Anda di halaman 1dari 28

BAB I

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi


dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan
dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu
(Marasmis WF, 2005).

Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca


indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi
semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran
individu itu penuh/baik (Stuart GW, Sundeen, 1998)

Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya


rangsangan (stimulus) misalnya penderita mendengar suara-
suara, bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari
suara bisikan itu. (Hawari D. 2001)

Tanda dan gejala halusinasi:

a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri


b. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
c. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak
nyata
d. Tidak dapat memusatkan perhatian
e. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya), takut.
f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung

B. ETIOLOGI
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi
antara lain klien menarik diri dan harga diri rendah (Stuart dan
Laraia, 2001). Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan
berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan.
Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya.
Stimulus internal menjadi lebih dominant dibandingkan stimulus
eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan
membedakan stimulus internal dengan stumulus eksternal.
Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.

Menarik diri adalah suatu sikap dimana individu


menghindari dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa
bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau
kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara
spontan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

Menarik diri merupakan percobaan untuk


menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain (Keliat BA, 1999)

Tanda dan Gejala Isolasi sosial: Menarik diri


a. Gejala positif
1) Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2) Menghindar dari orang lain (menyendiri)
3) Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak
bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
4) Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
5) Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
6) Menolak berhubungan dengan orang lain, klien
memutuskan percakapan atau pergi jika diajak
bercakap-cakap
7) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
8) Posisi janin saat tidur
b. Gejala negatif
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan
tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena
terapi)
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
(mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
3) Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5) Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah
disertai harapan yang suram, mungkin klien akan
mengakiri kehidupannya.
C. MANIFESTASI KLINIK
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering
didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah
tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah
atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti
sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri
tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar
atau dirasakan).

D. AKIBAT

Pada klien dengan halusinasi baik dengar, visual maupun yang


lainnya, klien merasa diperintah oleh suara-suara atau bayangan
yang mengejeknya. Suara-suara atau bayangan tersebut dapat
berupa perintah untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat
beresiko untuk mencederai diri, orang lain dan lingkungan yang
ditandai dengan tindakan amuk atau kekerasan yang dilakukan
oleh klien.

E. PENATALAKSANAAN
F. KONSEP KEBUTUHAN DASAR PSIKOSOSIAL
PENGKAJIAN FOKUS
1. PENGKAJIAN PSIKOLOGIS
a. Pengkajian emosional
- Apakah emosi sesuai perilaku?
- Apakah klien dapat mengendalikan emosi?
- Bagaimana perasaan hati sekarang merupakan ciri khas
klien?
- Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?
b. Konsep diri
- Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?
- Bagaimana orang lain menilai diri klien?
- Apakah klien suka akan dirinya?
c. Cara komunikasi
- Apakah klien mudah merespons?
- Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?
- Bagaimana perilaku non verbal klien dalam
berkomunikasi?
- Apakah klien menolak untuk memberi respons?
d. Pola interaksi
- Kepada siapa klien mau berinteraksi?
- Siapa yang penting atau berpengaruh bagi klien?
- Bagaimana sifat asli klien: mendominasi atau positif?
2. PENGKAJIAN SOSIAL
a. Pendidikan dan pekerjaan
- Pendidikan terakhir
- Keterampilan yang mampu dilakukan
- Pekerjaan klien
- Status keuangan
b. Hubungan sosial
- Teman dekat klien
- Bagaimana klien menggunakan waktu luang?
- Apakah klien berkecimpung dalam kelompok
masyarakat?
c. Faktor kultur sosial
- Apakah agama dan kebudayaan klien?
- Bagaimana tingkat pengetahuan klien tentang agama?
- Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi
dengan orang lain?
d. Pola hidup
- Dimana tempat tinggal klien?
- Bagaimana tempat tinggal klien?
- Dengan siapa klien tinggal?
- Apa yang klien lakukan untuk menyenangkan diri?
e. Keluarga
- Apakah klien sudah menikah?
- Apakah klien sudah mempunyai anak?
- Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga?
- Masalah apa yang terutama dalam keluarga?
- Bagaimana tingkat kecemasan klien?

