Anda di halaman 1dari 3

Angket On Line (1)


 Chord Lagu (4)
 Disruput Aja (10)
 e-government (34)
 MetoPen (3)
 pelayanan khusus (3)
 Pelayanan Umum (5)
 Teori Adm. Negara (5)

Link Cerdas
 Abd. Wahid
 Ali Rokhman, PhD
 Blogernas
 e-Government
 Indonesia On Line
 Indonesian Explore
 Kota Berhias
 Kota Satria
 Kumpul Blogger
 LIPI
 LP3ES
 Rumah Kiri
 SEPIA
 Statistik Nasional
 Survey Indonesia
 Unsoed
 Wahid Institute
 Wartaegov

Populer
 TIGA TANTANGAN BESAR E-GOVERNMENT
 JENIS-JENIS PELAYANAN PADA E-GOVERNMENT
 Elemen Sukses Pengembangan E-Government
 JENIS-JENIS PELAYANAN PADA E-GOVERNMENT
 Download Materi Hukum Internasional
 Kebijakan Publik Berbasis Respon Masyarakat di Internet
 VISI E-GOVERNMENT


Elemen Sukses Pengembangan E-Government
Menurut hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government, untuk menerapkan konsep-
konsep digitalisasi pada sector public, ada tiga elemen sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan
sungguh-sungguh. Masing-masing elemen sukses tersebut adalah 1) Support, 2) Capacity, dan 3) Value.
Kira-kira, maksud dari elemen-elemen tersebut apa yah?? Mari kita bahas satu per satu.

Support

Seperti yang kita tahu, arti dari kata support sendiri adalah dukungan. Hal terpenting dalam hal dukungan
adalah unsur pimpinan. Pimpinan harus memiliki political will untuk mengembangkan e-government,
karena hal ini akan menyangkut seluruh proses dari e-government. Artinya, pemimpin tidak saja harus
pintar dalam hal pneyusunan konsep, tetapi harus juga menjadi motivator ulung pada fase
pelaksanaannya (action). Tanpa adanya unsur political will, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan
pengembangan e-Government dapat berjalan dengan mulus. Karena budaya birokrasi cenderung bekerja
berdasarkan model manajemen top-down (paradigm klasik), maka jelas dukungan implementasi program
e-Government yang efektif harus dimulai dari para pimpinan pemerintahan yang berada level tertinggi
(Presiden, Gubernur, Walikota/Bupati). Dukungan yang dimaksud disini lebih dari dukungna omongan
semata, melainkan dukungan yang diharapkan adalah dalam bentuk :

a. Disepakatinya kerangka e-Government sebagai salah satu kunci sukses negara dalam mencapai visi dan
misi bangsanya, sehingga harus diberikan prioritas tinggi sebagaimana kunci-kunci sukses lain
diperlakukan. Dengan disepakatinya kerangka tersebut secara bersama, maka tingkat resistensi
dimungkinkan akan kecil.

b. Dialokasikannya sejumlah sumber daya (manusia, financial, tenaga, waktu, informasi, dan lain-lain) di
setiap tataran pemerintahan untuk membangun konsep ini dengan semangat lintas sektoral.

c. Dibangunnya berbagai infrastruktur dan superstruktural pendukung agar terciptanya lingkungan kondusif
untuk mengembangkan e-Government (seperti adanya Undang-Undang yang jelas, ditugaskannya
lembaga-lembaga khusus – misalnya e-Envoy atau DeTIKNas di Indonesia – sebagai penanggung jawab
utama, disusunnya aturan main kerja sama dengan swasta dan lain sebagainya), dan

d. Disosialisasikannya konsep e-Government secara merata,kontinyu, konsisten, dan menyeluruh kepada


seuruh kalangan birokrat secara khusus dan masyarakat secara jmum melalui berbagai kampanye yang
simpatik.

Capacity

Capacity (kemampuan), yaitu keberdayaan pemerintah setempat dalam mewujudkan “impian” e-


Government menjadi kenyataan. Terdapat tiga hal penting yang harus dimiliki pemerintah sehubungan
dengan elemen ini, yaitu :

a. Ketersediaan sumberdaya yang cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-Government, terutama
yang berkaitan dengan sumberdaya financial
b. Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai karena fasilitas ini merupakan 50% dari
kunci keberhasilan penerapan konsep e-Government, dan

c. Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan agar
penerapan e-Government dapat sesuai dengan asas manfaat yang diharapkan.

Namun perlu diperhatikan disini, bahwa ketiadaan salah satu dari prasyarat tersebut jangan dijadikan alas
an tertundanya pemerintah dalam menerapkan e-Government. Justru dari situ, peran pemimpin akan
sangat kentara kinerjanya dalam menghadapi keterbatasan seperti ini. Misalnya dengan melalui usaha-
usaha kerjasama dengan swasta, bermitra dengan pemerintah daerah tetangga, merekrut SDM terbaik dari
sector non public, mengalihdayakan (outsourcing) berbagai teknologi yang tidak dimiliki, dan lain
sebagainya.

Value

Value (Nilai) merupakan manfaat yang secara signifikan dapat dirasakan oleh masyarakat atau pihak lain
dengan adanya penerapan e-Government. Salah dalam mengerti kebutuhan masyarakat, justru akan
menjadi boomerang bagi pemerintah yang berdampak pada sulitnya penerapan usaha pengembangan
konsep e-Government.

Perpaduan antara ketiga elemen terpenting di atas akan membentuk sebuah nexus atau pusat syaraf
jaringan e-Government yang akan menjadi kunci sukses penjamin keberhasilan. Dengan kalimat lain,
pengalaman memperlihatkan bahwa jika elemen yang menjadi focus sebuah pemerintah yang berusaha
menerapkan konsep e-Government berada di luar area tersebut (ketiga elemen pembentuk nexus), maka
kemungkinan (probability) kegagalan proyek tersebut akan semakin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai