Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

IAS 1
PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS

Disusun oleh :
Eka Fadma Puspita
NIM 1711070054

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
BEKASI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2018
A. PENDAHULUAN
International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan Keuangan
adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh Dewan Standar
Akuntansi Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman penyajian laporan keuangan dan
menetapkan persyaratan minimum dalam menyusun laporan keuangan. Yang berlaku untuk
semua laporan keuangan secara umum yang didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS).
IAS 1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun
1997, menggantikan tiga standar pengungkapan dan penyajian persyaratan, dan merupakan
standar akuntansi komprehensif pertama untuk menangani penyajian standar keuangan.
Pada tahun 2001 hal ini diadopsi oleh IASB, dan pada tahun 2012 standar terakhir
diubah pada bulan Juni 2011, perubahan tersebut efektif mulai tanggal 1 Juli 2012.
Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai penyediaan
informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari suatu
entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan menjadi aset, kewajiban, pendapatan
dan pengeluaran, kontribusi oleh dan distribusi kepada pemilik, dan arus kas.

Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :


1. Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK;
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha;
3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual;
4. Materialitas dan Penggabungan;
5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
6. Disajikan minimal secara tahunan
7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode

IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan keuangan dan membedakan laporan


keuangan dari informasi lainnya. Setiap elemen dari laporan keuangan harus memuat nama
entitas pelaporan, apakah laporan keuangan dari individu atau kelompok, tanggal entitas
pelaporan dan periode yang dicakup, mata uang presentasi dan tingkat pembulatan.
IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan keuangan, seperti
mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan rincian tentang kapan harus
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan
persyaratan mengenai catatan atas laporan keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan
akuntansi dan informasi asumsi yang digunakan.
IAS 1 diubah pada tahun 2007 untuk menggambarkan perubahan dalam istilah yang
berdampak pada standar akuntansi lainnya. Perubahan tersebut meliputi :

Di Indonesia sendiri, IAS 1 dikonvergensi kedalam PSAK 1. Namun di dalam


konfergensi itu sendiri, tidak semua hal di dalam IAS di masukkan kedalam PSAK. Berikut
adalah yang menjadi pembeda antara IAS 1 dan PSAK 1:
1. IAS 1 paragraf 1 yang menjadi PSAK 1 par. 01 tentang tujuan dengan menambahkan
kalimat... yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan”.
2. IAS 1 par. 02 yang menjadi PSAK 1 par. 02 tentang ruang lingkup dengan
penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas
syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3. IAS 1 par. 07 yang menjadi PSAK 1 par. 07 tentang definisi Standar Akuntansi
Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan
perundang-undangan di pasar modal.
4. IAS 1 par. 10 yang menjadi PSAK 1 par. 10 dengan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan
keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan
keuangan.
5. Tambaha par. 14a tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan
perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan untuk seluruh entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
6. Catatan kaki pada IAS 1 par. 15 yang terkait tentang Kerangka Dasar Penyusunan
Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum direvisi.
7. IAS 1 par. 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi
Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia.
Pengaturan IAS par. 23-24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 23-24 mengenai
pegungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory
framework prohibits departure from the requirement” dalam IAS 1 par. 23
8. Catatan kaki pada IAS 1 par. 07, 15, 28, dan 89 yang terkait dengan Kerangka Dasar
Penyusunan Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum di revisi.
9. IAS 1 par. 54 (f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture
belum diadopsi
10. IAS 1 par. 139 yang menjadi PSAK 1 par. 139 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat
dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara
bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara
bertahap.
11. IAS 1 par. 139A – 139L tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak
relevan. Adopsi IAS 1 menjadi PSAK 1 telah menggunakan IAS 1 yang telah
mengakomodir amandemen tersebut.
12. IAS 1 par. IG5A tidak diadopsi karena IFRS 9 belum diadopsi.
13. Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi
keuangan disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan yang selama ini
berlaku di Indonesia. Pedoman Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi
keuangan sebagai berikut:

Sementara Pedoman Implementasi dari PSAK 1 menyajikan laporan posisi keuangan


sebagai berikut:
B. TUJUAN

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
1. Aset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan Beban termasuk keuntungan dan kerugian
5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik,
dan
6. arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan
atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan
setara kas.

