Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

1. pH

Dari hasil pada tabel 1 terlihat bahwa seluruh basis memperlihatkan kestabilan fisik yang
baik. Nilai pH sediaan memperlihatkan bahwa gel memiliki nilai pH yang relative asam yaitu
dengan rata-rata pH sebesar 5,46, namun masih sesuai dengan rentang pH kulit 4,5-6,5
(Tranggono, 2007). Hal ini disebabkan karena karbopol yang didispersikan dalam air sebesar 1%
b/v memiliki rentang pH sebesar 2.5–3.0 sehingga mempengaruhi pH akhir gel (Rowe, 2009).
Sehingga diberikan trietanolamin 0,5% untuk menetralkan pH gel ketoprofen agar sesuai dengan
rentang pH kulit. Seluruh sediaan diuji stabilitas dan karakteristik fisiknya. Terhadap sediaan
dilakukan pengamatan selama 3 hari pada penyimpanan suhu kamar dalam hal organoleptis, pH,
dan viskositas. Hasilnya menunjukkan tidak ada perubahan organoleptis yang signifikan selama
periode penyimpanan tersebut. Selama 3 hari penyimpanan pH dan viskositas sediaan relatif
stabil.

2. Viskositas

Viskositas (kekentalan) adalah suatu ungkapan dari resistensi zat cair untuk mengalir.
Semakin tinggi viskositas aliran akan semakin besar resistensinya. Viskositas berpengaruh
terhadap laju penyerapan obat dari saluran pencernaan, semakin kental akan semakin lama
penyerapan obatnya (Kuncari dkk, 2014). Hasil menunjukkan formula gel ketoprofen 2,5 %
meningkat viskositasnya selama masa penyimpanan. Peningkatan ini terjadi seiring peningkatan
pH sediaan, karena viskositas karbomer akan meningkat dengan meningkatnya pH dan akan
menurun pada pH kurang dari 3 dan lebih dari 12 (Rowe, 2009). Peningkatan viskositas ini
kemungkinan juga disebabkan oleh menguapnya etanol di dalam sediaan gel. Sesuai dengan
aliran Newton bahwa semakin besar viskositas suatu cairan berarti semakin besar pula gaya
persatuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan rate of shear tertentu
(Ansel, 2011).

3. Daya Sebar

Uji daya sebar pada salep dilakukan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit,
dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk menjamin pemberian
bahan obat yang baik (Naibaho dkk., 2013). Hasil daya sebar sediaan gel yang baik antara 5-7
cm (Sayuti, 2015). Semakin besar daya sebar yang diberikan, maka kemampuan zat aktif untuk
menyebar dan kontak dengan kulit semakin luas. Hasil evaluasi gel ketoprofen 2,5 % telah
menunjukkan kesesuaian dengan ketetapan parameter sehingga dapat dikatakan sediaan yang
dibuat memiliki daya sebar yang baik.
4. Difusi

5. Penetapan Kadar

Untuk mengukur kadar ketoprofen dalam sediaan dan mengukur kadar ketoprofen terdifusi maka
dibuat kurva kalibrasi ketoprofen. Pengukuran kadar ketoprofen dilakukan dengan metode
spektrofotometri UV/Vis. Pengukuran diawali dengan penentuan panjang gelombang maskimum
dari ketoprofen dan hasilnya diperoleh bahwa serapan tertinggi diperoleh pada panjang
gelombang 260,00 nm. Kurva kalibrasi yang diperoleh memiliki nilai R² = 0.9959 dengan
persamaan y = 0.0652x - 0.0206. Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan menggunakan
dapar fosfat pH 7,4 yang menjadi medium pada penetapan kadar dan uji difusi sediaan. Hasil
pengukuran kadar gel ketoprofen menujukkan sediaan memiliki rata- rata kadar sebesar 99,97 %
dan telah memenuhi persyaratan farmakope yaitu mengandung ketoprofen tidak kurang dari 98,5
% dan tidak lebih dari 101,0 % (Depkes RI, 2014). Hasil uji difusi secara in vitro
memperlihatkan adanya peningkatan difusi ketoprofen dengan penambahan peningkat penetrasi
gliserin dan asam oleat.

Dalam tiga jam, ketoprofen dalam sediaan terdifusi sebesar 19,38 %


REVIEW

Ketoprofen merupakan derivat asam propional yang memiliki sifat analgesik seperti aspirin
dengan anti inflamasi sedang. Ketoprofen bekerja dengan cara menghambat cyclooxygenase
(secara nonselektif) dan lipoxygenerasi. Ketoprofen digunakan pada terapi penyakit rheumatoid
arthritis, osteoarthritis, gangguan peri-articular seperto bursitis. Obat ini juga digunakan untuk
mengatasi nyeri ringan sampai sedang (McEvoy, 2002, Ganiswara, 1995).

Ketoprofen bekerja pada dosis 2.5% untuk sediaan gel. Digunakan 2-4 kali sehari selama 10 hari
(Sweetman, 2009).

Ketoprofen (FI V)

Asam 2-(3-benzoilfenil)propionat

C16H14O3

BM 254,3

Ketoprofen mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,0 % C16H14O3 ,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak atau hampir tidak berbau

Kelarutan : Mudah larut dalam etanol; dalam aseton, dalam metilenklorida; praktis tidak larut
dalam air
DAFTAR PUSTAKA

Ansel HC, LV Allen & NG Popovich. (2012). Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery
System. 9th edition. Lippincott William & Wilkins

Departemen Kesehatan RI. (2014). Farmakope Indonesia, Edisi V, Direktorat Jenderal


Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta.

Ganiswarna, S., 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 271-288 dan 800-810, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Kuncari, Emma Sri. (2014). Evaluasi, Uji Stabilitas Fisik Dan Sineresis Sediaan Gel Yang
Mengandung Minoksidil, Apigenin Dan Perasan Herba Seledri (Apium Graveolens L.).
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 42, No. 4, Desember 2014: 213-222

McEvoy, G.K., et al., 2002. AHFS Drug Informations. American Society of Health-System
Pharmacist, Inc., Bethesda.

Naibaho, D.H., Yamkan, V,Y., Weni, Wiyono,.2013. Pengaruh Basis Salep Terhadap Formulasi
Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocinum sanchum L.) pada Kulit Punggung Kelinci
yang dibuat Infeksi Staphylococcus aureus. Jurnal ilmiah Farmasi – UNSRAT. 2(2)

Priani, Sani Ega dkk. (2013). Formulasi Sediaan Emulgel Untuk Penghantaran Transdermal
Ketoprofen. Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol.XXXVIII, No.1, 2013-37

Ramchandani, U. dan B. Sangameswaran. (2013). Formulation and Evaluation of Topical Gel of


Ketoprofen Using Different Polymers. International Journal of Pharmaceutical &
Biological Archieve 2013; 4(2): 323-326

Rowe, R.C., Sheskey P. J., Quinn M. E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth
Edition, The Pharmaceutical Press, London.

Sayuti, Nutrisia Aquariushinta. 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak
Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol.5 No.2-Agustus.
2015:74-82

Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press, London.

Tranggono RI, dan Latifah F., 2007, Buku Pegangan Kosmetik, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai