruhi kualitas

informasi yang diberikan kepada pasien dan pemberi resep.