Anda di halaman 1dari 1

Menurut Perry & Potter (2006) indikasi pada pemberian terapi parenteral yaitu

pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan
obat (ada sumbatan di saluran cerna atas) Kesadaran menurun dan berisiko terjadi
aspirasi (tersedak obat masuk ke pernapasan),sehingga pemberian melalui jalur
lain dipertimbangkan, kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai,
sehingga diberikan melalui

injeksi

a. Intravena
pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung
masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam
peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan
memberikan obat oral.
Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena hanya
diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini
tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada
kebanyakan pasien dirawat di rumah sakit dengan infeksi bakteri, sama efektifnya
dengan antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan
administrasi rumah sakit, biaya perawatan, danlamanya perawatan. Obat tersebut
memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika dimasukkan melalui
mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan intravena (sebagai obat
suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang susunan kimiawinya
“polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur
gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam darah).Maka harus
dimasukkan ke dalam pembuluh darah langsung. Pasien tidak dapat minum obat
karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran
cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangkan pemberian melalui
jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di
bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).

Daftar pustaka

A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai