Anda di halaman 1dari 14

MODUL 1.

KLASIFIKASI PENGELASAN

1.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan definisi Pengelasan.
- Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja setiap jenis proses las
1.2. Uraian Materi
Sejarah Singkat Pengelasan
Pada waktu itu tehnik las telah dipergunakan secara luas dalam
penyambungan batang-batang pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.
Uasnya pengunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat
dengan mempergunakan tehnik penyambungan ini menjadi lebih ringan dan proses
pembuatannya juga lebih bsederhana, seghingga biaya keseluruhannya menjadi lebih
murah.

Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) pengelasan


metelurgi pada sambungan logam atau paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dari definisi tersebut adapat dijabarkan bahwa las adalah sambungan
setempat drai beberapa batang logam dengan mengganakan energi panas. Pada waktu
itu telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang
dilaksanakan dengan hanya menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi
ikatan atantar atom-atom atau molekul-molekul dari logam yang disambungkan.
Klasifikasi dari cara-cara penjelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.

Sejarah pengelasan misalnya pembrasingan logam paduan emas-tembaga dan


pementrian paduan timbal-timah menurut keterangan yang didapat telah diketahui
dan dipraktekkna dalam rentang waktu anatra 4000 – 3000 S.M. sumber energi panas
yang dipergunakan apada waktu itu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau
arang. Setelah energi listrik dapat dipergunakan dengan mudah , teknologi
pengelasan maju dengan pesat sehingga menjadi suatu tehnik penyambungan yang
mutakhir.Pada akhir abab ke 19,di ciptakannya cara-cara dan tehnik-tehnik
pengelasan yang banyak digunakan apda waktu ini seperti las busur, las resistansi
listrik, las termit dan las gas. Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat
tersebut digunakan dalam praktek oleh Benardes dalam tahun 1885. . Dalam tahun
1889 Zerner mengembangkan cara pengelesan busur yang baru dengen

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-1
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

mengguanakan busur listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Slavianof
dalam tahun 1892 adalah orang pertama yang emngguanakan kawat logamelektode
yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh bususr listrik yang
terjadi.Dalam tahun 1886 Thomsom menciptakan proses las resisitensi listrik.
Goldschmiitt menemukan las termit dalam tahun 1895 dan dalam tahun 1901 laa
oksi-asetelin mulai digunakan oleh Fource dan Piccard. Selama 15 tahun sesudah
tahun 1910 tidak ada penemuan-penemuan yang berarti dan baru tahun 1926
mulailah masa leemasan yang kedua dengan ditemukannya las hidrogen atau atom
oleh Lungumir, las bususr logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart dan Dener
dan las busur redam oeleh Kenndey pada tahun 1935. tahun1936 Wasserman
menyusul dengan menemukan cara pembrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi.
Gambar. : Perkembangan Cara Pengelasan

Klasifikasi Pengelasan
Secara konvestional cara-cara pengklasifikasian tersebut pada waktu ini dapat
dibagi dalam dua golongan, yaotu klasifikasi berdasarkan cara kerja dan klasifikasi
berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi pertama membegi las dalam
kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang
kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las
mekanik dan seterusnya.
Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama
yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dam pematrian.

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-2
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

a) Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan


sampai mencair dengan sumber panas dari bususr listrik atau semburan api
gas yang terbakar.
b) Pengelasan tekan adalah pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga jadi satu.
c) Pematrian adalah pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam cara ini logam induk tidak turut mencair.
Perincian lebih lanjut dari klasifikasi ini dapat dilihat dalam bagan sbb :
Gambar : Bagan Klasifikasi Pengelasan

Brazing & Silver , yang membedakan adalah pada komposisi penyoderan,


titik cair dan fluks. Brazing mempunyai kandungan tembaga dan seng dan fluks yang

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-3
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

digunakan adalah boraks dengan menggunakan pemanas antara 880 – 890 derajat.
Silver mempunyai kandungan perak tembaga dan seng fluks yang digunakan adalah
tenacity dan easy flo. Temperature yang digunakan 750 derajat.
Proses Brasing

Las Busur adalah adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.

Las Gas adalah suatu Pengelasan yang dilakukan dengan membakar bahan bakar
gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan
logam induk dan logam pengisi. Bahan bakar yang dapat digunakan dalam
pengelasan ini adalah gas – gas asitelin, propan atau hydrogen. Diantara ketiga bahan
bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las pada
umumnya diartikan sebagai las oksi – asitelin.

Las Listrik pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon
maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang
terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang
dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E)
dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan

Las Termik yang di kembangkan oleh GOLDSCMIDT TAHUN 1896. Proses ini
termasuk dalam “ Thermo – Chemical Welding Proces”(TCWP ). Proses TCWP yang
lain adalah “Atomic Hydrogen Atomic Hydrogen Welding “ . seperti pada proses
penyambungan rel. cara kerjanya adalah besi yang dihasilkan dari reaksi besi yang

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-4
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

ditambahkan kerak Al2O3 serta panas yang terjadi cukup sehingga mencairkan besi
yang berada di sekitar rel. fungsinya adalah memadukan besi hasil reaksi dengan rel.

Las sinar electron adalah proses pengelasan yang menggunakan sinar electron
yang berfungsi memanaskan logam hingga mencapai titik leburnya. Penggunaan
digunakan di ruang hampa karena udara bisa menceraikan sinar electron sehingga
kehilangan energy. Umumnya digunakan dalam pembuatan mesin jet.

