Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paracetamol diindonesia merupakan obat popular yang digunakan sebagai

analgetik dan antipiretik biasanya dapat berupa bentuk sediaan tablet, Tablet

merupakan salah satu bentuk sediaan oral berupa sediaan padat, kompak, dibuat

secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya

rata atau cembung, mengandung satu jenis atau lebih bahan obat atau dengan atau

tanpa zat tambahan (Departemen Kesehatan RI, 1979).

Bentuk sediaan tablet mempunyai keuntungan yang meliputi ketepatan dosis,

praktis dalam penyajian, biaya produksi yang murah, mudah dikemas, tahan dalam

penyimpanan, mudah dibawa, serta bentuk yang memikat (Lachman, Lieberman, dan

Kanig, 1994). Sediaan tablet secara umum terdiri dari bahan aktif dan eksipienTablet

merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa

keuntungan antara lain ketepatan dosis, mudah cara pemakaiannya, stabil dalam

penyimpanan, mudah dalam transportasi dan dari segi ekonomi relatif murah

dibanding dengan bentuk sediaan obat lainnya. Parasetamol dipilih sebagai bahan

dalam penelitian karena mempunyai kompresibilitas yang kurang baik, sehingga

untuk dapat dicetak menjadi tablet yang baik, parasetamol memberikan banyak

kesulitan dan membutuhkan bahan pengikat yang baik.

1
2

Selain mengandung zat aktif, dalam pembuatan tablet diperlukan bahanbahan

tambahan yaitu bahan pengisi, pengikat, penghancur, pelicin dan pewarna. Bahan

tambahan memegang peranan penting dalam pembuatan tablet, di antaranya bahan

pengikat. Bahan pengikat dimaksudkan untuk menjamin penyatuan bersama dari

partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Kompaktibilitas tablet dapat dipengaruhi

oleh tekanan kompresi maupun bahan pengikat. Bahan pengikat yang biasa

digunakan adalah gula, amilum, gelatin, tragakan, povidon (PVP), gom arab dan zat

lain yang sesuai (Voigt, 1984).

Untuk membuat sediaan tablet yang baik, proses formulasi merupakan salah

satu langkah awal menentukan komponen zat dengan jumlah terbaik dalam formulasi,

pada praktikum ini dibuat beberapa formulasi sediaan tablet dari paracetamol untuk

membandingkan dan memilih formulasi terbaik dengan cara dievaluasi baik evaluasi

tablet yang sudah jadi atau granul nya, selain formulasi metode yang digunakan pun

menjadi tolak ukur dalam keberhasilan pembuatan tablet, kali ini digunakan metode

dengan granulasi basah sebagai metode pembuatan tablet.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh granul terhadap tablet paracetamol yang terbentuk?

2. Bagaimana kualitas tablet paracetamol formulasi G berdasarkan evaluasi ?


3

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh granulasi pada pembuatan tablet

2. Untuk mengetahui kualitas tablet paracetamol dalam formulasi G

berdasarkan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai