Anda di halaman 1dari 47

PT.

PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sebuah praktek lapangan merupakan hal yang diperlukan untuk membentuk


sebuah kontribusi antara perguruan tinggi dengan pihak perusahaan dimana
mahasiswa dapat melakukan kerja praktik di lapangan guna mengetahui dan
memahami sistem dan lingkungan kerja dalam suatu perusahaan. Adanya
kepentingan akan kemajuan industri dan juga kepentingan mahasiswa untuk
mengkaji dan memahami realitas, maka diperlukan suatu kegiatan yang
menitikberatkan pada keterlibatan mahasiswa dengan dunia industri secara
langsung. Sehingga dapat tercipta keterpaduan antara perkembangan dunia
industri dan perkuliahan di kampus.
Mahasiswa yang akan lulus nantinya diharapkan dapat mempunyai banyak
pengetahuan dan memiliki softskill dasar untuk terjun langsung nantinya dalam
dunia kerja. Oleh karena itu mahasiswa harus mengetahui sedini mungkin
mengenai dunia kerja yang akan dihadapi. Untuk mendukung tujuan tersebut,
maka Universitas Sriwijaya mengadakan suatu program yang disebut Kerja
Praktik. Termasuk di dalamnya juga kepada mahasiswa program studi Teknik
Elektro. Kegiatan Kerja Praktik bertujuan untuk memberikan pengalaman
industri kepada mahasiswa program studi Teknik Elektro, sehingga para maha-
siswa memperoleh pengetahuan yang dapat menambah pengalaman kerja dan
wawasan pada dunia industri.
Proses industri, khususnya produksi pupuk, merupakan salah satu jenis
industri yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi. Bervariasi karakter dan
fasa bahan yang dikontrol dan banyaknya jenis instrument yang digunakan
menjadikan industri pembuatan pupuk sebagai bidang yang menarik untuk
dipelajari. Dengan alasan tersebut maka penulis melakukan kerja praktek di PT.
PUPUK SRIWIDJAJA (PUSRI) Palembang di Departemen Pemeliharaan
Instrumentasi dan Listrik. Selain itu dengan adanya kerja praktek ini diharapkan

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 1
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

penulis dapat menambah wawasan mengenai dunia kerja di suatu industri


dengan baik.
Selain memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dan memerlukan
pengontrolan dalam pembuatan pupuk, PT. PUSRI juga memiliki motor jenis
centrifuge dalam pengolahan urea yang tentunya sangat penting untuk
proteksinya untuk diperhatikan. Karena hal inilah penulis ingin melihat
kesesuaian spesifikasi motor yang ada dengan standar instalasi listrik yang
digunakan.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


1.2.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini memiliki tujuan :
1. Memenuhi Kurikulum Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2. Dapat mengenal dan memahami tentang peralatan industri dan aplikasi
teknologi di PT. PUPUK SRIWIDJAJA
3. Menambah pengetahuan tentang memberikan maintenance yang baik
untuk mesin - mesin yang ada pada PT. PUPUK SRIWIDJAJA.
4. Melatih dan mengembangkan sikap yang diperlukan dalam memasuki
dunia kerja.
5. Sarana untuk mengetahui secara langsung proses Produksi Pupuk di
PT. PUPUK SRIWIDJAJA
6. Menjalin hubungan yang baik antara pihak Fakultas Teknik dengan
dunia industri.
7. Sebagai pembanding antara ilmu yang diproleh oleh mahasiswa dengan
ilmu yang diterapkan dalam dunia industri

1.2.2 Tujuan Khusus


Kegiatan ini bertujuan :
a. Mengetahui struktur organisasi serta manajemen yang ada pada PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 2
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam lapangan terutama yang


berkaitan dengan praktik keteknikan seperti Permesinan,
Pembongkaran, Perakitan, Perbaikan, dan Perawatan suatu mesin.
c. Mengetahui peralatan – peralatan yang ada di PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang.
d. Mengetahui gambaran umum proses kegiatan industri di PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang.
e. Menjelaskan jenis pekerjaan dan juga produk – produk yang
dihasilkan.

1.3 Batasan masalah


Didalam laporan ini, permasalahan yang dibahas hanya proteksi yang ada
pada Motor Lube Oil Centrifuge GA 211 F di Pusri III.

1.4 Tempat dan Waktu Kerja Praktek


Tempat dan waktu Kerja Praktek ini adalah pada PT. PUPUK
SRIWIDJAJA ( PT. PUSRI) bagian Departemen Pemeliharaan Listrik Pusri III
yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni s/d 15 Agustus 2018.

1.5 Manfaat Kerja Praktek


Kerja Praktik ini bermanfaat sebagai berikut:
1.5.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengetahui keadaan sebenarnya dari perusahaan baik teknologi
maupun hal lainnya.
b. Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan keterampilan teknik
yang relevan dengan jurusan yang ditekuni.
c. Mengetahui dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi
esuai dengan tuntunan perkembangan industri.
d. Dapat membina hubungan baik dengan industri sehingga memungkinkan
untuk dapat bekerja di industri tempat pelaksaan PI tersebut setelah
lulus dari kuliah.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 3
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1.5.2 Bagi Universitas Sriwijaya


a. Menjalin hubungan baik antara Pogram Studi Teknik Elektro,
Universitas Sriwijaya dengan PT. Pupuk Sriwijaya Palembang,
sehingga memungkinkan kerjasama yang baik.
b. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan sehingga sesuai dengan
perkembangan dunia industri.

1.5.3 Bagi Industri


a. Memperoleh masukan – masukan baru dari lembaga pendidikan
melalui mahasiswa yang sedang dan telah melakukan KP
b. Dapat menjalin hubungan dengan lembaga pendidikan sebagai
pemasok tenaga kerja khususnya program studi Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya
c. Perusahaan semakin dikenal oleh lembaga pendidikan sebagai
pemasok tenaga kerja dan masyarakat.

1.6 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam melakukan penulisan laporan adalah.
 Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan pengamatan langsung
terhadap kegiatan kegiatan di pabrik Pusri III.
 Interview / Wawancara, yaitu penulis bertanya secara langsung dengan
karyawan maupun staf-staf yang berkerja mengenai pembahasan yang
berkaitan dengan laporan yang dibuat.
 Studi Literatur, yaitu penulis melakukan pembelajaran dari buku-buku
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, buku- buku referensi
dan catatan saat berada di lapangan.
 Konsultasi, yaitu penulis berdiskusi langsung dengan pembimbing
kerja praktek dilapangan guna memperoleh bahan laporan.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 4
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pupuk Sriwidjaja


Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Sumatera
Selatan adalah PT Pupuk Sriwidjaja. PT Pupuk Sriwidjaja merupakan
perusahaan yang berada di bidang produksi pupuk dan pemasaran pupuk. PT
Pupuk Sriwidjaja sendiri resmi didirikan tanggal 24 Desember 1959
berdasarkan akte Notaris Eliza Pondang nomor 177 dan diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960.
Pada saat pendirian yang menjadi Presiden Direktur adalah Ir. Ibrahim Zahier
dan Ir. Salmon Mustafa sebagai Direktur Utama.
Penamaan Sriwidjaja sendiri sebenarnya diambil dari nama sebuah
kerajaan Sriwidjaja yang dahulu sangat terkenal karena armada lautnya,
kerajaan ini terletak di Sumatera Selatan. Sedangkan pemilihan Provinsi
Sumatera Selatan terutama Palembang sebagai tempat produksi dan kantor
pusat karena letak Palembang yang berada pada tepian sungai Musi dan
memiliki debit air yang tinggi. Alasan lain dipilihnya Sumatera Selatan karena
ketersediaan bahan baku yang berupa gas alam banyak terdapat disini. PT
Pupuk Sriwidjaja yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi yang
berkedudukan di Palembang Sumatera Selatan merupakan produsen pupuk
urea pertama di Indonesia.

