beberapa faktor ada pula yang berasal dari luarnya. Faktor internal merupakan faktor yang
mampu menumbuhkan minat seseorang kerana adanya kesadaran diri sendiri tanpa ada
paksaan dari orang lain antara lain faktor emosional, persepsi, motivasi, bakat, dan penugasan
ilmu penegtahuan. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang mampu menumbuhkan minat
seseorang akibat adanya peran orang lain dan lingkungan yang ada di sekitar seperti faktor
A. Kecerdasan Emosioanl
melalui dua jalan yaitu secara kuantitatif adalah proses belajar untuk memecahkan masalah
yang dapat diukur dengan tes inteligensi, dan secara kualitatif suatu cara berpikir dalam
membentuk konstruk bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang
Menurut Daniel Goleman (2002) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang
khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi
terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira
mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa,
menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur
suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik, apabila
seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau
dapatberempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih
mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan social serta lingkungannya. Sebuah penelitian
yang mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada
2009).
pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan
sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional,
para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran
seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2002: 64) kesadaran diri adalah
waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada
maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran
diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat
2. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.
Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama
akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 200). Kemampuan ini mencakup kemampuan
untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan
yang menekan.
3. Memotivasi Diri Sendiri
Hasil belajar atau prestasi yang baik harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri
individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman
(2002: 57) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan
kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu
dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka
terhadap perasaan orang lain dan lebih ampu untuk mendengarkan orang lain.
5. Membina Hubungan
membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit
Casmini (2007: 23-24) ada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kecerdasan
1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang. Setiap manusia akan
memiliki otak emosional yang di dalamnya terdapat sistem saraf pengatur emosi atau
2. Faktor eksternal adalah faktor pengaruh yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor
eksternal kecerdasan emosi adalah faktor yang datang dari luar dan mempengaruhi
perubahan sikap. Pengaruh tersebut dapat berupa perorangan atau secara kelompok.
Keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh
memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih banyak sukses
di sekolah dan dalam berhubungan dengan rekan-rekan sebaya serta akan terlindung dari
resiko-resiko seperti obat-obat terlarang, kenakalan, kekerasan serta seks yang tidak aman
(Gottman, 2001). Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa keterampilan dasar emosional
tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan
tersebut dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional atau yang bisa dikenal dengan EQ
serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya. Peserta didik yang memiliki
kecerdasan emosional yang baik, akan membentuk generasi yang berpendidikan berkarakter.
baik bagi kehidupan siswa tersebut, baik di dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Kecerdasan emoisonal sudah semestinya harus terus dilatih, dikelola dan juga dikembangkan.
B. Persepsi
sesuai dengan kepribadian, minat, motivasi, dan sikap yang ada dalam individu
tersebut. Rangsangan atau informasi yang diterima setiap individu akan menyebabkan
perubahan pandangan, pendapat dan daya pikir terhadap suatu obyek tertentu yang disebut
dengan persepsi. Persepsi adalah gambaran atau cara pandang seseorang terhadap sesuatu
melalui panca indera. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:759), “persepsi
adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca indera”. Sedangkan menurut Imam Muchoyar ( 1991:24 ),
persepsi adalah suatu proses perubahan seorang terhadap informasi suatu obyek yang
yang dimiliki dan proses tersebut bertahan dengan pemberian arti atau gambaran atau
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului dengan penginderaan yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya dan diteruskan ke pusat
susunan saraf otak. Stimulus yang diindera oleh individu kemudian diinterpretasikan
sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera (Bimo Walgito,
1997:53). Proses terjadinya persepsi tidak akan lepas dari proses. Proses bekerjanya alat
kecenderungan menafsirkan suatu hal dengan hasil yang sama tetapi dengan cara yang
berbeda. Penafsiran itu dapat berupa kesan atau pendapat yang dilihat, diamati dan didengar.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan penafsiran, diantaranya adalah
cara pandang seseorang terhadap suatu obyek tertentu dengan cara yang berbeda-beda
Menurut Dakir (1995:42), bahwa persepsi itu merupakan “proses mengetahui obyek-obyek
hanya melihat saja tetapi mendengarkan, hal itulah yang disebut persepsi aktif bukan
persepsi pasif. Aktivitas ini akan memperbesar daya beda (seleksi), dalam pengertian
persepsi terkadang mempunyai arti memberikan penafsiran terhadap obyek yang diamati
itu. Pada bagian lain, Dali Gulo (1992:207) menyatakan bahwa “persepsi adalah proses
seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungan melalui inderaindera yang
dimilikinya, pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi data indera”.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan persepsi adalah proses seseorang dalam
memahami lingkungannya. Persepsi juga dapat dilihat dari segi kognitif yang dialami
oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat
kondisi manusia tidak selalu statis. Dalam kondisi sadar, manusia selalu dipengaruhi oleh
berbagai stimulus yang ada di lingkungannya. Stimulus itu akan mengusik manusia melalui
tanggapan terbesar adalah stimulus yang mempunyai intensitas rangsangan yang terbesar
pula. Stimulus yang mampu memberikan rangsangan cukup besar yaitu yang melibatkan
banyak organ dan indera manusia. Persepsi seseorang tentang suatu oybek, kejadian
atau informasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal (Dimyati
Mahmud, 1990:45).
Faktor internal meliputi kemampuan dan ketajaman alat indera dan perhatian yang
terkonsentrasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu rangsangan yang jelas. Meskipun alat
indera seseorang cukup baik dan sehat tetapi jika kurang terkonsentrasi maka persepsi
seseorang terhadap suatu obyek sangat mungkin menjadi berlainan. Begitu pula jika
faktor internalnya telah terpenuhi tetapi faktor eksternalnya tidak memberikan rangsangan
yang cukup apalagi informasinya kabur, maka persepsi seseorang terhadap suatu obyek
dikemukakan menjadi : (1) perhatian yang selektif, (2) intensitas rangsangan, (3) nilai
kebutuhan, dan (4) pengalaman terdahulu. Indera menerima informasi dari beberapa
obyek atau rangsangan kemudian diinterpretasikan oleh otak, maka kemampuan dalam
bagian-bagian yang perlu mendapatkan perhatian secara serius. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa konsep persepsi yaitu proses seleksi, organisasi dan interprestasi
C. Bakat
D. Motivasi
Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah
sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang
ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan
Menurut A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai
dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Menurut Morgan, mengatakan bahwa
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan
menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
Arti penting motivasi dalam proses belajar. Dalam belajar sangat diperlukan motivasi.
jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil juga
pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para
siswa. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan. Motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan. Ada tiga fungsi motivasi belajar yang dikemukakan oleh
Syaiful Bahri, yaitu : a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Pada mulanya siswa tidak
ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk
belajar. Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa
untuk belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah
perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar. b) Motivasi
sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa
itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung. Siswa akan mela kukan aktivitas dengan
segenap jiwa dan raga. Akal dan pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk
dengan kehendak perbuatan belajar. c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Yaitu dengan
tujuan tersebut. Pada intinya manfaat motivasi dapat di simpulkan bahwa motivasi
sebagai penggerak kegiatan, motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai