TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Sekitar 55%
adalah cairan dan 45% sisanya terdiri atas sel darah (Pearce, 2011). Rata-rata
manusia dengan tubuh yang sehat memiliki lima hingga enam liter darah yang
jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama, tergantung kepada umur, jenis
mempunyai kekentalan yang besarnya tiga hingga lima kali kekentalan air, Ph
7,35 hingga 7,45, dan bisa berwana merah cerah (darah arteri) atau merah gelap
(darah vena) menurut saturasi oksigen serta kadar hemoglobin (Komalasari et al,
2011)
jaringan tubuh.
6
7
c. Karbon dioksida (CO2) dari seluruh jaringan tubuh ke alat pernapasan yaitu
paru-paru.
penyakit dan racun. Fungsi ini dilaksanakan oleh zat antibody, sel-sel darah
dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang aktif
Selain fungsi diatas, darah juga berfungsi sebagai proteksi terhadap cidera
adanya pembekuan, fibrinolitik yang ada pada plasma. (Tarwoto & Wartonah,
2008)
Plasma merupakan bagian cair dari darah yang tidak mengandung sel-sel
dengan cara memisahkan sel-sel darah dari darah (whole blood) dengan cara
mineral, lemak, glukosa dan asam amino ke jaringan. Juga merupakan medium
8
untuk mengangkut bahan buangan seperti urea, asam urat dan sebagian karbon
Plasma darah terdiri dari : Air 91%, Protein 8,0% (Albumin, Globulin,
Garam dari Kalium, Fosfor, Magnesium dan Besi dan seterusnya). Sisanya diisi
oleh sejumlah bahan organic, yaitu : Glukosa, Lemak, Urea, Asam Urat,
Kreatinin, Kolesterol, dan Asam Amino. Plasma juga berisi gas (Oksigen dan
Apabila setetes darah diletakkan di atas kaca objek yang bersih dan kering
kemudian di buat sediaan hapus dan diwarnai dengan pewarnaan May Grunwald-
Giemsa (MGG). Secara garis besar akan tampak sel-sel yang dapat dibagi dalam 3
memberi warna merah pada darah (Sadikin, 2014). Fungsi utama eritrosit adalah
jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida (CO2) dari jaringan tubuh ke paru.
Eritrosit tidak mempunyai inti sel, tetapi mengandung beberapa organel dalam
mengandung zat besi (Fe) sehingga dapat mengikat oksigen. Eritrosit berbentuk
bersifat fleksibel sehingga dapat melewati lumen pembuluh darah yang sangat
Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap,
tahap awal besar dan berisi nucleus tetapi tidak ada hemoglobin, kemudian
dalam sirkulasi darah. Rata-rata panjang hidup darah merah kira-kira 115 hari. Sel
dan hati. Globin dari hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan
sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin
dikeluarkan untuk digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem
dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yaitu yang berwarna
kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak
pada luka memar. Bila terjadi pendarahan maka sel darah merah dengan
sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila
kadar hemoglobin turun sampai 40% atau dibawahnya, maka diperlukan tranfusi
Trombosit melekat pada lapisan endotel pembuluh darah yang robek (luka)
adenosine difosfat (ADP), dan adenosine trifosfat (ATP), kalsium, serotonin, serta
proses pembekuan darah. Umur trombosit kurang lebih sekitar 10 hari (Kiswari,
2014).
dalam jaringan limfatikus (limfa, timus, dan tonsil) dan diangkut oleh darah ke
organ dan jaringan. Umur leukosit adalah 13-20 hari. Vitamin, asam folat dan
metamyelosit dan bands (neutrofil pada tahap awal kedewasaan), dan akhirnya,
dewasa). Fungsi utama leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan
b. Leukosit dengan inti bulat (agranulosit) yang memberi kesan bahwa sel ini
sehingga didominasi oleh inti yang bulat, dinamakan sebagai limfosit. Sel-
2.2 Antikoagulan
kalsium (Ca). Ion kalsium adalah salah satu faktor pembekuan (faktor IV), tanpa
Trombin adalah enzim yang berperan dalam perubahan fibrinogen menjadi fibrin
13
hematologi yaitu:
yang terpilih untuk tes koagulasi. Natrium sitrat digunakan dalam bentuk
2. Oxalate
atau cair tri-kalium (K3), EDTA pada bagian tutup tabung berwarna lavender
(ungu). Cara kerja EDTA yaitu dengan mengikat ion kalsium sehingga
14
terbetuk garam kalsium yang tidak larut. Takaran pemakaian EDTA dalah 1-
4. Heparin
pemeriksaan kimia darah, elektrolit, enzim, kultur sel dan OFT (osmotic
fragility test) (Arianda, 2015). Heparin sedikit toksik dan harganya relatif
mahal. Ada 3 jenis heparin yaitu ammonium, litium dan sodium heparin.
Asam sitrat berfungsi mencegah koagulasi dengan cara mengikat ion kalisum
melalui sedikit efek pada trombosit. ACD tersedia dalam dua formulasi yaitu
(Kiswari, 2014).
2.3 Hemoglobin
dalam darah normal kira-kira 15gr tiap 100 ml darah. Sel darah merah yang telah
melewati masa hidupnya dan hancur, maka hemoglobin yang di lepaskan dari sel
akan dicerna oleh sel-sel dari sistem makrofag. Disini terjadi pelepasan besi bebas
isotop diketahui bahwa bagian hem dari hemoglobin terutama disintesis dari asam
asetat dan glisin. Sebagian besar sintesis ini terjadi didalam mitokondria. Langkah
membentuk molekul hem, pada akhirnya keempat molekul hem berikatan dengan
satu molekul globin. Satu globin yang disintesis dalam ribosom retikulum
Sintesis Hemoglobin dimulai dari suksinil koA yang dibentuk dalam siklus
krebs berikatan dengan glisin yang dipengaruhi oleh enzim asam aminolevolinat
(ALA) molekul pirol. Koenzim pada reaksi tersebut yaitu piridoksal fosfat
(vitamin B6) yang dirangsang oleh eritropoetin, kemudian empat pirol bergabung
ferro/ Fe2+) untuk membentuk molekul heme. Dan pada akhirnya, setiap molekul
heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut globin yang
Vitamin B12 terdiri dari sebuah cincin porifin yang melekat ke sebuah basa
nukletida. Cincin porfirin sangat mirip dengan hem, kecuali bahwa besi diganti
oleh kobalt. Metabolisme Vitamin B12 dan asam folat berperan penting dalam
sintesis dan pertukaran antar molekul flagmen 1- dan 2-karbon. Reaksi-reaksi ini
2. Besi
Sekitar 65% dari 4000 mg besi yang normal terdapat di dalam tubuh (60 mg/kg
pada pria dan 50 mg/kg pada wanita) terikat ke hem. Diperlukan 1 mg besi untuk
setiap ml sel darah merah yang diproduksi. Setiap hari, 20 hingga 25 mg besi
diperlukan untuk eritropoiesis, sebanyak 95% didaur ulang dari besi yang berasal
dari perputaran eritrosit dan katabolisme hemoglobin. Hanya 1 mg/hari yang baru
17
diserap untuk mengimbangi pengeluaran minimal besi melalui feaces dan urine
dari pasangan dua polipeptida yang berbeda di sebut (α, β, γ, δ, S dan seterusnya ).
(146 residu ) dari hemoglobin A dikode oleh gen yang berbeda dan memiliki
Hb + O2 HbO2
oksigen.
18
Hb + CO HbCO
Afinitas hemoglobin untuk oksigen jauh lebih rendah dari pada afinitasnya
Sejumlah kecil karbon monoksida dibentuk dalam tubuh, dan gas ini di
duga sebagai pesan kimia diotak dan di tempat- tempat lain. Dalam jumlah yang
lebih banyak gas ini akan bersifat racun terhadap tubuh. Karbon monoksida
HbO2 50% dari jumlah normal masih dapat melakukan kerja fisik sedang, tetapi
individu sedang yang kadar HbO2 turun sampai taraf yang serupa akibat adanya
tertentu pada rantai globin dan setiap rantai globin disintesis pada suatu
kromosom yang spesifik. Rantai epsilon, beta, gamma, dan delta dibentuk oleh
19
gen yang terletak dalam kromosom 11. Rantai alpha dan zeta dibentuk oleh gen
jenis kelamin dan umur. Batas normal kadar hemoglobin menurut kelompok umur
2.4 Ginjal
tubuh dengan baik. Ginjal melakukan fungsi yang paling penting dengan
menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrat dengan kecepatan yang
20
bervariasi bergantung pada kebutuhan tubuh. Dan pada akhirnya ginjal membuang
zat yang tidak diinginkan dengan filtrasi darah dan menyekresi ke dalam urine.
Sementara zat yang dibutuhkan masuk kembali ke dalam darah (H. Syaifuddin,
2011)
Price & Wilson (2005) menjelaskan secara singkat fungsi utama ginjal yaitu :
1. Fungsi Eksresi
sumsum tulang
21
hormon gastrointestinal.
Gagal ginjal ialah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang ireversibel pada suatu derajat dimana memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Salah satu
sindrom klinik yang terjadi pada gagal ginjal ialah uremia. Hal ini disebabkan
1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari tiga bulan, berupa kelainan
manifestasi:
a. Kelainan patologis
secara tiba-tiba, dapat disebabkan oleh obstruksi, sirkulasi darah yang terganggu
atau penyakit ginjal yang melatari. Terlepas dari tipenya, baik prarenal, intrarenal,
atau pascarenal, biasanya gagal ginjal akut melewati 3 fase berbeda, yaitu : fase
oliguria, fase diuresis, dan fase pemulihan. Sekitar 5% pasien yang dirawat di
rumah sakit mengalami gagal ginjal akut. Keadaan tersebut biasanya bersifat
reversible setelah menjalani terapi, akan tetapi jika tidak menjalani terapi keadaan
ini dapat berlanjut menjadi penyakit ginjal terminal (end-stage renal disease),
Gagal ginjal akut merupakan sakit yang kritis. Tanda-tanda yang dini pada
lainnya akan terjadi ketika keadaan uremia yang dialami pasien bertambah berat
dan disfungsi renal menggangu sistem tubuh yang lain. Dan gejala-gejala yang
timbul yaitu :
2.5 Hemodialisis
1. Pengertian Hemodialisis
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien gagal ginjal (Black &
2. Tujuan Hemodialisis
nitrogen yang bersifat toksik dari dalam tubuh pasien ke dializer tempat darah
Ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis, yaitu difusi, osmosis
dan ultrafiltrasi. Pada difusi toksin dan zat limbah didalam darah dikeluarkan,
dengan cara bergerak dari darah yang memiliki kosentrasi tinggi ke cairan dialisat
yang memiliki konsentrasi rendah. Pada osmosis air yang berlebihan pada tubuh
akan dikeluarkan dari tubuh dengan menciptakan gradien tekanan dimana air
bergerak dari tubuh pasien ke cairan dialisat. Gradien ini dapat ditingkatkan
melalui penambahan tekanan negatif yang dikenal sebagai ultrafiltrasi pada mesin
4. Indikasi Hemodialisis
minggu) atau pasien dengan gagal ginjal tahap akhir yang memerlukan terapi
Secara umum indikasi dilakukan hemodialisis pada penderita gagal ginjal adalah:
b. Hiperkalemia
f. Kelebihan cairan
5. Adekuasi Hemodialisis
(Cahyaningsih, 2009).
1. Gejala pasien
4. Kinetik Modelling
6. Komplikasi
b. Emboli udara merupakan komplikasi yang jarang tetapi dapat saja terjadi
kemungkinan terjadi lebih besar jika terdapat gejala uremia yang berat.
f. Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dan cepat
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar hemoglobin,
antara lain :
1. Cara Tallquist
Kita hanya mendapat kesan kadar Hb saja, kecuali bila tidak ada hemo
globinometer baru dapat dipakai. Sebagai dasar diambil ialah 100% = 15,8 gram
per 100 ml darah. Tallquist mempergunakan suatu skala warna dalam suatu buku,
mulai dari merah muda 10%. Ditengah–tengahnya ada lowong, ditempat mana
darah yang akan dibandingkan dapat dilihat, jadi darah dibandingkan secara
2. Cara Sahli
dibandingkan secara visual dengan standart dalam hemometer dan dibaca pada
tabung sahli. Cara sahli ini bukanlah cara yang teliti. Kelemahan metodik
berdasarkan kenyataan bahwa kolorimetri visual tidak teliti, bahwa hematin asam
asam itu bukan merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat
distandartkan. Cara ini juga kurang baik karena tidak semua macam hemoglobin
3. Cara Kupersulfat
Cara yang kasar ini sering dipakai untuk menentukan apakah seseorang
boleh menjadi donor darah atau tidak. Untuk menentukan hal ini tidak diperlukan
angka mutlak, tetapi cukup ditetapkan nilai minimum saja dimana donasi darah
tidak membahayakan yang bersangkutan. Nilai ini adalah berat jenis 1.053 pada
wanita yang sesuai dengan kadar hemoglobin kurang lebih 12,5 g/dl dan berat
jenis 1.005 untuk pria yang sesuai dengan kadar hemoglobin 13,5 g/dl. Cara ini
berat jenis 1.053 – 1.055. Bila tetes darah naik sampai kepermukaan berarti berat
jenisnya lebih rendah. Hasil pemeriksaan menjadi tidak tepat apabila CuSO4
atau bila ada sesuatu disamping hemoglobin yang merubah berat jenis darah
4. Cara Sianmethemoglobin
larutan diukur pada panjang gelombang 546 nm. Larutan drabkin yang dipakai
bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai ± 2%
(R.Gandasoebrata, 2007).
5. Automatic Analyzer
hitung sel darah otomatis yang sangat membantu pemeriksaan rutin. Hematology
analyzer adalah unit tunggal yang meliputi suatu penganalisis specimen yang
darah secara keseluruhan serta bagian modul data yang meliputi computer,
reproduksibilitas yang tinggi seingga beban kerja menjadi lebih efisien, diagnosis
lebih cepat dan pengobatan juga akan tepat. Namun cara manual tetap tidak dapat
metoda pemeriksaan dan reagen. Proses kalibrasi harus dikerjakan secara simultan
28
dalam satu kesatuan and kondisi juga dilakkan pengecekan terhadap arus listrik,
trjadi pada setiap sel yang melewati sebuah lubang sel pada oriffce (ruang
perhitungan). Teknik ini sangat berguna untuk menentukan jumlah dan ukuran
bahwa darah adalah kondduktor yang baik dan pelarut yang digunakan adalah
konduktor yang baik. Metode ini menggunakan dua electrode yang satu diletakan
daam oriffce dan yang lainnya diletakan dibagian luar. Diantara kedua electrode
tersebut (terbuat dari platinum) dialirkan arus listrik konstan. Perhitungan sel
terjadi saat sel-sel darah dialirkan melewati lubang bersama mengalirnya larutan
(reagen). Pada saat tidak ada sel yang melewati lubang office maka resistensi akan
b. Flowcytometri
darah dengan cara sel darah dialirkan melalui suatu celah sempit satu per satu.
Light scattering merupakan metode dimana sel darah dalam aliran akan melewati
suatu celah. Dan pada celah tersebut terdapat sensing area kemudian berkas
cahaya akan difokuskan di sensing area tersebut. Apabila sel darah mengenai
mengubahnya menjadi sinyal listrik, kemudian sinyal tersebut akan dianalisis oleh
komputer. Keuntungan dari flow cytometry ini adalah tingkat efisiensi dan
a. Menggunakan Cuvvet
diukur pada dua Panjang gelombang yaitu 570 dan 880 nm. Reagen yang
digunakan untuk pemeriksaan adalah Drabkin dalam bentuk kering yang ada
didalam cuvet. Nilai normal untuk alat portable digital analyzer diatas yaitu laki-
laki 13,0 g/dl sampai dengan 18,0 g/dl, dan perempuan 11,0 g/dl sampai dengan
16,0 g/dl.
Prinsip kerja alat POCT adalah sel pengukuran dimana reaksi tertentu
dapat berlangsung, sel ini dapat berupa matriks yang berpori, chamber atau suatu
permukaan (surfance). Cara pengukuran pada alat ini dapat secara visual, optikal
mengukur kadar kimia darah menggunakan alat POCT ada dua macam yaitu
pada sebuah reaksi elektrokimia. Jika darah diteteskan pada strip uji, akan terjadi
30
reaksi antara darah dan reagen yang ada dalam strip. Reaksi akan menghasilkan
arus listrik yang besarnya sama dengan kadar bahan kimia yang ada pada darah.
warna yang terbentuk dari reaksi antara sampel yang mengandung bahan kimia
dengan reagen yang ada pada strip uji. Reagen yang ada pada strip uji akan
menghasilkan intensitas warna tertentu yang linear dengan kadar bahan kimia
antara zat tertentu dalam darah dan zat kimia pada reagen kering (strip) akan
diukur dan dikonversi menjadi angka yang sesuai dengan jumlah muatan listrik.
Angka yang dihasilkan dianggap setara dengan kadar zat yang diukur dalam darah
(Menkes,2010)