Produksi Silika Amorf Dari Sekam Padi Untuk Filler Barang Jadi Karet Menggunakan Fluidized Bed Combustor
Produksi Silika Amorf Dari Sekam Padi Untuk Filler Barang Jadi Karet Menggunakan Fluidized Bed Combustor
net/publication/309743457
PRODUKSI SILIKA AMORF DARI SEKAM PADI UNTUK FILLER BARANG JADI
KARET MENGGUNAKAN FLUIDIZED BED COMBUSTOR
CITATIONS READS
0 721
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Andri Kumoro on 11 May 2018.
PRODUKSI SILIKA AMORF DARI SEKAM PADI UNTUK FILLER BARANG JADI
KARET MENGGUNAKAN FLUIDIZED BED COMBUSTOR
Production of Amorphous Silica from Rice Husk for Rubber Goods Filler Using Fluidized Bed Combustor
Abstrak Abstract
Sekam padi merupakan limbah pertanian The rice husk was a agriculture waste which
yang dapat menyebabkan pencemaran cause environtmental pollutions if poor handling.
lingkungan apabila tidak ditangani dengan The rice husk have contains of high silica, which
baik. Sekam padi mempunyai kandungan potential used for many applications, such as filler of
silika yang tinggi, yang ber potensi rubber goods. The rice husk silica could be obtained
dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti trough burned method become white ash, which high
sebagai bahan pengisi barang jadi karet. Silika content amorphous silica. The burning process have
dari sekam padi dapat diperoleh melalui advantage for production of amorphous silica
metode pembakaran sekam padi menjadi abu because low cost, save energy and fastly. Fluidized
putih yang kaya kandungan silika dalam Bed Combustor (FBC) was equipment which that
wujud amorf. Proses pembakaran dengan work with the basic principles of f luid
0
biaya murah, hemat energi dan dengan waktu hydrodinamic at 600 C burn temperature. The
cepat mer upakan keuntungan dalam contain of white ash produced were amorphous
memproduksi silika amorf dari sekam padi. silica 93% with carbon contamination only 3%,
Fluidized Bed Combustor (FBC) merupakan alat P2O5 0,98%, K2O 1,39%, MgO 1,1%, CaO 0,83%
ya n g b e k e r j a d e n g a n p r i n s i p d a s a r and etc 1,95%.The white ash product must to
hidrodinamika fluida yang mampu membakar purified from metal ions by chelation process with
0
sekam padi pada suhu pembakaran 600 C. 5% citric acid, so extraction process with 1,5 N
0
Kandungan abu berwarna putih yang NaOH solution at 100 C temperature and
dihasilkan adalah silika amorf mencapai precipitation with 1 N HCl solution at room
93,5% dengan cemaran karbon hanya sekitar temperature. The precipitated of amorphous silica
0
3%, kandungan P2O5 0,98%, K2O 1,39%, MgO was dried at 80 C temperature and washed by
1,1%, CaO 0,83% dan lainnya 1,95%. Abu distiled water for ensure that undersirable metal ions
berwarna putih tersebut harus dimurnikan dari lost.
ion-ion logam dengan proses pengkelatan
dengan asam sitrat 5%, kemudian diekstraksi Keywords : rubber; amorphous silica; filler; fluidized
0
dengan larutan NaOH 1,5 N pada suhu 100 C bed combustor
dan diendapkan dengan menggunakan larutan
HCl 1 N pada suhu kamar. Silika amorf hasil Pendahuluan
d a r i p r o s e s p e n ge n d a p a n k e mu d i a n
dikeringkan pada suhu 80 0C dan dicuci Bahan pengisi (filler) carbon black banyak
dengan air suling untuk memastikan ion-ion digunakan untuk barang jadi karet yang
logam yang tidak diinginkan hilang. berwarna hitam atau produk yang tidak perlu
memperhatikan faktor warna. Sedangkan
Kata kunci : karet; silika amorf; bahan pengisi; untuk barang jadi karet yang menjadikan
fluidized bed combustor warna sebagai salah satu faktor penting pada
77
Warta Perkaretan 2016, 35 (1), 77-88
produk, dapat menggunakan filler yang metode FBC adalah efisiensi terhadap waktu
berwarna putih seperti silika yang bersifat produksi dan proses pemurnian. Silika amorf
menguatkan. Namun harga silika komersial hasil pembakaran masih mengandung
masih relatif mahal sehingga barang jadi karet beberapa oksida logam seperti Al2O3, Fe2O3,
yang diperkuat dengan silika menjadi tidak Na2O dan pengotor lainnya, sehingga silika
ekonomis. perlu dimurnikan dengan beberapa proses
Silika banyak terkandung dalam bahan seperti pengkelatan, ektraksi dan presipitasi.
