KEJANG DEMAM
G. Penaktalaksanaan Medis
1. Pengobatan
a. Pengobatan fase akut
Obat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah
diazepam yang diberikan melalui interavena atau indra vectal.
Dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis IV (perlahan-lahan).
Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis yang sama
setelah 20 menit.
b. Turunkan panas
Anti piretika : parasetamol / salisilat 10 mg/kg/dosis.
Kompres air PAM / Os
c. Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan serebro spiral dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien
kejang demam yang pertama, walaupun demikian kebanyakan dokter
melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai
meningitis, misalnya bila aga gejala meningitis atau bila kejang
demam berlangsung lama.
d. Pengobatan profilaksis
Pengobatan ini ada dalam cara : profilaksis intermitten / saat
demam dan profilaksis terus menerus dengan antikanulsa setiap hari.
Untuk profilaksis intermitten diberikan diazepim secara oral dengan
dosis 0,3 – 0,5 mg/hgBB/hari.
e. Penanganan sportif
1) Bebaskan jalan napas
2) Beri zat asam
3) Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Pertahankan tekanan darah
2. Pencegahan
a. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana.
Beri diazepam dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang disertai
demam.
b. Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata
Dapat digunakan :
C. Rencana Keperawatan
N Dx Tujuan dan kriteria Rencana
o hasil
1. Hipertermi Setelah dilakukan Perawatan demam (3740)
berhubung asuhan keperawatan 1. Monitor suhu tubuh sesering
an dengan selama 3x24 jam mungkin
dehidrasi diharapkan tidak 2. Monitor warna kulit
terjadi hipertermi atau 3. Monitor tekanan darah, nadi
peningkatan suhu dan RR
tubuh dengan kriteria 4. Monitor penurunan tingkat
hasil: kesadaran
Termoregulasi 5. Tingkatkan sirkulasi udara
(08000) dengan membatasi pengunjung
a. Suhu tubuh dalam 6. Berikan cairan dan elektrolit
rentan normal sesuai kebutuhan
(36,5-37oC) 7. Menganjurkan menggunakan
b. Nadi dalam rentan pakaian yang tipis dan
normal 80- menyerap keringat
120x/menit 8. Berikan edukasi pada keluarga
c. RR dalam rentan tentang kompres dibagian
normal 18- lipatan tubuh (aksila,
24x/menit selangkangan)
d. Tidak ada 9. Kolaborasi dengan dokter
perubahan warna dalam pemberian obat penurun
kulit dan badan panas
tidak teraba hangat
2. Pola nafas Setelah diberikan Monitor pernafasan (3350)
tidak asuhan keperawatan 1. Monitor frekuensi nafas
efektif selama 2x24 jam 2. Auskultasi suara nafas
berhubung diharapkan pola nafas 3. Atur posisi pasien untuk
an dengan kembali efektif mengoptimalkan ventilasi
kekakuan dengan kriteria hasil: 4. Monitor warna kulit
otot Status Pernafasan 5. Monitor tekanan darah dan
pernafasan (0415) nadi
a. RR dalam batas 6. Berikan Edukasi keluarga
normal 18- tentang hal yang dapat memicu
24x/menit serangan kejang
b. Batuk berkurang 7. Kolaborasi dengan dokter
c. Tidak ada sianosis dalam pemasangan
d. Suhu dalam batas bronkodilator atau pemberian
normal (36-37,5) oksigen.
3. Resiko Setelah dilakukan Manajemen lingkungan
cedera tindakan keperawatan (6480)
berhubung selama 3x24 jam 1. Sediakan lingkungan yang
an dengan diharapkan risiko aman untuk pasien
aktifitas cidera tidak terjadi 2. Identifikasi kebutuhan dan
kejang dengan kriteria hasil: keamanan pasien
Kontrol risiko (0005) 3. Hindarkan lingkungan
1. Mencari yang berbahaya
informasi 4. Memasang side rail tempat
tentang resiko tidur
penyakit 5. Menyediakan tempat tidur
2. Mengidentifik yang nyaman dan bersih
asi faktor 6. Membatasi pengunjung
resiko individu 7. Memberikan penerangan
3. Memonitor yang cukup
faktor risiko di 8. Menganjurkan keluarga
lingkungan untuk menemani pasien
9. Mengontrol lingkungan
dari kebisingan
10. Edukasi tentang penyakit
kepada keluarga.