Pengukurat Berat
Pengukurat Berat
Disusun Oleh :
Kelompok : IV (Empat)/ B
Pengukuran adalah pencatatan suatu besaran secara periodik atau kontinu, misalnya jumlah
bahan dalam satuan kg. Pengukuran merupakan dasar untuk tiap pengendalian atau
pengaturan proses-proses kimia dan fisika. Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari
cara mengukur dengan menggunakan 2 alat timbangan dan menentukan % perbedaan
pengukuran pada pengukuran berat padatan. Pada pengukran berat menggunakan alat
timbangan digital dan timbangan sorong, serta bahan yang digunakan adalah pasir batu dan
zeolit. Percobaan dilakukan dengan mengisi sampel tersebut ke dalam beaker glass iwaki 250
ml dan duran 250 ml sebanyak 25, 50, 75 dan 100 ml. Kemudian ditimbang dengan
menggunakan pasir batu dan zeolit. Hasil yang ditunjukan pada kedua alat tidak jauh berbeda.
Adapun % perbedaan maksimum pengukuran berat pada zeolit yaitu 1,33 % dengan volume
25 ml pada beaker glass iwaki dan 1,29 % dengan volume 25 ml pada beaker glass duran.
Sedangan persentase minimum yaitu 0,6 % dengan volume 50 ml pada beaker glass iwaki dan
0,32 % dengan volume 50 ml pada beaker glass duran. Sedangkan % perbedaan maksimum
pengukuran berat pada pasir batu yaitu 2,21 % dengan volume 1000 ml pada beaker glass
iwaki dan 1,25 % dengan volume 50 ml pada beaker glass duran. Sedangan persentase
minimum yaitu 0,95 % dengan volume 75 ml pada beaker glass iwaki dan 0,12 % dengan
volume 100 ml pada beaker glass duran
1.1. Tujuan
Mempelajari cara mengukur berat bahan dan menentukan perbedaan pengukuran
pada pengukuran berat padatan yang berbeda jenis dan ukurannya antara pasir batu dan
zeolit dengan 2 alat tombangan yang berbeda.
Prinsip pengukuran ini yaitu beban digantung pada suatu pendulum sehingga
dapat mengkompensasi benturan dari samping. Gaya dari beban diperkecil dengan
sistem pengungkit, berat beban dibandingkan terhadap dua anak timbangan yang tidak
berubah beratnya. Makin besar beban maka kemiringan kedua tuas makin besar pula.
Kedudukan dari bagian skala dideteksi oleh sistem optik dan hasil penimbangan
diproyeksikan kecakram baut.
Namun bila kesalahan ± 5°C terjadi pada pengukuran suhu air mendidih pada 100°C,
maka persentase kesalahannya adalah :
5
1.000 𝑥 100 % = 0,5 %
Penunjukkan harga ukur secara digital adalah suatu cara penunjukkan yang
diskrit dari harga yang diukur, misalnya penunjukan harga dengan angka. Pada
penunjukan harga ukur secara digital, kesalahan membaca lebih kecil dibanding
dengan cara penunjukan analog. Syarat untuk memperoleh nilai ukur lebih lanjut,
misalnya pada pencetak dan computer, adalah bahwa nilai singal terdapat dalam bentuk
digital (arus listrik yang berpulsa atau singal pneumatic) karena kebanyakan nilai ukur
atau singal terdapat dalam bentuk analog, dibutuhkan instalasi (conferter) untuk
mengubahnya menjadi bentuk digital.(Tim penyusun, 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, S. S., dan Sari P., 2008, Kimia Industri untuk SMK, Jilid 1, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Tim penyusun. 2018. Penuntun Praktikum Instrumen dan Kontrol. Program Studi D-
III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau. Pekanbaru.