Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita curahkan kepada Allah subhana wata’ala,


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
kita hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu’allaihi Wassalam,
Kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Persoalan Nilai Awal Dan
Syarat Batas dengan judul “Transformasi dan sifat-sifat transformasi laplace ”

Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada


Bapak Drs. Hamid, M.Si selaku dosen mata kuliah Persoalan Nilai Awal Dan
Syarat Batas yang telah memberikan kepercayaan untuk membuat makalah ini,
orang tua yang senantiasa berdoa untuk kelancaran tugas kami, serta pada teman-
teman yang telah memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bisa memberikan sesuatu
yang bermanfaat bagi kami dan para pembaca serta dapat dijadikan referensi
untuk penyusunan makalah di waktu yang akan datang.

Palopo, 6 Desember 2018

Penyusun Kelompok
8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transformasi Laplace adalah suatu metode operasional yang dapat


digunakan secara mudah untuk menyelesaikan persamaan diferensial linier.
Dengan menggunakan transformasi Laplace, dapat diubah beberapa fungsi umum
seperti fungsi sinusoida, fungsi sinusoida teredam, dan fungsi eksponensial
menjadi fungsi-fungsi aljabar variabel kompleks. Bila persamaan aljabar dalam _
dipecahkan, maka penyelesaian dari persamaan diferensial (transformasi Laplace
balik dari variabel tidak bebas) dapat diperoleh dengan menggunakan tabel
transformasi Laplace.
Suatu kelebihan metode transformasi Lapalace adalah bahwa metode ini
memungkinkan penggunaan teknik grafis untuk meramal kinerja sistem tanpa
menyelesaikan persamaan diferensial sistem. Kelebihan lain metode transformasi
Laplace adalah diperolehnya secara serentak baik komponen transien maupun
komponen keadaan tunak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari transformasi laplance?
2. Apa sifat-sifat dari transformasi Laplance?
3. Bagaimana transformasi laplace dan sifat-sifat transformasi laplace ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari transformasi laplace.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat transformasi lapalace.
3. Untuk transformasi laplace dan sifat-sifat transformasi laplace
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. Definisi transformasi laplace ..................................................................
B. Metode transformasi laplace ..................................................................
C. Sifat-sifat transformasi laplace ...............................................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Transformasi Laplace
Definisi :
Misalkan suatu fungsi t dan t > 0, maka transformasi Laplace dari F(t)
dinotasikan dengan L{F(t)} yang didefinisikan oleh:
`

e
 st
L{F (t )}  F (t )dt  f ( s)
0

Karena L{F(t)} adalah integral tidak wajar dengan batas atas di tak hingga (∞ )
maka
`
L{F (t )}   e  st F (t )dt  f ( s)
0

 Lim  e  st F (t )dt
p 
0

Transformasi Laplace dari F(t) dikatakan ada, jika integralnya konvergen


untuk beberapa nilai s, bila tidak demikian maka transformasi Laplace tidak ada.
Selanjutnya bila suatu fungsi dari t dinyatakan dengan huruf besar, misalnya
F(t), G(t), Y(t) dan seterusnya, maka transformasi Laplace dinyatakan dengan
huruf kecil yang bersangkutan sehingga L{F(t)} = f(s), L{G(t)} = g(s), L{Y(t)}
= y(s) dan seterusya.
Teorema
Jika F(t) adalah fungsi yang kontinu secara sebagian-sebagian dalam setiap
interval 0≤ 𝑡 ≤ N dan eksponensial berorde 𝛾 untuk t > N, maka transformasi
Laplace f(s) ada untuk setiap s > 𝛾
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace
beberapa fungsi sederhana.
No. F (t ) L{F (t )}
1
,s  0
1. 1 s

1
,s  0
2. T s2

2
,s  0
3. t2 s3

tn n!
,s  0
4. n = 0,1,2,3,…. s n 1

1
,s  0
5. sa
e at
a
,s  0
6. sin at s  a2
2

s
,s  0
7. cos at s  a2
2

a
,s  a
8. sinh at s  a2
2

s
,s  a
9. cosh at s  a2
2

s2  a
10. t cos at (s 2  a 2 ) 2

t sin at s
11. 2a (s  a 2 ) 2
2
Contoh :
1. Tentukan transformasi Laplace fungsi berikut :

a. F (t )  e at
`
L{F (t )}   e  st t e at dt
0

 lim  e ( s a )t dt
p 
0


1
lim e ( s  a )t
s  a p 
 
0
p

1  1 1 
 
 ( s  a) p  e ( s a )  e ( s a ) 0 
lim 

1

sa

b. F(t) = 1

L {F(t)} = L{1}

e
 st
= (1)dt
0

= Lim e  st dt
p  
0

p
 1 
= lim  e  st 
p 
 s 0

 1 1 
= lim    0 
p 
 se se 

1
=
s
Syarat Cukup Transformasi Laplace Ada
Jika F(t) adalah kontinu secara sebagian-sebagian dalam setiap selang
berhingga 0  t  N dan eksponensial berorde  untuk t > N, maka transformasi
Laplacenya f(s) ada untuk semua s >  .

Perlu ditekankan bahwa persyaratan-persyaratan yang dinyatakan adalah CUKUP


untuk menjamin bahwa transformasi Laplace-nya ada. Akan tetapi transformasi
Laplace dapat ada atau tidak walaupun persyaratan ini tidak dipenuhi.

B. Metode Transformasi Laplace


1) Metode langsung, berkaitan dengan definisi.
Metode ini berkaitan langsung dengan definisi

L{F (t )}   e  st F (t )dt
0

 Lim  e  st F (t )dt
p 
0

Contoh

L{F (t )}   e  st F (t )dt
0

 lim  e  st tdt
p 
0

p
1
 lim  t.  d (e  st )
p  s
0

p
1
  lim te  st   e  st dt
s p 0

p
1  1 
  lim te st  e st 
s p 
 s 0
1 1
  0  
s s
1

s2
 f (s )
2) Metode Deret
Misal F(t) mempunyai uraian deret pangkat yang diberikan oleh

F (t )  a0  a1t  a 2 t 2  a3t 3  ...



  ant n
n 0

Maka transformasi Laplacenya dapat diperoleh dengan menjumlahkan


transformasi setiap sukunya dalam deret, sehingga:
L{F (t )}  L{a0 }  L{a1t}  L{a 2 t 2 }  L{a3t 3 }  ...

ao a1 2!a2
   3  ...
s s2 s

n! a n
 n 1
, syarat ini berlaku jika deretnya konvergen untuk s > 
n0 s

3) Metode Persamaan Differensial


Metode ini menyangkut menemukan persamaan differensial yang dipenuhi
oleh F(t) dan kemudian menggunakan teorema-teorema diatas.
4) Menurunkan terhadap parameter
5) Aneka ragam metode, misalnya dengan menggunakan teorema-teorema
yang ada.
6) Meggunakan table-tabel, melalui penelusuran rumus yang sudah di
tetapkan.
C. Sifat-sifat Transformasi Laplace

Transformasi Laplace suatu fungsi mempunyai beberapa sifat, diantaranya adalah


1) Sifat Linear
Jika c 1 dan c 2 adalah sebarang konstanta, sedangkan F 1 (t ) dan F 2 (t ) adalah
fungsi-fungsi dengan transformasi-transformasi Laplace-nya masing-masing
f1 (s) dan f 2 ( s) , maka:
L{c 1 F1 (t ) +c F2 (t ) } = c 1 f1 (s) + c 2 f (s)

Bukti :

L{c 1 F1 (t ) +c F2 (t ) } =  e st {c1F1 (t )  c2 F2 (t )}dt
0

 

e c1F1 (t )dt   e st c1F2 (t )dt


 st
=
0 0

p 
= c1  e F1 (t )dt  c2  e  st F2 (t )dt
 st

0 0

= c1 f1 (s)  c2 f 2 (s)
Contoh :
1. L{5t-3} = L{5t} – L{3}
= 5 L{t} – 3 L{1}
1 1
=5 2
3
s s
5 3
= 
s2 s
2) Sifat Translasi atau Pergeseran Pertama
Jika L{F(t)} = f(s) maka L{e at F (t )} = f(s-a)
Bukti

Karena L{F(t)} =  e  st F (t )dt = f(s), maka
0


L{e F (t )} =  e  st e at F (t )dt
at

=  e ( s a )t F (t )dt
0

= f(s-a)
Contoh :
1. Tentukan L{e 3t F (t )} jika L{F (t )}  f (s)

Menurut sifat 2 di atas, L{e at F (t )}  f (s  a)


Maka L{e 3t F (t )}  f s  (3) 
 f ( s  3)
3) Sifat translasi atau pergeseran kedua
 F (t  a), t  a
Jika L{F(t)} = f(s) dan G(t) =  maka
0, t  a
L{G(t)} = e  as f (s)

Bukti

L{G(t)} =  e  stG (t )dt
0

a 

 e G(t )dt   e G(t )dt


 st  st
=
0 a

a 

e (0)dt   e  st F (t  a)dt
 st
=
0 a

e
 st
= F (t  a)dt
a

Misal u = t-a mak t = u+a dan du = dt, sehingga


 

 e F (t  a)dt =  e F (u)du
 st s (u  a )

a 0


= e as  e  su F (u)du
0

= e  as f (s)

Contoh :

 2 2
cos(t  3 ), t  3
1. Carilah L{F (t )} jika F (t )  
0, t  2
 3
Menurut definisi transformasi Laplace


L{F (t )}   e  st F (t )dt
0

2 / 3 

e e cos(t  2 / 3)dt
 st  st
 (0)dt 
0 
2 /3


  e  s (u  2 / 3) cosudu
0


 e 2s / 3  e  su cos udu
0

se 2s / 3

s2 1
4) Sifat pengubahan skala

Jika L{F (t )}  f ( s) maka L{F (at )}  1 f  s 


a a
Bukti
Karena

L{F (t )}   e  st F (t )dt
0

maka

L{F (at )}   e  st F (at )dt
0

du
Misal u  at maka du  adt sehingga dt 
a


Menurut definisi L{F (at )   e  st F (at )dt
0

 s
u   du
 e a
F (u )
0
a
s
1   u
  e  a  F (u )du
a

1 s
 f 
a a

Contoh :
6
1. Jika L{F (t )}   f ( s)
( s  2) 3

1 s
maka L{F (3t )}  f( )
3 3
6
 3
s 
3  2 
3 
6.9

( s  6) 3

5) Transformasi Laplace dari turunan-turunan


Jika L{F(t)} = f(s) maka L{F’(t)} = sf(s) – F(0)

Karena Karena L{F(t)} =  e  st F (t )dt = f(s), maka
0


L{F’(t)} =  e  st F ' (t )dt
0


=  e  st dF (t )
0

p
  st 

=  e F (t )   F (t )d (e  st ) 
 
 0 0

= -F(0) + s  e  st F(t)dt
0

= sf(s) – F(0)
Jika L{F’(t)} = sf(s) – F(0) maka L{F’’(t)} = s 2 f (s)  sF (0)  F ' (s)
Bukti

L{F”(t)} =  e  st F " (t )dt
0


=  e  st d ( F ' (t ))
0

 

=  e  st F ' (t )   F ' (t )d (e  st )  e
 0 

  st 

=  e F ' (t )  s  F ' (t )e  st dt 

 0 


= e  st F ' (t )  s[ sf ( s)  F (0)] 
= s 2 f (s)  sF (0)  F ' (0)
Dengan menggunakan induksi matematika dapat ditunjukkan bahwa, jika
L{F(t)} = f(s) maka
L{F ( n ) (t )} = s n f (s)  s n1F (0)  s n2 F ' (0)  ...  sF ( n2) (0)  F ( n1) (0)
6) Transformasi Laplace dari Integral-Integral
t  f ( s)
Jika L{F (t )}  f ( s) maka L  F (u )du  
0  s

Bukti:
t
Misal G(t )   F (u )du maka G ' (t )  F (t ) dan G (0)  0
0

Dengan mentransformasikan Laplace pada kedua pihak, diperoleh:


L{G ' (t )}  L{F (t )}
 sL{G (t )}  G{0}  f ( s)
 sL{G (t )}  f ( s )
f ( s)
 L{G (t )} 
s
t  f ( s)
Jadi diperoleh L  F (u )du  
0  s
7) Perkalian dengan tn
dn
Jika L{F (t )}  f ( s) maka L{t n F (t )  (1) n n
f ( s)  (1) f ( n ) ( s)
ds
Bukti.


Karena f ( s)   e  st F (t )dt maka menurut aturan Leibnitz untuk menurunkan
0

dibawah tanda integral, diperoleh:

d   st 

df
 f ' ( s )    e F (t )dt 

ds ds  0 

  st
 e F (t )dt
0
s

   te  st F (t )dt
0


  e  st {tF (t )}dt
0

  L{tF (t )}

df
Jadi L{tF (t )}     f ' ( s)
ds
8) Sifat Pembagian Oleh t

 F (t ) 
Jika L{F(t)} = f(s) maka L     f (u )du
 t  0
Bukti:
F (t )
Misal G(t) = maka F(t) = t G(t).
t
Dengan menggunakan definis transformasi Laplace untuk kedua bagian, maka
d dg
diperoleh bentuk L{F(t)} = L{t G(t)} atau f(s) = - L{G (t )} atau f(s) = - .
ds ds
Selanjutnya dengan mengintegralkan diperleh
dg
 f(s) =  -
ds
.

s
g(s) = -  f (u )du


=  f (u)du
s


 F (t ) 
Jadi L 
 t 
  f (u)du
s

Contoh :
1. Tentukan L{t 2 cos at}

d2  s 
Menurut sifat di atas, L{t 2 cos at}  (1) 2  
ds 2  s 2  a 2 

d  a2  s2 
  
ds  ( s 2  a 2 ) 2 

2 s 3  6a 2 s

(s 2  a 2 ) 3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai