Anda di halaman 1dari 7

Jum4l Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No.

1 Wffi ARTIKEL PENELITIAN

IMPLEME]\TASI PELAYANAN IBU HANITL (K4) OLEH BIDAN


BERDASARKAN SPM DIPUSKBSMAS SILUNGKAI\G

Andriani*Edison* *tili Gracediani* *

ABSTRAK

Pel ayanatibu hamil K4 (cakupan K4) merupakan cakupan pelayanan antenatal secara lengkap yang
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pelayanan penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah
implementasi pelaynan ibu hamil dalam kontek K4 oleh bidan berdasarkan SPM di Puskesmas Silungkang tahun
20l2.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rnenggunakan metode pendekatan system. Teknik
pengumpulan datapadapenelitian ini adalah melalui wawancara mendalam,focus group discussion, observasi,
dan studi dokumentasi yang dilaksanakan.Validitas data menggunakan standar kredibilitas, transferabilitas,
dependabilitas, dan confirmabilitas. Analisa data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa cakupan K4 yang dilaporkan belum sesuai dengan SPM. Disarankan kepada
Puskesmas Silungkang segera membenahi semua komponen dengan cara membuat kebijakan, menempatkan
bidan di Puskesmas Pembantu Sei Cacang, melaksanakan supervisi fasilitatif oleh bidan koordinator, melibatkan
kader posyandu pada kegiatan kelas ibu hamil dan program P4K dengan stiker, feed backlaporan pelayanan ibu
hamil dalamkontekK4.

Kata Kunci : Pelayanan,Ibu Hamil, K4, SPM

ABSTRACT

Antenatal care K4 (K4 scope) was a complete antenatal care coverage that meets the minimum service
standards (SPM).. This study was aimed to see the implementation of maternal care in context of K4 by midwife
base on Minimum Service Standards in Silungkang Public Health Center 2012.This study was qualitative
research with approach of system. Data collection techniques in this study were in-depth interviews,/acus group
discussions, observation, and documentation studies conducted. The validity of data using the standard
credibility, transferability,dependability,and confirmabilitas. Data analysis consisted of data reduction, data
display and.conclusion. The research results of K4 scope that been reported has not in accordance with the SPM.
The suggestion for Silungkang Public Health Center to immediately fix all the components in a way to make
policy, putting midwives at health center of Sei Cacang, implement facilitative superuision by midwives
coordinator, involving posyandu cadre on classroom activities and programs P4K of pregnant women with
stickers, feedbackreports of antenatal care in the context ofK4

Keyword :Maternal Care, K4, Minimum Service Standards

Pendahuluan pada tahun 2015.'


Angka kematian ibu dan angka kematian bayi Kematian ibu dapat dicegah dengan tiga
merupakan indikator penting dalam menentukan L terlambat untuk mengenal tanda
terlambat yaitu:
status derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan bahaya dan membuat keputusan untuk segera
kesepakatan global Millenium Development Goals mencari pertolongan ; 2. terlamb at dalam mencapai
(MDGs) tahun 2000 diharapkan angka kematian ibu fasilitas pelayanan kesehatan; 3. terlambat di
menurun sebesar tiga per empatnya dalam kurun fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat
waktu 1990-201 5 dan angka kematian bayi menurun pertolongan yang dibutuhkan.l
sebesar dua per tiganya dalam kurun waktu 1990- Upaya untuk mempercepat penurunan
2015. Berdasarkan hal itu, Indonesia mempunyai angka kematian ibu telah dimulai sejak akhir tahun
komitmen untuk menurunkan angka kematian ibu 1980-an melalui program Safe Motherhood
dari 390 per 100.000 kelahiran hidup menjadi lO2 Initiative yang dikenal dengan empat pilar terdiri
per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian dari: 1. keluarga Berencana; 2. asuhan antenatal; 3.
bayi dari 68 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup persalinan bersih dan aman; 4. pelayanan obstetri

*Lulasan.S2 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unand (e-mail : aan_saswedi@yahoo.co.id)


** Stafpengajar 52 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

27
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1

esensial. Pada akhir tahun 1990-an secara kemampuan manajemen ataupun kelangsungan
konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk program Kesehatan Ibu dan Anak.'
menajamkan strategi dan intervensi dalam Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (cakupan
menurunkan angka kematian ibu yaitu Making K4) merupakan salah satu indikator dari Standar
Pregnancy Sa/er (MPS) yang dicanangkan oleh Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
pemerintah Indonesia pada tahun 2000. Strategi Indikator standar pelayanan minimal adala\ tolok
MPS ini memfokuskan pada tiga pesan kunci yaitu: ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
l. setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran
terlatih; 2. setiap kotnplikasi obstetri dan neonatal yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu
mendapat pelayanan yang adekuat; 3. setiap wanita standar pelayanan minimal tertentu, berupa
usia subur memprmyai akses terhadap upaya masukan, proses dan atau manfaat pelayanan (7).
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan Cakupan K4 juga merupakan salah satu indikator
penaganan komplika ri ke guguran.' pada tujuan MDGs yang ke lima yaitu meningkatkan
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kesehatan ibu. Target cakupan K4 pada tahun 20 1 5
merupakan salah satu prioritas utama pembangunan adalah 95Yt. Cakupan K4 yang diberikan oleh
kesehatan di Indonesia. Program kesehatan ibu dan petugas kesehatan atau bidan sesuai standar
anak ini bertanggung jawab terhadap pelayanan dan pelayanan minimal akan berdampak pada
perneliharaan kesehatan bagi ibu hamil, ibu penurunan angka kematian ibu dan bayi.
melahirkan, ibu meneteki, bayi, anak balita, dan Penacapaian cakupan K4 berdasarkan standar
anak pra sekolah (l). Tujuan program kesehatan ibu pelayanan minimal dapat didukung dengan
dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup beberapa kegiatan seperti kelas ibu hamil, buku
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program
optimal, bagi ibu dan keluarga untuk menuju Norma Ferencanaan Pencegahan Persalinan dan
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera G\TKKBS) Komplikasi (P4K) dan pemberdayaan masyarakat.
serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk Menurut profil kesehatan Indonesia tahun
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang 2009, hasil pencapaian cakupan K4 di kawasan
merupakan landasarr bagi peningkatan kualitas South East Asia Regional Offices (SEARO) yang
manusia seutuhnya.t tertinggi adalah Negara Korea Utaru yaitu 95%o,
Antenatal care merupakan pelayanan diikuti oleh Maladewa (9lYo), dan yang terendah
kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga adalah Bangladesh (21%). Sedangkan pencapaian
profesional yang mtrliputi pemeriksaan kehamilan cakupan K4 di Negara ASEAN yang tertinggi adalah
dengan standar trtelayanan minimal 4 kali Indonesia yaifi 81% dan yang terendah adalah
pemeriksaan selama kehamilan yaitu 1 kali pada Negara Kamboja yaitu 27%. Negara Brunei
trimester satu, I kali pada trimester dua dan 2 kali Darussalam, Laos, Malaysia dan Singapura
pada trirnester tiga. Ifemeriksaan antenatal pada ibu merupakan negara di ASEAN yang tidak ada data
hamil dapat mendeleksi kelainan sedini mungkin tentang hasil pencapaian cakupan K4
sehingga diharapkarr ibu dapat merawat dirinya Berdasarkan laporan tahunan Dinas
selama hamil dan rnempersiapkan persalinannya" Kesehatan Provinsi Sumitera Barat tahun 2011,
Pentingnya pelayaniin antenatal ini karena setiap pencapaian cakupan K4 masih jauh dibawah target
kehamilan dapat berl<embang menjadi masalah atau yang ditetapkan, dimana cakupan K4 sebesar 8l,5yo
komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu dibandingkan dengan target provinsi yaitu sebesar
hamil memerlulian pemantauan selama 86% (9). Sedangkan hasil Riskesdas 2010 cakupan
kehamilannya.u K4 Provinsi Sumatera Barat adalah 54,7yo. Dari data
Antenatal Care (,A,NC) yang adekuat diatas terlihat adanyaperbedaan yang sangat jauh
ditunjukkan dengal salah satu indikator yang sekali. Pencapaian cakupan K4 di Kota Sawahlunto
terdapat dalam suatlr sistem pemantauan wilayah tahun 2011 sebesar 88,7yo dan di Puskesmas
setempat program lilA yaitu indikator cakupan Silungkang pencapaian cakupan K4 tahun 2011
pelayanan ibu hanril (cakupan K4). Indikator adalah 89,50 , pencapaian cakupan K4 ini masih
cakupan K4 menrpakan cakupan pelayanan dibawah target Kota Sawahlunto sebesar 9lYotahun
antenatal secara lengkap (memenuhi standar 2011. Dengan demikian hasil pencapaian cakupan
pelayanan dan frekrensi kunjungan yang sesuai K4 masih perlu ditingkatkan seoptimal mungkin
dengan waktu './ang ditetapkan), yang sehingga target pencapaian cakupan sebesar 95oZ
menggambarkan tingkat perlindungan pada ibu pada tahun 20 1 5 dapat terwuj ud.'o
hamil di suatu wilayirh, disamping menggambarkan Pencapaianprogram kesehatan ibu dan anak