alam salah satunya yaitu sekam padi. Sekam Tulisan ini membahas mengenai teknologi
padi mengandung silika aktif dengan kadar proses pembuatan silika amorf sebagai filler
cukup tinggi berkisar 87-97% berat (Sembiring barang jadi karet dari sekam padi
et al., 2011). Sekam padi merupakan produk menggunakan teknologi FBC, prinsip kerja
samping hasil penggilingan padi. Proses FBC hingga proses pemurnian silika amorf
penggilingan gabah kering giling (GKG) akan dari oksida logam. Diharapkan dapat memberi
menghasilkan 78% beras, beras pecah dan informasi mengenai teknologi pengolahan
bekatul, sedangkan 22% sisanya merupakan limbah sekam padi untuk menghasilkan
sekam padi (Aderolu et al., 2007). Jumlah yang material bernilai tinggi berupa silika amorf
demikian besar apabila tidak diolah dengan yang dapat dimanfaatkan sebagai filler produk
baik mengakibatkan sekam padi berpotensi barang jadi karet.
menjadi limbah pertanian yang memicu
timbulnya per masalahan terhadap Pembuatan Silika Dari Sekam Padi
lingkungan. Pemanfaatan sekam padi yang
umum dijumpai adalah dalam bentuk dedak Silika merupakan filler yang sangat baik
yang digunakan sebagai bahan pembuatan untuk karet alam dan polimer lainnya. Silika
pakan untuk ternak unggas dengan hargan yang digunakan sebagai filler mempunyai
yang relatif murah. Oleh karena itu sekam padi kemurnian tinggi (95-98%) (Ugheoke and
harus dapat dimanfaatkan secara langsung Mamat, 2012) dan harus mempunyai
maupun diubah melalui proses kimia yang kandungan karbon yang sesuai sehingga
sederhana menjadi produk material bernilai mampu menghambat deg radasi oleh
tinggi (Ekebafe et al., 2011). oksidasitermal dan cahaya. Silika adalah
Potensi kandungan silika yang cukup tinggi senyawa hasil polimerisasi asam silikat yang
dalam sekam padi, maka peluang untuk tersusun dari rantai satuan SiO4 tetrahedral
diproduksi menjadi material bernilai tinggi dengan formula umum SiO2 (Sulastri dan
seper ti filler sangatlah besar. Proses Kristianingrum, 2010). Bahan ini dapat
pengambilan silika alami dari sekam padi berstruktur kristalin dan amorf. Untuk silika
dengan cara cepat, efisien dan perolehan amorf pemakaiannya banyak digunakan
rendemen tinggi merupakan pilihan yang lebih sebagai bahan pengisi polimer, termasuk untuk
baik. Silika dapat diperoleh dari pembakaran karet. Sifat bahan pengisi ini dapat
sekam padi pada suhu tertentu untuk memperbaiki sifat mekanik produk karet yang
menghasilkan abu sekam yang kaya akan dihasilkan karena silika termasuk bahan
silika. Abu sekam dapat diproduksi dalam pengisi bersifat penguat.
jumlah besar secara kontinyu melalui Karakteristisasi silika sebagai filler karet
pembakaran yang terkendali pada suatu alat didasarkan pada ukuran partikel dan luas
pembakar, salah satunya menggunakan per mukaan spesifik. Penentuan luas
teknologi Fluidized Bed Combustor (FBC). FBC permukaan biasanya dilakukan dengan
merupakan teknologi serbaguna dengan metode adsorpsi nitrogen (BET) dan absropsi
berbagai keunggulan seperti hemat bahan minyak (oil absorption). Selain itu penentuan
bakar, suhu rendah dan emisi rendah pH dan komposisi kimia bahan juga
(Madhiyanon et al., 2011). Keuntungan yang diperlukan, sedangkan untuk penentuan
diperoleh bagi industri penghasil silika dengan ukuran partikel dapat dilakukan dengan SEM
78
Produksi silika amorf dari sekam padi untuk filler barang jadi karet menggunakan fluidized bed combustor
(Scanning Electron Microscopy) ataupun particle jam pada suhu 105 0C. Pada tahapan tersebut
size analyzer. warna sekam berubah dari kuning menjadi
Umumnya silika komersial untuk filler coklat. Sesudah proses pemanasan sekam
barang jadi karet dibuat dari campuran sodium dipisahkan dari larutan asam dan dicuci
silikat, asam hidroklorida dan ion logam. menggunakan air, kemudian selanjutnya
Pembuatan silika dari abu sekam padi pernah sekam dikeringkan dalam oven selama 24 jam
0
dilakukan oleh Chuayjuljit et al. (2001) dengan pada suhu 110 C. Sekam yang telah kering
terlebih dahulu sekam padi dicuci dengan air. dibakar dalam elektric furnace pada suhu 600 0C
Sekam yang telah dicuci dicampur dengan selama 6 jam hingga diperoleh abu putih yang
larutan asam HCl 0,4 M dengan perbandingan mengandung silika. Spesifikasi silika
100 gr sekam per satu liter asam kemudian komersial dan silika dari sekam padi hasil
dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit. penelitian Chuayjuljit et al. (2001) untuk filler
Campuran kemudian dipanaskan selama tiga barang jadi karet disajikan dalam Tabel 1.
79
Warta Perkaretan 2016, 35 (1), 77-88
tersebut, sehingga keadaan seperti ini disebut panas, siklon, penghembus udara (blower),
unggun diam (fixed bed). Apabila laju alir udara serta pematik bahan bakar.
tinggi, media padat perlahan-lahan akan Pada perancangan FBC diperlukan data
bergerak dan kemudian akan terurai satu sama rancangan untuk mengkaji hidrodinamika
lain berhamburan tersuspensi oleh aliran yang terjadi pada FBC. Perancangan FBC
udara yang melaluinya. selalu diawali dengan memperkirakan nilai
Fenomena fluidisasi pada partikel yang parameter dasar yang diperlukan dan
bersifat kohesive dapat ditingkatkan dengan diperkirakan berdasarkan pada sifat fisik
mencampur dengan material padat lainnya bahan yang akan dibakar. Sedangkan
sehingga menjadi sistem dua campuran parameter perancangan konstruksi FBC
padatan atau multi campuran padatan. meliputi perancangan bagian utama kolom
Biasanya digunakan material yang bersifat fluidized bed, plat pembagi aliran udara, bagian
inert seperti pasir dapat digunakan bersama atas kolom f luidized bed, siklon, alat
sekam padi. Karena pasir berfungsi untuk pengumpan (hoper dan screw feeder) dan
meningkatkan kualitas fluidisasi, perhitungan kebutuhan udara (Kumoro et al.,
pencampuran dan pemanasan, ser ta 2013). Beberapa penelitian mengenai FBC
perpindahan massa dari sekam padi yang berfokus pada parameter pembakaran,
dibakar dalam FBC (Kumoro et al., 2014). sehingga dalam perancangan FBC harus
Jenis pasir yang digunakan yaitu pasir yang memperhitungkan intensitas pembakaran, laju
tahan terhadap suhu pembakaran, tanpa fluidisasi minimum, kebutuhan udara, dan
mengalami pelunakan dan pelelehan. Banyak efisiensi pembakaran. Selain perhitungan
jenis pasir yang tahan pada suhu tinggi, salah tersebut di atas kinerja pembakaran seperti
satunya jenis pasir yang berasal dari letusan emisi gas pencemar, kandungan karbon dalam
gunung berapi karena pasir tersebut tahan abu, kehilangan kalor juga diperhitungkan
hingga suhu diatas 600 0C. (Armesto et al., 2002).
Teknologi FBC memiliki beberapa
keunggulan untuk digunakan sebagai Pembuatan Silika Amorf Menggunakan FBC
pembakar biomassa, antara lain kemampuan
untuk membakar bermacam jenis biomasa Sekam padi diumpankan melalui hopper,
tanpa menimbulkan efek samping. Berbagai kemudian dialirkan menuju kolom fluidisasi
bahan biomassa seperti sekam padi, bagas menggunakan screw conveyor yang digerakkan
tebu, maupun limbah hasil pertanian dapat oleh motor penggerak seperti yang disajikan
dibakar dalam FBC yang menghasilkan energi pada Gambar 1. Pada saat bersamaan udara
maupun produk abu yang dapat dimanfaatkan primer dialirkan pada bagian bawah kolom
untuk berbagai keperluan. Pembakaran sekam fluidisasi melalui plat pembagi aliran udara,
padi menggunakan FBC menunjukkan bahwa sedangkan udara sekunder dialirkan pada
kecepatan, kesinambungan dan kemampuan saluran umpan masuk menuju kolom untuk
menghasilkan energi proses sendiri sangat menghindari semburan api masuk dalam
menjanjikan. Sehingga sekam padi yang saluran umpan (Madhiyanon et al., 2010),
dibakar menggunakan FBC dapat sekaligus menghindari ter jadinya
menghasilkan abu yang mengandung 93% penyumbatan sehingga aliran sekam padi
silika amorf dan hanya 2,1% arang (Martinez menuju kolom berjalan baik serta berperan
et al., 2009). sebagai udara pembakar tambahan.
Beberapa desain FBC telah dibuat, namun Sekam padi dibakar dalam kolom fluidisasi
prinsip kerjanya sama. Salah satu contoh FBC perlahan-lahan hingga mencapai suhu
0
seperti Gambar 1 terdapat beberapa bagian pembakaran antara 600-700 C sampai
yaitu kolom fludisasi yang berisi media pasir menjadi abu, dengan laju alir udara tertentu
yang terletak pada bagian dasar kolom, bagian abu tersebut terbang berhamburan dan
pengumpan (hopper), cerobong keluar gas mengalir keluar kolom FBC melalui siklon.
80
Produksi silika amorf dari sekam padi untuk filler barang jadi karet menggunakan fluidized bed combustor
GAS BUANG
INSULATOR
(Calcium silica board)
KOLOM FLUIDISASI
HOPPER
ABU
SCREW
CONVEYOR
MOTOR
PENGGERAK
T6
T5
PEMBAKAR
PENCATAT T4 KEDUA
DATA
T3
UDARA PRIMER
T2
T1 FLOWMETER
LPG
BLOWER
Gambar 1. Ilustrasi Fluidized bed combustor (FBC) untuk membakar sekam padi
Gas hasil pembakaran dalam FBC keluar a. Kebutuhan Udara Pada FBC
melalui cerobong gas buang. Suhu gas buang Perhitungan kebutuhan udara dan
yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai kelebihan udara pembakar sangat diperlukan
sumber panas untuk berbagai keperluan, salah pada proses pembakaran dalam FBC, karena
satunya untuk proses pengeringan. Sepanjang berpengaruh terhadap efisiensi pembakaran
kolom fluidisasi dilapisi insulator untuk FBC. Pada saat proses pembakaran, bahan
menjaga panas tidak terbuang ke lingkungan baku sekam padi harus kering dan mempunyai
sekitar, sehingga suhu pembakaran tidak turun kadar air yang rendah karena sangat
dan pembakaran lebih maksimum. Beberapa berpengaruh terhadap proses pembakaran
faktor utama yang harus diperhatikan dalam (Simorangkir et al., 2010). Kelebihan udara
proses produksi silika amorf dengan mempengaruhi panas dan kinerja keseluruhan
menggunakan FBC antara lain sebagai berikut FBC, karena dengan meningkatnya persen
: kelebihan udara efisiensi pembakaran akan
81
Warta Perkaretan 2016, 35 (1), 77-88
Gambar 2. Pola aliran dan pencampuran dalam Fluidized bed combustor (Sumber Bar-Meir, 2013)
82
Produksi silika amorf dari sekam padi untuk filler barang jadi karet menggunakan fluidized bed combustor
83
Warta Perkaretan 2016, 35 (1), 77-88
Tabel 2. Komposisi mineral abu sekam padi (%) dari berbagai varietas padi di Indonesia yang
0
dibakar menggunakan FBC pada suhu 500-600 C
Mineral Cisadane Gogo Ciherang IR-36
SiO2 96,23 97,0 96,95 97,35
P2O5 0,38 0,3 0,34 0,38
K2 O 1,3 0,8 0,94 0,09
MgO 0,3 0,3 0,30 0,23
CaO 0,62 1,1 0,54 0,68
Al2O3 0,5 0,3 0,67 0,56
Fe2O3 0,05 - 0,07 0,08
Na2O 0,3 0,2 0,11 0,13
Lainnya 0,32 - 0,08 0,34
1
Sumber : Kumoro et al. (2014)
0
Gambar 3. Abu sekam padi hasil pembakaran menggunakan FBC suhu 500-600 C
84
Produksi silika amorf dari sekam padi untuk filler barang jadi karet menggunakan fluidized bed combustor
+ +
Abu sekam padi setelah melalui proses listrik 3 dan 4 yang terjerap pada permukaan
pengkelatan menggunakan asam sitrat silika dengan ikatan kuat. Ion logam tersebut
kemudian diekstraksi menggunakan larutan terjebak dalam kerangka silika selama masa
NaOH pada suhu didihnya (100–102 0C). Agar pengendapan (presipitasi) larutan silikat (Iler,
ekstraksi dapat berjalan dengan optimal, maka 1979). Terdapatnya besi dan mangan ini
beberapa variabel proses ekstraksi harus berpengaruh terhadap luas permukaan,
diperhatikan, seperti ukuran partikel (sekam porositas dan ukuran partikel silika. Untuk
padi/abu sekam padi), rasio antara volum menghilangkan pengotor tersebut, silika perlu
larutan pengekstrak dengan massa bahan baku dicuci kembali menggunakan air suling untuk
(sekam padi/abu sekam padi), laju m e n i n g k a t k a n l u a s p e r mu k a a n d a n
pengadukan, pH, dan suhu (Kumoro et al., kandungan ion Na, K, Fe dan Ca semakin
1
2010; Kumoro et al., 2012). Menurut Kumoro rendah. Sebelum dicuci dengan air suling,
et al. (2014), konsentrasi larutan NaOH yang silika dikeringkan terlebih dahulu dengan
optimum adalah 1,5 N atau lebih tinggi, tujuan untuk menghilangkan kadar air
namun perlu dibatasi karena berhubungan sekaligus membantu membuka kerangka
dengan biaya proses dan peralatan proses silika. Terbukanya kerangka silika akan
dapat bertahan hingga waktu yang lebih semakin mudah melepaskan ion-ion logam
panjang. Setelah proses pelarutan kemudian yang terjebak pada waktu proses pencucian.
dilanjutkan dengan proses pengendapan Proses pengeringan dapat dilakukan pada
0
(presipitasi) dengan menambahkan larutan HCl suhu 80 C selama 12 jam hingga kadar airnya
1 M pada suhu kamar (28 0C) (Kalapathy et al., 2,5 – 3%. Proses pengeringan kemudian
2000). dilanjutkan dengan pencucian menggunakan
Abu sekam padi yang sudah dikelat dan air suling menghasilkan silika amorf dengan
diendapkan masih terdapat ion logam seperti luas permukaan 287 m2/g (1Kumoro et al.,
besi dan mangan yang mempunyai muatan 2014).
Gambar 4. Silika amorf dari abu sekam padi setelah proses pemurnian
85
Warta Perkaretan 2016, 35 (1), 77-88
86
Produksi silika amorf dari sekam padi untuk filler barang jadi karet menggunakan fluidized bed combustor
Kumoro, A.C., D.A. Nasution,dan A. Cifriadi. Marwati, T., Rusli, M.S., Noor, E., dan
(2013, Desember 12). Pengembangan Mulyono, E. (2005). Pemurnian mutu
fluidized bed combustor dengan efisiensi minyak daun cengkeh melalui proses
pembakaran tinggi untuk recovery silika dari pemurnian. Jurnal Pascapanen, 2(2), 45-52.
limbah sekam padi sebagai filler karet alami. Pahlepi, R., Sembiring, S., dan Pandiangan,
Laporan Akhir Penelitian Kerjasama K.D. (2013). Pengaruh penambahan MgO
Kemitraan Penelitian dan Pengembangan pada SiO2 berbasis silika sekam padi
Pertanian Nasional. terhadap karakteristik komposit MgO-SiO2
1
Kumoro, A.C., D.A. Nasution, dan A. dan kesesuaiannya sebagai bahan
Cifriadi. (2014, Desember 5). Pengembangan pendukung katalis. Jurnal Teori dan Aplikasi
potensi pemanfaatan silika amorf dari abu Fisika, 1(2), 161-169.
sekam padi sebagai filler karet alami. Laporan Paudel, B, and Feng, Z.G. (2013). Prediction
Akhir Penelitian Kerjasama Kemitraan of minimum fluidization velocity for binary
Penelitian dan Pengembangan Pertanian mixtures of biomass and inert particles.
Nasional. Powder Technology, 237, 134 – 140.
Kumoro, A.C., Nasution, D.A., Cifriadi, A., Rozainee, M., Ngo, S.P., Salena, A.A., and
Purbasari, A., and Falaah, A.F. (2014). A Tan, K.G. (2008). Fluidized bed
new correlation for the prediction of combustion of rice husk to produce
minimum fluidization of sand and amorphous siliceous ash. Energy Sustainable
irregularly shape biomass mixtures in a and Development, 11, 33-42.
bubbling fluidized bed. International Journal Sembiring, S., Kusuma,V., Ridwan, I.M., &
of Applied Engineering Research, 9(23), 21561- Halomoan, H. (2011). Sintesis karet alam
21573 berpenguat nano silika sekam padi sebagai
.Madhiyanon, T., Sathitruangsak, P., and bahan rubber seal tabung gas elpiji. Prosiding
Soponronnarit, S. (2010). Combustion Seminar Nasional Sains & Teknologi-IV,
characteristics of rice-husk in a short- Bandar Lampung, November 2011.
combustion-chamber f luidized-bed Sembiring, S., dan Simanjutak, W. (2012). X-
combustor (SFBC). Applied Thermal ray diffraction phase analyses of mullite
Engineering, 30, 347-353. derived from rice husk silica. Makara Journal
Madhiyanon, T., Sathitruangsak, P., and of Science, 16(2), 77-82.
Soponronnarit, S. (2011). Co-firing Simorangkir, H., Irzaman, Darmasetiawan,
characteristics of rice husk and coal in a H., Yani, A., Amas, dan Musiran. (2010).
cyclonic fluidized-bed combustor (-FBC) Kajian efisiensi energi tungku sekam
under controlled bed temperatures. Fuel, berdasarkan jumlah, bentuk, dan ukuran
90(6), 2103-2112. sirip yang dipasang. Prosiding Seminar
Martinez, J.D., Vasquez, T.G., Junkes, J.A., Nasional Fisika, Bandung, Mei 2010.
and Hotza, D. (2009). Characterization of Sulastri, S dan Kristianingrum, S. (2010).
ash from combustion of rice husk in a Berbagai macam senyawa silika : sintesis,
fluidized bed reactor. Quimica Nova, 32(5), karakterisasi, dan pemanfaatan. Prosiding
1110-1114. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan
Martínez, J.D., Pineda, T., López, J.P., and Penerapan MIPA, Yogyakarta, Mei 2010.
Betancur, M. (2011). Assessment of the rice Taib, M.R., Kumoro,A.C., &Tan, K.G. (2001).
husk lean-combustion in a bubbling Fluidized bed technology : it's Challenges in
fluidized bed for the production of industrial applications. Proceeding of
amorphous silica-rich ash. Energy, 36(6), Symposium of Malaysian Chemical Engineers,
3846-3854. The Institution of Malaysian Chemical
Engineers. Johor Bahru, September 2001.
87
Warta Perkaretan 2016, 35 (1), 77-88
88