Struktur modal PT Pupuk Sriwidjaja diperkuat lagi dengan adanya


pengalihan saham pemerintah sebesar Rp. 6 milyar di PT. Mega Eltra kepada
PT Pupuk Sriwidjaja serta tambahan modal disetor sebesar Rp. 728.768 juta

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 5
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dari hasil rekapitalisasi laba dari PT. Pupuk Kaltim Tbk. Dengan demikian
keseluruhan modal disetor dan ditempatkan PT Pupuk Sriwidjaja per 31
Desember 2002 adalah Rp. 3.634.768 juta.
PUSRI I merupakan Pabrik pertama yang dibangun PT Pupuk Sriwidjaja
yang diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas terpasang
sebesar 180 ton ammonia/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana PUSRI
I pada tanggal 16 Oktober 1963.
Pada tahun 1965 melalui penandatanganan perjanjian kerjasama antara
Departemen Perindustrian dan Perusahaan Toyo Engineering Corp dari Jepang
PT Pupuk Sriwidjaja mulai merencanakan perluasan pabrik. Namun rencana
tersebut menemui kegagalan akibat terjadinya pemberontakan G30S/PKI. Pada
tahun 1968 kembali dilakukan perencanaan pembangunan dengan
diadakannya studi kelayakan bersama John Van Der Volk & Associate dari
Amerika serikat.
Pada tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI II dengan kapasitas
terpasang 660 ton ammonia/hari dan 1150 ton urea/hari, dan pembangunannya
selesai pada tahun 1974. Pendirian pabrik tersebut dikerjakan oleh kontraktor
M.W Kellog Overseas Corp dari Jepang. Pada tahun 1992 dilakukan
optimalisasi terhadap kapasitas pabrik PUSRI II menjadi 570.000 ton
urea/tahun. Karena kebutuhan akan pupuk di Indonesia meningkat dengan
pesat, maka pada waktu yang relatif bersamaan dibangun pabrik PUSRI III dan
PUSRI IV.
Pabrik PUSRI III dibangun pada 21 Mei 1975 dengan kapasitas
terpasang 1000 ton ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan
kapasitas produksi urea 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun dengan proses
Mitsui Toatsu Total Recycle (MTTR) C-Improved. Pembangunan pabrik
PUSRI III dikerjakan oleh Kellog Overseas Corp. dan Toyo Engineering Corp.
Lima bulan setelah pembangunan pabrik PUSRI III, pabrik PUSRI IV mulai
didirikan dengan kapasitas terpasang dan proses yang sama.
Pada tahun 1985 pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai
tidak efisien lagi. Sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI IB pada tahun

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 6
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1990 dengan kapasitas terpasang 446.000 ammonia/tahun dengan


menggunakan proses Kellog dan 570.000 ton urea/hari dengan menggunakan
proses Advanced Process For Cost and Energy Saving (ACES) dari TEC.
Konstruksi pabrik ini dikerjakan oleh PT. Rekayasa Industri (Indonesia).
Adanya tuntutan efisiensi produksi dan penghematan bahan baku
membuat PT. Pupuk Sriwidjaja melakukan proyek optimalisasi proses yang
diberi nama Ammonia Optimization Project (AOP) pada tahun 1992 dan
melakukan kerjasama dengan Imperial Chemical Industry (ICI). Melalui
proyek ini kapasitas produksi dapat ditingkatkan dengan penghematan
pemakaian gas alam sebesar 10%. Proses optimalisasi dan modifikasi proses
telah membuat PT. Pupuk Sriwidjaja mampu memproduksi total 2.280.000 ton
urea/tahun dan 1.149.000 ton ammonia/tahun.
Pada tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai perusahaan induk membawahi
empat BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk dan petrokimia, yaitu
PT Petrokimia Gresik di Gresik, Jawa Timur; PT Pupuk Kujang di Cikampek,
Jawa Barat, PT Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur; dan PT Pupuk
Iskandar Muda di Lhokseumawe,Nangroe Aceh Darussalam; serta BUMN
yang bergerak di bidang engineering, procurement & construction (EPC), yaitu
PT Rekayasa Industri (berkantor pusat di Jakarta). Pada tahun 1998, anak
perusahaan Pusri bertambah satu BUMN lagi, yaitu PT Mega Eltra di Jakarta
yang bergerak di bidang perdagangan.
Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari PT Pupuk
Indonesia (Persero) (saat itu masih bernama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero))
kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang serta telah terjadinya pengalihan hak
dan kewajiban PT Pupuk Indonesia (Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang sebagaimana tertuang didalan RUPS-LB tanggal 24 Desember
2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011. Spin Off ini tertuang dalam
Perubahan Anggaran Dasar PT Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui Akte
Notaris Fathiah Helmi, SH nomor 14 tanggal 12 November 2010 yang telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor
AHU-57993.AH.01.01 tahun 2010.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 7
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


Berdasarkan SK Direktur PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
No.SK/DIR/207/2012 tanggal 11 Juni 2012, Visi dan Misi PT. Pupuk
Sriwidjaya adala sebagai berikut :
Visi Perusahaan
"Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional"
Misi Perusahaan
"Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien,
berkualitas prima dan memuaskan pelanggan "

2.3 Bentuk Perusahaan


PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero), yang lebih dikenal sebagai PT. PUSRI,
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi dan
pemasaran pupuk. Secara legal, PT. PUSRI resmi didirikan berdasarkan akte
2-3 Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46
tanggal 7 Juni 1960. PT. PUSRI, yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi
berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan produsen pupuk
urea pertama di Indonesia.
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan PT
Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan pupuk
yang baru, menggantikan nama PT Pusri (Persero). Hingga kini PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.
2.3.1 PT. Pupuk Sriwidjaja menjadi Perusahaan Induk
PT Pupuk Sriwidjaja ditunjuk oleh pemerintah menjadi perusahaan induk
(holding company) PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), berdasarkan PP No.28/1997.
Sejak Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh sahamnya yang ditempatkan di
Industri Pupuk Dalam Negeri dan di PT Mega Eltra kepada PUSRI, melalui
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP nomor 34 tahun 1998,
maka PUSRI, yang berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi Induk

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 8
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Perusahaan (Operating Holding) dengan membawahi 6 (enam) anak perusahaan


termasuk anak perusahaan penyertaan langsung yaitu PT Rekayasa Industri.