3. POHON MASALAH KEPERAWATAN

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Core problem Perubahan sensori perseptual : halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

4. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU


DIKAJI

1. Masalah Keperawatan
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b.Perubahan sensori perseptual : halusinasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
2. Data yang perlu dikaji

a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan


1) Data subjektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain,
ingin membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak
lingkungannya.
2) Data objektif
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-
barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang
disekitarnya.
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
1) Data Subjektif
 Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata.
 Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada
stimulus yang nyata.
 Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
 Klien merasa makan sesuatu.
 Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
 Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat
dan didengar.
 Klien ingin memukul/melempar barang-barang.
2) Data Objektif
 Klien berbicara dan tertawa sendiri.
 Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
 Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu.
 Disorientasi.
c. Isolasi sosial : menarik diri
1) Data Subjektif
Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup
lagi, mengungkapkan enggan berbicara dengan orang
lain, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang
lain.

2) Data Objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin
mengakhiri hidup.

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Perubahan sensori perseptual : halusinasi.


b. Isolasi sosial

6. FOKUS INTERVENSI

Diagnosa 1: Perubahan sensori perseptual : halusinasi.

a. Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain


dan lingkungan.
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan :
1.1 Salam terapeutik – perkenalan diri – jelaskan tujuan –
ciptakan lingkungan yang tenang – buat kontrak yang
jelas (waktu, tempat, topik).
1.2 Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
1.3 Empati.
1.4 Ajak membicarakan hal-hal yang ada di lingkungan.
2) Klien dapat mengenal halusinasinya.
Tindakan :

2.1 Kontak sering dan singkat.


2.2 Observasi tingkah laku yang terkait dengan
halusinasi (verbal dan non verbal).
2.3 Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan
apakah ada suara yang didengar dan apa yang
dikatakan oleh suara itu. Katakan bahwa perawat
percaya klien mendengar suara itu, tetapi perawat
tidak. Katakan perawat akan membantu.
2.4 Diskusi tentang situasi yang menimbulkan
halusinasi, waktu, frekuensi terjadinya halusinasi
serta apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi.
2.5 Dorong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi
halusinasi.
3) Klien dapat mengontrol halusinasinya.
Tindakan :

3.1 Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika


terjadi halusinasi.
3.2 Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan
cara baru untuk mengontrol halusinasinya.
3.3 Bantu memilih dan melatih cara memutus
halusinasi : bicara dengan orang lain bila muncul
halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan pada
suara tersebut “saya tidak mau dengar.”
3.4 Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan.
3.5 Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih
dan beri pujian jika berhasil.
3.6 Libatkan klien dalam TAK : stimulasi persepsi.
4) Klien dapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :

4.1 Beri pendidikan kesehatan pada


pertemuan keluarga tentang gejala, cara,
memutus halusinasi, cara merawat,
informasi waktu follow up atau kapan
perlu mendapat bantuan.
4.2 Beri reinforcement positif atas
keterlibatan keluarga.

Diagnosa 2: Isolasi sosial

a. Tujuan Umum: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain


sehingga tidak terjadi halusinasi
b. Tujuan Khusus:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional: hubungan saling percaya merupakan landasan
utama untuk hubungan selanjutnya

Tindakan:

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan


menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara:

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun


non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klian
apa adanya
g. Berikan perhatian pada klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien
2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Rasional: memberi kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya dapat membantu mengurangi stres dan
penyebab perasaan menarik diri

Tindakan:
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik
diri dan tanda-tandanya

2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk


mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau mau bergaul

2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik


diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul

2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien


mengungkapkan perasaannya

3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi


dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
Rasional:

 Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan


orang lain
 Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah
menarik diri
Tindakan:

3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan


keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.1.1 Beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain

3.1.2 Diskusikan bersama klien tentang manfaat


berhubungan dengan orang lain

3.1.3 Beri reinforcement positif terhadap


kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan
orang lain

3.2 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak


berhubungan dengan orang lain

3.2.1 Beri kesempatan kepada klien untuk


mengungkapkan perasaan dengan orang
lain

3.2.2 Diskusikan bersama klien tentang kerugian


tidak berhubungan dengan orang lain

3.2.3 Beri reinforcement positif terhadap


kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain

4) Klien dapat melaksanakan interaksi social secara


bertahap
Rasional:

 Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku


menarik diri yang biasa dilakukan
 Untuk mengetahui perilaku menarik diri dilakukan
dan dengan bantuan perawat bisa membedakan
perilaku konstruktif dan destruktif
Tindakan:

4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan


orang lain

4.2 Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan


orang lain melalui tahap:

 K-P
 K-P-P lain
 K-P-P lain- K lain
 K-Kel/Kelp/Masy
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan
yang telah dicapai

4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat


berhubungan

4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama


klien dalam mengisi waktu

4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan


4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien
dalam kegiatan ruangan

5) Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah


berhubungan dengan orang lain
Rasional: dapat membantu klien dalam menemukan cara
yang dapat menyelesaikan masalah

Tindakan:

5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya


bila berhubungan dengan orang lain

5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat


berhubungan dengan orang lain

5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien


mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan
dengan orang lain

6) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung/ keluarga


Rasional: memberikan penanganan bantuan terapi
melalui pengumpulan data yang lengkap dan akurat
kondisi fisik dan non fisik pasien serta keadaan perilaku
dan sikap keluarganya

Tindakan:

6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga:


 Salam, perkenalan diri
 Jelaskan tujuan
 Buat kontrak
 Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang:

 Perilaku menarik diri


 Penyebab perilaku menarik diri
 Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri
tidak ditanggapi
 Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan
dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain

6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan


bergantian menjenguk klien minimal satu kali
seminggu

6.5 Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah


dicapai oleh keluarga.
BAB II

RESUME ASKEP

A. PENGKAJIAN FOKUS
1. Biodata
Nama : Eddy prijono
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : kawin
Pendidikan : SMK
Alamat : Branggah Rt 1 / Rw 8, Semarang
Tanggal masuk : 17 Desember 2011
No. Reg : 6800278
Diagnosa Medis : Psikosis
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Bicara ngelantur, pusing
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien bicara terus, ngelantur, sudah beberapa lama
mengeluh mendengar suara-suara untuk mengingatkan
ibadah. Pasien mengeluh lelah karena tugasnya sebagai
ketua RT.
c. Riwayat perawatan dan kesehatan dahulu
Dahulu pernah satu kali pingsan dirumah, pernah dipasung
selama 3 minggu
d. Riwayat keluarga
Tidak ada yang pernah mengalami hal sama dari keluarga
dahulu.
3. Pengkajian Fokus Psikososial
PENGKAJIAN PSIKOLOGIS
a. Pengkajian emosional
- emosi pasien sesuai dengan perilaku
- pasien dapat mengendalikan emosinya
- perasaan hati pasien saat ini bingung
- pasien akan berdoa dan shalat jika sedih dan marah,
suka melakukan aktifitas ibadah dan membaca buku-
buku keagamaan.
b. Konsep diri
- Pasien menganggap dirinya adalah ciptaan Allah, maka
harus taat dalam beribadah kepadaNya
- Warga masyarakat mengenal pasien sebagai pribadi
yang baik, dan dapat dipercaya, terbukti dimasyarakat
pasien diberi amanah sebagai ketua RT
- Pasien sangat bangga dengan dirinya karena meskipun
sudah tua masih dipercaya orang dan mempunyai
teman yang banyak
c. Cara komunikasi
- Pasien mudah merespon apa yang dilakukan orang lain
padanya
- Merespon secara spontanitas dan terkadang berbicara
panjang lebar membicarakan masalah agama seperti
layaknya ustadz dan suka berbicara tentang buku yang
pernah ia baca
- Pasien suka berbicara dengan gaya tangan digerakkan
dan meyakinkan lawan bicara
- Pasien tidak menolak untuk berinteraksi justru sangat
antusias
d. Pola interaksi
- Pasien mau berinterasi dengan siapa pun
- Yang penting bagi pasien adalah Allah Swt
- Sifat asli pasien positif
7. PENGKAJIAN SOSIAL
a. Pendidikan dan pekerjaan
- Pendidikan terakhir pasien adalah SMK
- Pasien memiliki keterampilan dalam berbicara, sangat
meyakinkan
- Pekerjaan klien adalah pensiun PNS
- Status keuangan menengah
b. Hubungan sosial
- Teman dekat pasien sangat banyak, terutama warga
sekitar
- Pasien menggunakan waktu luang untuk shalat sunah,
zikir,dan membaca buku
- Pasien aktif dalam organisasi masyarakat, sebagai
ketua RT
c. Faktor kultur sosial
- Pasien beragama islam, menerapkan kebudayaan jawa
dalam keluarga dan agama islam
- Pengetahuan agama pasien tentang agama sangat
banyak, karena pasien juga sering membaca dan
belajar mendalami agama islam
- bahasa klien memadai untuk berkomunikasi dengan
orang lain
d. Pola hidup
- Pasien tinggal di jalan Branggah Rt 1/Rw 8 Semarang
- Pasien tinggal bersama isteri dan anak-anaknya
- Pasien suka menghibur diri dengan membaca buku
e. Keluarga
- Pasien telah menikah dan memiliki anak
- klien sudah mempunyai anak?
- Status kesehatan keluarga baik dan tidak ada keluhan
seperti pasien
- Keluarga pasien khawatir dengan keadaan pasien yang
suka berbicara sendiri dan ngelantur
- Tingkat kecemasan pasien sedang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori perseptual : halusinasi pendengaran
2. Gangguan hubungan sosial : menarik diri berhubungan dengan
harga diri rendah.

C. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Core problem Perubahan sensori perseptual : halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

D. FOKUS INTERVENSI

No DP IMPLEMENTASI EVALUASI

DP I  Membina hubungan saling percaya - Klien menjawab salam


TUK I a. mengucapkan salam terapeutik perawat.
b. memvalidasi keadaan klien - Bicara sambil
c. mendengarkan ungkapan perasaan menunduk kontak
klien dengan penuh empati dan mata kurang.
perhatian. TD : 120/80 mmHg
d. Mengobservasi tanda-tanda vital.
e. Menjelaskan tujuan interaksi N : 80 /mnt
sekarang.
S : 370C
 Klien dapat mengenal perasaaan yang
menyebabkan perilaku menarik diri : R : 20 x / mnt.
a. mengkaji pengetahuan klien tentang
- Klien mampu
perilaku menarik diri.
menjelaskan perilaku
DP I b. memberi kesempatan klien untuk
menarik diri dengan
TUK mengungkapkan perasaan klien.
sederhana.
II c. Memberikan pujian kepada klien
- Klien mengungkapkan
atas usaha yang dilakukan.
perasaanya setelah ada
d. mengamati perilaku verbal dan non
stimulus .
verbal.
- Bicara sambil
menunduk.
 Klien dapat mengetahui manfaat - Bicara lambat
berhubungan dengan orang lain :
a. Memvalidasi penjelasan perawat
- Klien mampu
mengenai perilaku menarik diri.
menjelaskan
b. Memberikan penjelasan mengenai
penjelasan perawat
perilaku dengan orang lain.
dengan sederhana.
c. Memberikan motivasi kepada klien
- Klien mampu
supaya berhubungan dengan orang
berhubungan dengan
DP I lain.
klien lain yang ada
TUK d. Memberikan dukungan dan pujian
disamping termpat
III kepada klien atas usahanya
tidurnya.
menyebutkan manfaat berhubungan
dengan orang lain. - Klien mengatakan
e. Memvalidasi kemampuan klien malu bicara dengan
tentang pembicaraan tadi. orang lain.
- Klien tampak lebih
tenang .
 Klien dapat berhubungan dengan orang
- Klien bicara singkat.
lain secara bertahap :
a. Memvalidasi kembali penjelasan
perawat tentag cara berhubungan - Klien mampu
dengan orang lain. menybutkan cara
b. Melibatkan klien dalam kegiatan berhubungan dengan
kelompok seperti menyapu, oranglain dengan
mengepel, memasang alas meja dan bantuan perawat.
membersihkan kursi. - Klien mampu
c. Memberikan pujian atas melakukan ADL
kemampuan klien dalam melakukan dengan baik.
kegiatan. - Klien mampu
d. Memberikan motivasi pada klien berkenalan dengan
untuk berkenalan dengan klien lain sederhana.
dan perawat. - Klien mengatakan
DP I e. Memberikan pujian atas kebenaran malu jika berkenalan.
TUK klien untuk berkenalan dengan
IV orang lain .
 Klien mendapatkan dukungan keluarga
dalam berhubungan dengan orang lain :
a. Menanyakan perasan klien saat ini
karena dibesuk orang tuanya.
b. Memberikan motivasi untuk
mensyukuri bahwa keluarganya
sangat perhatian pada klien terbukti
keluarga sering membesuk
c. Mendorong klien untuk bercakap-
cakap dengan orang lain dan jangan - Klien mengatakan
menyendiri . senang jika dibesuk
d. Memberikan motivasi kepada klien keluarga.
untuk melakukan kegiatan bersama - Klien mendengar kan
klien lain. perkataan perawat
e. Memberikan motivasi/pujian sambil menunduk.
terhadap keberhasilan kegiatan yang - Klien mau bercakap-
dilakukan. cakap tapi hanya
f. Mengucapkan salam pada keluarga. sebentar.
g. Memperkenalkan diri dan berjabat - Kien mengucapkan
tangan. terima kasih pada
h. Menjelaskan pentingnya kunjungan perawat.
keluarga yang rutin. - Keluarga menyambut
i. Menjelaskan tentang masalah klien baik maksud dan
DP I
perilaku menarik diri. tujuan perawat.
TUK
j. Memberikan pujian atas tindakan - Keluarga kooperatif
V
yang dilakukan keluarga. - Keluarga
k. Mengakhiri percakapan dengan mendengarkan
keluarga. penjelasan perawat.
- Keluarga
berterimakasih pada
perawat.

No DP IMPLEMENTASI EVALUASI

- Memberikan obat oral HP 3 x 5 mg dan - Obat dimakan.


THP 3 x 2 mg sesuai instruksi dokter.
 Klien dapat memperluas kesadaran
- Klien
DP II dirinya
menyebutkan
TUK I - Mendiskusikan dengan klien
kelebihan dengan
kelebihan yang dimilikinya
malu-malu.
- Mendiskusikan dengan klien tentang
- Klien mengatakan
kelemahan yang dimilikinya
minder berkurang.
- Memberitahukan kepada klien bahwa
- Klien tampak
kekuranganya bisa ditutupi dengan
merenungkan
kelebihannya.
diskusi yang sudah
- Memberikan motivasi bahwa manusia
dilakukan.
itu tidak sempurna semua memiliki
- Klien
kelebihan dan kekurangannya.
mengucapkan
- Memberitahukan bahwa dibalik
terimakasih atas
kekurangannya pasti ada hikmahnya.
motivasi yang
dilakukan perawat.
 Klien dapat menyelidiki dirinya.
- Mendiskusikan dengan klien apa
keinginan klien setelah pulang dari - Klien mengatakan
RS. setelah pulang dari
- Memberikan motivasi untuk RS ingin membaca
mengembangkan cita-citanya setelah dan nonton TV.
dirumah nanti. - Klien lebih
- Memberikan pujian yang positif atas kooperatif.
DP II kemauan klien untuk mendengarkan - Klien masih
TUK 2 dan berespon dengan perawat. menunduk kalau
bicara.

- Memberikan salam therapentik


- Menjelaskan mengenai maksud dan - Klien membalas
tujuan pertemuan hari ini. salam dari
- Mengingatkan kontrak waktu saat ini. perawat.
- Memvalidasi klien tentang dioagnosa I - Klien mampu
dan II. menyebutkan
- Memberikan motivasi klien untuk kelebihan dan
menjelaskan mengenai rasa rendah kekurangannya.
dirinya. - Klien mampu
- Menanyakan keadan disini lebih baik menyebutkan
atau tidak. kegagalan yang
- Mengajukan klien untuk menyebutkan pernah di alami

DP II kekurangannya. Dan kegagalan yang - Klien mampu

TUK 3 dialami . menyebutkan rasa


- Menganjurkan klien untuk mengucapkan rendah diri dengan
kelebihan yang dimilikinya. bantuan perawat.
- Memberikan motivasi pada klien bahwa
kegagalan itu awal dari kesuksesan.
- Klien diam setelah
- Memberikan motivasi tetap bersemangat
diberi motivasi.
melakukan kegiatan yang telah dipilih.
- Klien kadang
- Menjelaskan bahwa kegiatan yang dipilih
mengangguk-
akan lebih bermanfaat jika terus
anguk saat diberi
dilakukan .
motivasi.
- Memberikan reinforcement positif
- Kontak mata masih
terhadap usaha yang dilakukan oleh
kurang.
klien.
- Klien berterima
- Mengakhiri pertemuan dengan menjabat
kasih atas pujian
tangan klien.
yang diberikan.

- Memberikan salam kepada keluarga.

- Keluarga
menyambut
- Menanyakan bagaimana kabar keluarga. dengan baik salam
- Mengingatkan kebali kontrak waktu dan dari perawat.
DP II topik pembicaraan yang akan dilakukan - Keluarga
TUK 4 saat itu. menjawab kontak
- Memvalidasikan keluarga mengenai dengan tepat.
percakapan hari Kamis. - Keluarga mampu
- Menjelaskan perkembangan klien. menyebutkan
- Menjelaskan masalah klien yang kedua pertanyaan
yaitu harga diri rendah. perawat tentang
- Menjelaskan pada keluarga mengenai menarik diri.
tanda-tanda harga diri rendah dan hal-hal - Keluarga
yang menyebabkannya. mendengarkan
- Memberikan motivasi kepada keluarga penjelasan perawat
untuk menjelaskan kembali dari apa tentang harga diri,
yang sudah diperbicarakan. rendah.
- Memberikan motivasi kepada keluarga - Kelurga kooperatif
untuk selalu memberikan dorongan yang dan berusaha
positif pada klien. untuk
- Memberikan pujian atas usaha yang melaksanakan
dilakukan keluarga untuk menjelaskan anjuran perawat.
tanda-tanda dan penyebab harga diri. - Keluarga mampu
DP II - Mengekspresikan penyebab harga diri menjelaskan
TUK 5 rendah selama dirumah. kembali
- Mengakhiri pertemuan dan menjelaskan penjelasan dengan
bahwa perawat terakhir berinteraksi sederhana.
dengan keluarga dan klie, mengucapkan - Keluarga bersedia
salam perpisahan. membantu proses
penyembuhan
klien .
- Keluarga berterima
kasih atas tindakan
yang dilakukan
perawat.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Maramis WF. 2005. Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga


University Press.

Stuart GW, Sundeen.1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa (ed. Indonesia).


Jakarta: EGC.

Hawari D. 2001. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.


Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Stuart, Laraia. 2001. Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi


6. St. Louis: Mosby Year Book.

Keliat BA. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Suseno D. Psikofarmaka. 2009. Diakses pada tanggal 2 Desember


2012dari http://portalperawat.blogspot.com/2009/05/psikofarmakologi-
obat-obatan-untuk.html

Anda mungkin juga menyukai