Las busur Plasma atau di kenal Plasma Arc Welding merupakan bagian dari
pengelasan busur listrik dan prosesnyaserupa dengan Gas Tungsten Arc Welding
(GTAW/TIG welding) yaitu menggunakan elektrodatak terkonsumsi dari tungsten
untuk menghasilkan busur listrik pada benda kerja. hanya bahan pelindungnya yang
berbeda, yakni campuran antara Argon, Nitrogen (zat lemas) dan Hidrogen (zat air)
yang lazim disebut plasma.skematis las busur plasma dapat dilihat pada gambar
sebagai brikut

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-5
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

Las resitansi listrik merupakan proses pengelasan resistansi listrik yang


menggunakan arus bolak-balik frekuensi tinggi untuk menghasilkan panas,
kemudian segera diikuti dengan memberikan gaya tekan tambahan (upset force),
sehingga terjadi proses penyambungan, seperti ditunjukkan dalam gambar.

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-6
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 kHz, dan elektrode
dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan las-an dengan
cepat. Variasi dari proses ini, disebut pengelasan induksi frekuensi tinggi (high-
frequency induction welding, HFIW), arus pemanasan diinduksikan ke benda kerja
dengan menggunakan kumparan induksi frekuensi tinggi,.
Las Tempa pengelasan tempa merupakan teknik penyambungan logam yang
paling tua. Komponen logam yang akan disambung dipanaskan hingga temperatur
kerja kemudian bersama-sama ditempa dengan palu atau peralatan lainnya hingga
tersambung menjadi satu.
Las gesek adalah. penyambungan terjadi oleh panas gesek akibat perputaran
logam satu terhadap lainnya di bawah pengaruh tekanan aksial. Kedua permukaan
yang bersinggungan menjadi panas mendekati titik cair dan bahan yang berdekatan
dengan permukaan menjadi plastis. Dalam gambar ditunjukkan cara pengelasan dua
poros. Tahapan proses adalah sebagai berikut :

(1) salah satu poros diputar tanpa bersentuhan dengan poros yang lain, dengan
memutar pemegang (rotating chuck),
(2) kedua poros satu sama lain disentuhkan sehingga timbul panas akibat gesekan,
(3) putaran dihentikan, poros diberi gaya tekan aksial, dan
(4) sambungan las terbentuk.

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-7
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

Las Ledakan atau sering disebut las pembalutan (clading welding), merupakan
proses las dimana dua permukaan dijadikan satu dibawah pengaruhtumbukan (impact
force) disertai tekanan tinggi yang berasal dari ledakan (detonator) yang ditempatkan
dekat dengan logam induk (lihat gambar berikut)

Las Ultrasonik adalah proses penyambungan pelat untuk logam yang sejenis
maupun tak sejenis, umumnya dengan membentuk sambungan tindih, seperti
ditunjukkan dalam gambar : Pengelasan ultrasonik (a) pemasangan untuk sambungan
tindih, dan (b) pembesaran gambar daerah las

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-8
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

Keuntungan dari pengelasan :


 Pengelasan merupakan penyambungan yang permanen;
 Sambungan las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan logam
pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logam induknya;
 Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi penggunaan
material dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan
pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lubang) dan pengencang sambungan
(misalnya, rivet dan baut);
 Pengelasan dapat dilakukan dalam pabrik atau dilapangan.
Kerugian / Kelemahan Pengelasan :
 Kebanyakan operasi pengelasan dilakukan secara manual dengan upah tenaga
kerja yang mahal;
 Kebanyakan proses pengelasan berbahaya karena menggunakan energi yang
besar;
 Pengelasan merupakan sambungan permanen sehingga rakitannya tidak dapat
dilepas. Jadi metode pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk yang
memerlukan pelepasan rakitan (misalnya untuk perbaikanesi atau perawatan);
 Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit
dideteksi. Cacat ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya.
1.3. Rangkuman materi

Proses penyambungan pada logam atau dikenal dengan proses pengelasan adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Proses pengelasan di bedakan atau diklasifikasikan menurut cara kerjanya.
Klasifikasi pengelasan yang utama terbagi tiga kelas :

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-9
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

.
Pengelasan cair
Pengelasan.
Pematrian

1.4. Referensi
1. Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura, Teknologi Pengelasan Logam,
Cetakan Keenam, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1994.
2. Tata Surdia, Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Cetakan Ketujuh, PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.
3. Materi Proses Las, Diktat WI PPNS, Surabaya 2008

1.5. Latihan Soal


1. Jelaskan pengertian proses pengelasan ?
2. Sebutkan 3 klasifikasi utama proses pengelasan dan jelaskan ?

1.6. Lembar Kerja


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-10
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-11
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-12
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

1.7. Jawaban

1. Pengelasan adalah proses penyambungan secara metallurgi, dengan


menggunakan energi panas. Menurut Deutche Industrie Normen (DIN)
pengelasan metelurgi pada sambungan logam atau paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut adapat
dijabarkan bahwa las adalah sambungan setempat drai beberapa batang
logam dengan mengganakan energi panas.

2. Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama
yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dam pematrian.

a) Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan


sampai mencair dengan sumber panas dari bususr listrik atau semburan api
gas yang terbakar.
b) Pengelasan tekan adalah pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga jadi satu.
c) Pematrian adalah pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam cara ini logam induk tidak turut mencair

Dapat di jelaskan menurut bagan sbb :

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-13
MODUL 1. KLASIFIKASI PENGELASAN

MODUL AJAR TEORI DASAR PENGELASAN


I-14

Anda mungkin juga menyukai