Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 1
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 2
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 3
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 4
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 5
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
dari hasil rekapitalisasi laba dari PT. Pupuk Kaltim Tbk. Dengan demikian
keseluruhan modal disetor dan ditempatkan PT Pupuk Sriwidjaja per 31
Desember 2002 adalah Rp. 3.634.768 juta.
PUSRI I merupakan Pabrik pertama yang dibangun PT Pupuk Sriwidjaja
yang diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas terpasang
sebesar 180 ton ammonia/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana PUSRI
I pada tanggal 16 Oktober 1963.
Pada tahun 1965 melalui penandatanganan perjanjian kerjasama antara
Departemen Perindustrian dan Perusahaan Toyo Engineering Corp dari Jepang
PT Pupuk Sriwidjaja mulai merencanakan perluasan pabrik. Namun rencana
tersebut menemui kegagalan akibat terjadinya pemberontakan G30S/PKI. Pada
tahun 1968 kembali dilakukan perencanaan pembangunan dengan
diadakannya studi kelayakan bersama John Van Der Volk & Associate dari
Amerika serikat.
Pada tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI II dengan kapasitas
terpasang 660 ton ammonia/hari dan 1150 ton urea/hari, dan pembangunannya
selesai pada tahun 1974. Pendirian pabrik tersebut dikerjakan oleh kontraktor
M.W Kellog Overseas Corp dari Jepang. Pada tahun 1992 dilakukan
optimalisasi terhadap kapasitas pabrik PUSRI II menjadi 570.000 ton
urea/tahun. Karena kebutuhan akan pupuk di Indonesia meningkat dengan
pesat, maka pada waktu yang relatif bersamaan dibangun pabrik PUSRI III dan
PUSRI IV.
Pabrik PUSRI III dibangun pada 21 Mei 1975 dengan kapasitas
terpasang 1000 ton ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan
kapasitas produksi urea 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun dengan proses
Mitsui Toatsu Total Recycle (MTTR) C-Improved. Pembangunan pabrik
PUSRI III dikerjakan oleh Kellog Overseas Corp. dan Toyo Engineering Corp.
Lima bulan setelah pembangunan pabrik PUSRI III, pabrik PUSRI IV mulai
didirikan dengan kapasitas terpasang dan proses yang sama.
Pada tahun 1985 pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai
tidak efisien lagi. Sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI IB pada tahun
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 6
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 7
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 8
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 9
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar,
ditambah untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,7965 hektar. Disamping
itu sebagai lokasi cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar yang
dimaksudkan untuk persediaan perluasan komplek pabrik dan perumahan
karyawan bila diperlukan kemudian hari.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 10
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 11
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 12
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
a) Bagian Pemeliharaan Mekanikal Pusri 1B, Pusri II, Pusri III, Pusri
VI, dan PPU dipimpin oleh seorang kepala bagian.
b) Dalam tugasnya kepala bagian dibantu oleh 2 (dua) orang Planner
Scheduler untuk area PPU
c) Bagian Pemeliharaan Mekanikal membawahi 3 (tiga) seksi
pemeliharaan lapangan, yaitu Amoniak, Urea, dan Utilitas.Masing
– masing seksi tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(Foreman Senior).
d) Dalam melakukan tugasnya, Kepala Seksi (Foreman Senior)
dibantu oleh seorang Kepala Regu (Foreman).
e) Seorang Kepala Regu (Foreman) memimpin beberapa anggota
sebagai pelaksana pekerjaan di lapangan.
f) Pada bagian Pemeliharaan Mekanikal terdapat beberapa group
shift dan setiap group shift dipimpin oleh seorang leadman dan
bertanggungjawab kepada kepala bagian.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 13
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
GM Pemeliharaan
Management Rendal
Mechanical Perbengkelan
Listrik Pemeliharaan
Bengkel
Listrik I Listrik II Instrument I Instrument II Instrument III
Listrik
PPU Pusri 3
Utilitas
DIREKTUR
PRODUKSI
GM GM
GM PENGENDALIAN
OPERASI PABRIK, PEMELIHAR
KESELAMATAN AAN
KERJA DAN
LINGKUNGAN
MANAJER
MANAJER PEMELIHARA
PABRIK AN LISTRIK &
PUSRI II INSTRUMEN
MANAJER
MANAJER
PERBENGKELA
PABRIK N
PUSRI III
MANAJER
MANAJER JAMINAN &
PENGENDALIAN
PABRIK
KUALITAS
PUSRI IV
MANAJER
KEPALA
PERENCANAAN
PENGANTON &PENGENDALIA
GAN & N TURN
ANGKUTAN AROUND
Gambar 2.5 Bagan Struktur Direktur Produksi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
B. General Maintenance
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 14
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 15
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5. Modification Maintenance
Pekerjaan yang berhubungan dengan desain suatu peralatan atau
unit.Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau
menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
6. Shut Down Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang
sengaja dihentikan pengoperasiannya.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 16
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
g. Saturasi / penjenuhan
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 17
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 18
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 19
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2.7 Pemasaran
Pada tahun 1979 PT Pupuk Sriwidjaja ditunjuk sebagai
penanggungjawab pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersusidi,
baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun impor untuk memenuhi
kebutuhan program intensifikasi pertanian melalui surat keputusan Menteri
Perdagangan dan Koperasi No. 56/KP/II/1979.
Atas dasar penunjukkan tersebut maka PT Pupuk Sriwidjaja bertanggung
jawab dalam memasarkan dan mendistribusikan berbagai jenis pupuk hingga
sampai di tangan petani (Pipe Line Distribution Pattern) dengan menekankan
mekanisme distribusi pada factor biaya (Least Cosy Distribution Patter).
Untuk dapat memenuhi kewajibannya tersebut PT Pupuk Sriwidjaja
memiliki sistem distribusi, baik untuk tata niaga pupuk produksi dalam negeri
maupun pupuk untuk di impor.
Sarana distribusi dan pemasaran yang dimiliki PT Pupuk Sriwidjaja,
yaitu:
1. Satu buah kapal ammonia : MV. Sultan Machmud Badarudin II.
2. Delapan buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa
berdaya muat masing–masing 66.500 ton, yaitu MV. PUSRI Indonesia,
MV. Abusamah, MV. Sumantri Brojonegoro, MV. Mochtar Prabunegara,
MV. Julianto Mulio Diharjo, MV. Ibrahim Zahier dan MV. Otong
Kosasih.
3.
Banyuwangi serta 1 UPP (Unit Pengantongan Pupuk) sewa di Semarang.
4. 595 buah gerbong kereta api.
5. 107 unit gudang persediaan pupuk dan 261 unit gudang sewa.
6. 25 unit pemasaran PUSRI daerah (PPD) di ibukota propinsi.
7. 180 kantor pemasaran PUSRI Kabupaten (PPK) di Ibukota Kabupaten.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 20
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 21
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB III
DASAR TEORI
Motor listrik arus bolak balik AC adalah Motor yang banyak digunakan pada PT
Pupuk Sriwidjaja.Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Terdapat dua komponen utama pada motor induksi yaitu :
1. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar dari sebuah motor. Rotor dapat berputar
dengan dua sumber energi:
1. Energi Mekanik
– Menggunakan tangan.
– Menggunakan putaran dari alat yang terhubung dengan rotor tersebut.
2. Energi Listrik
Motor diberikan arus listrik.
2. Stator
Stator terdiri dari lilitan atau kumparan yang memberikan efek magnet kepada
rotor, sehingga rotor dapat berputar. Stator dibuat dari dari sejumlah stampings
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 22
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu.
Cara kerja dari motor sinkron yaitu ketika sebuah sumber tegangan tiga fasa
dihubungkan dengan sebuah kumparan jangkar yang terdapat di stator pada
kumparan arusnya akan mengalir. Medan putar homogen kemudian dihasilkan dari
adanya arus tiga fasa pada kumparan jangkar. Berkebalikan dengan motor asinkron
dimana motor sinkron berasal dari sumber Direct Current (DC) yang mendapat
eksitasi eksternal dan akan terhubung melalui slip ring maupun sikat ke rangkaian.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 23
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 24
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
yang ada dalam busket. Penggerak yang bergerak maju mundur inilah yang
digerakkan oleh motor dan berfungsi sebagai pemisah.
3.6.1 Fuse
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 25
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Fuse atau biasa juga disebut sekering merupakan peralatan yang digunakan
saat short circuit atau over current dimana fuse akan memutus rangkaian listrik.
arus listrik atau arus lebih (over current) pada rangkaian listrik. Fuse yang biasa
digunakan pada umumnya adalah fuse dengan jenis sekring glass karena berasal
dari kaca. Pada sekring ini di dalamnya ada kawat khusus, kawat khusus ini harus
ditentukan besar penampangnya untuk menentukan besarnya kapasitas sekring
pada sebuah fuse. Saat terjadi short circuit dimana biasanya kabel akan panas. Ini
terjadi karena pada rangkaian arusnya semakin meningkat, hal ini dapat
mengakibatkan kabel menjadi terbakar dan dapat merambat material lain yang
berada disekitar kabel terbakar tersebut seperti plastic,kayu dan lain lain. Hubung
singkat (short circuit) dapat terjadi pada rangkaian listrik yang sering digunakan.
Fuse atau sekering berfungsi mencegah terbakarnya kabel penghantar saat adanya
panas yang berlebihan, saat short circuit terjadi maka dalam kurun waktu tertentu
arus terputus dengan cepat pada rangkaian listrik dan kebakaran dapat dihindari.
Selain dapat mencegah kebakaran kabel atau material yang lain fuse berguna dalam
mencegah kerusakan akibat arus yang berlebih dengan cara mengamankan
rangkaian listrik atau peralatan lainnya dari kerusakan. Kapasitas sekring atau fuse
dapat dilihat pada bagian dari fuse atau sekring itu sendiri. Dimana terdapat angka
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 26
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
sebagai contoh F5A 200V atau F7A 250V dll yang menunjukkan kapasitas yang
mampu ditahan oleh sekering atau fuse.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 27
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
MCB biasa digunakan pada rumah - rumah ,dimana MCB merupakan suatu
pengaman dengan relay elektromagnetik yang berfungsi ketika terjadi hubung
singkat. MCB juga dilengkapi dengan bimetal yang memiliki fungsi sama sebagai
pengaman beban lebih. Sebagai pengaman MCB tentu saja memiliki berbagai
keunggulan atau keuntungan dalam pemakainnya yaitu :
1. Ketika terjadi hubung singkat pada salah satu fasa maka MCB akan memutuskan
rangkaian.
2. MCB dapat digunakan kembali
3. MCB merespon dengan cepat apabila terjadi beban lebih atau hubung singkat.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 28
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 29
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
berubah menjadi uap minyak sehingga uap minyak ini disekelilingnya akan muncul
gelembung – gelembung gas dan uap minyak.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 30
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VCB (Vacuum Circuit Breaker) dapat memadamkan bunga api dengan cara
memiliki ruang hampa udara. Saat Circuit breaker open atau terbuka maka VCB
ini dapat mencegah hubungan setelah terjadinya bunga api yang muncul karena
gangguan atau sengaja dilepas. Circuit breaker memiliki tipe yang disebut recloser.
Untuk memutuskan dan menyambung kembali arus bolak-balik pada rangkaian
secara otomatis inilah diperlukan Recloser hampa udara. Saat dilakukan penyetelan
Recloser atau pengesetan waktu sebelumnya recloser harus dalam keadaan
terkunci karena recloser dalam keadaan terputus sehingga perlu dikembalikan
secara manuala posisi reclosernya.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 31
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
diambil panas dari busur apinya tersebut yang pada akhirnya padam. Tegangan
circuit breaker ratingnya adalah antara 3.6 KV – 760 KV.
3.6.3 Kontaktor
b. Kontak Bantu
Kontak Bantu terdiri dari Normally Open (NO) dan Normally Close
(NC). Kode dari kontak bantu yaitu angka 13 sampai 22. Kontak bantu
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 32
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
c. Coil Kontaktor
Coil kontaktor berguna untuk mengubah seluruh kontak menjadi open
atau sebaliknya close dengan cara memberi tegangan namun berupa arus
listrik. Pengubahan menjadi close atau open disesuaikan dengan
kebutuhan yang diinginkan.
Pada inti besi di dalam kontaktor elektromagnetik memiliki kumparan
utama. Untuk memunculkan medan magnet yang ada pada inti besi maka
kumparan utama harus dialiri arus sehingga inti besi akan tertarik dari kumparan
hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari
kontaktor tersebut. Hal ini akan berakibat pada kontak utama dan kontak bantu,
dimana kontak utama dan kontak bantu akan berubah posisi dari normal sehingga
kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Ketika arus listrik masih
mengalir pada kumparan utama kontaktor , maka kontak-kontaknya akan tetap
pada posisi operasinya.
Koil merupakan lilitan yang akan mengalami magnetisasi dan kontak –
kontaknya akan tertarik apabila diberi tegangan sehingga terjadi perubahan atau
bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan
pembukaan rangkaian listrik. Sebuah koil akan berubah menjadi magnet dan
kontak akan tertarik jika inti koil yang ada pada kontaktor diberikan arus, sehingga
kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik. Dalam keadaan
normal kontaktor harus dapat memutus maupun mengalirkan arus pada kerjanya.
Pengertian arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak
terjadi. Kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada tegangan DC atau AC.
Kontaktor magnetis memiliki keuntungan ketika digunakan untuk pengganti
peralatan control yang pengoperasinnya secara manual. Keuntungannya yaitu :
1. Penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat
manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 33
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4. Secara otomatis kontaktor dapat dikendalikan dengan sensor yang peka atau
bias juga dengan alat pilot.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 34
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Overload yang terjadi pada motor listrik dapat disebabkan oleh beban yang
berlebih pada motor sehingga inilah yang menyebabkan motor berputar sangat
berat. Beban yang berlebih akan sangat merugikan karena semakin berat beban
motor maka konsumsi arus listrik motor semakin besar. Hal ini jika terus menerus
dibiarkan dalam waktu yang lama maka arus overload menyebabkan pemanasan
pada belitan yang dapat merusak belitan tersebut. Thermal Overload Relay
berfungsi sebagai proteksi motor listrik dari beban lebih. Relay overload bersifat
invers.
Thermal overload memproteksi untuk rangkaian tiga fasa . Rangkain tiga
fasa yang diproteksi dapat yang menggu
nakan system bimetal maupun yang menggunakan sistem elektronik tanpa
suplai terpisah maksudnya thermal overload elektronik ini tidak membutuhkan
sumber daya listrik secara khusus dan mempunyai sensitifitas terhadap hilangnya
fasa yang bekerja dengan sistem diferensial (tidak langsung trip pada kasus
terjadinya hilang satu fasa). Kekurangan dari thermal overload relay ini ketika
kehilangan satu fasa saat trip maka memerlukan alat proteksi lainnya. Kelebihan
dari Thermal overload ini dapat dipasangkan langsung dengan kontaktornya
maupun terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di dalam panel.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 35
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa semakin besar arus yang mengalir pada
motor maka waktu yang dibutuhkan untuk mentripkan motor semakin cepat.
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 36
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 37
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 38
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 39
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB IV
PEMBAHASAN
Informasi data sebuah motor yang tertera di nameplate sangat penting sebagai
acuan seorang teknisi untuk:
R.P.M 2960
Volts 440/760
Amps 50,1/29
Hertz 50
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 40
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
℃ Temp. 40
Phase 3
HP 100
P 2
Bearings 6312C3
SER.NO 1571000966
DATE CODE 2011
TYPE AEVBKH
FRAME.TEFC 200M
INS.CL F
IP 55
MERK MOTOR TECO
SAFETY FACTOR 125%
Tabel 4.1 spesifikasi motor L.O GA 211 F
4.2 Perhitungan Proteksi Sesuai dengan Spesifikasi Name Plat Motor Lube Oil
GA 211 F di Pusri III
4.2.1. Pengaman Jaringan (Circuit Breaker)
Diketahui dari informasi yang tertera pada nameplate motor :
1 HP = 746 Watt
P = 40 HP x 746 Watt = 29840 Watt
V = 440 Volt
Cos𝜑 = 0,8 (standard)
Mencari nilai breaker yang akan dipakai terlebih dahulu kita cari arus
nominalnya 𝐼𝑁 (arus nominal) :
𝑃
𝐼𝑁 = 𝑉 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜑 𝑥
√3
29840
𝐼𝑁 = 440 𝑥 0,85 𝑥
√3
29840
𝐼𝑁 = 647,02
𝐼𝑁 = 46,11 𝐴
-> 𝐼𝑁 𝑥 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
-> 46,11 𝑥 1,25 = 57,63A
Breaker yang digunakan adalah MCCB karena di atas 40 A
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 41
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.3. Spesifikasi pada Motor Control Center (MCC) Motor Lube Oil GA 211 F
4.3.1 Breaker
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 42
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
500 50 50
525 35 35
690 10 10
Tabel 4.3 spesifikasi overload motor L.O
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 43
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 44
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
arus motor, sehingga motor tidak akan mengalami pemuaian. Saat kondisi
seperti ini overload dalam kondisi aman namun ketika terjadi beban lebih
akibat kenaikan arus yang terlalu besar maka bimetal pada overload akan
membuka sehingga akan memutus aliran listrik ke motor.
Berdasarkan perhitungan pada TOR sama halnya dengan perhitungan pada
breaker yaitu 250% x I nominal nameplatn motor .Nilai TOR yang didapat
sebesar 125 A berdasarkan PUIL 2000 namun jika berdasarkan perhitungan
manual didapatkan nilai sebesar 50,72 A.
4.4.3. Kabel
Kabel yang dipasang harus mampu menahan kapasitas aliran arus yang
mengalir. Besarnya nilai KHA (Kuat Hantar Arus) dari penghantar yang
dipasang sangat penting untuk mengetahui luas penampang kabel yang
dibutuhkan. Penentuan nilai KHA mengacu pada pernyataan PUIL 2000
berikut ini :
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 45
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 46
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAFTAR PUSTAKA
Rachmat, A. 2014. Perancangan dan Pembuatan Alat Uji Motor Listrik Induk-
si 3 Fasa Menggunakan Dinamometer Tali (Rope Brake Dynamo-
meter). jurnal.unma. ac.id/index.php/JE/article/download/11/8. Diak-
ses pada tanggal 21 Juli 2018 di Palembang.
Sumanto, M.A. 1995. Motor listrik arus bolak-balik .Yogyakarta: Andi Offset.
Zuhal. 1998. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: PT
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya 47