MINERALOGI
Disusun Oleh :
PRODI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018 M/1439 H
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
2.1 Mineral
2.1.1 penegrtian mineral
2.1.2 penjelasan mineral dalam al-qur’an
2.1.3 logam-logam berharga dalam al-qur’an.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Alat kesehatan yang terbuat dari logam
3.2 hukum menggunkan emas untuk laki-laki
PENDAHULUAN
2.1. Mineralogi
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara
terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana
mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan
dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik). Maka
pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui
walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya
(Danisworo, 1994)
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai
atom-atom yang tersusun secara teratur.
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan
bukan hasil suatu kehidupan. Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih
memberikan anomali atau suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut
mineral, walaupun tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat
dibuat suatu definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak
menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai:
bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau
senyawa.
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai
sifat-sifat fisis dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia
yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen,
fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta
mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia
asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium.
Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu
mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara
kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang yang terbuat dari perak ... (QS Al-Insan [16]: 21)
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah
yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman [55]: 22-23)
Ayat di atas mengingatkan manusia bahwa semua bahan tambang dan bahan-
bahan mineral lainnya yang diperoleh dari perut bumi yang digunakan untuk
kepentingan hidup manusia merupakan karunia dan rahmat Allah yang harus
disyukuri. Lebih jauh mengenai keharusan bersyukur ini, ayat Al-Quran yang lainnya
mengatakan: (Rahman, 2007)
Seakan-akan bidadari itu permata dan marjan. Maka, nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman [55]: 58-59)
Pada umumnya, orang tertarik kepada benda-benda logam seperti emas dan
perak karena keelokannya jika dikenakan sebagai perhiasan. Logam-logam ini pun
memiliki nilai yang sangat tinggi. Untuk itu, Al-Quran mengemukakan dua jenis
loggam ini secara khusus sambil memperingatkan manusia agar tidak berlaku tamak
dan rakus:
... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa
mereka akan mendapat siksa yang pedih. (QS At-Taubah [9]: 34)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam
kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereke emas
sepenuh bumi, walaupun ia menebus diri dengan emas yang sebanyak itu. Bagi
mereka itulah jika yang pedih dan sekali-sekali mereka tidak memperoleh penolong.
... dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai
pakaian hijau dari sutra tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-
dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang
indah. (QS Al-Kahfi [18]: 31)
Ayat-ayat tersebut di atas berisi pelajaran dan hikmah bagi mereka yang
sungguh-sungguh bertakwa kepada Allah dan bekerja keras untuk memikirkan tanda-
tanda kebesaran-Nya serta mengikuti Sunnah Rasul-Nya. Ini semua menjadi petunjuk
dan menjadi sumber motivasi yang sangat tinggi bagi para pencari ilmu pengetahuan
dan hakikat kebenaran dalam kerajaan Tuhan. Hal ini juga dapat dijadikan bukti
tentang bagaimana sebagian kaum Muslim mendapatkan inspirasi besar dari Al-
Quran untuk menemukan tanda-tanda kebesaran Tuhan yang terhampar di alam
semesta. Ayat-ayat itu juga menunjukkan dengan jelas bahwa manusia diperbolehkan
memanfaatkan segala sesuatu yang diinginkannya dan boleh mengikatkan diri dalam
sebuah pekerjaan untuk memperoleh keuntungan darinya, seperti berdagang dan
melakukan pekerjaan duniawi lainnya. Akan tetapi, semua itu harus dilakukan secara
halal dan dengan cara yang baik, karena pada hakikatnya semua aktivitas yang
dilakukannya adalah sebuah perjuangan dalam upaya meningkatkan kualitas
kehidupannya sebagai seorang hamba yang mensyukuri karunia nikmat yang
dianugerahkan Tuhan kepadanya. (Rahman, 2007)
Jalan terbaik untuk menempuh perjuangan itu adalah dengan mengikuti dan
menaati syariat Tuhan yang diturunkan kepada Nabi-Nya. Sikap seperti ini
mendorong sebagian ilmuwan Muslim untuk melakukan penelitian dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan termasuk dalam bidang mineralogi. Beberapa nama yang
tersebut dalam sejarah ilmu pengetahuan Islam sebagai orang yang memberikan
kontribusi dalam bidang ini antara lain: Al-Kindi, Al-Jahiz, Nash ibn Ya’qub Al-
Dinawari, Muhammad ibn Zakariyya, Al-Razi, Muhammad ibn Ahmad Al-Tamimi,
Ibn Sina, Al-Biruni, Maslamah ibn Waddah Al-Qurthubi Al-Majriti, ‘Abd ‘Abbas Al-
Thifashi, Nashir Al-Din Al-Thushi, ‘Abd Qasim Al-Qazani (Kayani), Qazwini,
Hamdallah Mustawfi Syamsudiin Al-Akhfani, Ibn Al-‘Atsir, Ibn Jauzi, dan Daud Al-
Antaqi. (Rahman, 2007)
BAB III
PEMBAHASAN
Surat Besi (Hadid) turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal
terbentuknya Negara Islam di Medinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup
banyak ayat yang memerintahkan untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum.
Nama surat terambil dari kalimat “wa anzalnal-hadida”, ayat 25. Ayat seperti ini,
menurut pandangan Malik Ben Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik
perhatian bagi kaum berakal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang
menyangkut ketuhanan.
Karakter kedua, Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang
membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik berenergi
tinggi. Perisai dengan "kekuatan hebat" ini tidak dimiliki oleh planet-planet lain.
Sabuk radiasi yang membentuk energi tinggi terdiri dari proton dan elektron,
mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama Sabuk Van Allen. Sabuk ini
melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi setiap
11 tahun sekali yang disebut solar flares.Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di
angkasa dapat meluluh - lantakkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara
100 juta bom atom Hiroshima. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai
kosmis yang membahayakan umat manusia. Sabuk ini terbentuk dari inti bumi yang
besar, yaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang
besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Merkurius,dengan radiasi
yang lebih lemah.
Khikmah besi menempati salah satu judul surat di dalam al-Qur'an adalah inti
besi dan nikel "melindungi makhluk bumi" berupa perisai elektromagnetik
dengan "kekuatan yang hebat". Namun yang terpenting Al-Qur'an ingin
menunjukkan kepada pembaca bahwa besi tidak dapat diproduksi di bumi. Oleh
karena itu, ia langsung diturunkan dari langit untuk dimanfaatkan oleh manusia sesuai
dengan ayat 25.
Karakter ketiga berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita
tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut
karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal
sifat¬sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini, yang
diletakkan pada nomor 57. Nilai kata atau al-jumal al-hadid adalah 57. Terdiri dari
‘al’ (31) dan ‘hadid’ (26) (Tabel Bisa dilihat di Lampiran gambar)
1. Salah satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol sama
dengan nomor Surat al-Hadid, dan al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
2. Besi mempunyai nomor atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kafa hadid.
3. Fe-57 mempunyi elektron 31 buah, ditunjukkan oleh al-jumal dari kata “al”.
4. Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan ionisasi tingkat energi ke-3
yang dilepas sebesar2957jk/mol. Surat al Hadid mempunyai ayat berjumlah
29 buah atau kodetifikasi 2957.
5. Peneliti al-Qur’an dari kelompok Fakir 60 di Amerika Serikat menjelaskan
bahwa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya adalah 574 kata, sedangkan
banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama)
adalah 451. Bilangan 574 menunjukkan “Fe-57 adalah salah satu isotop yang
stabil dari 4 isotop yang ada” atau berarti juga “yang mempunyai 4 tingkatan
energi”.
6. Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah bilangan nomor simbol
kedelapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe-56, Fe-57, Fe-58, Fe-58,
sampai Fe-60; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
7. Enkripsi pada keempat isotop stabil, Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58
merupakan kelipatan 19 atau: 54565758 = 19 x 2871882.
8. Demikian juga massa atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 = 19 x 29966
9. Bukan suatu kebetulan, jika nomor surat dan nomor ayat besi (QS 57:25)
ditunjukkan dengan angka 19. 5+7+2+5=19.
10. Bukan pula suatu kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-
Qur’an, sebagaimana elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel
periodik.
11. Dari sisi matematika, angka 57 clan 29 tergolong ajaib karena angka-angka
tersebut merupakan: 57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
Kata “besi” dalam al-Qur’an disebut 9 kali dalam 6 ayat yang berbeda. Surat
Besi ini menunjukkan keistimewaannya dengan berbagai cara, di antaranya adalah
besi diturunkan secara intrinksik dari langit melalui meteorit pada awal terbentuknya
bumi, miliaran tahun yang lalu. Besi diketahui mempunyai kekuatan yang dahsyat:
inti besi dan nikel membentuk perisai medan magnet bumi dengan energi yang luar
biasa untuk menahan solar flares dan badai magnetik angkasa.
Sedangkan nomor surat 57 sama dengan al-jumal dari al-hadid (57). Surat ini
juga memperlihatkan karakter Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil. Selain itu,
ditunjukkan dengan kodetifikasi nomor atom (26) dan jumlah elektron (31) yang
mengelilingi inti atom besi. Kodetifikasi surat dan ayat juga ditunjuk¬kan dengan
jumlah digit nomor surat dan ayat besi (al-Hadid 57: 25), yaitu bilangan 19. (Muftie,
2004)
Memang tidak terdapat satu ayat pun didalam Al-Qur’an yang menyatakan
dengan jelas (shorih) akan keharaman emas bagi kaum laki-laki. Namun hadits-hadits
shahih dari Rasulullah yang merupakan sumber hukum kedua didalam Islam telah
menyebutkan dan menjelaskan tentang keharaman memakai emas bagi kaum laki-
laki. Begitu juga ijma’ para ulama’ dan pendapat para ulama’ salaf dalam hal ini.
a. Hadits pertama
Dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki
memakai cincin emas. Beliau mencabut cincin emas itu lalu membuangnya seraya
berkata; “Apakah salah seorang diantara kamu sudi meletakkan bara api ditangannya
?” Setelah Rasulullah pergi, ada yang berkata kepada lelaki itu ; “Ambillah cincinmu!
Engkau dapat memanfaatkannya!” Ia berkata ; “Demi Allah, aku tidak akan
mengambilnya lagi, sebab Rasulullah telah membuangnya.” (HR. Muslim)
b. Hadits kedua
Dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash R.A dalam hadits marfu’ berbunyi :
“Barangsiapa diantara umatku yang memakai perhiasan emas, lalu ia wafat sedang ia
masih memakainya, pasti Allah haramkan emas-emas jannah atasnya. Dan
barangsiapa yang memakai sutra dari umatku, lalu ia wafat sedang ia masih
memakainya, niscaya Allah haramkan atasnya sutra-sutra jannah. (HR. Ahmad, dan
sanadnya dinyatakan shahih oleh Al-Albany)2
c. Hadits ketiga
Dari Umar bin Khattab R.A disebutkan bahwa Rasulullah SAW. melihat
seorang Shahabat memakai cincin emas, lalu ia berpaling darinya. Shahabat itu pun
membuang cincinnya dan menggantinya dengan cincin dari besi. Maka Rasulullah
SAW berkata kepadanya; “Ini lebih buruk lagi! Ini adalah perhiasan penduduk
neraka! “Shahabat itu membuangnya dan menggantinya dengan cincin dari perak.
Setelah itu Rasulullah membiarkannya. (HR. Ahmad) 3
d. Hadits keempat
سلَّ َم ذَ َهبًا َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو ُ َّللاُ َع ْنهُ يَقُو ُل أ َ َخذَ َر
َّ سو ُل
َ َِّللا َّ ي َ ض ِ س ِم ْعتُ َع ِليًّا َرَ َّللاِ ب ِْن ُز َري ٍْر ْالغَافِ ِقي ِ قَا َل
َّ َع ْن َع ْب ِد
[ور أ ُ َّمتِي ِ علَى ذ ُ ُك ِ َ ]َ َهذ: يرا بِ ِش َما ِل ِه ث ُ َّم َرفَ َع بِ ِه َما يَدَ ْي ِه فَقَال
َ ان َح َرا ٌم ً بِيَ ِمينِ ِه َو َح ِر
Dari Ali bin Abi Thalib ia berkata : Aku telah melihat Rasulullah SAW
mengambil sutra dan meletakkannya ditangan kanannya dan mengambil emas lalu
meletakkannya ditangan kirinya. Kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya dua hal
ini (sutra dan emas) diharamkan atas kaum laki-laki dari umatku”. (HR. Ahmad :
I/115, Abu Dawud : 4058, An-Nasa’I : VIII/160, dengan sanad hasan)
e. Hadits kelima
f. Hadits keenam
Djauhari Noor. (2011). Geologi Perencanaan, Graha Ilmu : Yogyakarta hlm. 53.
Al-Qur’an