Gordon Allport
Gordon Allport
Allport, salah sorang diantara empat putra seorang dokter, lahir di Indiana pada
tahun 1887, tetapi dibesarkan di Cleveland dimana ia mendapat pendidikan awal di
sekolah-sekolah negeri. Ia menyelesaikan pelajaran undergraduate-nya di
Universitas Harvard pada saat kakaknya, Floyd, menjadi mahasiswa tingkat sarjana
(graduate) dalam psikologi pada universitas yang sama. Setelah mendapat gelar
sarjana muda pada tahun 1919 dengan mayor ekonomi dan filsafat, Allport selama
satu tahun mengajar sosiologi dan bahasa Inggris pada Robert College di Istambul.
Kemudian ia kembali ke Harvard dan menyelesaikan Ph.D-nya dalam bidang
psikologi pada tahun 1922. Selama 2 tahun berikutnya (tahun 1922 - 1924) ia belajar
di Berlin, Hamburg, dan Cambridge (Inggris).
Pengalaman yang luas di luar negeri ini berperanan dalam mengembangkan
perhatiannya yang besar terhadap soal-soal internasional dan hal ini nyata sekali
dalam kegiatan-kegiatan Allport selama 30 tahun terakhir. Hal tersebut jugalah yang
menyebabkan Allport selama satu decade atau lebih menjadi salah seorang juru
tafsir utama psikologi Jerman di Amerika. Sekembalinya dari Eropa, ia menerima
jabatan sebagai instruktur pada Department of Social Ethick di Universits Harvard.
Jadi, disini tampaknya terdapat kontinuitas antara mengajarnya yang pertama di
Amerika dengan perhatian Allport yang tetap terhadap masalah-macalah yang
mengandung implikasi social etis. Sesudah dua tahun, ia menerima jabatan lector
psikologi di Darmouth College, tetapi diundang supaya kembali ke Harvard pada
tahun 1930, dimana ia tinggal sampai kematiannya pada tanggal 9 Oktober 1967,
sebulan menjelang ulang tahunnya yag ke-70. Setahun sebelum kematiannya. Ia
diangkat menjadi Professor Richard Cabot dalam bidang Etika Sosial yang pertama.
Allport adalah salah seorang diantara tokoh-tokoh utama dalam gerakan
internasional yang mendorong pembentukan Department of Social Relations di
Universitas Harvard, dalam rangka mewujudkan integrasi secara sebagian antara
psikologi, sosiaologi, dan antropologi.
Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke
depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang
dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang
dikemukakan oleh Freud.
Perkembangan Proprium
Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah
dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini
termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan,
pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi
mengenal. Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari
kepribadian. Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan
“ makna penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu
tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Dengan penjelasan seperti dia atas, Allport ingin menghindari pendapat yang
mengundang pertanyaan dari banyak teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau
ego itu serupa manusia mikro (homunculus) atau “manusia yang berada di dalam
dada” yang melakukan tugas mengorganisasikan, memegang kendali dan
menjalankan sistem kepribadian. Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis
yang bersumber pada diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang
memandang diri dan ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian. Bagi allport,
diri dan ego dapat digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi
proprium di dalam seluruh bidang kepribadian.
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah
sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah
laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat
dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang
dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah
laku lain yang merusak.
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain.
Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan
secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang
lain.
6. Filsafat Hidup
· Karakter (watak) adalah segi kepribadian yang dinilai. Seseorang sering dinilai
memiliki karakter baik atau buruk.
· Temperamen adalah disposisi yang erat kaitannya dengan faktor biologis atau fisik.
Dalam hal ini hereditas memainkan peranan penting dan bersama intelegensi dan
fisik membentik kepribadian.
Contoh :
Sifat tidak hanya membimbing suatu tingkah laku tapi juga memulai tingkah
laku dan dalam beberapa hal memerankan peran memotivasi yang penting.
Contoh :
Seseorang yang punya sifat ramah/suka bergaul, tidak suka duduk sendiri di
rumah menunggu orang lain menghubunginya. Dia akan mencari teman-temannya.
Akan tetapi sebuah sifat tidak pernah sebagai motivator murni tingkah laku
beberapa dorongan baik internal maupun eksternal yang mendahului tindakan.
Contoh :
Jika seseorang suka pergi ke disko, secara umum dia orang yang suka
bergaul tapi ada tingkah laku khusus bahwa dia suka mendengarkan musik.
Hubungan Sifat, Kebiasaan, Sikap dan Tipe
§ Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait paling umum) , respons khusus pada
stimulus tertentu, kurang evaluatif.
§ Sikap : lebih umum dari kebiasaan, penekanan segi lingkungan (kecenderungan untuk
berespon positif atau negatif terhadap objek tertentu), paling evaluatif.
§ Disposisi Pokok :Sesuatu yang begitu umum sehingga dapat ditemukan pada setiap
individu.