28
Jurnal l(t:sehatan ir,4asvaraliai, Scpicrnbtr 20il - Mrrct 2014, Vol. g, IJo. I

di Puskesmas Silungkang dalam dua tahun terakhir sampai Oiitober 2012. Penentuan informan
masih dibawah target. Indikator prgram kesehatan penelitian dilakrrkan seeara ptu"posive sampling,
ibu dan anak tersebut adalah jumlah kematian ibu (secara sengaja) rlengarr prinsip kesesuaian
'terjadi peningkatan dari pada tahun 2010 menjacli I (appropriotenes's) dan liccukupan (adeErasi)".
orang pada tahun 2011, kematian bayi berjumlah 4 lnfbrman penelirian \\.a!\,aucara rnencialarrr
orang pada tahun 2010 dan 2011, kejadian anemia beriurnlah l9 orang" F G tl dilahrkan pada kelompok
pada cakupan K4 terj adi peningkatan dari 5,7 o/o pada ibu harnil clan kelornpok kader. posyandu rji tiap
tahun 2010 menjadi ll,2yo pada tahun 2011, ibu desa, obscn,asi dilakukan kepada bidan ).,ang
hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) terjadi mernt;crikan pelayanan pada ibu harnil, dan studi
peningkatan dari 0,5Yo tahun 2010 menjadi 5,3% dokunrenlasi dilakukan pada dokumen yang
pada tahun 2011, kejadian persalinan komplikasi berhubungan tlerigan cnkupan I(4. Validitas data
terjadi peningkatan dari l},lYo pada tahun 2010 nrenggrurakan standar kredilrilitas, transferabilitas,
menjadi 27,4oA pada tahun 2011 danjumlah bayi dependabilitas, dan confimrabilitas. Analisa data
berat lahir rendah terjadi peningkatan dari 8 orang terdiri dari redtiks;i data, pe nyajian data dan
(3,8%) rnenjadi 14 orang 16,1;, p-encapaian cakupai kcsirnpulan.
pelayanan ibu hamil (cakupan K4) terjadi penurunan
dari 2ll orang ( 1 0 1 %) pada tahun 20 I 0 menj adi I 87 IIasil dan Penibahasan
orang (89,5%o) pada tahun 20 ll .'o Input
Hasil studi dokumentasi di wilayah kerja Kebijakan
Puskesmas Silungkang tentarg cakupan K4,buh*a lmplernentasi pelei,anan rbu hamil dalam
pencapaian cakupan K4 pada bulan Januari dan kontcl< K4 oleh bidan trerdasarkarr stanclar
Februari tahun 2012 adalah 34 orang. Cakupan K4 pelayanan ntinirnal di Puskcsr)as Silungkang
yang memenuhi standar pelayinanTT dan rnengacu kcpada pctrrniuk teknis yang dtkeluarkan
frekuensui kunjungan berdasarkan standar oleh l(eurcnkes Rl d.ul target yang telah ditetapkan
pelayanan minimal hanya satu orang (2,94%). Hal oleh Dinas Keseh;rtan Llait Sosial Kota Sawahlunto
ini disebabkan karena tidak lengkapnya pencatatan yang seltarusuy,a pedoural ini dituangkan kembali
hasil pelayanan ibu hamil dan *it t" kunjungan ibu lebih ianjut rnenjadi petr:njuk operasional dengan
hamil dalam kontek K4padakohort ibu. Kohort ibu keputusan kepala pr.rskesrnas. Hal ini tidak
merupakan sumber data untuk membuat rekapitulasi dilaksanakan oleh ['irskesmas Silungkang karena
cakupan K4, sehingga akan berpengaruh terhadap puskesntas rnenrpakan rrnit pelaksana teknis dinas
kualitas maupun kuantitas dari pelayanan ibu hamil kesehatan liabupatcnikota sehitrgga segala sesuatu
dalam kontek K4, kebijakan progranl nterlr.ulggu dari Dtnas Kcsehatan
Permasalahan diatas merupakan kendala pada dan Sosial Kota Saii'ahlunto dan pada rapat evaluasi
implementasi pelayanan ibu hamil dalam kontek K4 pro-qram titlak ada mer-nbahas tentang kebrjakan
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), se1 ta instrulisi untrrk r-trerxt]uar liebijakan
untuk itu perlu dilakukan analisis implementasi operasionai untuk rnelalisauakan suatu program.
terhadap implementasi pelayanan ibu hamil dalam yang akitrarrr),a merrin:ltullran persepsi yang berbeda
kontek K4 oleh bidan berdasarkan SPM di antar petugas tentang standar pelayanan dan
Puskesmas Silungkang. Berdasarkan uraian diatas kunjungan ibu lrarnil dalarnkorrtek I(4.
perlu dil ihat bagaimanakah implementasi pelayanan Ilasil penelitran ini lrarnpir sanra deugan
ibu hamil dalam kontek K4 oleh bidan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasanbasn yang
SPM di Puskesmas Silungkang t ahun2}12. nreneiiti tentang prograrn kesehatan ibu dan anak di
Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan puskesmas studi fungsi Dinas Kcsehatan l(eerom
menganalisa sehingga mendapatkan pernahanan Papua 3,ang rnenyirnpulkan tratiwa kebijakan 1,ang
yang nendalam tentang implementasi pelayanan ibu dilaksanatrcan oleh pirskesmas lnengacLl kepacia
hamil dalam kontek K4 oleh bidan berdasarkan SpM target pencapaian prograrn keschatan ibu dan anak
di Puskesmas Silungkang tafu;rr-2}l2. yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Keerom
, Papua.''
Metode Keinenteria n ltcseiratan telah mengeluarkan
Penelitian ini menggunakan metode pedornan sebagai pemnjLrk pelaksanaan pelayanan
kualitatif dengan pendekatin system.Teknik pada ibu hamil dalam kontek K4 Nomor.
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara 828/lUE|,lKESi SK/IXi 2008 tentang Petunjuk
mendalam, focus group discussion, observasi; dan Teknis Stanclar I'e1a1,3p3n lv{inimal (SPI\4) Bidang
sfudi dokumentasi yang dilaksanakan di wilayah Keseltatan di Kahrrpatcn/Kota. Pedontan ini
kerja Puskesmas Silungkang mulai bulan Mei menegaskan balilvapclayanan pada ibu hanlil dalam

29
Jumal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. 1

kontek K4.dengan standar pelayanan 7T dan anak termasuk pelayanan ibu


kesehatan ibu dan
kunjungan minimal 4 kali. Pedoman ini juga hamil dalam kontek K4. Tenaga bidan yang
diperuntukkan sebagai pedoman yang bertujuan memberikan pelayanan ibu hamil dalam kontek K4
untuk rnemberikan acuan bagi pemerintah pusat, di Puskesmas Silungkang secara kuantitas telah
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah mencukupi, namun perlu pendistribusian bidan yang
Kabupaten/Kota dan pihak yang terkait dengan merata ke puskesmas pembantu yaitu di Sei Cacang.
penyelen gg ar aan p elay anan ibu harni I dalam kontek Tenaga bidan yang ada secara kualitas belum
K4.' memadai untuk memberikan pelayanan pada ibu
Petunjuk operasional merupakan kebijakan hamil dalam kontek K4. Adanya perbedaan persepsi,
yang dikeluarkan oleh kepala puskesmas yang pemahaman dan kemampuan klinis yang bervariasi
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan setiap terkait pelaksanaan pelayanan ibu hamil dalam
kegiatan pelayanan di Puskesmas Silungkang. kontek K4 oleh bidan sehingga diperlukan
Petunjuk operasional ini dikeluarkan oleh kepala pembinaan dalam bentuk penyeliaan (supervise)
puskesmas yang mengacu kepada pedoman yang fasilitatif oleh bidan koordinator tingkat kota dan
dikeluarkan oleh institusi yang lebih tinggi.Tujuan puskesmas. Supervisi (penyeliaan) fasilitatif oleh
dijabarkannya petunjuk ini ke dalam keputusan bidan koordinator mempunyai tujuan untuk
kepala puskesmas adalah untuk menyesuaikan mengetahui kineda bidan pada teknis pelayanan dan
pedoman yang ada dengan kondisi operasional manajemen program kesehatan ibu dan anak
puskesmas itu sendiri.Oleh sebab itu petunjuk termasuk keterampilan dan pengetahuannya.
operasional yang dikeluarkan oleh kepala Kegiataan penyeliaan yang dilakukan mengacu pada
puskesmas untuk setiap kegiatan menjadi penting upaya perbaikan mufu yang sistematis, terarah serta
dalam setiap jenis pelayanan kesehatan yang berkesinambungan. Hasil dari penyeliaan
diberikan oleh petugas kesehatan di puskesmas. (supervisi) fasilitatif oleh bidan koordinator adalah
diketahuinya tingkat kepatuhan bidan terhadap
Tenaga standar pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk
Implementasi pelayanan ibu hamil dalam pelayanan antenatal sesuai dengan panduan yang
kontek K4 oleh bidan berdasarkan SPM di telah ditetapkan.
Puskesmas Silungkang ditemui bahwa pelaksanaan
pelayanan ibu hamil dalam kontek K4 di Puskesmas Dana
Silungkang didukung dengan jumlah tenaga bidan Implementasi pelayanan ibu hamil dalam
yang cukup, tetapi masih ada puskesmas pembantu kontek K4 oleh bidan berdasarkan SPM di
yang tidak ada bidan. Hal ini disebabkan karena Puskesmas Silungkang didukung oleh jumlah dana
pendistribusian bidan belum merata yang terlihat yang cukup. Dana ini berasal dari Kemenkes RI dan
bahrva bidan di Puskesmas Silungkang berjumlah 4 APBD Kota Sawahlunto seperti Bantuan
orang, di Pustu Muaro Kalaban berjumlah dua Operasional Kesehatan, Jamkesmas, Jamkesda,
orang, sedangkan di Pustu Sei Cacang tidak ada Jampersal, DAK, danAPBD Kota Sawahlunto.
bidan. Secara kualitas tenaga bidan yang Dana untuk implementasi pelayanan ibu
mernberikan pelayanan pada ibu hamil dalam hamil dalam kontek K4 berasal dari Anggaran
kontek K4 di Puskesmas Silungkang belum Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota
optimal.Hal ini disebabkan karena masih adanya Sawahlunto tahun2}l2 adalah kemitraan bidan dan
perbedaan definisi operasional dan kesenjangan atau dukun, pengadaan buku KIA, pelatihan Asuhan
pemahaman yang belum lengkap pada petugas Persalinan Normal, dana Pemberian Makanan
terkait pelayanan ibu hamil dalam kontek K4. Tambahan (PMT) untuk ibu hamil miskin yang
Hasil penelitian ini hampir sama dengan anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK),
penelitian yang dilakukan oleh Hasanbasri yang pelaksanaan operasinoal puskesmas, pusfu dan
meneliti tentang program kesehatan ibu dan anak di polindes, Jamkesda, dan dana Jaminan
puskesmas studi fungsi Dinas Kesehatan Keerom Pemeliharaan Kesehatan Masyarkat (JPKM).
Papua yang menyimpulkan bahwa dari segi kualitas Sedangkan yang berasal dari Bantuan Operasional
sumber daya manusia untuk pengelolaan progran Kesehatan adalah kunjungan rumah dalam rangka
KIA Dinas Kesehatan Keerom belum memadai ( I 2). pemantauan ibu hamil resiko tinggi dan pemasangan
Bidan merupakan salah satu tenaga stiker P4K, pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil.
kesehatan yang memiliki posisi penting dan Dana Jampersal untuk ibu hamil, ibu bersalin dan
starategi terutama dalam pelaksanaan program kunjungan neonates dan ibu nifas.

30
Jurnal Kesr'haiari illas;rarirkat, Scpiember 20i3 - h,,iarlt 201,i, Vol. 8, l.io. I

Sarana dan Prasarana mcmerlukan s*rlikitnya ernpat kali kunjungrn


Sarana dan prasarana yang mendukung selama periode kehamilan. Standar rvaktu
yang mendukung pelaksanaan pelayanan ibu hamil kunjLrngan antcnatal terschut ditentr:kan untuk
dalam kontek K4 sudah ada seperti peralatan untuk n-renjamin mutu pelayanau clan menjamin
pelayanan ibu hamil yaitu ANC kit, ketersediaan perlindungarr kepada ibu haniil, bcrupa deteksi dirri
buku KIA, kartu ibu, kohort ibu dan alat transportasi faktor resrko, pencegahan dan penanganan
petugas untuk kelapangan yaitu Puskel, kendaraan konrphkasi.
roda dua, namun peralatan ANC kit yaitu alat hb
sahli masih kurang di tingkat Puskesmsa Pembantu Pelayanan lbu Harnil dengnn 7T
Muaro Kalaban dan Puskesmas Pembantu Sei lmplementasi pelal,3psn pada ibu harril
Cacang karena alat sudah rusak sejak tahun 2011 dalani kontek K4 oleh bidan berdasarkan SPN{ cli
sehingga setiap ibu hamil yang akan diperiksa kadar Puskesrnas Silungkang, pela;,anan y,ang diberikan
hbnya, maka harus dirujuk ke Puskesmas adalali pelayanan dengan 7T, nainun masih ada
Silungkang.Puskemas Silungkang tidak bidan yang tidak mengisi hasil pelayanan yang
menyediakan atau memfasiliatsi untuk peng adaan diherikan pada itru hamil di buku KIA dan Kohort
alat hb sahli tersebut, hal ini disebabkan karena tidak ibu.
ada dalam perencanaan dan keterbatasn anggaran Pclayanan antenatal merupakan eara
puskesmas, sehingga pembelian alat yang baru monitor dan rnendukung kesehatan ibu hamil
kurang mendapat perhatian dan hanya menunggu nonnal dan ri-iendeteksi komplikasi. Pelayanan
dari Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Sawahlunto. antenatal penting untrik menjamin bahwa proses
Puskesmas Silungkang telah mengirim surat alamiah dari keharnilan berjalan normal dan tetap
permintaan untuk pengadaan alat Hb Sahli sebanyak demikian seterusrrya. Kehamilan tlapat berkembang
satu unit di Puskesmas Pembantu Muaro Kalaban menjadi masalah atau kornplikasi setiap saat dan
danPuskesmas Pembantu Sei Cacang. setrap kehaurilan membawa resiko bagi ibuo.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil Kebijakan program dalarn pelal,anan antenatal
penelitian analisis kualitas antenatal oleh bidan di adalah dengan standar pelayanan 7T. Pelayanan itru
puskesmas di Kabupaten Purbalingga oleh Dhiah hamil dengan 7T dapat mendeteksi resiko pada ibu
Farida Ariyanti (2010) yang menyatakan bahwa hamil dan dapat memberikan intervensi berdasarkan
sarana dan prasama yang mendukung pelaksanaan resiko ),ang ada pada ibu harnil. Standar pelayanan
pelayanan antenatal sudah lengkap. Ada salah satu dengan Tf ini terdiri dari: a. Tirnbang berat badan
puskesmas belum lengkap sarana dan prasarananya, dan ukur tinggt badan, b, Uliur tekanan darah, c.
maka untuk melengkapi kekurangan tersebut Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian
puskesmas mengajukan permintaan ke Dinas tetanus toxoid. d.Ukur tinggi tiinclus uteri, e.
Kabupaten.'' Pemberian tablet besi (90 tablet selamankehamilan),
f. Ternu wicara (konseling dan komunikasi
Proses interllersonal), g. "l'es laboratoriurn sederhana (hb,
Waktu Kunjungan Ibu Hamil Minimal empat protein urin) dan atau berclasarkan indikasi (HbsAg,
kali Sifi lis, HIV, Malaria, 1'BC).'
Implementasi pelayanan ibu hamil dalam
kontek K4 berdasarkan SPM di Puskesmas Pemberdayaan Masyarakat
Silungkang pada waktu kunjungan ibu hamil yaitu Peran serta dan upaya yqng telah dilakufa4
Kl pada trimester sattt,K2 pada trimester dua, dan oleh masyarakat unruk pelayanan ibu hamil dalam
kontak K3 dan K4 pada trimeseter tiga, usia kontek K4 di wilayah kerja Puskesmas Silungkang
kehamilan pada kontak K3 dan K4 bervariasi pada sudah ada yaitu adanya kehadiran ibu hamil pada
setiap petugas. Masih ada ibu hamil yang kontak saat pelaksanaan kegiatan posyandu, adanya
pertama diatas usia kehamilan tiga bulan, sehingga Gerakan Sayang Ibu (GSI), kunjungan rumah ibu
waktu kunjungan ibu hamil dalam kontek K4 yang hamil apabila ibu hamil tidak mau kontak dengan
dilaporkan oleh bidan belum sesuai dengan SPM. petugas kesehatan. Kurangnya kehadiran ibu hamil
Setiap wanita hamil menghadapi risiko pada kegiatan kelas ibu hamil, hal ini disebab|<an
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. World karena petugas kesehatan tidak mengundang seluruh
Health Organization (WHO) memperkirakan ibu hamil, kader posyandu tidak dilibatkan pada
bahwa sekitar 15%o dari seluruh wanita yang hamil pelaksanaan kelas ibu hamil, adanya ibu hamil yang
akan terjadi komplikasi yang dapat mengancam tidak datang karena jauh, dan ibu hamil tidak tahu
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil j adwal pelaksanaan kegiatan.

31
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. I

Peran serta masYarakat dalam Pelayanan Minimal di Puskesmas Silungkang dapat


pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang diketahui oleh lintas sektor dan dapat memberikan
sangat vital, karena masyarakat yang menjadi peran perubahan perilaku masyarakat untuk mendapatkan
utamanya, namun peran serta petugas kesehatan pelayanan ibu hamil yang berkualitas sehingga
juga tidak bisa dihilangkan. Petugas kesehatan cakupan K4 dapat tercapai sesuai dengan target dan
memilki peran penting juga yaitu memfasilitasi standar yang ditetapkan.
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun
program-program pemberdayaan masyarakat Output
meliputi pertemuan dan pengorganisasian Implementasi pelayanan pada ibu hamil
masyarakat, memberikan motivasi kepada dalam kontek K4 oleh bidan berdasarkan standar
masyarakat untuk bekerja sama dalam pelayanan minimal di Puskesmas Silungkang belum
melaksanakan kegiatan pemberdayaan agat terlaksana seperti yang diharapkan. Cakupan K4
masyarakat mau berkontribusi terhadap program yang dilaporkan tidak sesuai dengan standar
tersebut, mengalihkan pengetahuan, keterampilan, pelayanan minimal. Hal ini disebabkan karena
dan teknologi kepada masyarakat dengan kunjungan ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan
melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat tidak sesuai dengan standar, petugas ragu untuk
vokasional.'o melaporkan cakupan K4 dan pencatatan hasil
pelayanan oleh petugas yang tidak lengkap di buku
FeedBackLaporan KlAdankohortibu.
Feed back laporan dari Puskesmas Dalam standar pelayanan minimal bidang
Silungkang tentang peniapaian cakupan K4 kepada kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementrian
Camat Silungkang dan kepala desa se Kecamatan Kesehatan RI tahun 2008 dijelaskan bahwa cakupan
Silungkang tidak ada. Hal ini disebabkan karena ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan
cakupan K4 secara lisan sudah disampaikan pada pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit
lokmin puskesmas dan rapat koordinasi di empat kali dan pelayanan yang diberikan pada ibu
Kecamatan Silungkang. Laporan yang diberikan hamildenganTT.
adalah laporan hasil lokmin tingkat Puskesmas Implementasi pelayanan ibu hamil dalam
. Silngkang kepada Camat Silungkang dan Kepala kontek K4 oleh bidan berdasarkan standar
Desa se.Kecamatan Silungkang. pelayanan minimal di Puskesmas Silungkang
Indikator pencapaian cakupan ibu hamil K4 bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen
perlu'di informasikan kepada lintas sektor seperti progam KIA dalam melindungi ibu hamil sehingga
camat, dan kepala desa. Informasi yang disampaikan kesehatan janin terjamin melalui penyediaan
dalam bentuk umpan balik laporan pencapaian pelayanan antenatal. Cakupan K4 yang dilaporkan
cakupan K4, hasil analisa data tentang cakupan K4. olehbidan desa dan bidan pengelola program KIA di
Umpan balik yang disampaikan disertai dengan Puskesmas Silungkang berasal dari pelayanan yang
ulasan terhadap hasil yang telah dicapai , saran-saran diberikan, kemudian dicatat di karfu ibu, buku KIA,
yang harus dilakukan dan ucapanterima kasih bagi dan kohort ibu. Cakupan K4 yang dilaporkan
daerah yang telah tercapai target (15). Umpan balik merupakan hasil dari rekapan kohort ibu. Setiap
memberikan manfaat sebagai corrective action dan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil dalam
preventi:ve action terhadap proses pelayanan yang kotek K4 tergambar pada catatan kohort ibu. Apabila
telah dilakukan oleh perusahaan secara umum dan kohort ibu berisi lengkap tentang hasil pelayanan
setiap departemen secara khusus. yang diberikan maka laporan cakupan K4 juga akan
Implementasi pelayanan ibu hamil dalam sesuai dengan standar yang ditetapkan.
kontek K4 oleh bidan berdasarkan SPM di
' Puskesrnas Silungkang perlu diberikan feedback Kesimpulan dan Saran
atau umpan balik kepada lintas seklor seperti camat Implementasi pelayanan ibu hamil dalam
dan kepala desa se-Kecamatan Silungkang. kontek K4 mengacu kepada hasil rapat evaluasi
Informasi yang disampaikan merupakan hasil program KIA di tingkat provinsi, kota maupun
analisa data tentang cakupan K4, ulasan terhadap puskesmas, renstra Dinas Kesehatan dan Sosial
hasil yang telah dicapai, saran-saran yang harus Kota Sawahlunto dan Standar Pelayanan Minimal,
dilakukan dan ucapan terimakasihbagi daerah yang tetapi tidak dituangkan lebih lanjut dalam bentuk
cakupan K4-nya telah mencapai target. Dengan kebijakan operasional puskesmas baik berupa
demikian, implementasi pelayanan ibu hamil dalam protap ataupun Standar Operasional (SPO) tentang
kontek K4 oleh bidan berdasarkan Standar implementasi pelayanan ibu hamil dalam kontek

32
Jumal l(esehatan Nlasyarakat, September 2013 - Maret 2014, Vol. 8, No. I

K4. Silungkang untuk tlembuat Standar Operasional


S,aktu krinjrurgan ibu hamil dalanr kontck K4 Prosedur (SOP) tentang implementasi peayanan ibu
dengan petugas kesehatan olch bidan beluur sesuiii hamil dalam kontek K4 .
dengan SPM. Masih ada bidan i,ang tiriak 11)crrgisi Sebaiknya Kepala Puskesmas Silungkang
hasil peia;,analt J-alig diberikan pada itrii harnii di menempatkan bidan di Puskesmas Pembantu Sei
buku KIA dan kohort ibu secara. lengkap, sehingga Cacang, Desa Silungliang Oso sehingga pelayanan
pada akhir bulan lvaktu merekap laporan cakupalr kesehatan bagi masyarakat lebih dekat lagi dan
K4 tidak terhitung atau teryanralr. cepat teriayani yang akan menimbulkan kepuasan
Oieh karena itu disarankan kcp;rda Dinas dari pada masyarakat. Serla masyarakat dapat
Kesehatan dan Sosial Kota Sarl.aliluuto iurt,"rk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memberikan bimbingan ke pada t'riskesmas telah ada.

Daft*r Fmstaka
1. Dinkes Pro,,, Sunbar, Pedornan }lr:inantauan 8. Kemenkes RI, Profil kesehatan Indonesia Tahun
Wilayah Seter::,pat KIA(PWS-KIA): 20I i. 2AA9 . Jakarta1.2A10.
2. Departernen Kesehirtan RI, Penyeliaan Fasilttatif 9" Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat,
Prograr,i,'(es ehatarrilb Anak. Jaka r:ta ; 2 0 C 8 .
u dair Profil kesehatan Tahun 20 1 0 ; 20 I 1.
3. Wido',vati, Christina, lr4anjernen Pelayanan KtrA 10. Dinas Kesehatan dan Sosial triota Sawahlunto,
dan krralitas ANC di Puskesmas Semang Flam. Profi 1 Kesehatan Tahun 2 011 ; 2012.
Tcsis, Llniversitas Gajah lJada. Ybg_vakart;i; 11. Sugiyono, Memahami Penelitian
2006. Kualitatif.rvww.google.com. (11 April 20 12) ;
4. Saifudin, AB, Buku Acuan Pelal,anan N{aternal 2409
dan Neonatal, YBN SP Jakarta; 2001 lr2. Hasatt Basri. Mrtbasyyir, Program KIA dr
5. Nuraini, Costi, Srstcrn Infblmasr Peia:,anart Pusleesmas Studi Fungsi Dinkes di di Keerom
Kesehatarr Ibu dan Anak Lil Papua, Tesis, Unirrersitas Gajah N.{ada,
Puskesrnas,rvww.gcoele.coni" (1-1 April 20 L2); Yogyakarta; 2001 .
20r1. 13. Dhiah Farida Ar.rus11i, Analisis Kualiats
6. Manuaba" tGB, Ilrnlt kelri,fanan. pcr',731i1 Antenatal oleh Bidan di Puskesmas di
kandungan, dan KB .;ntuk oendrdikan Kabupaten Purbalingga.Tesis. Universitas
bidan.Penerbit Buku Kedrtkrr-ran F.GC. Jakarta; Diponegoro;2010.
I 998. 14. Notoatmojo, Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku
7. Dep Kes Rl, Keputusan Mentn Keselratan Rl Kesehatan, Rineka Cipt a, J akarta: 2003 .
Nomor :82S/tuiENKES/SK/iXr'2009 tenrang 15. K-enenkes RI, Surveilans Gizi Ditingkat
Peturrjtrk'Icklis Siander PeiAyanau [{iniinal Kab/Kota, Jakarta; 2A10,.
Bidang I(cseiiata;r di Katupatek/Kora, Jakarta;
2008.

33

Anda mungkin juga menyukai