Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 ISSN : 2252-9721 (Cetak)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN : 2549-8126 (Online)


Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

EVALUASI KETEPATAN OBAT ANTI HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT


JALAN DENGAN HIPERTENSI KOMPLIKASI

Sami’un1, Ajeng Dian Pertiwi1, Sri Rahmawati1


1
Program studi D3 Farmasi, Politeknik Medica Farma Husada Mataram
semycharembonkz89@yahoo.com

ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi danberkaitan dengan penurunan
usia harapan hidup. Prevalensi hipertensi di Indonesia masih tinggi, maka dibutuhkan usaha untuk
menekannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kerasionalan peresepan obat anti
hipertensi pada pasien hipertensi komplikasi dengan parameter tepat pasien, tepat obat dan tepat
dosis. Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan analisis secara deskriptif.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada
data rekam medik dari pasien hipertensi komplikasi di Puskesmas Kopang kabupaten Lombok
Tengah pada tahun 2016 secara retrospektif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai
penggunaan obat anti hipertensi pada pasien hipertensi dengan komplikasi dapat disimpulkan bahwa
penggunaan obat anti hipertensi 100%, memenuhi parameter tepat pasien 69% memenuhi parameter
tepat obat dan 97% memenuhi parameter tepat dosis. Sedangkan obat antihipertensi yang paling
banyak digunakan adalah Furosemid sebanyak 60%.

Kata Kunci: Ketepatan Obat Anti Hipertensi, Pasien Rawat Jalan, Hipertensi Komplikasi

EVALUATION OF ANTI-HYPERTENSION PRECISION ON OUTPATIENT


PATIENTS WITH HYPERTENSION COMPLICATION

ABSTRACT
Hypertension is a disease that can cause complications and is associated with a decline in life
expectancy. Prevalence of hypertension in Indonesia is still high, so it takes effort to suppress it. The
purpose of this study was to determine the rationale of prescribing anti-hypertensive drugs in patients
with hypertension complications with precise patient parameters, precise medication and exact dose.
This research is a non-experimental research with descriptive analysis. Sampling is done by purposive
sampling. The data were collected from medical record data from hypertension patients at Puskesmas
Kopang district of Central Lombok in 2016 retrospectively. Based on the research that has been done
on the use of antihip ertensi drugs in hypertensive patients with complications can be concluded that
the use of antihypertensive drugs 100%, meet the exact parameters of patients 69% meet the exact
parameters of the drug and 97% meet the exact parameters dose. While the most widely used
antihypertensive drug is Furosemide as much as 60%.

Keywords: Anti-hypertension precision, outpatient patients, hypertension complications

23
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENDAHULUAN Data pada Puskesmas Kopang Lombok tengah


Hipertensi dapat menimbulkan berbagai periode Januari-Desember 2016 didapatkan
macam komplikasi (Rahayu, 2014)American 102 pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta
Heart Association melaporkan 69% dari dan sebanyak 65 pasien hipertensi dengan
penderita serangan jantung 77% dari penderita penyakit penyerta.Penyakit penyerta tersebut
stroke dan 74% dari penderita gagal jantung meliputi: Diabetes Militus, Jantung Koroner
mengidap hipertensi (Susilo, 2013). dan Hipertensi.Pasien dengan diabetes melitus
Hipertensiterjadijuga pada pasien diabetes dan 13 pasien dengan PJK (Penyakit Jantung
militussebesar60% di Indonesia (Ibnu, 2015). Koroner), 13 pasien dengan stroke. Tujuan
Berdasarkanpenelitian yang dilakukan di penelitian ini adalah Untuk mengetahui
instalasi rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar evaluasi Ketepatan Obat Anti Hipertensi Pada
Malang pada periode April-Mei 2005 Pasien Rawat jalan Dengan hipertensi
penderitahipertensi dengan komplikasi di Puskesmas Kopang Tahun
komplikasiretinopati sebesar 51,6 %, dan atau 2016-2017.
gangguan ginjal (Susilo, 2015). Menurut data
World Health Organization (WHO), penyakit METODE
hipertensi dan gagal ginjal di Indonesia selalu Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis
mengalami peningkatan tiap tahunnya, untuk deskriptif. Sampel yang di gunakan dalam
penyakit ginjal kronik (PGK), peningkatan penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi
terjadi sekitar 2-3 kali lipat dari tahun dengan komplikasi diabetes, jantung, dan
sebelumnya (Rahayu, 2015). stroke yang berada di Puskesmas Kopang pada
tahun 2017.
Penggunaan obat yang tepat untuk penderita
hipertensi komplikasi diperlukan agar HASIL
pengobatan menjadi efektif. Penggunaan obat penelitian ini proses penelusuran data
yang tidak efektif dapat mengakibatkan dilakukan dengan cara mengamati data rekam
kegagalan terapi. Tingginya angka kejadian medik pasien. Tahap pertama untuk
ketidaktepatan pemilihan obat menuntut mengambil sampel dilakukan adalah pemilihan
adanya berbagai upaya untuk meningkatkan sampel dari populasi pasien hipertensi yang
pelayanankesehatan. Evaluasi ketepatan terkena hipeasirtensi komplikasi di dapatkan
pemilihan obat perlu dilakukan agar populasi sebanyak 114 pasien. Jumlah populasi
tercapaitujuan terapi yaitu menurunkan yang diperoleh kemudian diskrining
morbiditasdan mortalitas kardiovaskular berdasarkan kriteria inklusi, didapatkan sampel
(Heryy, 2013). Dampak negatif dari pemilihan sebanyak 52 pasien dan 41 pasien tidak
obat antihipertensi yang tidak tepat sangat luas termasuk dalam kriteria inklusi karena usia
dan kompleks, yang dapat mengakibatkan pasien rata-rata 60 tahun ke atas lebih dari 50
tekanan darah sulit dikontrol dan menyebabkan tahun. Pasien digolongkan menderita
penyakit lainnya seperti serangan jantung hipertensi komplikasi dan jantung, stroke
stroke dan penyakit ginjal (Kusuma, 2014). adalah jenis penyakit yang paling sering
Dengan demikian perlu pemahaman yang baik dijumpai dan terjadi karena pola hidup
tentang obat yang relatif aman untuk pasien seseorang dan bisa juga terjadi karena
hipertensi komplikasi, agar pengobatan keturunan melalui gen , sedangkan pasien
hipertensi lebih dan tidak merugikan untuk dengan komplikasi DM yang termasuk
pasien. golongan komplikasi paling banyak dalam data
rekam medik tertulis seperti di dalam rekam
Berdasarkan latar belakang yang telah di medik sehingga semua pasien digolongkan
uraikan di atas, maka penulis ingin rata-rata menderita komplikasi berdasarkan
mengangkat permasalahan “Evaluasi ketepatan diagnosa dokter yang tertulis dalam rekam
obat anti hipertensi pada pasien rawat jalan medik. Seperti yang tersaji dalam tabel 1
dengan hipertensi komplikasi di Puskesmas
Kopang Lombok Tengah Tahun 2016-2017”.

24
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 1.
Pengelompokan berdasarkan komplikasi (n=93)
Jenis komplikasi Pengelompokan jenis komplikasi f %
Komplikasi Berdasarkan adanya hipertensi dan
85 85
Diabetes militus tingginya kadar gula darah
Penyakit penyerta komlikasi
Komplikasi jantung
hipertensi 5 5
Penyakit penyerta hipertensi
Komplikasi stroke 3 3
komplikasi hipertensi

Pengumpulan data diambil dari rekam medik Karakteristik Subjek Penelitian


pasien. Data yang diambil meliputi nomer 1. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin dan
rekam medik, jenis kelamin, usia, berat badan, usia
aktif pasien ngontrol, diagnosa utama, Data yang diperoleh pasien hipertensi
diagnosa lain, gejala dan tanda, nama obat, komplikasi terdiagnosis komplikasi di Instalasi
rute pemberian, dosis, frekuensi, durasi, rawat jalan di Puskesmas kopang kabupaten
tanggal pemberian. Lombok tengah tahun 2016-2017 ditunjukkan
pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.
Demografi Pasien hipertensi Terdiagnosis komplikasi di poli rawat jalan Puskesmas kopang (n=93)
Jenis kelamin
Umur f %
Laki-laki Perempuan
Hipertensi komplikasi DM (65-70) 20 65 85 85
Hipertensi komplikasi jantung 3 2 5 10
Hipertensi komplikasi stroke 3 0 3 6
Jumlah 26 67 93 101

Berdasarkan tabel 2 pasien dengan hipertensi 2012). Sekitar 20% dari semua orang
komplikasi DM di rawat jalan Puskesmas dewasamenderita tekanan darah tinggi menurut
Kopang lebih banyak pasien berjenis kelamin setatistik angka ini terus meningkat. Sekitar
laki - laki sebanyak 40 pasien dibandingkan 40% dari semua kematian di bawah usia 64
pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak tahun adalah adalah akibat tekanan darah
57 pasien. Hal tersebut bukan menunjukkan tinggi hipertensi dan sekitat 40% lainnya dari
laki - laki mempunyai resiko terkena resiko semua orang pension dini adalah akibat
penyakit komplikasi lebih besar dibandingkan penyakit-penyakit kardiovaskular, dimana
perempuan, tetapi laki-laki dan perempuan tekanan darah tinggi hipertensi sering menjadi
memiliki faktor resiko yang sama terhadap penyebabnya.
penyakit hipertensi komplikasi (Suraatmaja,
2007). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan
2. Gejala dan keluhan penyakit hipertensi darah di atas normal. Dapat menyebabkan
komplikasi peningkatan angka kematian, hipertensi
Penyakit tekanan darah tinggi menempati merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
rengking pertama sebagai penyebab stroke dan tekanan daerah yang tidak normal di dalam
serangan jantung, serta merupakan factor arteri menyebabkan meningkatkan risiko
utama dalam gagal jantung kongestif tekanan terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
darah tinggi tidak di ragukan lagi adalah salah serangan jantung, dan kerusakan ginjal dan
satu penyakit yang paling umum dan paling stroke.
berbahaya dalam kehidupan modern. (WGO,

25
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 3.
Distribusi Pasien Berdasarkan Gejala/ Keluhan Penyakit hipertensi komplikasi diabetes militus,
jantung dan stroke (n=93)
Gejala/ keluhan f %
Diabetes militus 85 85
Jantung 5 5
Stroke 3 3

Jumlah persentase gejala dan keluhan pasien 3. Pengobatan yang diberikan pada pasien
hipertensi komplikasi lebih dari 100% karena hipertensi komplikasi
setiap pasien terkadang memiliki gejala dan Berikut merupakan tabel jenis obat-obatan
keluhan lebih dari satu. yang diberikan pada pasien hipertensi
komplikasi di Puskesmas kopang kabupaten
Lombok tengah

Tabel 4.
Persentase Parameter Tepat Indikasi dan Tidak Tepat Indikasi obat komplikasi pada Pasien komplikasi
Diagnosa Jumlah Indikasi
Jenis terapi Keterangan Persentase
utama kasus Tepat Tidak tepat
Deuretik Diabetes Mendapatkan 12 √
BB militus glibenclamide
ACEI Captopril 25mg
ARB
CCB
Diabetes Mendapatkan 2 √
militus metformin
500mg
Diabetes Captopril 25mg 3 √
militus Glibenclamide
5mg
Diabetes Amlodipine 5 √
militus 5mg
Glimepiride
1mg
Deuretik Jantung Valsartan 80mg 1 √
BB Spironolactone
ACEI 25mg
ARB
ALDO Jantung Digoxin 1 √ √
ANT Captopril 25mg

Jantung Spironolactone 1
25mg
Glimepiride
1mg
1 √ √
Diuretik Stroke Clopidogrel
ACEI 75mg
Captopril 25mg 1

Stroke Captopril 75mg


Candesartan
16mg

26
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Persentase tepat indikasi di peroleh dari hipertensi komplikasi (World Gastroenterology


analisis ketepatan indikasi didapatkan 36 kasus Organisation, 2012), sehingga pemberian
(100%) dinyatakan tepat indikasi dengan antasida pada pasien yang terkena asam
diberikan kombinasi obat sesuai dengan lambung dinyatakan tepat indikasi. Oleh
diagnose pasien, dimana dalam kasus tersebut karena itu pada terapi yang diberikan pada
ada beberapa pasien mendapatkan tambahan tersebut yang bida dikatakan tepat indikasi.
vitamin dan disertai dengan penghilang rasa
sakit bila perlu. Pasien hipertensi komplikasi di Analisis pemberian obat berdasarkan
Puskesmas kopang yang mendapatkan terapi parameter tepat pasien dievaluasi pada pasien
multivitamin dan penghilang rasa sakit yang mendapatkan obat dengan kriteria tepat
sebanyak 52 kasus (100%). Pemberian anti indikasi. Penggunaan obat disesuaikan dengan
nyeri dapat mengurangi rasa saki sebagai dan kondisi pasien ada atau tidaknya kontraindikasi
tambahan untuk multivitamin yang sesuai pada pasien. Sebanyak 114 pasien (100%)
dengan kebutuhan tubuh dan pencegah pasien hipertensi terkena komlpikasi
terjadinya drop pada pasien komlpikasi , mendapatkan obat yang tidak
sehingga obat yang diberikan kepada pasien dikontraindikasikan pada pasien hipertensi
yang menderita komplikasi dinyatakan tepat komplikasi, dan 89 pasien pasien terkena
pasien. Selain terapi obat nyeri yang diberikan komplikasi DM mendapatkan penurun gula
kepada pasien komplikasi juga diberikan obat darah. Dalam penelitian ini juga beberapa
lambung Pada kasus komplikasi yang macam penyakit penyerta atau komplikasi
membutuhkan, terapi antasida tidak dibeikan diantaranya penyakit jantung ada 5 kasus dan
kepada seluruh pasien hipertensi komplikasi stroke 3 kasus sehingga dalam hal ini dinilai
tidak mendapatkan probiotik. Hal ini tepat pasien. Pemberian multivitamin pada
disebabkan karena perbedaan teori yang pasien komplikasi terkena komplikasi
diberikan masing – masing dokter spesialis diberikan secara satu jenis nama obat tavi
penyakit dalam terhadap pasien yang kandungan multivitamin tersebut
ditangani. Pemberian antasida berfungsi untuk berkombinasi. Pemberian vitamin tidak semua
mengurangi kepedihan dan menetralisir obat di berikan sesuai kebutuhan pasien atau fisik
yang di berikan oleh dokter pada pasien pasien.

Tabel 5.
Persentase Parameter Tepat Pasien pada pasien hipertensi komplikasi di puskesmas kopang.
Ketepatan pasien Terapi obat Nama obat f %
Tepat pasien Deuretik Captopril 25mg 89 78,1
Hipertensi dan Diabetes Betablocker Glibenclamide 5mg
ACEI/ Angiotensin Captopril 25mg
Converting enzyme
inhibitor
ARB/ Angiotensin Valsartan 160mg
receptor
Amlodipine 10mg
Blocker Metformin 500mg
CCB/ Calcium
channel
Blocker
Furosemide 40mg
BB 5 1,5
Tepat pasien hipertensi Glibenclamide 5mg
Deuretik
dan jantung Spironolactone
ACEI/ Angiotensin
25mg
ACEI/ Angiotensin
Deuretik Furosemide 40mg
Tepat pasien stroke 3 3
Converting enzyme Captopril 25mg
inhibitor

27
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Persentase tepat pasien di peroleh dari 80 tepat dengan kriteria tepat pasien. Obat yang dipilih
pasien di lihat dari kondisi klinis pasien dan harus memiliki efek terapi sesuai dengan
obat tidak kontra indikasikan pada pasien. penyakit dan merupakan drug of choice
Evaluasi obat berdasarkan parameter tepat obat (Depkes RI, 2008).
dievaluasi pada pasien yang mendapatkan obat

Tabel 6.
Persentase Parameter Tepat Obat pada Pasien hipertensi komplikasi di rawat jalan puskesmas kopang.
Ketepatan obat Jenis terapi Jenis obat f %
Tepat obat Penurun tensi Captopril 25mg 75 100
Tepat obat Obat jantung Furosemide 40mg 5 100
Tepat obat Obat Stroke Clopidogrel 75mg 3 100

Dari 114 kasus, terdapat 75 kasus (100%) yang kopang. Pada pemberian obat kombinasi sesuai
tepat obat dengan pemberian obat anti dengan standar terapi puskesmas. Dalam
hipertensi yang sesuai dengan standar terapi prosedur tetap pelayanan profesi dari
World Gastroenterology Organisation (2012), puskesmas kopang untuk pasien hipertensi
yang menjabarkan bahwa captopril 25mg dapat tertulis ”obat kombinasi diberikan bila ada
menurunkan tekanan darah tinggi dan indikasi penyakit penyerta, seperti komplikasi
mempercepat terjadinya penurunan tensi. diabetes,jantung, stroke Sehingga diperoleh
Terdapat 114 kasus balita terkena hipertensi ketepatan obat pada penggunaan obat
komplikasi di puskesmas kopang mendapatkan kombinasi sebanyak 114 kasus (100%).
jenis obat captopril 25mg yang tidak
terkontraindikasi oleh pasien, aman dan efektif Tepat dosis merupakan pemilihan obat sesuai
untuk pasien terkena hipertensi, sehingga 75 dengan takaran, frekuensi, pemakaian dan
kasus pasien terkena hipertensi yang durasi yang sesuai untuk pasien. Analisis
mendapatkan captopril dinyatakan tepat obat. pemberian obat berdasarkan parameter tepat
Evaluasi ketepatan obat dinilai berdasarkan dosis dievaluasi pada pasien yang
dari Standar Pelayanan Medis puskesmas mendapatkan obat dengan kriteria tepat obat.

Tabel 7.
Analisis Ketepatan Dosis Pemberian Anti hipertensi, dan obat kombinasi pada Pasien rawat jalan di
puskesmas kopang kabupaten Lombok tengah.
Evaluasi Obat yang Evaluasi Indikasi
Usia Aturan pakai
ketepatan diberikan ketepatan Tepat Tidak
2x1 pagi sama √
Captopril 60-70 2x1 selama
Tepat dosis malam untuk
25mg tahun 1 bulan
penurun tensi
1x1 pagi √
60-70 1x1 selama
Tepat Dosis Glibenclamide penurun gula
tahun 1 bulan
5mg darah
Furosemide 50-65 1x1 pagi obat 1x1 selama √
Terpat Dosis
40mg tahun jantung 1 bulan
1x1 siang √
Clopidogrel 60-70 1x1 selama
Tepat Dosis melancarkan
75mg tahun 1 bulan
peredaran darah

Tepat dosis di lihat dari besarnya takaran terapi yang tidak optimal. Sedangkan pada
dosis, frekuensi, dan lama pengobatan. Dari dosis lebih dapat menyebabkan toksik
data tabel 9 dapat diketahui dosis lazim yang (Priyanto, 2009). Dari analisis ketepatan dosis
harus diberikan pada masing – masing pasien obat komplikasi didapatkan 85 kasus (100%)
berdasarka perbedaan usianya. Ketepatan dosis tepat dosis.
sangat diperlukan dalam keberhasilan terapi,
jika dosis obat kurang dapat menyebabkan

28
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Sistem kekebalan tubuh mausia dapat beda /hari dan pada pasien penderita hipertensi
melawam infeksi penyebab komplikasi, akan komplikasi dengan dosis yang di Resepkan
tetapi diabetes dapat berlangsung lama karena oleh dokter/hari selama 30 hari. Sebanyak 114
disebabkan oleh kadar gula atau isulin dalam kasus (100%) untuk pemberian obat
tubuh yang tidak seimbang. Oleh karena itu komplikasi tepat dosis. Obat dinyatakan tepat
pada pasien penderita diabetes rawat jalan di dosis jika besarnya takaran dosis, dan lama
puskesmas kopang ini diberikan jenis obat pengobatan sesuai. Pemberian obat dengan
penurun gula darah yang lebig paten untuk dosis kurang dapat menyebabkan terapi tidak
menurunkan kadar gula darah penyebab optimal, sedangkan pada dosis lebih pada
diabetes tersebut. Pada kasus ini terdapat 89 semua jenis komplikasi penyakit penyerta akan
orang pasien (100%) rawat jalan yang terjadi sesuatu pada pasien hipertensi
diberikan penurun gula darah untuk terapi komplikasi (Agustian et al, 2009). Pada
pengobatannya. pemberian untuk lama pengobatan selama 30
hari berturut-turut meskipun udah di bilang
Pemberian penurun gula darah menurut World normal karena sewaktu-waktu dapat kambuh
Gastroenterology Organisationtahun 2012, lagi.
untuk pasien menderita komplikasi biberikan
obat sesuai jenis komplikasi dengan dosis yang

Tabel 8.
Pedoman Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien Dengan Faktor Beresiko
Dasar Percobaan
Rekomendasi Obat†
Klinik‡
DIU RETIK

Faktor resiko indikasi (penyakit


yang menyertai)*
ACEI

A RB

ANT
Aldo
CCB
BB

Hipertensi √ √ √ √ √ Deuretik, thiazide,


ACEI, ARB, CCB
Jantung √ √ √ √ √ ACC/AHA
Heart failure,
Guideline, MERIT-HF,
COPERNICUS,
CIBIS, SOLVD, AIRE,
TRACE, ValHEFT,
RALES
Diabetes √ √ √ √ √ NKF-ADA Guidline,
UKPDS, ALLHAT
Stroke √ √ PROGRESS

* Faktor resiko yang menjadi indikasi penggunaan obat anti hipertensi berdasarkan pada keuntungan
yang mendapatkan dari penelitian atau pedoman klinik yang ada: factor resiko ini di kelola sejalan
dengan tekanan darah.
†Kepanjangan obat : ACEI, angiotensin converting enzim inhibitor; ARB, angiotensin reseptor
bloker; Aido ANT, aldosterone antagonis; BB, beta-bloker; CCB, chalcium channel blocker.
‡Keadaan dari setiap percobaan klinik memperlihatkan keuangan spesifik dari setiap kelas obat-obat
antihipertensi.

29
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 9.
Penyakit komplikasi Hipertensi dan Diabetes
Penyakit/Diagnosa Golongan Nama obat
Hipertensi+Diabetes Diuretik Furosemid 40mg
Betablocker Glibenclamide 5mg
ACEI/ Angiotensin Captopril 25mg
converting enzyme
inhibitor
ARB/ Angiotensin Valsartan 160mg
receptor blocker
CCB/ Calaium channel Amlodipine 10mg
blocker Metformin 500mg

Tabel 10.
Penyakit komplikasi hipertensi dan jantung
Penyakit/Diagnosa Golongan Nama obat
Hipertensi+Jantung Diuretik Furosemide 40mg

Beta bloker Captopril 25mg


ACEI/ Angiotensin converting Spironolactone 25mg
enzyme inhibitor
ARB/ Angiotensin receptor blocker Valsartan 160mg
ALDO ANT/ Aldosterone antagonist Digoxin

Tabel 11. Penyakit komplikasi hipertensi dan stroke


Penyakit/Diagnosa Golongan Nama obat
Hipertensi+Stroke Deuretik Furosemide 40mg
ACEI/ Angiotensin Captopril 25mg
converting enzyme inhibitor

PEMBAHASAN Resepkan jenis obat anti hipertensi yang lain.


Hasil penelitian menunjukan lebih banyak Ada juga beberapa jenis obat hipertensi dan
pasien hipertensi dengan komplikasi Diabetes obat diabetes militus jarang di Resepkan
militus di bandingkan dengan penyakit jantung diantaranya: Obat anti hipertensi Amlodipin
dan stroke, hal ini di picu oleh setres serta 5mg dan amlodipin 10mg, Candesartan 8mg
perilaku tidak sehat (Straka 2008). Evaluasi dan Candesartan 16mg dan ada jenis obat
ketepatan obat pada pasien hipertensi hipertensi Nifedipin tidak di rekomendasikan
komplikasi ada beberapa factor yang terjadi yang biasanya di gunakan untuk ibu hamil/
karena ketidak cocokan memakai obat tersebut PEB.
walaupun fungsi x sama dan ada beberapa
hasil dari penelitian ketepatan obat pada pasien Beberapa jenis obat penurun gula darah yang
hipertensi komplikasi di Puskesmas kopang paling sering di Resepkan di Puskesmas
kabupaten Lombok tengah. Kopang Kabupaten Lombok Tengah, Jenis
obat Glibenclamide alasan kenapa di kasih
Kenapa jenis obat captopril obat anti hipertensi obat glibenclamide karena stocknya di
yang sering di Resepkan oleh dokter karena Puskesmas banyak, Pasien suka pakai obat
jenis obat captopril di Puskesmas yang tersebut.Kadang juga dr di Puskesmas
sediaannya banyak atau stock banyak di depo Resepkan jenis obat penurun gula darah
farmasi puskesmas akan tetapi kadang ada metformin di lihat dari kondisi dan kadar gula
pasien yang tidak cocok menggunakan darah pasien kalau gula darah pasien tinggi dan
captopril karena kalau menggunakan obat tidak bias ada perubahan penurunan gula darah
tersebut pasien sering mengalami batuk dr Resepkan kombinasikan dengan
sehingga pasien meminta pada dokter untuk di Glibenclamide dan Metformin, Metformin dan
30
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Glimepiride tetapi pasien tidak suka banyak Rahajeng, E dan S. Tuminah.2014.Prevalensi


minum obat kalau di kombinasikan tergantung Hipertensi dan Determinannya di
berapa kadar gula darah pada pasien Indonesia.MajKedoktIndo, 59 (12):580-
komplikasi. Penggunaan metformin tunggal 587.
biasa karena efek hipoglikemik pada pasien
menggunakan glibenclamide pasien, Sugiono. (20140. Langah-langkah penelitian.
menggunakan metformin tunggal biasanya Jakarta :BumiAksara
sudah dapat Resep di Apotek Rahayu khusus
untuk pasien rujuk balik, pasien rawat jalan Supranto. (2014). Cara meneliti secara baik
puskesmas keronis. dan benar.Jakarta:BumiAksara

SIMPULAN Susilo, Y.,Wulandari, A. (2015) .Cara Jitu


Dari hasil penelitian evaluasi ketepatan obat Mengatasi Hipertensi. C.V Andi Offset,
anti hipertensi pada pasien rawat jalan dengan Yogyakarta.
hipertensi komplikasi di Puskesmas Kopang
Kabupaten Lombok Tengah periode juni Yusman P. (2013). Hubungan Pengetahuan
sampai dengan bulan juli tahun 2017 di Dan Perilaku Beresiko Hipertensi
simpulkan bahwa: Dengan Kejadian Hipertensi Pada
1. Didapatkan jumlah 93 pasien dengan Pasen Yang BerkunjungDiPuskesmas
hipertensi komplikasi pasien penderita kecamatan jagakarsa maret 2013.
diabetes sebanyak 85 pasien, penderita Jakarta: UPN Veteran Jakarta
komplikasi jantung sebanyak 5 pasien,
penderita komplikasi stroke sebanyak 3 Pitri, D.(2010). Hubungan Stres dengan
pasien Hipertensi pada Penduduk di Indonesia
2. Di dapatkan jumlah kasus tepat indikasi Tahun 2007. Tesis. Program Pasca
sebesar 93 pasien, tepat pasien sebesar Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
70,17%, tepat obat sebesar 93,75%, tepat Universitas Indonesia.
dosis sebesar 113,33%, pada penggunaan
obat anti hipertensi pasien rawat jalan di Riskesdas. 2008. Riset Kesehatan Dasar.
puskesmas Kopang kabupaten Lombok Jakarta : Badan Penelitian dan
tengah April-juni 2017 Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI
DAFTAR PUSTAKA Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset
Arikunto, Sarsimi. (2015). Metode penelitian
keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: Tiga
Serangkai Sheps, S. G., 2005. Mayo Clinic Hipertensi.
Jakarta: PT Intisari Mediatama.
Herry. (2013). Dereksi Dini dan Pecegahan 7
Penyebab Mati Muda: Perpustakaan Siti S dan Yunita, H. (2004). Hubungan antara
Daerah Kota Mataram manajemen diri dengan tingkat
kecemasan pada penderita hipertensi.
Ibnu. (2015). Dasar-dasar fisiologi
Kardiovaskular. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Kusuma,D.2014. Hipertensi : Definisi,
Prevalensi, Farmakoterapi & Sustrani, L. (2006). Info Lengkap Untuk
Latihanfisik. Cemin Ouni KeDokteran, Lansia Hipertensi. Jakarta : Pustaka
36,3,161-167 Utama.
Rahajeng E, danTuminah S. 2015 Prepalensi The American Society on Aging. 2002. Live
Hipertensi dan determinannya di Well, Live Long: Health Promotion and
Indonesia. Jakarta: pusat penelitian Diseasea for Older Adult. Available on
biomedis dan parmasi badan Penelitian line at
Kesehatan Departemen KesehatanRI, www.asaging.org/cdc/module6/phase2/p
Jakarta.

31
Jurnal Farmasetis Volume 7 No 1, Hal 23 - 32, Mei 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

hase2_14.cfm - 1Volume 14, No. 3, pada Lansia di Posyandu Lansia


November 2011; hal 157-164. Wilayah Kerja Pundong Bantul
Yogyakarta. Skripsi.
Wijayanti, I. (2009). Hubungan antara
Kecemasan dengan Kejadian Hipertensi

32

Anda mungkin juga menyukai