Anda di halaman 1dari 22

MODUL 1

MODUL
INDUKSI MATEMATIKA

Untuk SMA Kelas XI – Program IPA


Semester I

ATIKAH
PETUNJUK BELAJAR

1. Bacalah Secara cermat tujuan atau kompetensi dasar yang hendah dicapai

2. Pelajari contoh yang tersedia

3. Cermati isi materi dan berilah tanda khusus yang menurut saudara penting

4. Lihat glosarium jika menemukan istilah asing dalam modul

5. Kerjakan latihan dengan baik untuk memperlancar pemahaman saudara

6. Gunakan modul ini secara berurutan

1
INDUKSI
MATEMATIKA

Induksi matematika merupakan salah satu metode/cara pembuktian yang absah dalam matematik
untuk membuktikan suatu pernyataan matematika apakah benar atau salah. Seringkali kita hanya
menerima saja pernyataan atau argumen matematika, tanpa mengetahui kebenaran pernyataan
tersebut. Oleh karena itu kita membutuhkan suatu metode untuk membuktikan kebenaran pernyataan
matematika yang disebut induksi matematika.

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami metode pembuktian induksi matematika dan prinsip induksi matematika

Indikator

3.1.1 Menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembuktian induksi matematika
3.1.2 Menentukan basis induksi dan langkah induksi pada prinsip induksi matematika
3.1.3 Menentukan pembuktian prinsip induksi matematika sederhana, rampatan, dan kuat

2
Kegiatan Belajar
1

1.1 INDUKSI MATEMATIKA

Induksi Matematik merupakan salah satu argumentasi pembuktian suatu pernyataan matematika yang
semesta pembicaraannya himpunan bilangan bulat atau lebih khusus himpunan bilangan asli. Metode
pembuktian untuk proposisi yang berkaitan dengan bilangan bulat adalah induksi matematika. Melalui
induksi matematik kita dapat mengurangi langkah-langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat
termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah langkah terbatasPerhatikan
contoh pernyataan-pernyataan matematik berikut ini.

Contoh 1.1.1 :

Benarkah pernyataan ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat mencoba dengan mensubstitusikan
n dalam pernyataan itu dengan sembarang bilangan asli.
1
Apabila n = 1 maka pernyataan itu menjadi 1 = 2. 1(1 + 1), atau 1 = 1, yaitu diperoleh suatu pernyataan
yang benar.
1
Apabila n = 2 maka pernyataan itu menjadi 1 + 2 = 2 . 2(2 + 1), atau 3 = 3, yaitu diperoleh suatu pernyataan
yang benar.
1
Apabila n = 3 maka pernyataan itu menjadi 1 + 2 + 3 = 2. 3(3 + 1), atau 6 = 6, yaitu suatu pernyataan yang
benar pula.

Anda dapat melanjutkannya untuk n = 4; 5; atau bilangan asli lainnya dan akan selalu
memperoleh pernyataan yang bernilai benar. Apakah dengan memberikan beberapa contoh dengan
substitusi n pada pernyataan semula dan diperoleh pernyataan-pernyataan yang benar, sudah
memberikan bukti tentang kebenaran pernyataan tersebut? Dalam matematika, pemberian beberapa
contoh seperti itu bukan merupakan bukti dari kebenaran suatu pernyataan yang berlaku dalam
himpunan semestanya. Pernyataan pada contoh di atas, himpunan semestanya ialah himpunan semua
bilangan asli. Apabila kita dapat memberikan contoh untuk tiap bilangan asli n pada pernyataan tersebut
dan masing-masing memperoleh pernyataan yang benar maka hal tersebut dapat merupakan bukti
kebenaran dari pernyataan itu. Akan tetapi, hal ini tidak efisien dan tidak mungkin kita lakukan karena
banyaknya himpunan bilangan asli ada tak berhingga.

Lalu bagaimana cara membuktikan pernyataan tersebut? Salah satu caranya ialah memandang ruas
pertama dari pernyataan itu sebagai deret aritmetika dengan suku pertama a = 1, bedanya b = 1, suku
terakhirnya ialah 𝑈𝑛 = n dan memiliki n buah suku. Maka, jumlah deret itu adalah
1
𝑆𝑛 = n (a + 𝑈𝑛 )
2
1
= 2 n (1 + n)
1
= 2 n (n + 1) , yaitu ruas kedua dari pernyataan yang dibuktikan.

Cara lain untuk membuktikan pernyataan itu adalah dengan induksi matematika. Langkah-langkah
pembuktian dengan induksi matematik adalah sebagai berikut.

Misalkan, p(n) adalah suatu proposisi yang akan dibuktikan benar untuk setiap bilangan asli n. Langkah-
langkah pembuktiannya dengan induksi matematika sebagai berikut:

3
Langkah (1) : Ditunjukkan bahwa p(l) benar.

Langkah (2) : Diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k dan ditunjukkan bahwa P(k+1)
benar.

Jika langkah-langkah (1) dan (2) berhasil ditunjukkan kebenarannya maka selanjutnya disimpulkan bahwa
p(n) benar untuk setiap bilangan asli n. Mengapa demikian? Langkah (1), yaitu p(l) benar, dan karena
langkah (2) maka p(2) benar pula. Selanjutnya karena p(2) benar, menurut langkah (2) maka p(3) benar
pula. Dan menurut langkah (2) lagi maka p(4) benar pula, dan seterusnya sehingga p(n) benar untuk setiap
bilangan asli n. Langkah (1) di atas sering disebut basis (dasar) induksi, dan langkah (2) disebut langkah
induksi.

Kita sekarang akan menerapkan langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematika itu untuk
membuktikan pernyataan pada Contoh 1 di atas.

Contoh 1.1.2 :
1
Buktikan bahwa 1 + 2 + 3 + ....+ n = 2 n (n + 1) , untuk setiap bilangan asli n.

Bukti :
1
Misalkan, p(n) menyatakan 1 + 2 + 3 + ....+ = 2 n (n + 1)
1
1.) p(1) adalah 1 = 2 (1 + 1) , yaitu 1 = 1, jelas benar.

2.) Diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k, yaitu:
1
1 + 2 + 3 + ....+ k = k (k + 1) benar.
2

Selanjutnya harus ditunjukkan bahwa p(k + 1) benar, yaitu:


1
1 + 2 + 3 + ....+ k + (k+1) = 2 (k + 1) (k + 2)

Hal ini ditunjukkan sebagai berikut:

1 + 2 + 3 + ....+ k + (k + 1) = (1 2 3 .... + k) (k + 1)
1
= k (k + 1) (k + 1) (karena diasumsikan)
2
1
= (k + 1) ( 2 k + 1)
1
= 2 (k + 1) (k + 2)
1
Jadi, 1 + 2 + 3 + ....+ k + (k+1) = 2 (k + 1) (k + 2) , berarti p(k + 1) benar.

Sehingga p(n benar untuk setiap bilangan asli n.

Jika kedua ruas pada contoh 2 tersebut dikalikan 2 maka diperoleh :

2 + 4 + 6 + ... + 2 n = n (n + 1)

Coba buktikan dengan menggunakan induksi matematika bahwa pernyataan ini benar untuk setiap
bilangan asli n.

Contoh 1.1.3 :

Hitunglah 1 + 3 + 5 +...+ (2n -1) .

Jawab:

1 + 3 + 5 + ...+ (2n - 1) sebagai deret aritmetika dengan suku pertama a = 1, beda b = 2 dan banyaknya
suku adalah n serta suku terakhirnya 𝑈𝑛 = (2n -1). Maka, jumlahan tersebut dapat dihitung dengan rumus
jumlahan deret aritmetika, yaitu:

4
Akan tetapi, apabila kita lupa atau belum mengerti rumus deret tersebut maka hal tersebut tidak dapat
kita lakukan. Kita dapat membuat dugaan dengan mencoba jumlah beberapa suku sebagai berikut

dan seterusnya.

1 + 3 + 5 + ... + 99 = ?

Tampak bahwa jumlahan-jumlahan ini merupakan bilangan kuadrat sempurna. Sehingga kita bisa
menduga bahwa:

1 + 3 + 5 + ... + (2n-1) = 𝑛2 .

Akan tetapi, dugaan ini baru merupakan jawaban sementara sehingga harus dibuktikan kebenarannya.
Pembuktiannya dapat dilakukan dengan induksi matematika sebagai berikut.

Misalkan, p(n) menyatakan 1 + 3 + 5 + ... + (2n -1) = 𝑛2 .

1.) p(1) adalah 1 = 12 , jelas benar.

2.) Dimisalkan p(k) benar untuk suatu bilangan asli k, yaitu 1 + 3 + 5 + ... + (2k -1) = 𝑘 2 , dan
ditunjukkan bahwa p(k+1) benar, yaitu 1 + 3 + 5 + ... + (2k-1) + (2k + 1) = (𝑘 + 1)2 .

Hal ini ditunjukkan sebagai berikut:

1 + 3 + 5 + ... + (2k - 1) + (2k + 1) = 𝑘 2 + 2k + 1 = (𝑘 + 1)2 .

Sehingga p(k + 1) benar.

Jadi, p(n) benar untuk setiap bilangan asli n.

Contoh 1.1.4 :

Buktikanlah bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku :

Bukti:

Misalkan, p(n) adalah

1.) p(1) adalah

Jadi, p(1) benar.

2.) Diasumsikan bahwa p(k) benar untuk suatu bilangan asli k, yaitu

5
Dan harus ditunjukkan bahwa p(k + 1) benar, yaitu ditunjukkan bahwa

Hal ini ditunjukkan sebagai berikut.

Jadi, p(k + 1) benar.

Selanjutnya, dari langkah-langkah (1) dan (2) disimpulkan bahwa p(n) benar untuk setiap bilangan asli n.

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Buktikan bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku

4+10+16+...+(6n-2) = n(3n+1).
1
2) Buktikanlah 1.2 + 2.3 + 3.4 + … + n(n + 1) = 3 n(n + 1)(n + 2) untuk setiap bilangan asli n.

3) Buktikan untuk setiap bilangan asli n.

4) Buktikan bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku:

5) Buktikanlah bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku:

1.2 PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA SEDERHANA

Sebuah cara pembuktian yang sering dipakai, simple, dan sangat ampuh dalam matematika kombinatorial
dan ilmu komputer, dikenal dengan prinsip induksi matematika. Induksi matematika adalah metode
pembuktian untuk proposisi bilangan bulat.

Untuk suatu pernyataan tertentu yang melibatkan sebuah bilangan asli n, jika kita dapat menunjukkan
bahwa :

1. Pernyataan itu benar untuk n = n0 , dan

2. Pernyataan itu benar untuk n = k+1, dengan mengasumsikan bahwa pernyataan itu benar
untuk n = k, (k ≥ n0),

3. Konklusi:

∀n P(n) bernilai benar.

6
maka kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan itu benar untuk semua bilangan asli n ≥ n0.

Langkah (1) dinamakan basis induksi, sedangkan langkah (2) dinamakan langkah induksi. Di samping itu,
asumsi bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = k di dalam langkah (2) biasanya dinamakan hipotesis
induksi.

Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah membuktikan bahwa
p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.

Contoh 1.2.1:

n(n  1)
1 2  3  n  ,
Buktikan bahwa 2 untuk semua n ≥1.

Solusi:

n(n  1)
1 2  3  n  ,
Misalkan P(n) menyatakan 2 untuk semua n ≥1.

1.) Basis induksi.

Akan dibuktikan P(1) benar untuk n = 1.

Perhatikan bahwa:

1(1  1)
1
2
1( 2)

2
2

2
 1.

Jadi, basis induksi benar.

2.) Langkah induksi.

k (k  1)
1 2  3  k  ,
Misalkan P(k) benar, yaitu 2

Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu

(k  1)((k  1)  1)
1  2  3    k  (k  1)  .
2
Perhatikan bahwa:

1  2  3    k  (k  1)  (1  2  3    k )  (k  1)
k (k  1)
  (k  1)
2
(k 2  k )  2(k  1)

2
k  3k  2
2

2
(k  1)(k  2)

2

k  1k  1  1 , untuk semua k  1.
2

7
n(n  1)
1 2  3  n 
Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa 2 untuk semua n ≥1, juga
benar.

Contoh 1.2.2:

Buktikan bahwa 2  n  20 , untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5.


n

Solusi:

Misalkan P(n) menyatakan 2  n  20 , untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5.


n

1.) Basis induksi.

Akan dibuktikan P(5) benar untuk n = 5.

Perhatikan bahwa:

2 5  5  20
32  25
Jadi, basis benar.

2.) Langkah induksi.

Misalkan P(k) benar, yaitu 2  k  20 ,


k

Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu

2 k 1  (k  1)  20 .
Perhatikan bahwa:

2 k 1  2.2 k  2(k  20)  2k  40  (k  1)  20 , untuk setiap k  5.

Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa 2  n  20 , untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5, juga
n

benar.

Contoh 1.2.3:

Buktikan bahwa 2  1 habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.


2n

Solusi:

Misalkan P(n) menyatakan 2  1 habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.


2n

1.) Basis induksi.

Akan dibuktikan P(1) benar untuk n = 1. Perhatikan bahwa:

2 2.1  1  2 2  1
 4 1
3 benar habis dibagi3
Jadi, basis benar.

2.) Langkah induksi.

Misalkan P(k) benar, yaitu 2  1 habis dibagi 3


2k

Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu

8
2 2 ( k 1)  1 habis dibagi 3

Perhatikan bahwa:

2 2( k 1)  1  2 2 k  2  1
 2 2 k .2 2  1
 2 2 k .4  1
 4.2 2 k  1
 (3.2 2 k  2 2 k )  1
 (3.2 2 k )  (2 2 k  1)

Habis dibagi 3 Habis dibagi 3

Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa 2  1 habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1,
2n

juga benar.

Contoh 1.2.4 :

Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama
adalah 𝑛2 .

Penyelesaian:

(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjilmpositif pertama adalah 12 = 1.
Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.

(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = 2𝑛 adalah
benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n – 1)]. Kita
harus memperlihatkan bahwap(n +1) juga benar, yaitu 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n
+ 1)2 juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:

1+ 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = [1 + 3 + 5 + … +(2n – 1)] + (2n + 1) = n2 + (2n + 1)= n2 + 2n + 1= (n + 1)2

Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.

(𝑛+1)
1) Tunjukkan bahwa untuk n  1, 1+2+3+…+n = melalui induksi matematika.
2

2) Tunjukkan bahwa untuk n  1, bahwa n3 + 2n adalah kelipatan 3 melalui induksi matematika.

3) Tunjukkan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2 melalui induksi
matematika.

4) Berapakah jumlah dari n bilangan ganjil positif pertama?

5) Tunjukkan bahwa n < 2n untuk setiap bilangan bulat positif n.

1.3 PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA KUAT

Bentuk prinsip induksi matematika yang lebih “kuat”, yang sering disebut sebagai prinsip induksi
matematika kuat, dapat dinyatakan sebagai berikut. Untuk suatu pernyataan tertentu yang melibatkan
bilangan asli n, jika kita dapat menunjukkan bahwa:

9
1’. Pernyataan itu benar untuk n = n0, dan

2’. Pernyataan itu benar untuk n = k + 1, dengan mengasumsikan bahwa pernyataan itu benar untuk n0 ≤
n ≤ k,

maka kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan itu benar untuk semua bilangan asli n ≥ n0.

Bentuk ini lebih kuat dari prinsip induksi matematika yang disajikan di atas. Tegasnya, di dalam
langkah induksi, untuk membuktikan bahwa pernyataan yang bersangkutan benar untuk n = k + 1, kita
dibolehkan membuat asumsi yang lebih kuat di dalam langkah (2’) daripada di dalam langkah (2) di atas.
Dengan kata lain, prinsip induksi matematika kuat memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang sama
meskipun memberlakukan asumsi yang lebih banyak.

Contoh 1.3.1:

Buktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n yang lebih besar atau sama dengan 2 merupakan bilangan
prima atau hasil kali beberapa bilangan prima.

Solusi:

Misalkan P(n) adalah proposisi bahwa setiap bilangan bulat positif n yang lebih besar atau sama dengan
2 merupakan bilangan prima atau hasil kali beberapa bilangan prima.

1.) Basis induksi.

Untuk n = 2, karena 2 adalah bilangan prima, maka pernyataan tersebut benar.

2.) Langkah induksi

Misalkan P(k) benar, yaitu asumsikan bahwa 2,3,…,k dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih)
bilangan prima (hipotesis induksi), akan ditunjukkan bahwa P(k+1) juga benar, yaitu n+1 juga dapat
dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima.

Ada 2 kasus:

1. Jika k+1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau
lebih bilangan prima.

2. Jika k+1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang habis membagi
k+1 tanpa sisa. Dengan kata lain ,

(k  1)
b
a ,atau (k  1)  ab

Yang dalam hal ini, 2 ≤ a ≤ b ≤ k. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai
perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, k+1 jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan
prima, karena k+1 = ab.

Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ≥ 2) dapat dinyatakan
sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.

Contoh 1.3.2 :

Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi dengan 1 dan
dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ≥

2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip
induksi kuat.

Solusi :

Penyelesaian:

10
1) Basis induksi, Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan
sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.

2) Langkah induksi, Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …n dapat dinyatakan sebagai


perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu
menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Ada dua
kemungkinan nilai n + 1

(a) Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jel dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih prima.

(b) Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka bilangan bulat positif a yang membagi habis n

sisa. Dengan kata lain, (n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab.

yang dalam hal ini, 2 ≤ a ≤ b ≤ n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian
satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima,
karena n + 1 = ab.

Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n
(n ≥ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.

Contoh 1.3.3 :

Tunjukan bahwa bilangan bulat positif adalah bilangan prima jika hanya jika hanya habis dibagi 1 dan
dirinya sendiri.

Solusi :

Kita akan buktikan bahwa untuk setiap bilangan bulat n≥2, dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau
lebih bilangan prima.

• Basis Induksi

Untuk n = 2 ⇒ 2 = 1.2 ( 2 dapat dinyatakan sebagai perkalian satu bilangan prima) Benar).

• Hipotesa induksi

Misalkan 2,3,4, . . ., n dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima.

• Akan dibuktikan bahwa (n+1) dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima.

Bukti:

Jika (n+1) adalah bilangan prima , maka (n+1) dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu bilangan prima
yaitu (n+1) = 1.(n+1)

Jika (n+1) bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan positif a sedemikian

sehingga 2< a < (n+1) yang membagi habis (n+1). Dengan kata lain:

a(n + )1 = b atau (n+1) = ab

Dari hipotesa, karena 2< a,b<n maka a dan b dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan
prima. Jadi, ab juga dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima, sehingga (n+1)
dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima. (terbukti)

1. Tunjukkan bahwa n < 2𝑛 untuk setiap bilangan bulat positif n.

2. Tunjukan bahwa banyaknya himpunan bagian dari suatu himpunan yang mempunyai

11
anggota sejumlah n adalah 2𝑛 .

3. Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa 20 +
21 + 22 + … + 2𝑛 = 2𝑛 +1 – 1.

4. Suatu string biner panjangnya n bit. Jumlah string biner yang mempunyai bit 1

sejumlah ganjil adalah 2𝑛 -1. buktikan pernyataan tersebut untuk n≥1.

5. Gunakan induksi matematika untuk membuktikan bahwa n! ≥ 2𝑛 −1 untuk setiap

n = 1, 2, ....

1.4 PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA DIRAMPATKAN

Jika kita perlu membuktikan bahwa pernyataan P(n) benar untuk semua bilangan bulat ≥ n0, jadi tidak
hanya bilangan bulat mulai dari 1 saja. Prinsip yang digunakan adalah prinsip induksi yang dirampatkan
atau generalized. Hal ini ditunjukkan dengan cara sebagai berikut :

1. P(n0) benar, dan

2. Jika p(n) benar maka p(n+1) juga benar, untuk semua bilangan bulat n ≥ n0.

Contoh 1.4.1 :

Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa 20 + 21 + 22 + … +
2n = 2n+1 – 1.

Solusi :

(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh 20 = 20+1 – 1.

Ini jelas benar, sebab 20 = 1 = 20+1 – 1

= 21 – 1

=2–1

=1

ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu

20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1

adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu

20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1

juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:

20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1

= (2n+1 – 1) + 2n+1 (hipotesis induksi)

= (2n+1 + 2n+1) – 1

= (2 . 2n+1) – 1

= 2n+2 - 1

= 2(n+1) + 1 – 1

12
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak-
negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1 .

Contoh 1.4.2 :

Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematika bahwa 20 + 21 +
22 + … + 2𝑛 = 2𝑛+1 - 1

Solusi :

(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh: 20
= 20+1 – 1.

Ini jelas benar, sebab 20 = 1 = 20+1 – 1

= 21 – 1

=2–1

=1

(ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu

20 + 21 + 22 + … + 2𝑛 = 2𝑛+1 - 1

adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu

20 + 21 + 22 + … + 2𝑛 + 2𝑛+1 = 2(𝑛+1)+1 - 1

juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:

20 + 21 + 22 + … + 2𝑛 + 2𝑛+1 = ( 20 + 21 + 22 + … + 2𝑛 ) + 2𝑛+1

= ( 2𝑛+1 – 1) + 2𝑛+1 (hipotesis induksi)

= ( 2𝑛+1 + 2𝑛+1 ) – 1

= (2 . 2𝑛+1 ) – 1

= 2𝑛+2 - 1

= 2(𝑛+1)+1 – 1

Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar semua bilangan bulat tidak-
negatif n, terbukti bahwa 20 + 2𝑛 = 2𝑛+1 – 1 .

1. Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematika bahwa 20 + 21
+ 22 + … + 2𝑛 = 2𝑛+1 – 1.

2. Gunakan induksi matematika untuk membuktikan pertidaksamaan berikut ini.

2𝑛 + 1 ≤ 2𝑛 , untuk n = 3, 4, ...

3. Untuk tiap n ≥ 3, jumlah sudut dalam sebuah poligon dengan n sisi adalah 180(n − 2)◦ Buktikan
pernyataan ini dengan induksi matematik.

4. Gunakan induksi matematika untuk membuktikan pertidaksamaan berikut ini.

5. Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematika bahwa 20 + 21
+ 22 + … + 2𝑛 = 2𝑛+1 - 1 .

13
EVALUASI

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang paling benar!

1. Manakah hasil dari induksi matematika yang membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil
positif pertama adalah 𝑛 2.

a. (n +1) 2 d. (n +1)

b. (2n +1) 2 e. ( 2𝑛 2+1)

c. (2n +1)

2. Untuk semua n  1, dengan pembuktian induksi matematika bahwa 𝑛3 + 2n adalah kelipatan


3.maka hasilnya adalah....

a. ( 𝑛3 + 2n) + 2( 𝑛2 + n + 1) d. ( 𝑛 + 2n) + ( 𝑛2 + n + 1)

b. ( 𝑛3 + 2n) + 3( 𝑛2 + n + 1) e. (3 + 2n) + ( 𝑛2 + n + 1)

c. ( 𝑛 + 3n) + ( 𝑛2 + n + 1)

3. 𝑛 3- n habis dibagi 3 untuk setiap n bilangan asli. Dengan pembuktian induksi matematika
hasilnya adalah ...........

a. 2r, r = m + 𝑘 2 + k. c. r, r = 2m + 𝑘 2 + k. e. 3r, r = m + 𝑘 2 + k.

b. m + 𝑘 2 + k d. 2m + 𝑘 2 + k.
𝑛3
4. untuk setiap bilangan asli n berlaku 1 2 + 2 2 + + (n - 1) 2 < 3
. Dengan pembuktian induksi
matematika hasilnya adalah ......
(2𝑘+2) 3
a. 3

(4𝑘+2) 3
b.
3

(2𝑘+1) 3
c. 3

(𝑘+1) 3
d. 3

(3𝑘+1) 3
e. 3

5. untuk setiap bilangan asli n ≥ 10 berlaku 2 𝑛 > 𝑛 3. Dengan pembuktian induksi matematika
hasilnya adalah ......

a. (k + 2) 3 d. (k + 3) 3

b. (3k + 1) 3 e. (k + 1) 3

c. (3k + 2) 3

6. Hasil pembuktian: 1 + 3 + 5 + . . . + (2n – 1) = 𝑛2 , untuk n bilangan pasitif adalah ....

a. (2n+1) d. (n+1) 2

b. (3n+1) e. (n+1)

c. (n+1) 3

7. untuk setiap bilangan asli n ≥ 5 berlaku 2n − 3 < 2n-2 Akan ditunjukkan P(k + 1) benar, maka hasil
pembuktiannya adalah . . . . .

a. (k + 1) − 1 < 2k+1-2 d. 2(k + 1) − 3 < 2k+1-2

14
b. 2(k + 1) − 3 ≥ 2k+1-2 e. 5(k + 1) – 2 < 3k+1-2

c. 2(k + 1) – 5 < 2k+1-2

8. Apa sajakah prinsip induksi matematika , di antaranya adalah . . . .

a. Prinsip induksi kuat,sederhana, dan yang dirampatkan

b. Prinsip induksi besar,kecil, dan yang direnggangkan

c. Prinsip induksi besar, sederhana, dan yang disembunyikan

d. Prinsip induksi mewah,bersih, dan yang dirapihkan

e. Prinsip induksi bersih,kuat, dan yang dirampatkan

9. Ada berapakah jumlah prinsip induksi matematika adalah ....

a. 5 c. 2 e. 4

b. 3 d. 1

10. 2(k + 1) − 3 ≥ 2k+ Untuk setiap bilangan asli n berlaku (1 x 2) + (2 x 22 ) + (3 x 23 ). . . .+ (n x 2 𝑛 ) =


(n - 1) 2 𝑛+1 + 2. Dengan pembuktian induksi matematika hasilnya adalah .....

a. k . 2 𝑘+2 + 2 c. 2 𝑘+1 + 2 e. (k + 1) + 2

b. 2 𝑘+1 (2k) d. 2 𝑘+1 [(k - 1)

11. 𝑛 3- n habis dibagi 3 untuk setiap n bilangan asli. Dengan pembuktian induksi matematika
hasilnya adalah ...........

a. 2r, r = m + 𝑘 2 + k. c. r, r = 2m + 𝑘 2 + k. e. 3r, r = m + 𝑘 2 + k.

b. m + 𝑘 2 + k d. 2m + 𝑘 2 + k.

12. Misalkan x ≥ -1 , Untuk setiap bilangan asli n berlaku (1 + 𝑥) 𝑛 ≥ 1 + nx. Dengan pembuktian
induksi matematika hasilnya adalah.........

a. (1 + 𝑥) 𝑘 (1 + x) ≥ 1 + x + kx + 𝑘𝑥 2

b. (2 + 𝑥) 𝑘 (1 + x) ≥ 2 + x + kx + 𝑘𝑥 2

c. (-1 + 𝑥) 𝑘 (-1 + x) ≥ 1 + x + kx + 𝑘𝑥 2

d. (-2 + 𝑥) 𝑘 (-1 + x) ≥ 2 + x + kx + 𝑘𝑥 2

e. (-1 + 𝑥) 𝑘 (-1 + x) ≥ 1 + x + kx + 𝑘𝑥 2
𝑛3
13. untuk setiap bilangan asli n berlaku 1 2 + 2 2 + + (n - 1) 2 < . Dengan pembuktian induksi
3
matematika hasilnya adalah ......
(2𝑘+2) 3
a. 3

(4𝑘+2) 3
b. 3

(2𝑘+1) 3
c. 3

(𝑘+1) 3
d. 3

(3𝑘+1) 3
e. 3

14. untuk setiap bilangan asli n ≥ 10 berlaku 2 𝑛 > 𝑛 3. Dengan pembuktian induksi matematika
hasilnya adalah ......

15
a. (k + 2) 3 d. (k + 3) 3

b. (3k + 1) 3 e. (k + 1) 3

c. (3k + 2) 3

15. Manakah hasil dari induksi matematika yang membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil
positif pertama adalah 𝑛 2.

a. (n +1) 2 d. (n +1)

b. (2n +1) 2 e. ( 2𝑛 2+1)

c. (2n +1)

16. Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, dengan pembuktian induksi matematika bahwa 20
+ 21 + 22 + … + 2𝑛 = 2𝑛+1 - 1. Maka hasilnya adalah .....

a. 2 (𝑛+1)- 1 d. 2 (𝑛+1)+1 – 1

b. 2(n+1) e. 2(n+1) – 1

c. 2 (𝑛+1)+1

17. Untuk semua n  1, dengan pembuktian induksi matematika bahwa 𝑛3 + 2n adalah kelipatan
3.maka hasilnya adalah....

a. ( 𝑛3 + 2n) + 2( 𝑛2 + n + 1) d. ( 𝑛 + 2n) + ( 𝑛2 + n + 1)

b. ( 𝑛3 + 2n) + 3( 𝑛2 + n + 1) e. (3 + 2n) + ( 𝑛2 + n + 1)

c. ( 𝑛 + 3n) + ( 𝑛2 + n + 1)

18. untuk setiap bilangan asli n ≥ 10 berlaku


2𝑛 > 𝑛3 , dengan pembuktian induksi matematika. Maka hasilnya adalah ........

a. 2 𝑘+1 ≤ (k + 1)3 d. 2 𝑘+1 > (k + 1)

b. 2 𝑘+1 ≤ (k + 1) e. 2 𝑘+1 > (k + 1)3

c. 2 𝑘−1 > (k + 1)2

19. Dengan menggunakan induksi matematika, untuk setiap bilangan asli, P(n) = 𝑛2 – n + 41 adalah
bilangan prima. Ada n bilangan asli yang mengakibatkan P(n) bukan bilangan prima, yaitu adalah
.....

a. 5 d. 41

b. 2 e. 3

c. 4

20. Untuk setiap bilangan asli n berlaku (1 x 2) + (2 x 22 ) + (3 x 23 ). . . .+ (n x 2 𝑛 ) = (n - 1) 2 𝑛+1 +


2. Dengan pembuktian induksi matematika hasilnya adalah .....

a. k . 2 𝑘+2 + 2 c. 2 𝑘+1 + 2 e. (k + 1) + 2
b. 2 𝑘+1 (2k) d. 2 𝑘+1 [(k - 1)
𝑛(𝑛+1)
21. Hasil pembuktian bahwa 1 + 2 + 3 + . . . + n = 2
dengan (n+1) untuk n ≥ 1 adalah ......
(𝑛+1)(𝑛+2) (3𝑛+1)(𝑛+1) (𝑛+2)(𝑛+2𝑛)
a. c. e.
2 2 3

(𝑛+1)(𝑛+2) (2𝑛+1)(𝑛+3)
b. 3
d. 2

16
22. Untuk n ≥ 1, tujukan bahwa 𝑛3 + 2n adalah kelipatan 3. Dengan p(n+1) : (n+1) 3 + 2(n+1), maka
hasil pembuktiannya adalah ....

a. ( 3𝑛 + 2n) + (𝑛2 + n + 1) d. . 𝑛3 + 2n

b. 𝑛2 + n + 1 e.( 𝑛3 + 2n) + 3 (𝑛2 + n + 1)

c. ( 3 + 2n) + (𝑛2 + 2n + 1)

23. Untuk semua bilangan bulat non negative


20 + 21 + 22 + … + 2𝑛 = 2𝑛+1 – 1, dengan p(n+1) maka hasil pembuktiannya adalah ...

a. 2𝑛 – 1 d. 3𝑛 + 2

b. 2𝑛+2 + 1 e. 3𝑛 – 1

c. 2𝑛+2 – 1
24. Ada berapakah jumlah prinsip induksi matematika adalah ....

a. 5 c. 2 e. 4
b. 3 d. 1
25. Tunjukan bahwa 2𝑛 ≥ 2n + 1 , untuk n≥4 dengan (𝑛 + 1)2 ≥ 2(n+1) + 1 maka hasil
pembuktiannya adalah . . . .

a. (2n+1) ≥ (n+1) +1 d. (n+1) ≥ 3(n+1) +1

b. (n+1) ≤ 3(n+1) +1 e. (2n+1) ≤ (n+1) +1

c. (n+1) ≥ 2(n+1) +1

26. untuk setiap bilangan asli n ≥ 10 berlaku


2 𝑛 > 𝑛 3. Dengan pembuktian induksi matematika hasilnya adalah ......

a. (k + 2) 3 d. (k + 3) 3

b. (3k + 1) 3 e. (k + 1) 3

c. (3k + 2) 3

27. Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, dengan pembuktian induksi matematika bahwa 20
+ 21 + 22 + … + 2𝑛 = 2𝑛+1 - 1. Maka hasilnya adalah .....

a. 2 (𝑛+1) - 1 d. 2 (𝑛+1)+1 – 1

b. 2(n+1) e. 2(n+1) – 1

c. 2 (𝑛+1)+1

28. Dengan menggunakan induksi matematika, untuk setiap bilangan asli, P(n) = 𝑛2 – n + 41 adalah
bilangan prima. Ada n bilangan asli yang mengakibatkan P(n) bukan bilangan prima, yaitu adalah
.....

a. 5 d. 41

b. 2 e. 3

c. 4

29. Apa sajakah prinsip induksi matematika , di antaranya adalah . . . .

a. Prinsip induksi kuat,sederhana, dan yang dirampatkan

b. Prinsip induksi besar,kecil, dan yang direnggangkan

c. Prinsip induksi besar, sederhana, dan yang disembunyikan

17
d. Prinsip induksi mewah,bersih, dan yang dirapihkan

e. Prinsip induksi bersih,kuat, dan yang dirampatkan

30. Ada berapakah jumlah prinsip induksi matematika adalah ....

a. 5 c. 2 e. 4

b. 3 d. 1

18
GLOSARIUM

Basis = Bilangan atau besaran yang dipakai sebagai rujukan


Induksi = Metode pembuktian yang digunakan untuk menentukan kebenaran dari suatu
pernyataan
Proposisi = Pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah

19
DAFTAR PUSTAKA

Manullang Sudianto, dkk.(2017). Matematika/ Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan edisirevisi. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sulistyono.(2012).Seri Pedalaman Materi Matematika program Ilmu Pengetahuan
Alam Jakarta : Esis

20

Anda mungkin juga menyukai