Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan
jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya
jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan
bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat
yang akan menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan
pembangunan jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin,
sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan
bagi para pengguna jembatan (Struyk, 1984).1
Keamanan jembatan menjadi faktor utama yang harus
diperhatikan dalam perancangan jembatan. Beban primer, beban
sekunder, dan beban khusus harus diperhitungkan dalam perancangan
jembatan agar memiliki ketahanan dalam menopang beban – beban
tersebut. Keselamatan dan keamanan pengguna jembatan menjadi hal
penting yang harus diutamakan.
Jembatan merupakan infrastruktur yang salah satu fungsinya untuk
mendukung roda transportasi darat. Ada berbagai macam jembatan dibangun di
dunia, mulai dari jembatan paling tinggi, terpanjang dan jembatan paling lebar.
Jembatan Jawa dan Bali menghubungkan antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.
Tentunya patut kita menanyakan dulu pada diri sendiri, seberapakah kita perlu
membangun jembatan Selat Bali ?

1
H.J. Struyk, dan Veen, K.H.C.W., 1984, Jembatan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta

1
Sebagaimana dikatakan K'tut, lintas penyeberangan Ketapang-
Gilimanuk yang diseberanginya berjarak kira-kira 8 kilometer. Meski demikian,
kira-kira 6 kilometer ke arah utara dari lintas feri Ketapang-Gilimanuk, lebar
Selat Bali hanya sekitar 2 kilometer walaupun untuk sisi Bali letak titik itu
berada dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat.
Akan tetapi, di atas kertas sesungguhnya Selat Bali sangat memungkinkan untuk
dihubungkan oleh sebuah jembatan. Lebar Selat Bali di titik tersempit bahkan
"hanya" 2 kilometer sehingga jauh lebih pendek dibandingkan dengan Jembatan
Suramadu dengan panjang 5,4 kilometer.
Bilamana akan dibangun jembatan, maka diproyeksikan panjang jembatan kira-kira
mencapai 3 kilometer dengan bentang utama sepanjang 2 kilometer. Panjang
Jembatan Selat Bali ini pun kira-kira hanya 10 persen dari panjang Jembatan Selat
Sunda, yang kini masih diidam-idamkan.

Ketika Jembatan Selat Sunda selalu dalam perdebatan akibat keberadaan Gunung
Krakatau, maka sebaliknya rencana pembangunan jembatan di Selat Bali tidak akan
menghadapi persoalan serupa. Tidak ada gunung berapi besar dan sejarah tsunami
di pesisir Banyuwangi ataupun Bali barat.

2
Telah sejak tahun 1960 Guru Besar Teknik Sipil ITB Sedijatmo menggagas
keterhubungan antara Pulau Sumatera, Jawa, hingga Bali. Jembatan, diunggulkan
oleh Sedijatmo-penemu konstruksi fondasi cakar ayam-sebagai penghubung pulau-
pulau.
Jadi, ada satu jembatan yang berada di Selat Sunda dan satu jembatan lain
penghubung Selat Bali. Dua jembatan itu disebutnya sebagai Tri Nusa Bima Sakti.
Tri Nusa artinya tiga pulau, yakni Sumatera, Jawa, dan Bali.
Dari penelusuran arsip harian Kompas, pemerintah tidak sepenuh hati dengan
rencana jembatan Selat Bali. Sudah ada pembicaraan, tetapi sejauh ini belum ada
realisasinya.
Harian Kompas, Rabu, 25 Juni 1986 di halaman 1, misalnya, menurunkan artikel
berjudul "Trinusa Bima Sakti Hubungkan Sumatera-Jawa-Bali".
Dalam artikel itu, Menristek BJ Habibie mengatakan, Presiden Soeharto telah
memutuskan rencana pembangunan sebuah terowongan raksasa atau jembatan
panjang di Selat Sunda dan Bali. Ketika itu, pemerintah telah menjajaki kerja sama
dengan Pemerintah Jepang.
Menurut Menristek, studi kelayakan bagi pembangunan dua jembatan tersebut akan
memakan waktu dua tahun dengan biaya sekitar 3,8 juta dollar AS. Dari total dana
3,8 juta dollar AS, Jepang akan membantu dana 3,5 juta dollar AS, sedangkan dana
dari pemerintah sebesar 300.000 dollar AS.
Namun, faktanya jembatan-jembatan itu belum terbangun hingga hari ini.
Kita tidak tahu, apakah suatu hari nanti akan dibangun jembatan penghubung antara
Pulau Jawa dan Bali. Pembangunan mega-infrastruktur mana pun jelas
menimbulkan pro dan kontra. Apalagi, pembangunan jembatan menuju Pulau Bali
yang jelas akan menghadirkan pro-kontra dari sisi budaya.
Akan tetapi, apabila dilakukan survei mendalam terhadap kebutuhan jembatan di
Selat Bali, maka hasil survei seharusnya dapat mempersuasi berbagai pihak. Dengan
perkembangan Banyuwangi yang luar biasa, maka Bali dan Banyuwangi dapat
saling memperkuat.

3
Bagi Pulau Bali, dibangunnya Jembatan Selat Bali menghadirkan potensi
pembangunan Bali barat. Pada akhirnya industri pariwisata takkan hanya terpusat di
Bali selatan, tetapi juga menyebar ke berbagai penjuru Bali.
Ketika Bali membangun bandara kedua di Bali utara, maka keterhubungan
jalan dengan Bali barat dan Jembatan Selat Bali makin baik. Tentu saja hal ini
mensyaratkan perencanaan Bali utara dan Bali barat yang lebih baik daripada
kawasan Bali yang telah terbangun.
Secara teknis, bangsa ini tentu saja mampu membangun Jembatan Selat Bali. Akhir
tahun lalu, kita sudah menyelesaikan pembangunan Jembatan Tayan di Kalimantan
Barat dengan panjang 1.440 meter dan bulan Februari 2016 telah menuntaskan
pembangunan Jembatan Merah Putih di Ambon, Maluku, dengan panjang 1.140
meter. Jadi, hanya perlu menambah panjang 500 meter bagi pembangunan Jembatan
Selat Bali.

Namun kini, terlepas dari mimpi-mimpi dihadirkannya kembali jembatan


penghubung di Selat Bali, ada baiknya keselamatan penyeberangan benar-benar
dijaga.2
Data terkini menyebutkan apabila volume kendaraan yang melintasi Selat
Bali untuk jumlah kendaraan roda dua meningkat sebanyak 33 persen, dengan
angka riil 2.190 unit. Sementara itu di tahun 2017 hanya 1.647 motor.
"Tahun lalu yang melintasi Selat Bali di periode yang sama cuma 4.716 unit. Jenis
kendaraan roda empat campuran ikut pula terkerek naik 38 persen. Jumlah yang
menyeberang sebanyak 6.519 unit," ungkapnya kepada detikcom, Senin
(24/12/2018). 3

2
https://news.detik.com/jawatimur/4356783/jumlah-penumpang-dan-kendaraan-di-pelabuhan-
ketapang-melonjak
http://m.baranews.co/web/read/60781/menanti.jembatan.selat.bali.perekat.bali.dan.jawa#.XDdPjtIzbIU
3
https://news.detik.com/jawatimur/4356783/jumlah-penumpang-dan-kendaraan-di-pelabuhan-
ketapang-melonjak

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa dampak terhadap lapangan pekerjaan?

2. Apa dampak terhadap penyerapan tenaga kerja?

3. Apa dampak terhadap distribusi pendapatan?

4. Apa dampak terhadap SDA yang ada?

5. Apa dampak terhadap perekonomian di Indonesia melihat Bali dan Jawa


merupakan pulau yang memiliki mobilits perekonomian yang cukup
dikatakan tinggi?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui dampak terhadap lapangan pekerjaan

2. Mengetahui dampak terhadap penyerapan tenaga kerja

3. Mengetahui dampak terhadap distribusi pendapatan

4. Mengetahui dampak terhadap SDA yang ada

5. Mengetahui dampak terhadap perekonomian di Indonesia melihat Bali dan


Jawa merupakan pulau yang memiliki mobilits perekonomian yang cukup
dikatakan tinggi

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Setujukah anda apabila pemerintah membangun jembatan yang


menghubungkan Pulau Jawa dan Bali?
Saya tidak setuju terahadap pembangun jembatan pulau Jawa dan Bali
dikarenakan untuk menjaga Bali sebagai pulau yang memiliki keunikan dengan
segala ciri khasnya, maka yang harus dilakukan, tentu menolak Jembatan Jawa Bali.

Yang diperlukan itu, justru modenisasi pelabuhan dan membuat pelabuhan yang lebih
besar dan fasilitas standar internasional dengan kapal-kapal modern dan bagus untuk
standar Pariwisata.

Itu lebih penting, biarkan Bali seperti sekarang, karena Pulau Bali sudah menjadi
pulau kelas dunia seperti ini. Biarkan juga, Bali menjadi pulau yang artinya, kalau
lewat laut ya harus dengan kapal, bukan dengan jembatan.

Budaya orang Jawa dan Bali tidak cocok. Karena saya sering melihat di Bali
meski kita memarkirkan kendaran dengan kunci yang tertinggal, itu aman saja, tidak
akan hilang. Dan meskipun kita berkendara di malam hari tidak akan ada begal.
Sedangkan di Jawa motor di parkir di depan rumah biasa hilang. Kita lihat sendiri di
daerah wisata macam jogja, dll premannya merajalela seperti parkir Rp 50.000. Jika
dibangun jembatan Jawa dan Bali lambat laun orang Jawa akan mengambil alih.

Bahkan, Ketua PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana juga menolak.


Menurutnya dilihat dari sejarah Pulau Bali yang mana dalam mitologi Dang Hyang
Sidimantra sengaja memutus Pulau Bali dengan Pulau Jawa.
Dari mitologi Hindu yang telah masuk dalam history Bali itu menurutnya secara
sekala-dan niskala Bali dengan Jawa sejak awal memang sudah dibuat sedemikian
rupa.

6
Sehingga harus dibatasi laut yang merupakan salah satu fiter sehingga hal-hal negatif
dan pengaruh buruk dari luar Bali dan segala sesuatu dari luar Bali menjadi lebih
mudah diawasi.

"Jika benar seperti yang diusulkan Bupati Banyuwangi itu, pembangunan Jembatan
Jawa-Bali akan sangat berpengaruh pada tatanan sosial budaya masyarakat. Akan ada
pergeseran-pergeseran nilai di Bali,” katanya, Rabu (16/3/2016), Jembrana.4

2.2. Pengertian Lapangan Pekerjaan


Menurut sensus penduduk 2000, lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan
dari usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan / usaha / perusahaan /
kantor / tempat seseorang bekerja.5
Lapangan pekerjaan ini dibagi dalam 10 golongan, terdiri dari 5 sub sektor
pertanian dan 5 sektor lainnya.6

1. Sektor pertanian:
a. Sub sektor pertanian tanaman pangan
b. Sub sektor perkebunan
c. Sub sektor perikanan
d. Sub sektor peternakan
e. Sub sektor pertanian lainnya
2. Sektor industri pengolahan
3. Sektor perdagangan
4. Sektor jasa
5. Sektor angkutan
6. Sektor lainnya.

4
https://www.kaskus.co.id/thread/57831590582b2e5a4c8b456e/warga-jembarana-tolak-
pembangunan-jembatan-jawa-bali/
5
Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2015
6
Ibid.,

7
Dari masing-masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan
menyerap

tenaga kerja. Bagi yang sedikit kreatif tentu tidak hanya memiliki orientasi
mencari kerja, namun bisa melihat potensi dan peluang dari berbagai
sektor lapangan kerja untuk dijadikan peluang usaha. Penciptaan lapangan
kerja dan peningkatan produktivitas di sektor-sektor kegiatan yang
semakin meluas akan menambah pendapatan bagi penduduk yang
bersangkutan. Kebijaksanaan yang diarahkan pada perluasan kesempatan
kerja dan peningkatan produktivitas tenaga kerja harus dilihat dalam
hubungan dengan kebijaksanaan yang menyangkut perataan pendapatan
dalam masyarakat. Salah satu kebijaksanaan kesempatan kerja adalah
mengadakan identifikasi terperinci, tidak hanya mengenai jumlah
angkatan kerja, melainkan juga lokasi dan penggolongan menurut
lingkungan hidup, persebaran antara daerah, antar sektor, antar
kota/pedesaan dan sebagainya. Kebijakan negara dalam lapangan kerja
meliputi upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan dan perluasan
kesempatan kerja di setiap daerah, serta perkembangan jumlah dan
kualitas angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh
potensi pembangunan di daerah masing-masing. Bertitik tolak dari
kebijaksanaan tersebut maka dalam rangka mengatasi masalah perluasan
kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran, Departemen Tenaga
Kerja dalam UU. No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
memandang perlu untuk menyusun program yang mampu baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mendorong penciptaan lapangan
kerja dan mengurangi pengangguran.

8
2.2.1. Menurut pendapat saya dampak positif terhadap lapangan
pekerjaan yaitu:
Pembangunan jembatan Jawa dan Bali menciptakan peluang usaha
dan menampug angkatan kerja kerja sangat besar dan berpotensi
memberikan multiplier effect terhadap perekonomian lokal dan
perekonomian kawasan.
Menciptakan kesempatan kerja (peluang kerja) melalui transfer
pendidikan dan pelatihan dari pemerintah pusat ke kawasan
regional.
- Menurut pendapat saya dampak positif terhadap lapangan
pekerjaan yaitu:
Jika terjadi pembangunan jembatan Jawa dan Bali maka para
perkerja pelabuhan akan kehilangan pekerjaan mereka. Dan
pendatang semakin banyak otomatis tingkat pengangguran
semakin tinggi.

