Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STUDI KEBANGSAAN
PANCASILA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kebangsaan
Dosen Pembimbing : Bamabang Sugiyanto, S.Pd.I, MSI.

Disusun Oleh:
 Deni Setiawan (2016110067)
 Usman Fadilah (2016110066)
 Sugiyatno (2016110065)
 Leni Widianti (2016110068)
 Azizah Budhi N.R. (2016110069)

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN WONOSOBO


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengamalan Nilai-nilai
Pancasila Dalam Kehidupan sehari-hari”.Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studi Kebangsaan.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini
dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan
terimakasih dan penghargan setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini.
Meskipun begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, kami harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan saya semoga tugas ini bermanfaat khususnya
bagi saya dan bagi pembaca lain pada umum.

Wonosobo, 04 November 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
D. Sistematika Penulisan ........................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A. Pengertian Pancasila ............................................................................. 3
B. Sejarah Perumusan Pancasila ............................................................... 3
C. Hari Kesaktan Pancasila ....................................................................... 4
D. Butir-Butir Pengamalan Pancasila ........................................................ 5
E. Penerapan Pancasila ............................................................................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai bangsa Indonesia kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal
kesakralannya yaitu semboyan Bhineka Tunggal Ika.Di mana simbolnya merupakan
lambang keagungan yang terpancar dalam bentuk Burunng Garuda.Simbol di dadanya
merupakan pengamalan hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi
dari bangsa Indonesia.Itulah lambang, pengamalan dan ideologi kita, Pancasila.
Di dalam pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai
tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara.
Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak juga lepas dari nilai
Pancasila.Sejak zaman penjajahan hingga sekarang kita selalu menjunjunng tinggi nilai-
nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman.Baik itu suku, bangsa,
budaya dan agama.Dari semuanya itu Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan.Menjadi
satu kesatuan dan bersatu di dalam perssatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila
dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan
bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar
kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu
itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam klebudayaan yang ada di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
Permaslahan yang dinyatakan dalam makalah ini antara lain:
 Apa devinisi dari Pancasila?
 Sejarah Pancasila?
 Apa saja pengamalan dari butir-butir pancasila?
 Apakah peran Pancasila dalam masyarakat Indonesia ?
 Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam Pancasilla ?

1
 Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari ?

C. TUJUAN
Agar pembaca dapat mengetahui dan mengerti tentang:
 Pengertian Pancasila
 Proses lahirnya Pancasila
 Pancasila sebagai paradigma pembangunan

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dalam penulisan makalah ini di susun dalam tiga BAB diantaranya
BAB I berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika
penulisan makalah.BAB II berisi tentang teori makalah serta isi makalah.BAB III berisi
tentang kesimpulan dan saran dari penulisan makalah ini.

2
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945,
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

B. SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA


Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat
usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yaitu :
 Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei1945.
Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri
Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia
menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,
peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di
Indonesia.
 Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Soekarno

3
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan, Internasionalisme,
Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan, Kesejahteraan, Ketuhanan.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah :

 Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni1945


 Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus1945
 Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal
27 Desember1949
 Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal
15 Agustus1950
 Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama
(merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

C. HARI KESAKTIAN PANCASILA


Pada tanggal 30 September1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30
September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan
akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif dibelakangnya. Akan tetapi
otoritas militer dan kelompok reliji terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden
tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis,
untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa
Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-
oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat
G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah
Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30
September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

4
D. BUTIR-BUTIR PENGAMALAN PANCASILA
Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan
kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi
pelaksanaan Pancasila.
36 Butir-Butir Pancasila/Eka Prasetia Panca Karsa
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
a. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itudikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
d. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.

5
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai hasil karya orang lain.
l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.

6
Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan 45
butir Pancasila. Tidak pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini
benar-benar diamalkan dalam keseharian warga Indonesia.

1. Sila Pertama
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.

2. Sila kedua
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

7
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.

3. Sila ketiga
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Sila keempat

a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.

8
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

5. Sila kelima

a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.

9
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

E. PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA


1. Sila Pertama
Misalnya menyayangi binatang, menyayangi tumbuh-tumbuhan dan
merawatnya, selalu menjaga kebersihan dan sebagainya.Dalam Islam bahkan
ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di
muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan
selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang
Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-NYA
yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi
sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup
lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri.

2. Sila Kedua
Dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat, hak setiap orang untuk
mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup, hak setiap orang untuk berperan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558). Dalam hal
ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini,
misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup
bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan
sekitar; mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1)
sampai ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai ayat
(2).

10
3. Sila Ketiga
Dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu
diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan
lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta
penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai
agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan
lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely Widjajati , 1992 : 156-158).
Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi
nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk
menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat, ada juga yang dilarang
memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan
masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya
ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan
kelestarian lingkungan di daerah itu.Bukankah hal ini sudah mengamalkan Pancasila
dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan sehari-hari.

4. Sila keempat
Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran
akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup.

5. Sila Kelima

Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi,
pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat
lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang-undang.
Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian

11
kemampuanMeningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan pengunaan dengan
menerapkan teknologi ramah lingkungan.

Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah


daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan
pemeliharaan ling-kungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang
diatur dengan undang-undang.

Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran


rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-bangan lingkungan
hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya
masyarakat lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang-
undang.

12
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kita telah melihat dan membaca bahwa Pancasila memang berakar dari budaya
bangsa Indonesia.Karena dari segi Pancasila terkandunng kebudayaan yang
menekankan persatuan serta sebaliknya.Tidak lupa dari segi pengertian. Pencasila
merupakan lima buah asas atau prinsip yang harus dijunjung tinggi kita sebagai bangsa
Indonesia. Pancasila berakar dari nilai budaya bangsa Indonesia.Kita sebagai negara
yang memiliki beragam macam kebudayaan memang sepantasnya memiliki asas
persatuan yang terkandung di dalam pancasila.Sehingga kita sebagai insan berbudaya,
harus juga berdasarkan kepada pancasila yang adalah ideologi bangsa kita.

B. SARAN
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi dan
menerapkan nilai-nilai pancasila di segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kami menyarankan marilah kita pahami dan telaah lebih dalam lagi
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, untuk membangun masyarakat yan lebih
berkompeten dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan baik.
Karena bagaimanapun Pancasila adalah pedoman utama bagi masyarakat Indonesia dan
tidak bisa di ubah maupun di ganti.

13
DAFTAR PUSTAKA

 http://ich-error.blogspot.co.id/2009/10/36-butir-butir-pancasila.html
 http://pancasila2013.weebly.com/penerapan-pancasila-dalam-kehidupan.html
 http://nandaunja.wordpress.com/2012/02/14/sejarah-singkat-lahirnya-pancasila/
 http://roda2blog.com/2014/07/10/45-butir-butir-pedoman-pengamalan-
pancasila-terbaru/

14

Anda mungkin juga menyukai