C. PERANGKAT LAPORAN KEUANGAN YANG LENGKAP

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode


Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:

a. aset tetap
b. properti investasi
c. aset takberwujud
d. aset keuangan
e. investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f. persediaan
g. piutang dagang dan piutang lain
h. kas dan setara kas
i. total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset
yang
j. termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual
k. utang dagang dan utang lain
l. provisi
m. liabilitas keuangan
n. liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46:
Pajak
o. Penghasilan
p. liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46
q. liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
r. dimiliki untuk dijual
s. kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
t. modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan posisi
keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas.
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas jangka
pendek dan jangka panjang sebagai klasiftkasi yang terpisah dalam laporan posisi
keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak diklasiftkasikan sebagai aset
lancar (liabilitas jangka pendek).
Contoh :
Gambar 1. Laporan Posisi Keuangan

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode


Hal-hal yang disajikan dalam Laporan Laba Rugi perusahaan disajikan dalam
beberapa kelompok :
1. Minimum disclosure:
a. Revenue
b. Tax expense
c. Finance cost
d. Share of the profit or loss associates and joint venture accounted for using
the equity method
e. Single amount comprising the total of:
• The post tax profit or loss of discontinued operation
• The post tax gain or loss recognized on the measurement to fair value
less costs to sell or on the disposal of the assets or disposal group
constituting the discontinued operation.
f. Net income/loss
2. Intermediate component
Umum bagi perusahaan untuk menyajikan beberapa atau seluruh bagian
berikut dan totalnya dalam laporan laba-rugi.
a. Sales or revenue
b. COGS
c. Selling expense
d. Administrative or general expense
e. Other income or expense
f. Financing cost
g. income tax
h. Discontinued operation
i. Non controlling interest
j. EPS

3. Condensed income statement


Dalam beberapa kasus, income statement tidak dapat menyajikan seluruh
expense secara detail. Maka hanya ditampilkan total dari komponen beban tersebut.
Kemudian diberikan schedule tambahan untuk memberikan rincian dari total
tersebut.

Komponen-komponen Pelaporan dalam laporan laba-rugi :


1. Gross Profit
a. Dihitung dengan mengurangi beban pokok penjualan dari hasil penjualan
bersih.
b. Pengungkapan pendapatan penjualan bersih sangat berguna.
c. Pendapatan insidentil diungkapkan dalam pendapatan dan beban lainnya.
d. Analis dapat lebih mudah memahami dan menilai kecenderungan dalam
pendapatan dari operasi yang dalanjutkan.

2. Income from operation

Ditentukan dengan mengurangkan beban penjualan dan administrasi serta


pendapatan dan beban lainnya dari laba kotor.
a. Digunakan untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa
depan.

3. Gain and losses


a. Kerugian write-down persediaan menjadi net realizable value atau Property,
plant and equipment menjadi recoverable amount, serta pembalikan lainny.
b. Kerugian restrukturisasi kegiatan dan biaya restrukturisasi.
c. Keuntungan atau kerugian pelepasan property, plant and equipment.
d. Litigasi permukiman.

4. Income before income tax


Dihitung dengan mengurang interest expense terhadap income from operation.

5. Net income
a. Merupakan pendapatan setelah semua pendapatan dan beban untuk periode
tersebut yang diperhitungkan.
b. Dilihat oleh banyak orang sebagai ukuran yang paling penting dari keberhasilan
atau kegagalan suatu perusahaan untukjangka waktu tertentu.

6. Allocation to non controlling interest


a. IFRS mensyaratkan bahwa laba bersih anak perusahaan dialokasikan untuk
controlling/non controlling interest.
b. Alokasi ini dilaporkan di bagian bawah laporan Iaba rugi setelah laba bersih.

7. Earnings per share


(Net income - Preference dividends) dibagi Weighted average of ordinary
shares outstanding
a. Indikator penting bisnis.
b. Mengukur dolar yang diterima oleh setiap saham biasa.
c. Harus diungkapkan pada laporan Iaba rugi.

8. Discontinued operation
IFRS
a. Keuntungan atau kerugian dari penjualan sebuah komponen dari bisnis.
b. Hasil usaha komponen yang telah atau akan dibuang secara terpisah dari operasi
yang dilanjutkan.
c. Efek dari operasi dihentikan setelah dikurangi pajak, sebagai kategori terpisah
setelah operasi yang dilanjutkan.
d. Sebuah perusahaan yang melaporkan discontinued operation harus melaporkan
operasi nilai per saham untuk setiap item discontinued operation baik dilaporan
laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan.

9. Extraordinag items
IFRS : Dalam IFRS tidak diperbolehkan memasukkan extraordinary item dalam
Iaporan keuangan.
GAAP : Kejadian/transaksi yang tidak biasa sifatnya dan sangat jarang terjadi.

10. lntraperiod tax allocation


Berkaitan beban pajak penghasilan dengan item tertentu yang menimbulkan
sejumlah beban pajak. Pada Iaporan laba rugi, pajak penghasilan dialokasikan untuk:
(1) Income from continuing operations before tax
(2) Discontinued operations

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan


komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain:
a. Laba rugi
b. Total penghasilan komprehensif lain
c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain
Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas bagian laba rugi
dan penghasilan komprehensiflain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk periode berjalan:

a. Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada


1) kepentingan non-pengendali
2) pemilik entitas induk
b. Penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada
1) kepentingan non pengendali
2) pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
Contoh :
Gambar 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode


Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagaimana disyaratkan IFRS.
Laporan perubahan ekuitas memuat informasi sebagai berikut:
a. Total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukkan
secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dan kepada kepentingan nonpengendali.
b. Untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau penyajian
kembali secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan
yang timbul dari:
1) Laba rugi
2) Penghasilan komprehensif lain
3) Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang
menunjukkan secara terpisah kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik
dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan
hilangnya pengendalian.
Untuk setiap komponen ekuitas, entitas menyajikan, baik dalam laporan
perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan, analisis penghasilan
komprehensif lain berdasarkan pos.
Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau catatan atas
laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik
selama periode, dan jumlah dividen per saham terkait.

4. Laporan arus kas selama periode


Laporan arus kas mengandung informasi tentang kegiatan-kegiatan yang
menghasilkan dan menggunakan kas. Kegiatan utama arus kas yaitu:
a. Kegiatan operasional, adalah kegiatan utama organisasi menghasilkan
pendapatan. Contoh dari kegiatan operasional adalah penerimaan kas dari
penjualan barang dagang, royalti dan komisi, dan pembayaran kepada karyawan
dan pemasok.
b. Kegiatan investasi, melibatkan perolehan dan penjualan aktiva tetap. Contoh
kegiatan investasi adalah penerimaan kas dari penjualan properti, penjualan
instrumen hutang dan ekuitas organisasi lain, penerimaan pembayaran hutang
dari organisasi lain, kontrak futures, kontrak swap dan kontrak forward. Contoh
pembayaran kas dari kegiatan investasi adalah biaya pengembangan yang
dikapitalisasi, akuisisi properti, pabrik dan peralatan, pembelian instrumen
hutang dan ekuitas organisasi lain, pembayaran untuk kontrak futures, kontrak
swap dan kontrak forward.
c. Kegiatan pendanaan, yang mengakibatkan perubahan terhadap jumlah ekuitas dan
pinjaman organisasi. Contoh kegiatan pendanaan adalah penerimaan kas dari
penjualan saham, atau penerbitan surat hutang, dan pengeluaran kas untuk
membeli kembali saham dan pembayaran hutang.Informasi arus kas entitas
berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas
tersebut. Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan
setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
selama satu periode
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyajian ketiga
aktivitas terebut dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Suatu transaksi
tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas misal pelunasan
pinjaman dan bunganya sebagai pendanaan dan operasi.
Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas adalah:
a. Metode langsung, kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto
diungkapkan;
b. Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas,
penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas
investasi dan pendanaan.
Contoh :

Gambar 4. Laporan Arus Kas


5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelasan lainnya
Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar penyusunan
laporan keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan sesuai dengan
IAS 1. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan
di bagian manapun dalam laporan keuangan. Dan memberikan informasi yang tidak
disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut
relevan untuk memahami laporan keuangan.
Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara
sistematis. Entitas membuat referensi silang atas setiap pos dalam laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam
catatan atas laporan keuangan.
Entitas umumnya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan
sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan membandingkan dengan
laporan keuangan entitas lain:
a. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK
b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan dan laporan !aha rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan
dan penyajian masing-masing pos; dan
d. pengungkapan lain

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

D. KETENTUAN UMUM

1. Penyajian secara wajar


Laporan keuangan akan menyajikan secara wajar mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Suatu entitas yang memiliki laporan
keuangan harus sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)
yang menjadikan suatu laporan yang eksplisit dan laporan tanpa syarat atas
kepatuhan tersebut di dalam catatannya. Suatu entitas tidak dapat meralat kebijakan
akuntansi yang tidak layak melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang
digunakan, atau melalui catatan ataupun melalui penjelasan.
Di dalam kondisi lingkungan yang sangat langka bilamana manajemen entitas
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan daru sutau Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) menjadi sangat menyesatkan yang
bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang ditetapkan oleh Kerangka Dewan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), entitas diharuskan untuk menyimpang dari
ketentuan tersebut, kecuali kerangka peraturan di mana entitas beroperasi yang
mengharuskan, atau tidak melarang, suatu penyimpangan tersebut. Kondisi tersebut
patut dicatat bahwa permohonan yang benar dan wajar dikesampingkan
(sebagaimana kadang-kadang hal ini merujuk kepada) tidak diharapkan seringkali
terjadi di dalam praktik.
Kelangsungan hidup usaha (going concern): Suatu entitas secara normal
menyusun laporan keuangan atas asumsi dasar kelangsungan hidup usaha. Namun,
apabila manajemen bermaksud utuk melikuidasi entitasnya atau untuk menghentikan
operasi dagangnya, atau tidak mempunyai alasan yang realistis melakukannya, tidak
diijinkan untuk menyusun laporan keuangan dengan menggunakan asumsi dasar
kelangsungan hidup usaha. Lagipula, bilamana manajemen peduli, dalam melakukan
penilaian, mengenai ketidakpastian yang material, yang berhubungan denagn
peristiwa atau kondisi yang mungkin meragukan secara signifikan atas kemampuan
entitas untuk melanjutkan sebagai suatu kelangsungan hidup usaha, maka entitas
tersebut harus mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Demikian juga, bilamana
suatu entitas tidak menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan hidup usaha,
maka entitas harus mengungkapkan fakta tersebut bersamaan dengan dasar atas
disusunnya laporan keuangan berikut alasan mengapa entitas tidak dianggap sebagai
suatu kelangsungan hidup usaha.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan keuangan
secara wajar dengan memenuhi IFRS terkait. Penyajian secara wajar juga
mensyaratkan entitas untuk:
a. Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. IAS 8 mengatur
hirarki panduan otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal
tidak terdapat pernyataan yang secara spesifik mengatur suatu pos tertentu.
b. Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan
mudah dipahami.
c. Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan
spesifik dalam IFRS tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk
memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap
posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha


Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun
laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen
memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau
tidak memiliki alternatif lain yang realistis selain melakukannya. ]ika manajemen
menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang
material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan
keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut. ]ika
entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak
dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan
usaha.
Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat,
manajemen memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia mengenai masa
depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua belas bulan dari akhir periode
pelaporan. Tingkat pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap kasus. Ketika
selama ini entitas menghasilkan laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan,
maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa
melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen mungkin perlu untuk
mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas masa kini
maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran utang dan sumber
potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi
kelangsungan usaha telah sesuai.

3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual


Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai
aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika
pos - pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur
tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

4. Materialitas dan Penggabungan


Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang material.
Entitas menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak
serupa kecuali pos tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau
peristiwa lain yang digabungkan ke dalam kelas-kelas sesuai sifat atau fungsinya.
Tahap akhir dari proses pengabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian data
yang telah diringkas dan diklasifikasikan yang membentuk pos-pos dalam laporan
keuangan. Jika suatu pos secara individual tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain di dalam laporan keuangan atau di dalam catatan atas laporan
keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan
keuangan mungkin cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas
laporan keuangan. Entitas tidak perlu menyediakan pengungkapan yang spesifik
yang disyaratkan oleh suatu standar jika informasi tersebut tidak material.
5. Tidak memperkenankan saling hapus antara aset dan liabilitas
Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan
dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar. Entitas melaporkan
secara terpisah aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau laporan posisi keuangan
mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami
transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus
kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi
transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan
penilaian (sebagai contoh, penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan
piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.