2.3.2 Pemisahan Perseroan kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang


Pada tahun 2010, dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja disingkat PT. Pusri (Persero) kepada PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang
Restrukturisasi ini dilakukan dengan harapan agar dapat mencapai tujuan-
tujuan PT Pusri Palembang dalam jangka panjang yaitu mengamankan
ketersediaan produk-produk pupuk untuk menunjang program ketahanan pangan
jangka panjang, melaksanakan program revitalisasi pabrik pupuk sekaligus
pengembangan usaha di sektor kimia dan agrokimia serta menjadi pemain utama
tingkat regional, dan melaksanakan investasi strategis untuk memperkuat struktur
usaha perusahaan. Pemisahan ini menyebabkan PT Pusri Palembang sebagai anak
perusahaan yang baru. Sedangkan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) sebagai induk
perusahaan (Holding) berstatus BUMN yang sebelumnya bersifat Operating
Holding menjadi Non Operating Holding.
Pada tanggal 1 Januari 2011, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang secara resmi
lahir sebagai hasil proses mekanisme pemisahan tidak murni (spin-off) dari PT
Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang kemudian menjadi perusahaan induk dengan
nama PT Pupuk Indonesia (Persero) atau Pupuk Indonesia Holding Company.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 9
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 2.1 Bagan PT.Pupuk Indonesia

2.4 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT. Pupuk Sriwidjaja (PT. PUSRI) terletak di tepi Sungai Musi kira –
kira 7 Km dari pusat kota Palembang, di wilayah perkampungan Sungai
Selayur, Kecamatan Ilir Timur II, Kotamadya Palembang. Kelayakan ini
ditunjang oleh keadaan geografis Sumatera Selatan yang memiliki kekayaan
alam yaitu gas alam (natural gas) yang merupakan bahan baku utama dan
tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Gass Bell & Associates dari
Amerika Serikat memberikan rekomendasi berdasarkan studi kelayakan untuk
membangun Pabrik Pupuk Urea PUSRI di Palembang, dengan kapasitas
100.000 ton per tahun. Adapun faktor teknis dan faktor ekonomi yang
menunjang studi kelayakan tersebut adalah :
a. Keadaan geografis Sumatera Selatan yang memiliki kekayaan gas alam
sebagai bahan baku utama, dalam jumlah yang cukup banyak. Dekat
dengan sumber bahan baku gas alam, yaitu Prabumulih dan Pendopo
yang terletak sekitar 100 – 150 Km dari pabrik.
b. Dekat dengan Sungai Musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun,
merupakan salah satu sarana penting untuk sumber air, sarana
pembuangan limbah dan juga sebagai sarana transportasi.
c. Dekat dengan Tambang Bukit Asam yang tidak jauh dari Kota
Palembang, yang banyak mengandung batubara dan dapat dijadikan
sebagai cadangan bahan baku yang sangat potensial seandainya
persediaan gas bumi sudah menipis.
d. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.

Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar,
ditambah untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,7965 hektar. Disamping
itu sebagai lokasi cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar yang
dimaksudkan untuk persediaan perluasan komplek pabrik dan perumahan
karyawan bila diperlukan kemudian hari.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 10
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 2.2 Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja

2.5 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


PT. Pupuk Sriwidjaja (PT. PUSRI) merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang menggunakan Sistem Line and Staff Organization
dengan bentuk perseroan terbatas (PT) dalam pengelolaannya dan modal
pengelolaan pabrik berasal dari pemerintah. Proses manajemen PT Pupuk
Sriwidjaja berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM) yang
melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu
secara kontinyu.
Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja dipimpin oleh Direktur Utama dan
dibantu oleh lima orang Direksi. Dalam kegiatan operasionalnya, direksi
dibantu oleh staf dan Kepala Departemen. Direksi bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris, dimana Dewan Komisaris terdiri dari wakil-wakil
pemegang saham yang bertugas menentukan kebijaksanaan umum yang harus
dilaksanakan oleh direksi, juga bertindak sebagai pengawas atas semua

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 11
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

kegiatan danpekerjaan yang telah dilakukan oleh Dewan Direksi. Dewan


Komisaris terdiri dari wakil–wakil pemerintah, yaitu :
a. Departemen Pertanian
b. Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri
c. Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar
d. Departemen Pertambangan dan Energi.

Berdasarkan No. SK/DIR/240/2011, tanggal 5 September 2011


direktur produksi sebagai salah satu bagian penting di dalam perusahaan yang
membawahi beberapa divisi, yaitu :
1. Divisi Operasi
2. Divisi Pengendalian Pabrik, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
3. Divisi Pemeliharaan
Masing – masing divisi dikepalai oleh seorang General Manager yang
bertanggungjawab kepada direktur produksi.

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

2.4.1. Sistem Manajemen Pemeliharaan


A. Struktur Organisasi Divisi Pemeliharaan
Divisi pemeliharaan membawahi 5 (lima) departemen, yaitu :

Masing – masing Departemen Pemeliharaan Mekanikal di atas


membawahi beberapa bagian , yaitu :

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 12
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

a) Bagian Pemeliharaan Mekanikal Pusri 1B, Pusri II, Pusri III, Pusri
VI, dan PPU dipimpin oleh seorang kepala bagian.
b) Dalam tugasnya kepala bagian dibantu oleh 2 (dua) orang Planner
Scheduler untuk area PPU
c) Bagian Pemeliharaan Mekanikal membawahi 3 (tiga) seksi
pemeliharaan lapangan, yaitu Amoniak, Urea, dan Utilitas.Masing
– masing seksi tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(Foreman Senior).
d) Dalam melakukan tugasnya, Kepala Seksi (Foreman Senior)
dibantu oleh seorang Kepala Regu (Foreman).
e) Seorang Kepala Regu (Foreman) memimpin beberapa anggota
sebagai pelaksana pekerjaan di lapangan.
f) Pada bagian Pemeliharaan Mekanikal terdapat beberapa group
shift dan setiap group shift dipimpin oleh seorang leadman dan
bertanggungjawab kepada kepala bagian.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 13
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

GM Pemeliharaan

Management Rendal
Mechanical Perbengkelan
Listrik Pemeliharaan

Bengkel
Listrik I Listrik II Instrument I Instrument II Instrument III
Listrik

PPU Pusri 3

Pusri 4 Ammonia Urea

Utilitas

Gambar 2.4 Bagan Struktur GM. Pemeliharaan PT. Pupuk Sriwidjaja


Palembang

DIREKTUR
PRODUKSI

GM GM
GM PENGENDALIAN
OPERASI PABRIK, PEMELIHAR
KESELAMATAN AAN
KERJA DAN
LINGKUNGAN

MANAJER DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR MANAJER


PABRIK PUSRI PRODUKSI PRODUKSI PRODUKSI PEMELIHARAAN
MEKANIKAL
1B

MANAJER
MANAJER PEMELIHARA
PABRIK AN LISTRIK &
PUSRI II INSTRUMEN

MANAJER
MANAJER
PERBENGKELA
PABRIK N
PUSRI III

MANAJER
MANAJER JAMINAN &
PENGENDALIAN
PABRIK
KUALITAS
PUSRI IV

MANAJER
KEPALA
PERENCANAAN
PENGANTON &PENGENDALIA
GAN & N TURN
ANGKUTAN AROUND

Gambar 2.5 Bagan Struktur Direktur Produksi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

B. General Maintenance

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 14
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Maintenance adalah kegiatan yang dilakukan berulang- ulang untuk


mengembalikan standar prestasi dan kehandalan peralatan agar
memenuhi tuntutan operasi saat ini.
Maintenance management merupakan pengelolahan kegiatan
perawatan yang meliputi perencanaan, penjadwalan, pelaporan,
pengawasan, perbaikan berkelanjutan, dan organisasi pelakasan
kegiatan perawatan.
Maintenance Technique adalah kegiatan pengawasan dan perbaikan
peralatan yang dilakukan secara berulang – ulang agar prestasi dan
kehandalan peralatan memenuhi tuntutan operasi saat ini.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian,
diantaranya adalah :
1. Preventive Maintenance

4. Break Down Maintenance

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 15
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau


kelainan pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti
biasanya.

5. Modification Maintenance
Pekerjaan yang berhubungan dengan desain suatu peralatan atau
unit.Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau
menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
6. Shut Down Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang
sengaja dihentikan pengoperasiannya.

2.6 Proses Produksi

2.6.1 Proses Pembuatan Ammonia


PT Pupuk Sriwidjaja menggunakan gas alam, uap air, dan udara bahan
baku pembuatan ammonia. Proses pembuatan ammonia yang digunakan pada
PT Pupuk Sriwidjaja terbagi dalam 6 seksi, yaitu:
1. Feed TreatingUnit.
2. Reforming unit.
3. Purifikasi dan Metanasi.
4. Synthesis.
5. Pemurnian Poduk.
6. Purge Gas Recovery Unit.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 16
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 2.6 Blok diagram pabrik amoniak

 Feed Treating Unit

Gas Metering Stasion (GMS). Dari GMS, gas alam dibagi ke


masing-masing pabrik. Aliran tersebut akan terbagi dua, yaitu gas alam
untuk proses dan gas alam untuk bahan bakar (fuel gas).
Tahapan treatment gas alam adalah sebagai berikut :
a. Pemisahan Partikel Padat (filtrasi)
b. Pemisahan Sulfur Anorganik

c. Pemisahan Air (Dehidrasi)

d. Pemisahan Hidrokarbon Berat (HHC)

e. Pemisahan Gas CO2

f. Pemisahan Sulfur Organik

g. Saturasi / penjenuhan

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 17
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 2.7 Digram alir proses pemurnian gas umpan

2.6.2 Proses Pembuatan Urea


Proses pembuatan urea terbagi menjadi empat seksi, yaitu:
1. Seksi Synthesa
2. Seksi Dekomposisi / Purifikasi
3. Seksi Kristalisasi dan Pembutiran
4. Seksi Recovery
2.6.3.Utilitas

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 18
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Unit utilitas di PT. Pupuk Sriwidjaja (PT.PUSRI) terdiri dari :

2.6.4 Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan PT. Pupuk Sriwidjaja pada umumnya berupa


limbah cair dan gas yang mengandung ammonia.
1. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan sebagian besar akibat adanya pembuangan:
a. Air suspensi dengan bahan padatan tinggi (blow down) yang dihasilkan
pada sistem pendingin, air ketel dan lain-lain.
b. Oli yang tumpah pada rotating equipments seperti pompa dan
kompresor.
c. Larutan atau bahan dari bocoran pompa, kerangan dan peralatan lain.
d. Lumpur yang mengandung bahan kimia pada proses penjernihan air.

1. Limbah Gas dan Debu


Limbah gas dan debu sebagian besar berupa sisa pembakaran natural gas
untuk bahan bakar maupun untuk penggerak generator listrik dan dibuang
melalui cerobong. Sumber lain penyebab pencemaran adalah :
a. Bocoran gas proses yang berupa ammonia dan CO2.
b. Emisi debu urea dari cooling tower
3. Limbah Padat
Limbah padat yang ada sebagian besar merupakan limbah B3 yang berupa

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 19
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

a. Limbah katalis bekas.


b. Limbah bekas kemasan bahan kimia.
c. Limbah tumpahan bahan kimia.

2.7 Pemasaran
Pada tahun 1979 PT Pupuk Sriwidjaja ditunjuk sebagai
penanggungjawab pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersusidi,
baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun impor untuk memenuhi
kebutuhan program intensifikasi pertanian melalui surat keputusan Menteri
Perdagangan dan Koperasi No. 56/KP/II/1979.
Atas dasar penunjukkan tersebut maka PT Pupuk Sriwidjaja bertanggung
jawab dalam memasarkan dan mendistribusikan berbagai jenis pupuk hingga
sampai di tangan petani (Pipe Line Distribution Pattern) dengan menekankan
mekanisme distribusi pada factor biaya (Least Cosy Distribution Patter).
Untuk dapat memenuhi kewajibannya tersebut PT Pupuk Sriwidjaja
memiliki sistem distribusi, baik untuk tata niaga pupuk produksi dalam negeri
maupun pupuk untuk di impor.
Sarana distribusi dan pemasaran yang dimiliki PT Pupuk Sriwidjaja,
yaitu:
1. Satu buah kapal ammonia : MV. Sultan Machmud Badarudin II.
2. Delapan buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa
berdaya muat masing–masing 66.500 ton, yaitu MV. PUSRI Indonesia,
MV. Abusamah, MV. Sumantri Brojonegoro, MV. Mochtar Prabunegara,
MV. Julianto Mulio Diharjo, MV. Ibrahim Zahier dan MV. Otong
Kosasih.
3.
Banyuwangi serta 1 UPP (Unit Pengantongan Pupuk) sewa di Semarang.
4. 595 buah gerbong kereta api.
5. 107 unit gudang persediaan pupuk dan 261 unit gudang sewa.
6. 25 unit pemasaran PUSRI daerah (PPD) di ibukota propinsi.
7. 180 kantor pemasaran PUSRI Kabupaten (PPK) di Ibukota Kabupaten.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 20
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

8. Empat unit kantor perwakilan PUSRI di produsen pupuk, yaitu :


a. PT. Pupuk Kujang
b. PT. Petrokimia Gresik
c. PT. Pupuk Iskandar Muda
d. PT. Pupuk Kalimantan Timur

Pada tanggal 1 Desember 1998, pemerintah menghapuskan tata niaga


pupuk, baik produksi dalam negeri maupun impor. Keputusan pemerintah
tersebut membuat setiap pabrik pupuk untuk memasarkan sendiri produknya di
Indonesia, meskipun begitu untuk mencegah persaingan yang tidak sehat,
pemerintah menentukan daerah – daerah penyaluran untuk setiap pabrik pupuk
yang ada.
Sebagai contoh pemenuhan kebutuhan pupuk untuk propinsi Bali
merupakan kewajiban dari PT. Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim),
namun apabila terjadi kekurangan suplai di Bali, produsen yang lain dapat
memberi bantuan penjualan pupuk di Bali. Adanya keputusan pemerintah ini
hanya berlaku pada tata niaga pupuk nasional dan tidak mempengaruhi status PT
Pupuk Sriwidjaja sebagai Holding Company.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 21
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB III
DASAR TEORI

3.1. Pengertian Motor Listrik

Motor listrik merupakan alat yang digunakan sebagai pengubah dari


energy listrik menjadi energy mekanik. Energi mekanik berguna untuk memutar
blower,impeller pompa, dan lain sebagainya. Motor listrik memiliki dua bagian
yaitu stator dan rotor. Stator merupakan bagian yang ntidak bergerak atau tetap
sedangkan rotor merupakan bagian yang bergerak atau berputar. Berdasarkan jenis
sumber tegangannya motor listrik dibagi menjadi dua yaitu :

1. Motor listrik AC (Alternating Current)


2. Motor listrik DC (Direct Current)

Motor listrik arus bolak balik AC adalah Motor yang banyak digunakan pada PT
Pupuk Sriwidjaja.Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Terdapat dua komponen utama pada motor induksi yaitu :

1. Rotor

Rotor merupakan bagian yang berputar dari sebuah motor. Rotor dapat berputar
dengan dua sumber energi:

1. Energi Mekanik
– Menggunakan tangan.
– Menggunakan putaran dari alat yang terhubung dengan rotor tersebut.
2. Energi Listrik
Motor diberikan arus listrik.

2. Stator
Stator terdiri dari lilitan atau kumparan yang memberikan efek magnet kepada
rotor, sehingga rotor dapat berputar. Stator dibuat dari dari sejumlah stampings

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 22
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu.

