Makalah Infersitas Denada
Makalah Infersitas Denada
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasangan mandul (infertil) adalah pasangan yang telah kawin dan hidup
harmonis serta telah berhubungan seks selama satu tahun tetapi belum terjadi
kehamilan.menurut statistik kehamilan terjadi sekitar 80 pada tahun
pertama,75 pada tahun kedua,50-60 pada tahun ketiga,pada tahun keempat
turun menjadi sekitar 40-50 sedangkan pada tahun kelima lebih kecil,antara 25-
30.
Infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini
dikarenakan kemungkinan untuk mendapatkan seorang anak masih kecil.Di
Indonesia masih langka sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas.Faktor
kurangnya pengetahuan tentang kesuburan dan infertil juga menjadi faktor
penyebab masih tingginya angka infertilitas.Selain itu, faktor-faktor seperti
kesehatan lingkungan, gizi, dan status ekonomi juga menjadi faktor yang
mempengaruhi.
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia
kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ±
50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di masyarakat kadang
infertilitas di salah artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak
atau ”kemandulan” pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan
sebagai kekurangmampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi
bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.
Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di
antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi
33%, endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini
berarti sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh
gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Infertilitas
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan
suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan
seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
1. Infertilitas primer berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum
pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali
2. Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki
anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1
tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan
Sebanyak 60%-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada
tahun pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun
ke-2 dari usia pernikahan. Sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada
tahun ke-3 atau lebih atau tidak akan pernah memiliki anak .
kondisi infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal
tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan
dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri.
Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua factor yang harus dipenuhi
adalah: (1) suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga
organ reproduksi istri dan (2) istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang
sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum)
yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi
tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan
dilahirkan. Apabila salah satu dari dua factor yang telah disebutkan tersebut tidak
dimiliki oleh pasangan suami-istri, pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki
anak.
berikut :
kehamilan.
1. Umur
Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita
berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi,
yang ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan
tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di pinggul. Fase
pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause adalah
fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita
periodik yaitu pelepasan satu sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi
sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun simpanan sel telur menipis dan mulai
hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun menurun sehingga
tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel
telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi.
Pemeriksaan cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau
2. Lama infertilitas
dengan masalah infertilitas datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin
tua, penyakit pada organ reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya
3. Stress
4. Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah
5. Hubungan Seksual
dilakukan setiap hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi
yang dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu testis
7. Posisi
dilakukan dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa
dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur yang “menunggu” di saluran
telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi). Oleh karena itu gangguan
dilakukan dengan cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di
bawah pantat wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan,
setelah wanita menerima sperma, wanita berbaring selama 10 menit sampai 1 jam
bertujuan memberi waktu pada sperma bergerak menuju saluran telur untuk
8. Masa Subur
seksual wanita harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan terjadi bila
sel telur dan sperma bertemu. Hal yang juga perlu diingat adalah bahwa sel telur
tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel telur dilepaskan oleh indung telur
yang lebih jarang kejadiannya adalah mioma uteri, polip, kista, dan saluran telur
tersumbat (bisa satu atau dua yang tersumbat.) gangguan pada wanita
Masalah vagina
perolehan.
Masalah serviks
berbagai kelainan anatomi serviks yang berperan seperti terjadi cacat bawaan
Masalah uterus
Masalah penyebab infertilitas yang dapat terjadi di uterus adalah distorsia kavum
uteri karena sineksia, mioma atau polip, peradangan endometrium, dan gangguan
kontraksiuterus
Sperma berasal dari kata spermatozoa, yaitu sel kelamin jantan yang
memiliki bulu cambuk. Bentuk sperma mirip kecebong. Sperma dihasilkan oleh
testis. Cairan nutrisi sperma berupa cairan putih, kental, dan berbau khas yang
disebut semen. Proses pengeluaran semen dan sperma disebut ejakulasi, sehingga
cairannya disebut juga dengan cairan ejakulat.Sperma membawa sifat dari bapak,
yang nantinya akan bertemu dengan sel telur yang membawa sifat dari ibu. Oleh
karena itu, kualitas sperma dan sel telur yang baik menjadi factor penting dalam
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau
infeksi.Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkemban dengan baik,