6. Disajikan minimal secara tahunan


Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih
pendek daripada periode satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap periode
cakupan laporan keuangan, entitas mengungkapkan:
a. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
b. Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan secara keseluruhan.

Umumnya, entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk


periode satu tahun. Akan tetapi, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih
untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk periode 52 minggu. Pernyataan ini tidak
menghalangi praktik tersebut.

7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya


Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya
untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan,
kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat
naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika
relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan keuangan,
minimal, dua laporan posisi keuangan, dua dari setiap laporan keuangan lainnya, dan
catatan terkait. Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
retrospektif dalam laporan keuangan atau ketika mereklasifikasi item dalam laporan
keuangan, dua dari setiap laporan lainnya, dan catatan terkait. Entitas menyajikan
laporan posisi keuangan pada:
a. Akhir periode berjalan,
b. Akhir periode sebelumnya (yang sama seperti awal periode berjalan), dan
c. Awal periode komparatif paling awal.

Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan


keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
Sebagai contoh, entitas mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang
sengketa hukum, yang hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir periode
sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian. Pengguna laporan keuangan dapat
memperoleh manfaat atas pengungkapan informasi adanya ketidakpastian pada akhir
periode pelaporan sebelumnya dan dari pengungkapan informasi tentang langkah-
langkah yang telah dilakukan selama periode untuk mengatasi ketidakpastian
tersebut.
8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode
dilakukan secara konsisten kecuali:
a. setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi
dalam IAS 8
b. perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi keuangan.

Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian ulang atas
penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan
keuangan perlu disajikan secara berbeda. Namun demikian, perubahan penyajian
dapat dilakukan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan bagi pengguna dan struktur yang baru memiliki kecenderungan akan
digunakan seterusnya, sehingga keterbandingan tidak terganggu.

E. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Komponen-komponen Pelaporan dalam laporan laba-rugi :


1. Gross Profit
a. Dihitung dengan mengurangi beban pokok penjualan dari hasil penjualan bersih.
b. Pengungkapan pendapatan penjualan bersih sangat berguna.
c. Pendapatan insidentil diungkapkan dalam pendapatan dan beban lainnya.
d. Analis dapat lebih mudah memahami dan menilai kecenderungan dalam
pendapatan dari operasi yang dalanjutkan.

2. Income from operation


a. Ditentukan dengan mengurangkan beban penjualan dan administrasi serta
pendapatan dan beban lainnya dari laba kotor.
b. Digunakan untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa
depan.

3. Gain and losses


a. Kerugian write-down persediaan menjadi net realizable value atau Property,
plant and equipment menjadi recoverable amount, serta pembalikan lainny.
b. Kerugian restrukturisasi kegiatan dan biaya restrukturisasi.
c. Keuntungan atau kerugian pelepasan property, plant and equipment.
d. Litigasi permukiman.

4. Income before income tax


Dihitung dengan mengurang interest expense terhadap income from operation.

5. Net income
c. Merupakan pendapatan setelah semua pendapatan dan beban untuk periode
tersebut yang diperhitungkan.
d. Dilihat oleh banyak orang sebagai ukuran yang paling penting dari keberhasilan
atau kegagalan suatu perusahaan untukjangka waktu tertentu.

6. Allocation to non controlling interest


c. IFRS mensyaratkan bahwa laba bersih anak perusahaan dialokasikan untuk
controlling/non controlling interest.
d. Alokasi ini dilaporkan di bagian bawah laporan Iaba rugi setelah laba bersih.

7. Earnings per share


(Net income - Preference dividends) dibagi Weighted average of ordinary
shares outstanding
d. Indikator penting bisnis.
e. Mengukur dolar yang diterima oleh setiap saham biasa.
f. Harus diungkapkan pada laporan Iaba rugi.

8. Discontinued operation
IFRS
e. Keuntungan atau kerugian dari penjualan sebuah komponen dari bisnis.
f. Hasil usaha komponen yang telah atau akan dibuang secara terpisah dari operasi
yang dilanjutkan.
g. Efek dari operasi dihentikan setelah dikurangi pajak, sebagai kategori terpisah
setelah operasi yang dilanjutkan.
h. Sebuah perusahaan yang melaporkan discontinued operation harus melaporkan
operasi nilai per saham untuk setiap item discontinued operation baik dilaporan
laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan.

9. Extraordinag items
IFRS : Dalam IFRS tidak diperbolehkan memasukkan extraordinary item dalam
Iaporan keuangan.
GAAP : Kejadian/transaksi yang tidak biasa sifatnya dan sangat jarang terjadi.
10. lntraperiod tax allocation
Berkaitan beban pajak penghasilan dengan item tertentu yang menimbulkan
sejumlah beban pajak. Pada Iaporan laba rugi, pajak penghasilan dialokasikan untuk:
(1) Income from continuing operations before tax
(2) Discontinued operations

Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain yang


berisipos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi yaitu:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi
2. Keuntungan/kerugian aktuarial dalam manfaat pasti
3. Keuntungan dan Kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing
4. Keuntungan dan Kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan tersedia untuk
dijual
5. Bagian Efektif dari keuntungan dan Kerugian Instrumen Lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas

Perusahaan mempunyai pilihan untuk menyajikan pos pendapatan dan beban dalam
bentuk:
1. Dua laporan yang terpisah antara:
a. Laporan laba rugi yang menunjukkan komponen laba rugi terpisah dan;
b. Laporan pendapatan komprehensif yang dimulai dengan laba rugi dan
pendapatan komprehensif lain.
2. Satu laporan laba rugi komprehensif (gabungan dua laporan terpisah di atas)

Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif harus disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali
pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
Dalam laporan laba rugi komprehensif, perusahaan mengungkapkan pos-pos berikut
sebagai alokasi laba rugi dalam periode:

1. Laba rugi periode berjalan dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas
induk.
2. Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas induk.
Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Pajak
penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan komprehensif lain harus
diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.

F. PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi terpilih
sebagai bagian dari informasi yang dibutuhkan, untuk membuat penilaian, dan keputusan
keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat membuat penilaian handal jika laporan
keuangan tidak mengungkapkan dengan jelas kebijakan akuntansi terpilih yang penting dalam
penyusunan laporan keuangan. Keanekaragaman kebijakan akuntansi dan pengungkapan
tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan
beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-lain) atau wilayah
akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain) Di
dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi yang dapat digunakan bersama-
sama, sehingga para pemakai dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan
pilihan kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa. Contoh
berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu
diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansinya sebagai berikut :
1. Kebijakan konsolidasi
2. Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan
kerugian pertukaran
3. Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai
penggantian Peristiwa setelah tanggal neraca Sewa guna usaha, sewa beli atau
transaksi cicilan dan bunga Pajak Kontrak jangka panjang Franchise atau waralaba
Aktiva Piutang Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok
penjualannya Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan Tanaman belum menghasilkan
Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan Investasi pada
anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain Penelitian
dan pengembangan Paten dan merek dagang Goodwill Kewajiban dan Penyisihan
Jaminan Komitmen dan kontinjensi Biaya pensiun dan tunjangan hari tua Pesangon
dan uang penggantian Keuntungan dan kerugian Metode pengakuan pendapatan
Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan penambahan
(improvement) Untung-rugi penjualan aktiva Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib,
termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung ke perkiraan surplus.
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diungkapkan
dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan
kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan
akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi
yang penting telah diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak
diungkapkan. Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan
akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode
pengungkapan.
Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan
internasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati batas
negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode
sebelumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan
perlu diungkapkan, dampak perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan
kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan juga
harus diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan datang.
Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan harus merupakan bagian
integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan tersebut lazimnya diungkapkan
pada suatu tempat tertentu dalam Laporan Keuangan. Perubahan kebijakan akuntansi
berpengaruh material periode sekarang atau dapat berpengaruh material periode yang akan
datang harus diungkapkan bersama alasannya. Pengaruh perubahan, jika material, harus
diungkapkan secara kuantitatif.
https://www.iasplus.com/en/standards/ias/ias1#link2

Anda mungkin juga menyukai