Contoh :
Orang Narcistik adalah orang yang memberikan perhatian kuat dan terus-
menerus pada kebutuhan dan ketertarukannya.
Contoh:
Dua kekhususan teori Allport adalah penolakannya pada masa lalu yang
mengambil bagian penting dalam motivasi dan ketegasannya dalam proses kognitif
seperti intensi, perencanaan pada motivasi orang dewasa. Apa yang dilakukan oleh
individu adalah kunci petunjuk yang penting tentang bagaimana orang bertingkah
laku sekarang. Allport mencari ke masa depan apa yang diharapkan oleh individu.
adalah salah satu dari lima wilayah utama kepribadian yang ditemukan oleh
para psikolog. Keterbukaan aktif melibatkan imajinasi, estetika sensitivitas, perhatian
terhadap perasaan batin, preferensi untuk berbagai, dan keingintahuan intelektual.
Sebagian besar psikometrik penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas ini secara
statistik berkorelasi. Dengan demikian, keterbukaan dapat dipandang sebagai ciri
kepribadian global yang terdiri dari satu set ciri-ciri khusus, kebiasaan, dan
kecenderungan yang berkumpul.
5) kreativitas (creativity)
Otonomi Fungsioanal
Contoh:
Seorang pemburu tetap saja kan memburu meskipun tidak ada nilai
instrumentalnya (semata-mata senang berburu)
Perseverative Otonomi Fungsional : meliputi bentuk-bentuk
kecanduan,mekanisme sirkular, perbuatan yang diulang-ulang atau secara
rutin. Orang dewasa yang sehat ditandai dengan serangkaian sifat yang
teratur dan kongruen yang berfungsi sebagaian besar secara rasional dan
sadar. Maka untuk memahami orang dewasa maka harus memahami maksud
dan aspirasi mereka.
Contoh :
Contoh:
Seseorang yang ingin menjadi dokter bukanlah merupakan sifat bawaan atau
karena diperlukan tapi belajar untuk hidup.
Perkembangan Kepribadian
Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan
keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek ,tidak memiliki
kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat
pertumbahan dan pematangannya. Dalam Perkembangan Proprium Allport
membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1) 0-3 tahun :
3) 6-12 tahun:
4) Remaja
5) Kedewasaan
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah
sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing
tingkahlaku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kemampuan diri dan minat-minatnya denga orang lain beserta minat mereka.
Contoh: Saya yang punya minat dalam olah raga juga mengenali minat oprang lain
yang sama atau pun berbeda.
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion
(pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap
orang)
Penerimaan diri
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam
penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih,
mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain
yang merusak.
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor
tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara
positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan
tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan
aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa
saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Referensi :
www.wikipedia/carl_rogers.com
Menurut Allport, salah satu yang paling memotivasi manusia adalah kecenderungan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya.[1] Kecenderungan ini disebut Allport dengan
pemfungsian oportunistik.[1] Pemfungsian oportunistik bersifat reaktif, berorientasi masa lalu,
dan biologis.[1] Sekalipun demikian, Allport menganggap pemfungsian oportunistik ini tidak
terlalu penting dalam memahami perilaku manusia, justru kebanyakan perilaku manusia
dimotivasi oleh sesuatu yang lain, sesuatu yang berfungsi dalam rangka ekspresi diri, yang
oleh Allport disebut ''pemfungsian Propriate''.[1] Maksudnya adalah apapun yang dilakukan
seseorang dalam hidup biasanya adalah demi menunjukkan siapa dirinya.[1] Pemfungsian diri
ini bersifat proaktif, berorientasi masa depan, dan psikologis.[1] Kata propriate berasal dari
kata proprium yang berarti konsep diri.[1] Maksud dari Allport dengan memberi tekanan lebih
kepada proprium ialah untuk mendefinisikan konsep diri sehati-hati mungkin.[1]
Dalam melihat konsep diri tersebut, Allport memakai dua pendekatan yakni fenomenologi
dan fungsional.[1] Secara fenomenologis artinya diri sebagaimana yang dialami sehari-hari
yakni yang terdiri dari berbagai aspek yang essensial (lawan dari aspek yang insidental dan
aksidental), hangat (lawan dari diri yang dingin dan kabur), dan sentral (lawan dari diri
sampingan).[1]
Sementara itu, definisi fungsional mencakup hal-hal ysng muncul dalam perkembangan
seseorang dalam usia-usia tertentu, yakni:[1] [3]
Menurut Allport, jika seseorang memiliki proprium yang berkembang dengan baik dan
memiliki disposisi yang adaptif (keunikan individu dengan individu lainnya), berarti ia telah
mencapai tahap kedewasaan psikologis (orang yang kesehatan mentalnya terjaga).[1] Tujuh
tanda seseorang yang memiliki kedewasaan psikologis:[1]