2.3. Pengertian Penyerapan Tenaga Kerja


Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga
kerja untuk melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu
keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan
pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja.7 Penyerapan tenaga kerja adalah
banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari
banyaknya pertumbuhan penduduk bekerja.

Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor


perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya
permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja
dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja. Penduduk yang berkerja
terserap dan tersebar diberbagai sektor, namun tiap sektor mengalami
7
Michael Todaro . Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. ( Jakarta: Erlangga 2000) H . 89

9
pertumbuhan yang berbeda demikian juga tiap sektor berbeda dalam
menyerap tenaga kerja. Perbedaan laju pertumbuhan tersebut
mengakibatkan dua hal, yaitu :

a. Terdapat perbedaan laju peningkatan produktifitas kerja


masingmasing sektor.
b. Secara berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam
penyerapan tenaga kerja maupun dalam kontribusinya terhadap
pendapatan nasional.

Penduduk yang terserap, tersebar di berbagai sektor perekonomian.


Sektor yang mempekerjakan banyak orang umumnya menghasilkan jasa
yang relatif besar. Setiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang
berbeda. Demikian pula dengan kemampuan setiap sektor dalam
menyerap tenaga kerja

2.3.1. Menurut pendapat saya dampak positif terhadap penyerapan


tenaga kerja yaitu:

Keberadaan Jembatan Jawa dan Bali ini akan meningkatkan aktivitas


pembangunan yang tentu saja tingkat penyerapan tenaga kerja akan
meningkat dan tentu saja sekali lagi akan menjadi daya tarik
tersendiri untuk mengundang banyak orang baik dari dalam ataupun
luar daerah yang akan terkonsentrasi di sekitar jembatan Jawa dan
Bali, kembali ke dalam permasalahan yang mendasar ledakan jumlah
penduduk ini lah yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah
baik hal ini akan terjadi dalam jangka pendek ataupun jangka
panjang.

- Menurut pendapat saya dampak negatif terhadap


penyerapan tenaga kerja yaitu:
Pendatang yang semakin banyak.

10
2.4. Pengertian Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan adalah suatu ukuran atas pendapatan yang
diterima oleh setiap masyarakat. Salah satu cara dalam meningkatkan
distribusi pendapatan adalah dengan adanya pelaksanaan pembangunan
ekonomi. (Suryono,2000). Menyatakan bahwa pembangunan ekonomi
merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk
atau suatu masyarakat meningkat dalam jangka penjang. Oleh karena itu perlu
adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan dan
dilakukan dengan baik, sebab dengan pelaksanaan pembangunan ekonomi,
akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan distribusi
pendapatan bagi masyarakat.8

Pengertian Distribusi Pendapatan menurut Ricardo adalah distribusi


fungsional, oleh karena pendapatan masing – masing kelompok input yang
mendapat perhatiannya. Penjelasan distribusi fungsional ini makin penting
dengan adanya undang – undang gandum (Corn Laws).9
2.4.1. Menurut pendapat saya dampak terhadap distribusi
pendapatan yaitu:
Multiplier efek pembangunan infrastruktur jembatan lebih banyak
menguntungkan golongan rumahtangga yang berpendapatan tinggi,
dan rumahtangga yang berada di kota. Sehingga sangat sulit
mengharapkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan dapat
mengurangi ketimpangan antargolongan pendapatan rumahtangga.
Efek pembangunan sektor infrastruktur jalan dan jembatan terhadap
pendapatan rumahtangga belum dapat mengurangi ketimpangan
pendapatan yang terjadi selama ini.

8
https://studylibid.com/doc/457826/1-jurnal-faktor-faktor-yang
9
David Ricardo, The Principles of Political Economy and Taxatio (1817)

11
2.5. Pengertian SDA yang Ada
Sumber daya adalah sesuatu yang memiliki nilai guna. Sumber Daya Alam
(SDA) adalah keseluruhan faktor fisik, kimia, biologi dan sosial yang
membentuk lingkungan sekitar kita. Hunker dkk menyatakan bahwa sumber
daya alam adalah semua yang berasal dari bumi, biosfer, dan atmosfer, yang
keberadaannya tergantung pada aktivitas manusia. Semua bagian lingkungan
alam kita (biji-bijian, pepohonan, tanah, air, udara, matahari, sungai) adalah
sumber daya alam.
SDA adalah unsur-unsur yang terdiri dari SDA nabati (tumbuhan) dan SDA
hewani (satwa) dengan unsur non hayati disekitarnya yang secara
keseluruhan
membentuk ekosistem.10

2.5.1. Dampak positif terhadap SDA yang ada yaitu:


a. Keseimbangan sumberdaya dan pemerataan penduduk karena
pada saat ini sumber daya manusia terkumpul di Pulau Jawa
sedangkan di Bali memiliki potensi sebagai sumberdaya
alam.
b. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses
produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses
(potensi) SD.
c. Memanfaatkan energi lokal dan sumber daya alam di masing-
masing regional.

10 KEHATI, Materi Kursus Inventarisasi flora dan fauna Taman Nasional Meru Betiri.

12
2.6. Pengertian Ekoonomi
Ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara umum
atau
secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.11
Ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu yang menerangkan cara-cara
menghasilkan, mengedarkan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam
masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-
baiknya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur urusan harta
kekayaan baik yang menyangkut
kepemilikkan, pengembangan maupun distribusi.12
2.6.1. Dampak terhadap perekonomian di Indonesia melihat Bali dan
Jawa merupakan pulau yang memiliki mobilits perekonomian
yang cukup dikatakan tinggi menurut pendapat saya yaitu:
a. Dengan adanya akses Jembatan Jawa dan Bali, pengaruh kedua
pulau ini pada Geoekonomi Dunia akan sangat signifikan.
Terutama terhadap sektor industri jasa Pariwisata & Transportasi.
b. Peningkatan value added untuk masing-masing daerah di Pulau
Bali dan Pulau Jawa.
c. Menfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai dengan dukungan
yang dibutuhkan.
d. Pengembangan Pariwisata domestik akan lebih mudah
dipromosikan.
e. Pengembangan kegiatan industri yang terkonsentrasi di Pulau
Jawa dapat didistribusikan ke Pulau Bali.
f. Menciptakan peluang baru bagi pariwisata di Pulau Bali untuk
lebih dikembangkan dan dipromosikan ke wisatawan domestik
maupun mancanegara.
11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.854
12
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi,(Jakarta: Rajawali Pers:2009), h.2

13
BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain
(jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari jalan,
sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang
pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus
diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat
memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jembatan (Struyk, 1984).

Jembatan merupakan infrastruktur yang salah satu fungsinya untuk mendukung


roda transportasi darat. Ada berbagai macam jembatan dibangun di dunia, mulai dari
jembatan paling tinggi, terpanjang dan jembatan paling lebar. Jembatan Jawa dan Bali
menghubungkan antara Pulau Jawa dan Pulau Bali. Tentunya patut kita menanyakan
dulu pada diri sendiri, seberapakah kita perlu membangun jembatan Selat Bali ?

Saya tidak setuju terahadap pembangun jembatan pulau Jawa dan Bali
dikarenakan untuk menjaga Bali sebagai pulau yang memiliki keunikan dengan
segala ciri khasnya, maka yang harus dilakukan, tentu menolak Jembatan Jawa Bali.

Yang diperlukan itu, justru modenisasi pelabuhan dan membuat pelabuhan yang lebih
besar dan fasilitas standar internasional dengan kapal-kapal modern dan bagus untuk
standar Pariwisata.

Itu lebih penting, biarkan Bali seperti sekarang, karena Pulau Bali sudah menjadi
pulau kelas dunia seperti ini. Biarkan juga, Bali menjadi pulau yang artinya, kalau
lewat laut ya harus dengan kapal, bukan dengan jembatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2015


Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi,(Jakarta: Rajawali Pers:2009), h.2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), h.854
http://m.baranews.co/web/read/60781/menanti.jembatan.selat.bali.perekat.bali.dan.ja
wa#.XDdPjtIzbIU
https://news.detik.com/jawatimur/4356783/jumlah-penumpang-dan-kendaraan-di-
pelabuhan-ketapang-melonjak
https://studylibid.com/doc/457826/1-jurnal-faktor-faktor-yang
https://www.kaskus.co.id/thread/57831590582b2e5a4c8b456e/warga-jembarana-
tolak-pembangunan-jembatan-jawa-bali/
Ibid.,
KEHATI, Materi Kursus Inventarisasi flora dan fauna Taman Nasional Meru Betiri.

Ricardo David, The Principles of Political Economy and Taxatio (1817)


Struyk, H.j, dan Veen, K.H.C.W., 1984, Jembatan, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta

Todaro Michael . Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. ( Jakarta: Erlangga 2000)


H . 89

15

Anda mungkin juga menyukai