3.2. Pengertian Motor Sinkron


Motor Sinkron merupakan sebuah alat yang dapat mengubah satu
energy menjadi energi yang lain. Kumparan jangkar dan medan terdapat di stator
dan rotor. Sebuah kumparan jangkar mempunyai bentuk yang sama dengan mesin
induksi, sedangkan kumparan medan mempunyai bentuk kutub sepatu atau
disebut juga kutub dengan celah udara sama rata . Untuk menghasilkan
fluks maka diperlukan arus DC atau searah melalui sikat dan juga cincin sehingga
dapat terbentuk fluks pada kumparan medan.

Gambar 3.1 Motor Sinkron

Cara kerja dari motor sinkron yaitu ketika sebuah sumber tegangan tiga fasa
dihubungkan dengan sebuah kumparan jangkar yang terdapat di stator pada
kumparan arusnya akan mengalir. Medan putar homogen kemudian dihasilkan dari
adanya arus tiga fasa pada kumparan jangkar. Berkebalikan dengan motor asinkron
dimana motor sinkron berasal dari sumber Direct Current (DC) yang mendapat
eksitasi eksternal dan akan terhubung melalui slip ring maupun sikat ke rangkaian.

3.3. Pengertian Motor Asinkron

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 23
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.2 Motor Asinkron


Motor Asinkron tiga phasa disupply dengan tegangan yang memiliki 3
phasa yaitu R,S, dan T. Sebuah motor asinkron atau juga biasa disebut motor
induksi hanya dapat bekerja apabila konduktor pada rotor telah terinduksi oleh
medan putar magnet dari stator. Perbedaan pada antara putaran medan stator dan
putaran rotor inilah sehingga sebuah motor dikatakan dengan motor asinkron.
Sebuah motor dapat terjadi slip apabila pada motor 3 phasa terutama asinkron nilai
putaran medan stator lebih besar dari putaran medan rotor (Ns > Nr ) atau bisa juga
disebut perbedaan diantara keduanya.
Motor yang biasa digunakan pada industry ini bekerja dengan induksi pada
medan magnetic diantara rotor dan stator berdasarkan prinsipnya. Motor listrik AC
tiga fasa merupakan mesin yang menggunakan beda fase sehingga gaya putar akan
timbul pada rotor dimana beda fase yang ada berasal dari sumber.

3.4. Pengertian Motor Centrifuge


Centrifuge adalah peralatan yang dibutuhkan dalam pemisahan partikel
padat dalam cairan. Motor listrik disebut Motor Centrifuge karena centrifuge
digerakkan oleh motor listrik sehingga centrifuge dapat berfungsi dengan
semestinya. Pada Motor GA 211 F centrifuge sendiri digunakan untuk memutar
Main Motor dimana Main Motor berguna untuk memisahkan urea dari partikel
partikel yang tidak dibutuhkan. Cara kerja centrifuge ini menggunakan lube oil.
Ketika lube oil dihidupkan maka akan mengalir arus di kontaktor, ketika kontaktor
energise maka motor bekerja. Motor yang bekerja digunakkan untuk penggerak

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 24
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

yang ada dalam busket. Penggerak yang bergerak maju mundur inilah yang
digerakkan oleh motor dan berfungsi sebagai pemisah.

3.5. Gangguan Motor Listrik


Mesin – mesin produksi digerakkan oleh motor induksi sehingga motor
induksi ini sangat berguna dan sangat penting. Krena berperan sangat penting maka
diperlukan pengenalan gangguan yang ada pada motor induki. Gangguan pada
motor induksi dapat dikatakan sebagai gangguan listrik dimana gangguan –
gangguan ini sangat tidak diharapkan karena mengganggu kerja dari alat listrik
tersebut. Gangguan – gangguan yang terdapat pada motor listrik dapat terjadi
karena kelistrikan yaitu:
1. Pelindung atau alat proteksi berfungsi tidak seharusnya;
2. Motor menggunakan sistem pemeliharaan yang dijalankan tidak sesuai;
3. Sistem mekanik yang terganggu dan merambat ke gangguan kelistrikan;
4. Motor yang di operasikan tidak sesuai dengan prosedurnya;
Pada motor induksi gangguan – gangguan kelistrikan tidak berbeda jauh dari
gangguan kelistrikan yang ada pada generator – generator. Sehingga pada
umumnya motor – motor diproteksi dari gangguan – gangguan yaitu :
a. Gangguan pada stator.
b. Gangguan pada rotor.
c. Overload atau beban lebih.
d. Short Circuit

3.6. Proteksi pada Motor Induksi


Sistem proteksi berfungsi sebagai pelindung bagi motor listrik itu sendiri
.Proteksi motor akan mendeteksi adanya gangguan. Sistem kerja dari proteksi akan
melepas bagian yang mengalami gangguan sehingga bagian yang lainnya masih
dapat terus beroperasi. Jenis proteksi yang digunakan untuk motor yaitu :

3.6.1 Fuse

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 25
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.3 Fuse

Fuse atau biasa juga disebut sekering merupakan peralatan yang digunakan
saat short circuit atau over current dimana fuse akan memutus rangkaian listrik.
arus listrik atau arus lebih (over current) pada rangkaian listrik. Fuse yang biasa
digunakan pada umumnya adalah fuse dengan jenis sekring glass karena berasal
dari kaca. Pada sekring ini di dalamnya ada kawat khusus, kawat khusus ini harus
ditentukan besar penampangnya untuk menentukan besarnya kapasitas sekring
pada sebuah fuse. Saat terjadi short circuit dimana biasanya kabel akan panas. Ini
terjadi karena pada rangkaian arusnya semakin meningkat, hal ini dapat
mengakibatkan kabel menjadi terbakar dan dapat merambat material lain yang
berada disekitar kabel terbakar tersebut seperti plastic,kayu dan lain lain. Hubung
singkat (short circuit) dapat terjadi pada rangkaian listrik yang sering digunakan.
Fuse atau sekering berfungsi mencegah terbakarnya kabel penghantar saat adanya
panas yang berlebihan, saat short circuit terjadi maka dalam kurun waktu tertentu
arus terputus dengan cepat pada rangkaian listrik dan kebakaran dapat dihindari.
Selain dapat mencegah kebakaran kabel atau material yang lain fuse berguna dalam
mencegah kerusakan akibat arus yang berlebih dengan cara mengamankan
rangkaian listrik atau peralatan lainnya dari kerusakan. Kapasitas sekring atau fuse
dapat dilihat pada bagian dari fuse atau sekring itu sendiri. Dimana terdapat angka

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 26
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

sebagai contoh F5A 200V atau F7A 250V dll yang menunjukkan kapasitas yang
mampu ditahan oleh sekering atau fuse.

Sekring merupakan komponen penting yang dapat membatasi arus berlebih


dalam sebuah rangkaian. Selain membatasi arus fuse berguna juga untuk mencegah
kerusakan kabel yang terjadi akibat short circuit. Fuse dapat terputus karena panas
yang berlebih bersumber dari arus yang berlebih.

3.6.2 Circuit Breaker

Gambar 3.4 Circuit Breaker

CB atau Circuit Breaker merupakan peralatan yang digunakan sebagai


pemutus rangkaian listrik. CB berguna untuk membuka maupun menutup
rangkaian listrik untuk semua kondisi. Circuit breaker dapat menutup maupun
membuka saat terjadi hubung singkat arus maupun pada tegangan tidak normal dan
normal. Beberapa macam Circuit Breaker :
1. MCB
2. MCCB
3. ACB
4. OCB
5. VCB
6. SF6CB
1. MCB (Miniatur Circuit Breaker)

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 27
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.5 Miniatur Circuit Breaker

MCB biasa digunakan pada rumah - rumah ,dimana MCB merupakan suatu
pengaman dengan relay elektromagnetik yang berfungsi ketika terjadi hubung
singkat. MCB juga dilengkapi dengan bimetal yang memiliki fungsi sama sebagai
pengaman beban lebih. Sebagai pengaman MCB tentu saja memiliki berbagai
keunggulan atau keuntungan dalam pemakainnya yaitu :
1. Ketika terjadi hubung singkat pada salah satu fasa maka MCB akan memutuskan
rangkaian.
2. MCB dapat digunakan kembali
3. MCB merespon dengan cepat apabila terjadi beban lebih atau hubung singkat.

2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)

Gambar 3.6 MCCB

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 28
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MCCB (Mold Case Circuit Breaker) merupakan pengaman yang memiliki


fungsi multi atau dua fungsi yaitu penghung dan pengaman. Sebagai alat pengaman
MCCB (Mold Case Circuit Breaker) dapat mengamankan rangkaian dari gangguan
short circuit atau hubung singkat. Dapat juga digunakan sebagai pengaman saat
terjadi arus beban lebih. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) dengan jenis tertentu
dapat diatur kemampuan pemutusannya sesuai dengan yang kita inginkan.

3. ACB (Air Circuit Breaker)

Gambar 3.7 ACB

ACB (Air Circuit Breaker) digunakan untuk tegangan menengah maupun


tegangan rendah . ACB (Air Circuit Breaker) menggunakan udara dengan sarana
busur api. Udara yang digunakan pada ACB (Air Circuit Breaker) merupakan udara
dengan tekanan ruang atmosfer yang digunakan sebagai peredam busur api. Busur
api dapat muncul karena gangguan atau hal lainnya seperti proses switching.

4. OCB (Oil Circuit Breaker)


Oil Circuit Breaker (OCB) adalah jenis circuit breaker yang memadamkan
busur api yang muncul dengan memanfaatkan minyak. Minyak ini akan bekerja
ketika terdapat busur api dalam minyak yang dekat busur api maka minyak akan

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 29
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

berubah menjadi uap minyak sehingga uap minyak ini disekelilingnya akan muncul
gelembung – gelembung gas dan uap minyak.

Gambar 3.8 OCB

4 VCB (Vacuum Circuit Breaker)

Gambar 3.9 VCB

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 30
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

VCB (Vacuum Circuit Breaker) dapat memadamkan bunga api dengan cara
memiliki ruang hampa udara. Saat Circuit breaker open atau terbuka maka VCB
ini dapat mencegah hubungan setelah terjadinya bunga api yang muncul karena
gangguan atau sengaja dilepas. Circuit breaker memiliki tipe yang disebut recloser.
Untuk memutuskan dan menyambung kembali arus bolak-balik pada rangkaian
secara otomatis inilah diperlukan Recloser hampa udara. Saat dilakukan penyetelan
Recloser atau pengesetan waktu sebelumnya recloser harus dalam keadaan
terkunci karena recloser dalam keadaan terputus sehingga perlu dikembalikan
secara manuala posisi reclosernya.

5 SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)

Gambar 3.10 SF6 CB

SF6 CB (Sulfur Circuit Breaker) menggunakan gas SF6 sebagai pemutus


rangkaian saat terjadi busur api. Gas SF6 mampu memadamkan dengan baik
bersifat dielektrik dan merupakan gas berat. Prinsip kerja SF6 CB (Sulfur Circuit
Breaker) yaitu gas SF6 akan ditiupkan pada sepanjang busur api yang nantinya

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 31
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

diambil panas dari busur apinya tersebut yang pada akhirnya padam. Tegangan
circuit breaker ratingnya adalah antara 3.6 KV – 760 KV.

3.6.3 Kontaktor

Gambar 3.11 Kontaktor

Kontaktor menggunakan prinsip elektromagnetik yang artinya


menggunakan medan magnet, dimana bagian – bagian kontaktor yaitu :
a. Kontak Utama
Kode angka dari kontak utama yaitu dari angka 1 sampai 6 dimana
biasanya berpasangan. Pada umumnya ketiga fasanya akan
menghubungkan langsung beban, hal ini biasanya digunakan pada
instalasi listrik industry. Pada kontak utama terdapat juga coil kontaktor
yang berperan atau berfungsi sebagai kontrolnya.

b. Kontak Bantu
Kontak Bantu terdiri dari Normally Open (NO) dan Normally Close
(NC). Kode dari kontak bantu yaitu angka 13 sampai 22. Kontak bantu

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 32
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

berfungsi seperti namanya dimana kontak bantu akan membantu jika


kurangnya kontak pada kontak utama.

c. Coil Kontaktor
Coil kontaktor berguna untuk mengubah seluruh kontak menjadi open
atau sebaliknya close dengan cara memberi tegangan namun berupa arus
listrik. Pengubahan menjadi close atau open disesuaikan dengan
kebutuhan yang diinginkan.
Pada inti besi di dalam kontaktor elektromagnetik memiliki kumparan
utama. Untuk memunculkan medan magnet yang ada pada inti besi maka
kumparan utama harus dialiri arus sehingga inti besi akan tertarik dari kumparan
hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari
kontaktor tersebut. Hal ini akan berakibat pada kontak utama dan kontak bantu,
dimana kontak utama dan kontak bantu akan berubah posisi dari normal sehingga
kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Ketika arus listrik masih
mengalir pada kumparan utama kontaktor , maka kontak-kontaknya akan tetap
pada posisi operasinya.
Koil merupakan lilitan yang akan mengalami magnetisasi dan kontak –
kontaknya akan tertarik apabila diberi tegangan sehingga terjadi perubahan atau
bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan
pembukaan rangkaian listrik. Sebuah koil akan berubah menjadi magnet dan
kontak akan tertarik jika inti koil yang ada pada kontaktor diberikan arus, sehingga
kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik. Dalam keadaan
normal kontaktor harus dapat memutus maupun mengalirkan arus pada kerjanya.
Pengertian arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak
terjadi. Kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada tegangan DC atau AC.
Kontaktor magnetis memiliki keuntungan ketika digunakan untuk pengganti
peralatan control yang pengoperasinnya secara manual. Keuntungannya yaitu :
1. Penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat
manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 33
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun


kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan
yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari
kontaktor.

2. Kontaktor dapat melakukan berbagai operasi yang berbeda dilakukan dalam


satu lokasi dan dapat dan diinterlocked sehingga mencegah kesalahan dan
bahaya lainnya terutama bahaya operasi.

3. Untuk menghemat tenaga digunakan kontaktor untuk pengoperasian yang


harus diulang beberapa kali dalam satu jam. Secara sederhana tombol
haruslah ditekan oleh operator sehingga kontaktor akan memulai urutan
yang benar secara otomatis.

4. Secara otomatis kontaktor dapat dikendalikan dengan sensor yang peka atau
bias juga dengan alat pilot.

5. Kontaktor dapat mengatasi tegangan yang sangat tinggi bahkan menjauhkan


keseluruhan dari operator untuk meningkatkan keselamatan taupun
keamanan instalasi itu sendiri.
·
Kontaktor pada peralatan control digunakan untuk menghubungkan titik –
titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan
untuk tombol tekan
· Kontaktor sangat berguna bagi control otomatis maupun semi otomatis
dimana control ini dapat menggunakan peralatan Programmable Logic Controller
(PLC) ataupun control logika lainnya.

3.6.4 Thermal Overload Relay

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 34
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.12 Overload

Overload yang terjadi pada motor listrik dapat disebabkan oleh beban yang
berlebih pada motor sehingga inilah yang menyebabkan motor berputar sangat
berat. Beban yang berlebih akan sangat merugikan karena semakin berat beban
motor maka konsumsi arus listrik motor semakin besar. Hal ini jika terus menerus
dibiarkan dalam waktu yang lama maka arus overload menyebabkan pemanasan
pada belitan yang dapat merusak belitan tersebut. Thermal Overload Relay
berfungsi sebagai proteksi motor listrik dari beban lebih. Relay overload bersifat
invers.
Thermal overload memproteksi untuk rangkaian tiga fasa . Rangkain tiga
fasa yang diproteksi dapat yang menggu
nakan system bimetal maupun yang menggunakan sistem elektronik tanpa
suplai terpisah maksudnya thermal overload elektronik ini tidak membutuhkan
sumber daya listrik secara khusus dan mempunyai sensitifitas terhadap hilangnya
fasa yang bekerja dengan sistem diferensial (tidak langsung trip pada kasus
terjadinya hilang satu fasa). Kekurangan dari thermal overload relay ini ketika
kehilangan satu fasa saat trip maka memerlukan alat proteksi lainnya. Kelebihan
dari Thermal overload ini dapat dipasangkan langsung dengan kontaktornya
maupun terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di dalam panel.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 35
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Rating/setting arus sangat diperlukan dalam pemilihan jenis thermal overload


sesuai dengan arus nominal rangkaian pada beban penuh dan kelas trip-nya. Untuk
pemakaian standar digunakan kelas trip 10 yaitu thermal overload akan trip pada
7,2 Ir dalam waktu 4 detik.

Prinsip Kerja TOR


Thermal Overload relay (TOR) merupakan pembatas arus pada motor yang
menggunakan panas sesuai dengan namanya. TOR merupakan alat yang sangat
banyak digunakan saat ini. Cara kerja Thermal Overload relay (TOR) adalah
dengan menkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk mempengaruhi
bimetal. Nah, bimetal inilah yang menggerakkan tuas untuk menghentikan aliran
listrik pada motor melalui suatu control motor starter (baca motor starter).
Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran arus pada dial di alat tersebut.
Adapun grafik invers dari relay overload adalah sebagai berikut :

Gambar 3.13 Karakteristik relay invers

Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa semakin besar arus yang mengalir pada
motor maka waktu yang dibutuhkan untuk mentripkan motor semakin cepat.

3.7 Kontruksi Motor GA 211 F

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 36
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.14 Kontruksi Motor GA 211 F

3.7.1 Single Line Diagram Utama Motor

Gambar 3.15 Single Line diagram Motor

3.7.2. One Line Diagram Lube Oil Motor GA 211 F

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 37
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gambar 3.16 One Line Diagram Motor GA 211 F

Power circuit L1 dan L2 ke YQ1 (breaker) yang kemudian dikopel.


Selanjutnya tegangan diturunkan dari 480 V menjadi 110 V menggunakan trafo.
Dari diagram dapat terlihat selanjutnya ke LCS (Local Control Switch) dimana
letak tombol PB 1 berada pada area lapangan . Ketika tombol (PB 1) di Local
Control Switch ( LCS ) di start dan lube oil dalam keadaan close (motor lube oil
running) kemudian arus mengalir di contactor kecil ( YKA1 ) yang terhubung
dengan YKM (contactor utama/ yang menjalankan motor), ketika YKM energise
maka motor bekerja.

3.8. Prinsip Kerja Motor


Ketika tombol (PB 1) di Local Control Switch ( LCS ) di start dan lube oil
dalam keadaan close (motor lube oil running) kemudian arus mengalir di contactor
kecil ( YKA1 ) yang terhubung dengan YKM (contactor utama/ yang menjalankan
motor), ketika YKM energise maka motor bekerja. YKA1 terhubung dengan
YKT1 (relay timer ) maka relay timer akan bekerja selama waktu tertentu, dimana
relay timer itu sebagai pengontrol dari YKA 2 ( contactor yang menghubungkan
by pass over load biar tidak aktif dalam jangka waktu yang telah ditentukan pada
saat start motor).

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 38
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

3.9. Penentuan Nilai Proteksi Motor GA 211 F


Sebelum menentukan nilai sebuah proteksi terlebih dahulu kita mencari arus
nominalnya, dimana untuk mencari variabel pada rumus dapat kita lihat pada
spesifikasi motor yang tertera pada nameplat. Rumus mencari arus
nominalnya :
𝑃
𝐼𝑁 =
𝑉𝑐𝑜𝑠𝜑√3
3.9.1 Nilai Breaker
Setelah memperoleh nilai arus nominalnya maka dapat dicari nilai
breakernya dengan rumus :
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑒𝑟 = 𝐼𝑁 𝑥 √3
Besar breaker yang di dapat juga dapat kita lihat pada tabel berikut :

Gambar 3.17 Tabel Circuit Breaker


3.9.2. Overload
Setting thermal overload (TOR) 10 % = 𝐼𝑁 x 10 %
Jadi untuk settingan TOR nya adalah = 𝐼𝑁 + 𝑇𝑂𝑅 10%

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 39
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Spesifikasi Motor Centrifuge Area Pusri III

Sebuah Spesifikasi adalah sebuah rincian atau besar nilai atau


kesesuaian yang menunjukkan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah motor listrik.
Dalam penggunaan motor listrik spesifikasi yang tertera pada nameplate sangat
diperlukan sehingga dalam penggunaanya akan sesuai dengan kapaitas yang ada
dan tidak melebihi batas kesesuaian, karena jika melebihi dari kesesuaian dapat
merusak motor listrik tersebut. Spesifikasi pada nameplate Motor Centrifuge GA
211 F yang terdapat pada area PUSRI III,dinamakan centrifuge karena motor listrik
ini menggunakan gaya sentrifugal dan penggunaan motor ini hanya pada urea.
Nameplate pada motor listrik biasanya berisi tentang informasi-informasi yang
penting pada motor listrik. Nameplate pada motor mempunyai informasi umum
seperti daya, tegangan, arus nominal, frekuensi. Setiap pabrikan motor mempunyai
informasi yang variatif. Sehingga, nameplate motor yang satu mempunyai
informasi effiesiensi, sedangkan yang lain bisa saja tidak.

Informasi data sebuah motor yang tertera di nameplate sangat penting sebagai
acuan seorang teknisi untuk:

 mengatur berapa besar proteksi yang harus dipasang.


 melihat sumber tegangan dan maksimum ampere yang dapat dilewati.
 berapa power / kekuatan yang bisa dilakukan oleh motor tersebut.

4.1.1. Spesifikasi Motor Lube Oil GA 211 F

R.P.M 2960
Volts 440/760
Amps 50,1/29
Hertz 50

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 40
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

℃ Temp. 40
Phase 3
HP 100
P 2
Bearings 6312C3
SER.NO 1571000966
DATE CODE 2011
TYPE AEVBKH
FRAME.TEFC 200M
INS.CL F
IP 55
MERK MOTOR TECO
SAFETY FACTOR 125%
Tabel 4.1 spesifikasi motor L.O GA 211 F

4.2 Perhitungan Proteksi Sesuai dengan Spesifikasi Name Plat Motor Lube Oil
GA 211 F di Pusri III
4.2.1. Pengaman Jaringan (Circuit Breaker)
Diketahui dari informasi yang tertera pada nameplate motor :
1 HP = 746 Watt
P = 40 HP x 746 Watt = 29840 Watt
V = 440 Volt
Cos𝜑 = 0,8 (standard)
Mencari nilai breaker yang akan dipakai terlebih dahulu kita cari arus
nominalnya 𝐼𝑁 (arus nominal) :
𝑃
𝐼𝑁 = 𝑉 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜑 𝑥
√3
29840
𝐼𝑁 = 440 𝑥 0,85 𝑥
√3
29840
𝐼𝑁 = 647,02

𝐼𝑁 = 46,11 𝐴
-> 𝐼𝑁 𝑥 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
-> 46,11 𝑥 1,25 = 57,63A
Breaker yang digunakan adalah MCCB karena di atas 40 A

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 41
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

4.2.2. Pengaman Motor (Thermal Over Load Relay)


Setting thermal overload :
TOR = 𝐼𝑁 x 10 %
TOR = 46,11 x 0,1
TOR = 4,61 A
Jadi untuk settingan TOR nya adalah
= 𝐼𝑁 + 𝑇𝑂𝑅 10%
= 46,11 A + 4,61 A
= 50,72 A

4.3. Spesifikasi pada Motor Control Center (MCC) Motor Lube Oil GA 211 F
4.3.1 Breaker

Tabel 4.2 spesifikasi breaker motor L.O

4.3.2 Thermal Overload Relay


Type NSX 160H
UI 800V
Ump 8Kv
Ue(V) Icu(kA) Ics
240 100 100
415 70 70
440 65 65

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 42
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

500 50 50
525 35 35
690 10 10
Tabel 4.3 spesifikasi overload motor L.O

4.4 Analisa Perhitungan Proteksi


Motor GA 211 F yang menggunakan centrifuge pada area PUSRI III
memiliki beberapa proteksi seperti Breaker dan Overload.
4.4.1 Breaker
Breaker pada motor bekerja ketika motor mengalami kelebihan arus. Breaker
sebagai pemutus arus akan bekerja apabila ada arus lebih maka bimetal dalam
breaker akan membengkok karena panas. Bimetal yang membengkok ini akan
membuat kedua terminal yang ada membuka sehingga arus akan berhenti.
Pemasangan breaker pada motor centrifuge GA 211 F menggunakan
penyetelan yang biasa, karena ketika trip harus diaktifkan kembali secara
manual. Breaker digunakan sebagai proteksi secara keseluruhan,karena
menggunakan breaker maka harus memenuhi persyaratan PUIL berikut :

mengetahui setting breaker yang digunakan harus mengetahui lebih dahulu :


1. Jenis motor yang digunakan
2. Arus nominal yang tertera pada nameplat
Setelah mengetahui hal tersebut kita bisa merujuk pada PUIL 2000
dalam penentuan seting arus breaker tersebut.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 43
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Tabel 4.4 persentase pemutus sirkuit berdasarkan jenis motor

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui factor pengali terhadap arus


nominal motor Lube oil. Karena menggunakan DOL Satater maka
spesifikasi arus yang harus dipasang sebesar 250% x I nominal pada
Nameplate = 250% x 50 A = 125 A. berdasarkan perhitungan besarnya nilai
breaker yang digunakan yaitu 57,63 A untuk Motor Lube Oil GA 211 F
pada area PUSRI III. Breaker yang digunakan memiliki spesifikasi yang
cukup baik dengan arus maksimal 57,63 A dengan tegangan 440 V. Terlihat
bahwa perhitungan manual dengan data yang ada pada nameplate
memperlihatkan jika ada arus yang melebihi 50 A yaitu sampai 57,63 A
maka breaker akan memutus aliran sehingga akan melindungi yang lain.
Jika dilihat dari PUIL 2000 breaker yang seharusnya digunakan maksimal
125 A. dengan hasil seperti diatas, maka diperlukan breaker yang lebih
besar agar sesuai dengan spesifikasi dari nameplate pada motor.

4.4.2 Thermal Overload Relay

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 44
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Overload digunakan sebagai pengaman dimana jika ada beban lebih


overload ini akan bekerja. Jika beban lebih tersebut terjadi maka akan
mengakibatkan motor rusak atau terbakar karena motor menanggung beban
diluar kemampuannya. Definisi TOR menurut PUIL 2000 adalah sebagai
berikut :

arus motor, sehingga motor tidak akan mengalami pemuaian. Saat kondisi
seperti ini overload dalam kondisi aman namun ketika terjadi beban lebih
akibat kenaikan arus yang terlalu besar maka bimetal pada overload akan
membuka sehingga akan memutus aliran listrik ke motor.
Berdasarkan perhitungan pada TOR sama halnya dengan perhitungan pada
breaker yaitu 250% x I nominal nameplatn motor .Nilai TOR yang didapat
sebesar 125 A berdasarkan PUIL 2000 namun jika berdasarkan perhitungan
manual didapatkan nilai sebesar 50,72 A.

4.4.3. Kabel
Kabel yang dipasang harus mampu menahan kapasitas aliran arus yang
mengalir. Besarnya nilai KHA (Kuat Hantar Arus) dari penghantar yang
dipasang sangat penting untuk mengetahui luas penampang kabel yang
dibutuhkan. Penentuan nilai KHA mengacu pada pernyataan PUIL 2000
berikut ini :

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 45
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari penulis diatas dapat diambil kesimpulan


yaitu:

1. Menurut PUIL 2000 dengan kapasitas arus nominal motor sebesar 50 A


maka breaker yang diperlukan sebesar 125 A pada Motor Lube Oil GA 211 F.

2. Thermal Over Load Relay (TOR) yang diperlukan sama besar


perhitungannya dengan Breaker menurut PUIL 2000 yaitu sebesar 125 A pada
Motor Lube Oil GA 211 F.

5.2 Saran

1. Dalam penggunaan Breaker menurut PUIL 2000 sebaiknya menggunakan


breaker dengan arus maksimal yang lebih besar karena yang digunakan saat ini
hanya sebesar 50 A.

2. Diharapkan Thermal Over Load Relay (TOR) yang digunakan di setting


250% dari arus nominal motor karena motor yang digunakan jenis motor tanpa
pengasutan atau menggunakan DOL starter.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 46
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Sejarah Pusri. www.Pusri.co.id. Diakses pada tanggal 21 Juli


2018 di Palembang.

Anonim. 2016. Standarisasi dan Klasifikasi Motor Induksi. https://dokumen.


tips/documents/standarisasi-dan-klasifikasi-motor-induksi.html. Diak-
ses pada tanggal 21 Juli 2018 di Palembang.

Lister, Eugene C. 1993. Motor dan Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.

Rachmat, A. 2014. Perancangan dan Pembuatan Alat Uji Motor Listrik Induk-
si 3 Fasa Menggunakan Dinamometer Tali (Rope Brake Dynamo-
meter). jurnal.unma. ac.id/index.php/JE/article/download/11/8. Diak-
ses pada tanggal 21 Juli 2018 di Palembang.

Sasha, Safrida. 2014. Fungsi Sekering atau Fuse. https://www.academia.edu/


11447848/Fungsi _Sekering_atau_Fuse. Diakses pada tangga 21 Juli
2018 di Palembang.

Schan, Zhanggi. 2004. Prinsip dasar Elektronik. Jakarta : Gramedia Pustaka.

Sumanto, M.A. 1995. Motor listrik arus bolak-balik .Yogyakarta: Andi Offset.

Zuhal. 1998. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 47

Anda mungkin juga menyukai