KLASIFIKASI PENGELASAN
mengguanakan busur listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Slavianof
dalam tahun 1892 adalah orang pertama yang emngguanakan kawat logamelektode
yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh bususr listrik yang
terjadi.Dalam tahun 1886 Thomsom menciptakan proses las resisitensi listrik.
Goldschmiitt menemukan las termit dalam tahun 1895 dan dalam tahun 1901 laa
oksi-asetelin mulai digunakan oleh Fource dan Piccard. Selama 15 tahun sesudah
tahun 1910 tidak ada penemuan-penemuan yang berarti dan baru tahun 1926
mulailah masa leemasan yang kedua dengan ditemukannya las hidrogen atau atom
oleh Lungumir, las bususr logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart dan Dener
dan las busur redam oeleh Kenndey pada tahun 1935. tahun1936 Wasserman
menyusul dengan menemukan cara pembrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi.
Gambar. : Perkembangan Cara Pengelasan
Klasifikasi Pengelasan
Secara konvestional cara-cara pengklasifikasian tersebut pada waktu ini dapat
dibagi dalam dua golongan, yaotu klasifikasi berdasarkan cara kerja dan klasifikasi
berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi pertama membegi las dalam
kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang
kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las
mekanik dan seterusnya.
Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama
yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dam pematrian.
digunakan adalah boraks dengan menggunakan pemanas antara 880 – 890 derajat.
Silver mempunyai kandungan perak tembaga dan seng fluks yang digunakan adalah
tenacity dan easy flo. Temperature yang digunakan 750 derajat.
Proses Brasing
Las Busur adalah adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.
Las Gas adalah suatu Pengelasan yang dilakukan dengan membakar bahan bakar
gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan
logam induk dan logam pengisi. Bahan bakar yang dapat digunakan dalam
pengelasan ini adalah gas – gas asitelin, propan atau hydrogen. Diantara ketiga bahan
bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las pada
umumnya diartikan sebagai las oksi – asitelin.
Las Listrik pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon
maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang
terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang
dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E)
dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan
Las Termik yang di kembangkan oleh GOLDSCMIDT TAHUN 1896. Proses ini
termasuk dalam “ Thermo – Chemical Welding Proces”(TCWP ). Proses TCWP yang
lain adalah “Atomic Hydrogen Atomic Hydrogen Welding “ . seperti pada proses
penyambungan rel. cara kerjanya adalah besi yang dihasilkan dari reaksi besi yang
ditambahkan kerak Al2O3 serta panas yang terjadi cukup sehingga mencairkan besi
yang berada di sekitar rel. fungsinya adalah memadukan besi hasil reaksi dengan rel.
Las sinar electron adalah proses pengelasan yang menggunakan sinar electron
yang berfungsi memanaskan logam hingga mencapai titik leburnya. Penggunaan
digunakan di ruang hampa karena udara bisa menceraikan sinar electron sehingga
kehilangan energy. Umumnya digunakan dalam pembuatan mesin jet.
Las busur Plasma atau di kenal Plasma Arc Welding merupakan bagian dari
pengelasan busur listrik dan prosesnyaserupa dengan Gas Tungsten Arc Welding
(GTAW/TIG welding) yaitu menggunakan elektrodatak terkonsumsi dari tungsten
untuk menghasilkan busur listrik pada benda kerja. hanya bahan pelindungnya yang
berbeda, yakni campuran antara Argon, Nitrogen (zat lemas) dan Hidrogen (zat air)
yang lazim disebut plasma.skematis las busur plasma dapat dilihat pada gambar
sebagai brikut
Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 kHz, dan elektrode
dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan las-an dengan
cepat. Variasi dari proses ini, disebut pengelasan induksi frekuensi tinggi (high-
frequency induction welding, HFIW), arus pemanasan diinduksikan ke benda kerja
dengan menggunakan kumparan induksi frekuensi tinggi,.
Las Tempa pengelasan tempa merupakan teknik penyambungan logam yang
paling tua. Komponen logam yang akan disambung dipanaskan hingga temperatur
kerja kemudian bersama-sama ditempa dengan palu atau peralatan lainnya hingga
tersambung menjadi satu.
Las gesek adalah. penyambungan terjadi oleh panas gesek akibat perputaran
logam satu terhadap lainnya di bawah pengaruh tekanan aksial. Kedua permukaan
yang bersinggungan menjadi panas mendekati titik cair dan bahan yang berdekatan
dengan permukaan menjadi plastis. Dalam gambar ditunjukkan cara pengelasan dua
poros. Tahapan proses adalah sebagai berikut :
(1) salah satu poros diputar tanpa bersentuhan dengan poros yang lain, dengan
memutar pemegang (rotating chuck),
(2) kedua poros satu sama lain disentuhkan sehingga timbul panas akibat gesekan,
(3) putaran dihentikan, poros diberi gaya tekan aksial, dan
(4) sambungan las terbentuk.
Las Ledakan atau sering disebut las pembalutan (clading welding), merupakan
proses las dimana dua permukaan dijadikan satu dibawah pengaruhtumbukan (impact
force) disertai tekanan tinggi yang berasal dari ledakan (detonator) yang ditempatkan
dekat dengan logam induk (lihat gambar berikut)
Las Ultrasonik adalah proses penyambungan pelat untuk logam yang sejenis
maupun tak sejenis, umumnya dengan membentuk sambungan tindih, seperti
ditunjukkan dalam gambar : Pengelasan ultrasonik (a) pemasangan untuk sambungan
tindih, dan (b) pembesaran gambar daerah las
Proses penyambungan pada logam atau dikenal dengan proses pengelasan adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Proses pengelasan di bedakan atau diklasifikasikan menurut cara kerjanya.
Klasifikasi pengelasan yang utama terbagi tiga kelas :
.
Pengelasan cair
Pengelasan.
Pematrian
1.4. Referensi
1. Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura, Teknologi Pengelasan Logam,
Cetakan Keenam, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1994.
2. Tata Surdia, Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Cetakan Ketujuh, PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.
3. Materi Proses Las, Diktat WI PPNS, Surabaya 2008
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
1.7. Jawaban
2. Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama
yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dam pematrian.