Anda di halaman 1dari 4

SYIRIK

Oleh Bintang
1. Syirik dalam konteks khusus bermakna menjadikan sesuatu selain Allah disembah dan ditaati. Inilah makna syirik yang
secara langsung dapat dipahami ketika ia disebut dalam AlQuran dan sunah.

Allah swt. berfirman:

َ َ ‫َن ٱ‬ ُٔ ّ َ ُ َ ۡ ُ ِ ‫ون ِ ُدون ٱ ِ َ َ َ ُ ُ ۡ َو َ َ َ ُ ُ ۡ َو َ ُ ُ َن َ ُ َ ٓ ِء ُ َ َ ُ َ ِ َ ٱ‬ َ ََُُۡ


‫و‬
ِ ِ ۚ ِ
َ ُ ۡ ُ َ َٰ َٰ َ َ ُ َ ٰ َ ۡ ُ َۡ َ َ َ
‫ِ ن‬ ‫ۥو‬ ‫ت َو ِ ٱ ِض‬ ِٰ َ ٰ َ ‫َ ۡ ُ ِ ٱ‬
Artinya : “Dan mereka menyembah selain dari pada Allah apa yang tidak mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan
tidak (pula) manfaat, dan mereka berkata: Mereka itu memberi syafaat kepada kami di sisi Allah.” (QS. Yunus:
[10] 18).

Maka, siapa saja yang menyembah sesuatu selain Allah maka ia telah menjadi musyrik.

2. Syirik merupakan dosa yang paling besar dibandingkan dengan dosa yang lain

ٞ ِ َ ٌ ۡ ُ َ ‫ِۖ إن ٱ ّ ِ ۡ َك‬ ۡ ۡ ُ َ َ َُٰ ُ ُ َ َ ُ َ ۡ ُ َٰ ۡ ُ َ َ ۡ


ِ ِ ‫ِك‬ ‫ِ ۥ‬ ‫ِ ِ ِۦ و‬ ‫ذ ل‬

Artinya : “Sesungguhnya syirik adalah kezaliman (dosa) yang besar.” (QS. Luqman : [31] 13).

‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ‬ُ ‫ﺎل َر ُﺳ‬َ َ‫ﺎل ﻗ‬ َ َ‫ي َﻋ ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ ﺑْ ِﻦ أَﺑِﻲ ﺑَ ْﻜ َﺮَة َﻋ ْﻦ أَﺑِ ِﻴﻪ ﻗ‬‫ْﺠ َﺮﻳْ ِﺮ ﱡ‬
ُ ‫ﱠﻞ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ اﻟ‬ِ ‫َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ َﻋﻠِ ﱡﻲ ﺑْ ُﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ﺑِ ْﺸ ُﺮ ﺑْ ُﻦ اﻟ ُْﻤ َﻔﻀ‬
ِ ِ ‫اﻹ ْﺷﺮ ُ ِ ﱠ‬ َ َ‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ ﻗ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ أ ََﻻ أُ ْﺧﺒِ ُﺮُﻛ ْﻢ ﺑِﺄَ ْﻛﺒَ ِﺮ اﻟْ َﻜﺒَﺎﺋِ ِﺮ ﻗَﺎﻟُﻮا ﺑَـﻠَﻰ ﻳَﺎ َر ُﺳ‬
َ ‫اك ﺑﺎﻟﻠﻪ َوﻋُ ُﻘﻮ ُق اﻟ َْﻮاﻟ َﺪﻳْ ِﻦ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ُﻣ‬
‫ﺴ ﱠﺪ ٌد‬ َ ِْ ‫ﺎل‬ َ
َ ‫ﺎل أ ََﻻ َوﻗَـ ْﻮ ُل اﻟ ﱡﺰوِر ﻓَ َﻤﺎ َز‬ ِ ِ ِ
‫ﺖ‬َ ‫ال ﻳُ َﻜ ﱢﺮُرَﻫﺎ َﺣﺘﱠﻰ ﻗُـﻠْﻨَﺎ ﻟ َْﻴﺘَﻪُ َﺳ َﻜ‬ َ َ‫َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ﺑ ْﺸ ٌﺮ ﻣﺜْـﻠَﻪُ َوَﻛﺎ َن ُﻣﺘﱠﻜﺌًﺎ ﻓَ َﺠﻠ‬
َ ‫ﺲ ﻓَـ َﻘ‬
Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] telah
menceritakan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [Ayahnya] dia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar?" Mereka (para sahabat)
menjawab; 'Ya wahai Rasulullah.' Beliau bersabda: 'Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.' Telah
menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr] seperti hadits di atas, ketika itu beliau
tengah bersandar, lalu beliau duduk dan melanjutkan sabdanya: 'Dan perkataan dusta,.' Beliau terus saja mengulanginya
hingga kami mengira beliau tidak akan berhenti". (HR. Bukhari, no. 5802)

3. Diantara ancaman Allah kepada para pelaku syirik.

ُ ّ ْ ۡ َ َ ۡ َ َ َ ۡ ‫َ َ ۡ َ َ َ ٱ ِ َ َ ُ ٓا ْ إن ٱ َ ُ َ ٱ‬
ۖۡ ‫ُ َ ۡ َ َ ۖ َو ل ٱ َ ِ ُ ٰ َ ِ ٓ إ ِ ۡ َ ِء ٱ ُ ُ وا ٱ َ َر ِ َو َر‬ ۡ‫ِ ُ ٱ‬
ِ
َ ۡ َ َۡ َ
َ ٰ َ َ ُ ُ ٰ َ َ َۡ ‫َ ۡ ِٱ‬ َ ُ ‫َ َ ۡ َ َم ٱ‬ ۡ ۡ
ِ ِ ‫إ ِ ُ ۥ َ ُ ِك‬
ٖ‫و و ٱ ر ۖ و ِ ِ ِ ِ أ ر‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga
baginya, dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun” (QS. Al Maidah : [5]
72)

4. Syirik dapat membatalkan amalan para pelakunya.

َ َ ۡ
ِِ ٰ ‫ِ َ ٱ‬
َ ُ َََ َ ُ َ َ
‫و‬ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ َ‫َ ۡ ِ َ َ ۡ أ‬ ِ َ ِ ‫ٱ‬
َ َ َۡ َ ِ ُ ۡ ََ َ
ِ ِ ‫و أو إ‬
Artinya : “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang
yang merugi.” (QS. Az Zumar : [39] 65)

5. Perbuatan syirik memiliki bentuk yang sangat beragam.

A. Sihir
Allah swt. telah memerintahkan kita untuk berlindung dari sihir dan tukang sihir dalam firman-Nya:

َُۡ َ َ
ِ ‫ٰ ٰ ِ ِ ٱ‬ ‫ِّ ٱ‬ ِ ‫َو‬

“(Aku berlindung) dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.(QS. Al Falaq: [13] 4).

Sihir merupakan perbuatan haram, sudah tentu mendatangi penyihir dan meminta mereka melakukan sihir pun adalah
haram. Hadits Nabi SAW :

ِ ٍ
ً‫ﻴﻦ ﻟَْﻴـﻠَﺔ‬
َ ‫ﺻﻼَةٌ أ َْرﺑَﻌ‬
َ ُ‫َﻢ ﺗُـ ْﻘﺒَ ْﻞ ﻟَﻪ‬ َ َ‫َﻣ ْﻦ أَﺗَﻰ َﻋ ﱠﺮاﻓًﺎ ﻓ‬
ْ ‫ﺴﺄَﻟَﻪُ َﻋ ْﻦ َﺷ ْﻰء ﻟ‬
Artinya :“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim no.
2230, dari Shofiyah, dari beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

* Maksud tidak diterima shalatnya selama 40 hari dijelaskan oleh Imam Nawawi: “Adapun maksud tidak diterima shalatnya
adalah orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan tetap dianggap dapat menggugurkan
kewajiban shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi shalatnya.” (Syarh Shahih Muslim, 14: 227).

B. Ramalan

Meramal peristiwa-peristiwa yang masih gaib termasuk juga ke dalam perbuatan syirik. Dukun/peramal dinyatakan kafir
karena ia mengklaim mengetahui kegaiban yang sebenarnya hanya diketahui Allah swt. Orang yang memanfaatkan jasa
dukun/peramal dan percaya padanya juga dinyatakan kafir.

‫ﻮل ﻓَـ َﻘ ْﺪ َﻛ َﻔ َﺮ ﺑِ َﻤﺎ أُﻧْ ِﺰ َل َﻋﻠَﻰ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ‬


ُ ‫ﺼ ﱠﺪﻗَﻪُ ﺑِ َﻤﺎ ﻳَـ ُﻘ‬ ِ
َ َ‫َﻣ ْﻦ أَﺗَﻰ َﻛﺎﻫﻨﺎً أ َْو َﻋ ﱠﺮاﻓﺎً ﻓ‬
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al
Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa
hadits ini hasan).

C. Nusyrah

Menurut Ibnul Atsir, nusyrah adalah pengobatan yang dilakukan terhadap orang yang diduga kemasukan jin. Nusyrah juga
bermakna mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir. Ada dua jenis nusyrah.

Pertama, menyembuhkan orang yang terkena sihir denga doa yang terdapat dalam Al Quran dan sunah. Ini hukumnya
mubah atau boleh.

Kedua, menyembuhkan orang yang terkena sihir dengan sihir lagi. Ini hukumnya haram. Rasulullah saw, ditanya tentang
nusyrah, maka beliau bersabda :

‫ﺎل » ُﻫ َﻮ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﻤ ِﻞ اﻟ ﱠ‬
ِ َ‫ﺸ ْﻴﻄ‬
»‫ﺎن‬ َ ‫ َﻋ ِﻦ اﻟﻨﱡ ْﺸ َﺮةِ ﻓَـ َﻘ‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ‬ َ َ‫َﻋ ْﻦ َﺟﺎﺑِ ِﺮ ﺑْ ِﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ ﻗ‬
ُ ‫ﺎل ُﺳﺌِ َﻞ َر ُﺳ‬
Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang nushroh. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Itu termasuk amalan setan.” (HR. Abu Daud no. 3868 dan Ahmad 3: 294, juga
dikeluarkan oleh Bukhari dalam Tarikh Kabir 7: 53. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Yang dimaksud nusyroh yang terlarang di sini adalah mantera-mantera yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah seperti
dengan menggunakan jimat-jimat. Itu termasuk amalan setan. Nusyroh yang dimaksud bukanlah dengan membacakan surat
ta’awudzat (surat Al Ikhlas, surat Al Falaq dan surat An Naas) atau dengan menggunakan ramuan yang mubah. (Lihat Taisir
Al ‘Azizil Hamid, 2: 846)

D. Tanjim (Perbintangan)

Kata tanjim dalam terminologi syariat diartikan sebagai upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-
bintang. Tanjim terbagi dalam dua bagian.

Pertama, Ilmu Tasyir. Maksudnya, menjadikan bintang dan benda-benda angkasa sebagai petunjuk penentuan arah mata
angin dan letak geografis suatu negara dan semacamnya. Jenis ini dibolehkan dalam Islam.

Kedua, Ilmu Tatsir. Maksudnya, menjadikan keadaan bintang dan benda angkasa lainnya sebagai dasar ramalan untuk
masalah gaib seperti, jodoh, rizki, kematian, dan lain-lain. Ini hukumnya haram. Ilmu Tatsir dalam terminologi sekarang
adalah astrologi.
‫ﺷﻌْ ﺑ ًَﺔ ﻣِنْ اﻟﺳﱢﺣْ ِر َزا َد ﻣَﺎ َزا َد‬ ‫ﱠ‬ ‫ﱠﺎس َﻗﺎ َل َﻗﺎ َل رَ ﺳُو ُل ﱠ‬
ِ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲ ُ َﻋﻠَ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َم َﻣنْ ا ْﻗ َﺗﺑَسَ ِﻋ ْﻠﻣًﺎ ﻣِنْ اﻟ ﱡﻧﺟ‬
ُ َ‫ُوم ا ْﻗ َﺗﺑَس‬ َ ِ‫ﷲ‬ ِ ‫َﻋنْ اﺑ‬
ٍ ‫ْن َﻋﺑ‬
Artinya : Rasulullah saw pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibnu Abbas Rasulullah bersabda : “Dan
barang siapa yang mengambil pancaran sinar dari sekumpulan bintang (menjadikanya sebagai dasar ramalan peristiwa
bumi), maka sungguh ia telah mengambil pancaran sinar dari sekumpulan sihir (sama dengan melakukan sihir), dia
menambahkannya jika ia menambahkannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, no. 3406, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahihul Jaami’ no. 6074)

E. At Thiyarah

Pada masyarakat kita ada keyakinan kalau di rumah ada kupu-kupu, itu pertanda akan kedatangan tamu, kalu mata
berdenyut tandanya akan menangis, dan lain-lain. Keyakinan seperti ini disebut Thiyarah. Thiyarah hukumnya syirik
sebagaimana sebagaimana disabdakan Rasulullah saw., “Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik” (HR. Abu
Daud dari Abdullah bin Masud)

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ َوﻟَﻜ ﱠﻦ اﷲَ َﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ ﻳُ ْﺬﻫﺒُﻪُ ﺑﺎﻟﺘـ‬،‫ َوَﻣﺎ ﻣﻨﱠﺎ إ ﱠﻻ‬،‫ اﻟﻄﱢﻴَـ َﺮةُ ﺷ ْﺮ ٌك‬،‫اﻟﻄﱢﻴَـ َﺮةُ ﺷ ْﺮ ٌك‬
‫ﱠﻮﱡﻛ ِﻞ‬
Artinya :“Takut sial itu syirik.” (Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata): “Tidak ada seorang pun dari kami kecuali merasa
takut sial, akan tetapi Allah ‘azza wa jalla menghilangkannya dengan tawakkal.” [(HR. Abu Daud no. 3850, At Tirmidzi no.
1614 / HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dari Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 429, Shahihul Jaami’: 3960]

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh, bahwasannya Rosululllah SAW bersabda:

”‫ وزاد ﻣﺴﻠﻢ “وﻻﻧﻮء وﻻﻏﻮل‬,‫“ﻻﻋﺪوى وﻻﻃﻴﺮة وﻻﻫﺎﻣﺔ وﻻﺻﻔﺮ” أﺧﺮﺟﺎﻩ‬


“Tidak ada ‘adwa, tidak ada tathoyyur, tidak ada hammah, dan tidak ada sofar”(Bukhori 4/47) dalam riwayat muslim
ditambahkan ”tidak ada bintang, tidak ada Ghul(hantu)” (Muslim: 4/1743)

6. Tamaim (Jimat)

Kata Tamaim adalah bentuk jamak dari Tamimah, yaitu sesuatu ayng dikalungkan di leher atau bagian dari tubuh seseorang
yang bertujuan mendatangkan manfaat atau menolak mudharat. Dalam bahasa kita hal ini disebut jimat.

Jimat dan rajah termasuk yang dimaksudkan dalam ayat yang mulia ini. Karena orang yang memakai jimat dan memasang
rajah di dinding dan tempat lainnya, bermaksud untuk mendatangkan manfaat –seperti dagangannya laris atau agar
penyakitnya sembuh- atau ingin menolak mudhorot (bahaya) –seperti menolak ‘ain (mata dengki) atau menolak wabah
penyakit-.

Dari ‘Imron bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

‫ﺎل ِﻣ َﻦ اﻟ َْﻮ ِاﻫﻨَ ِﺔ‬


َ َ‫ ﻗ‬.« ِ‫ﻚ َﻣﺎ َﻫ ِﺬﻩ‬ َ ‫ﺻ ْﻔ ٍﺮ ﻓَـ َﻘ‬
َ ‫ﺎل » َوﻳْ َﺤ‬ ِ َ َ‫ﻀ ِﺪ رﺟ ٍﻞ ﺣ ْﻠ َﻘﺔً أُراﻩ ﻗ‬
ُ ‫ﺎل ﻣ ْﻦ‬ ُ َ َ ُ َ ُ ‫ﺼ َﺮ َﻋﻠَﻰ َﻋ‬ َ ْ‫ أَﺑ‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫أَ ﱠن اﻟﻨﱠﺒِ ﱠﻰ‬
ً‫ﺖ أَﺑَﺪا‬ َ ‫ﺖ َو ِﻫ َﻰ َﻋﻠَْﻴ‬
َ ‫ﻚ َﻣﺎ أَﻓْـﻠَ ْﺤ‬ ‫ﻚ ﻟ َْﻮ ِﻣ ﱠ‬ َ ‫ﺎل » أ ََﻣﺎ إِﻧﱠـ َﻬﺎ ﻻَ ﺗَ ِﺰﻳ ُﺪ َك إِﻻﱠ َو ْﻫﻨﺎً اﻧْﺒِ ْﺬ َﻫﺎ َﻋ ْﻨ‬
َ ‫ﻚ ﻓَِﺈﻧﱠ‬ َ َ‫ﻗ‬
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat di lengan seorang pria gelang yang dinampakkan padanya. Pria tersebut
berkata bahwa gelang itu terbuat dari kuningan. Lalu beliau berkata, “Untuk apa engkau memakainya?” Pria tadi menjawab,
“(Ini dipasang untuk mencegah dari) wahinah (penyakit yang ada di lengan atas). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas
bersabda, “Gelang tadi malah membuatmu semakin lemah. Buanglah! Seandainya engkau mati dalam keadaan masih
mengenakan gelang tersebut, engkau tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ahmad 4: 445 dan Ibnu Majah no. 3531).

Al Hakim mengatakan, “Kebanyakan guru kami berpendapat bahwa Hasan Al Bashri mendengar hadits ini langsung dari
‘Imron (Lihat Fathul Majid, 128). Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz termasuk ulama yang menyatakan bahwa sanad
hadits ini jayyid, artinya tidak bermasalah (Fatawa Nur ‘ala Darb, 1: 383). Ulama lain mengatakan bahwa Al Hasan Al Bashri
tidak mendengar hadits ini langsung dari ‘Imron, sehingga sanad hadits ini inqitho’ (terputus). Inilah pendapat Ibnu Ma’in,
Ibnu Abi Hatim dan Ahmad. Oleh karenanya, hadits ini lemah, walaupun maknanya shahih (Lihat Syarh Kitabit Tauhid, 54).
Yang mendho’ifkan hadits ini adalah Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad dan Syaikh Al Albani
dalam As Silsilah Adh Dho’ifah no. 1029.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫ع اﻟﻠﱠﻪُ ﻟَﻪ‬
َ ‫ﻴﻤﺔً ﻓَﻼَ أَﺗَ ﱠﻢ اﻟﻠﱠﻪُ ﻟَﻪُ َوَﻣ ْﻦ ﺗَـ َﻌﻠﱠ َﻖ َو َد َﻋﺔً ﻓَﻼَ َو َد‬ ِ
َ ‫َﻣ ْﻦ ﺗَـ َﻌﻠﱠ َﻖ ﺗَﻤ‬
“Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada tamimah (jimat), maka Allah tidak akan menyelesaikan urusannya.
Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada kerang (untuk mencegah dari ‘ain, yaitu mata hasad atau iri, pen), maka
Allah tidak akan memberikan kepadanya jaminan” (HR. Ahmad 4: 154. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits
ini hasan –dilihat dari jalur lain-).

Dalam riwayat lain disebutkan,

ِ
َ ‫َﻣ ْﻦ َﻋﻠﱠ َﻖ ﺗَﻤ‬
‫ﻴﻤﺔً ﻓَـ َﻘ ْﺪ أَ ْﺷ َﺮ َك‬
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad 4: 156. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy atau kuat. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 492).

Dalam tafsir Ibnu Abi Hatim (43: 179), dari Hudzaifah, di mana ia pernah melihat seseorang memakai benang untuk
mencegah demam, kemudian ia memotongnya. Lantas Hudzaifah membacakan firman Allah Ta’ala,

‫َوَﻣﺎ ﻳُـ ْﺆِﻣ ُﻦ أَ ْﻛﺜَـ ُﺮُﻫ ْﻢ ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ إِﱠﻻ َو ُﻫ ْﻢ ُﻣ ْﺸ ِﺮُﻛﻮ َن‬


“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah
(dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf: 106)

Bagaimana kalau menulis huruf al qur’an Quran? Jawab : sebagian ada yang memperbolehkan namun tetap percaya bahwa
Allah SWT yang memberi manfaat. Dan tetap menjaga kehormatan al-Qur’an.

sahabat kepada Rasulullah saw. Dengan spesifik Imam Malik seperti yang dinukil dalam at-Tibyan fi Adabi Hamlatil Qur'an
menerangkan bahwa:

‫وأﻣﺎ ﻛﺗﺎﺑﺔ اﻟﺣروف ﻣن اﻟﻘرأن ﻓﻘﺎل ﻣﺎﻟك ﻻ ﺑﺄس ﺑﮫ إذا ﻛﺎن ﻓﻰ ﻗﺻﺑﺔ أو ﺟﻠد وﺧرز ﻋﻠﯾﮫ وﻗﺎل ﺑﻌض‬
‫أﺻﺣﺎﺑﻧﺎ اذا ﻛﺗب ﻓﻰ اﻟﺧرز ﻗرأﻧﺎ ﻣﻊ ﻏﯾره ﻓﻠﯾس ﺑﺣرام وﻟﻛن اﻷوﻟﻰ ﺗرﻛﮫ ﻟﻛوﻧﮫ ﯾﺣﻣل ﻋﻠﻰ اﻟﺣدث واذا‬
.‫ﻛﺗب ﯾﺻﺎن ﺑﻣﺎ ﻗﺎﻟﮫ اﻻﻣﺎم ﻣﺎﻟك رﺣﻣﮫ ﷲ‬
Menulis huruf-huruf al-Qur'an itu tidak dilarang (tidak diharamkan), manakala di letakkan dalam botol atau ditaruh dalam
bungkus kulit. Sebagian ulama berkata "bahwa tidak dilarang menuliskan al-Qur'an bersamaan dengan yang lain sebagai
sebuah azimat, akan tetapi lebih baik dihindari karena akan terbawa ketika hadats. Kecuali jika memang dapat dijaga dan
tidak disia-siakan sebagaimana yang diakatakan oleh Imam Malik".

WALLAHU A’LAM

Anda mungkin juga menyukai